MAKALAH
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Filsafat Pendidikan
Islam kepada
Dosen pengampu: Muhammad
thoha
Di Susun Oleh :
ANDIA RIZKA
MAULINA : ( 1820501020008 )
JURUSAN
TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
PAMEKASAN
TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. Wb.
Puji syukur alhamdulillah saya
panjatkan kehadirat Allah SWT karena sebab rahmat dan nikmatnya saya dapat
menyelesaikan sebuah tugas makalah Filsafat Pendidikan Islam ini, yang
diberikan oleh Bapak Muhammad Thoha selaku dosen pengampu.
Sholawat serta salam semoga
tercurah limpahkan kepada nabi muhammad
SAW yang telah membawa kita dari alam jahiliyah menuju alam ilmiyah sehingga
kita semua bisa merasakan betapa indahnya agama islam yang penuh dengan ilmu-
ilmu pengetahuan semoga kita bisa selamat dunia akhirat.
Pembuatan makalah ini bertujuan
untuk menyelesaikan tugas dari dosen agar memenuhi tugas yang telah ditetapkan,
dan juga agar setiap mahasiswa dapat terlatih dalam pembuatan makalah. Makalah ini
berjudul“konsep pendidikan islam dalam perspektif ibnu khaldun”.
Adapun sumber sember dalam pembuatan makalah ini, didapatkan dari beberapa
buku yang membahas tentang materi yang berkaitan dengan makalah ini. Kami sebagai
penulis makalah ini, sangat berterimakasih kepada penyedia sumber walau tidak dapat
secara langsung untuk mengucapkannya.
Kami menyadari bahwa setiap manusia memiliki keterbatasan, begitupun dengan kami yang masih seorang mahasiswa.
Dalam pembuatan makalah ini mungkinmasih banyak sekali kekurangan kekurang yang
ditemukan, oleh karena itu, kami mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya .
Kami mangharapkan ada kritik dan saran dari para pembaca sekalian dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat .
Wassalamualaikumwr.wb.
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... .......1
C. Tujuan Masalah …. ...............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Biografi
ibn khaldun..................................................................................2
B.
Konsep
pendidikan menurut ibn khaldun .................................................3
C.
Pemikiran
pendidikan menurut ibnu khaldun............................................4
D.
Tujuan
pndidikan menurut ibnu khaldun...................................................5
E.
Korelasi
antara pendidikan ibnu khaldun dengan pendidikan sekarang....6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................7
B. Saran
.........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................8
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pemikiran
para filosof islam berbeda-beda dan ketika di gabungkan antara berbagai aliran
terkadang bertentangan dengan satu sama lain, ibnu khaldun mengadakan konsep
pendidikan islam supaya bisa mengetahui seperti apa dan bagaimana konsep
pendidikan islam menurut ibnu khaldun itu sendiri, dan supaya bisa membedakan
antara konsep-konsep menurut para ahli lainnya.Oleh karena itu ibnu khaldun
memberikan konsep pendidikan islam sebgai sarana perolehan ilmu, dan juga
memiliki keterkaiatan dengan pekerjaan, pembentukan kepribadian, dan pembimbing
menuju pemikiran perbuatan yang benar.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Biografi
ilmu khaldun ?
2.
Apa
konsep pendidikan islam menurut ibnu khaldun ?
3.
Bagaimana
konsep pendidikan islam menurut ibnu khaldun ?
4.
Apa
tujuan pendidikan islam menurut ibnu khaldun ?
5.
Apa
korelasi pendidikan ibnu khaldun dengan pendidikan sekarang ?
C.
Tujuan
Masalah
1.
Mengetahui
biografi ibnu khaldun.
2.
Mengetahui
konsep pendidikan menurut ibnu khaldun.
3.
Mengetahui
bagaiman pengaplikasian pendidikan menurut ibnu khaldun.
4.
Mengetahui
tujuan pendidikan islam menurut ibnu khaldun.
5.
Mengetahui
korelasi pendidikan masa ibnu khaldun dengan oenddikan sekarang.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Biografi Ibnu Khaldun
Nama
lengkap beliau adalah Abdul Rahman Abu Zaid Waliyuddin ibnu khaldun al maliki
al khadrami. Beliau lahir pada 733 H/ 1332 M di naysabur, dan meninggal dunia
pada 808 H/ 1404 M dalam usia 74 tahun. Beliau adalah seorang yang tegas dalam
menjalankan tugas, ahli dalam bidang sosiologi sert bijak dalam menyelesaikan
masalah. Ketokohan beliau populer sebagai pakar sejarah, pakar
sosiologi(kemasyarakatan),ahli falsafah dan politik beliau mendapat pendidikan
awal dari ayahnya tentang dasar-dasar agama seperti al-qur’an,fiqih,hadist dan
tauhid. Beliau juga merupakan seorang hafidz al-aur’an sejak kecil. Ketika
dewasa beliau linguistik bahasa arab seperti nahwu dan sharf, usuluddin serta
kesusastraan. Setelah itu, beliau juga mempelajari ilmu
mantiq,sains,falsafa,matematika,dan sejarah dari beberapa ulama terkemuka pada
masa itu.
Ilmu Khaldun merupakan anak dari
al-alamah abdul rahman ibn khaldun al-hadhrami al tunisi yang merupakan seorang
ahli masyarakat arab yaman. Keluarga khaldun hijrah ke spanyol pada abad ke
delapan bersamaan dengan gelombang penaklukan islam disemenanjung andulusia.
Bani khaldun lahir dan tumbuh di kota
Qaramunah din Andalusia. Disana ia menetap bersama kakeknya, khalid ibn Usman.
Keluarga ini pertama kali dikenal dan
disebut-sebut setelah daulah muahhidin, yang mengasai Andaludia, lemah.
Walaupun
begitu, otobiografinya sedikit menjelaskan kehidupan pribadinya dan tidak banyak menjelskan tentang latar
belakang keluarganya. Lazimnya ia dikenal sebagai nama ibn khaldun setelah
silsilah jauhnya. Beliau dilahirkan ditunisia pada 732 H/ 1332 M dalam sebuah
keluarga andalusia yang berkedudukan tinggi , yakni banu khaldun (keluarga
khaldun). Keluarga yan menduduki banyak jabatan tinggi di Andalusia pindah ke
tunisia setelah jatuhnya Sevilla ke tangan tentara reconquista di pertengahan
abad ke-13 M.
B.
Konsep
pendidikan Menurut Ibnu Khaldun
Ibnu
khaldun berpendapat bahwa tidak cukup bagi seorang guru untuk melengkapkan diri
dengan ilmu saja, sebagai pengetahuan yang harus disediakan oleh guru kepada
murid. Beliau menyarankan agar kita dapat memperbaiki cara menyampaikan ilmu pada
golongan muda atau kanak-kanak. Cara yang dimaksud disini hendaknya tidak
menggunakan satu cara saja dalam mempelajari ilmu pengetahuan melainkan
mmemperhatikan dimensi psikologi dan tahap persiapan mental dan bakat ilmiyah.
Ibnu Khaldun berpendapat agar guru
menggunakan suatu metode pengajaran atau yang disebut dengan (thariqah),
walaupun ia menggunakan materi pengajaran atau yang disebut dengan (madah) pada
saat mengajar ilmu tersebut akan tetapi metode dan materi ini merupakan sesuatu
hal yang berbeda dan hubungannya antara metode dan materi itu adalah saling
memerlukan antra satu dengan yang lain apabila melakukan proses pengajaran. Hal
ini karena metode akan membantu materi ilmu tersebutagar dapat disampaikan
dengan baik.[1]
Selain itu pendidikan anak menurut
ibnu khaldun hendaknya dilakukan secara bertahap dari satu tingkatan ke
tingkatan yang lebih tinggi sejalan dengan kemampuan akal seseorang, sesuai
dengan ketetapan nabi yaitu ajarila ank-anakmu sesuai kadar kemampuannya. Oleh
karena itu, proses pembelajaran suatu nidang study harus dimulai dari yang
paling elementer (yang paling bawah) yang bersifat global. Baru setelah anak
didik memahami ang elementer maka bisa dilanjutkan dan dikembangkan lebih
detail dan rinci. Nah, disinilah seorang guru memahami psikologi peserta didik.[2]
Guru hendaknya memiliki beberapa
sikap: kasih sayang, lemah lembut dan memahami jiwa peserta didik, tidak
sebaliknya, berlaku kasar dan menakutkan,karena sikap tersebut akan membentuk
peserat didik berlaku negatif seperti : bohong,malas,berpura-pura.
Menurut
Ibnu Khaldun, kemajuan pendidikan berkaitan erat dengan kemajuan ekonomi suatu
bangsa/negara dan tingginya tingkat peradaban maksudnya disini ketika anak bangsa di didik dengan baik
tentunya akan melahirkan generasi bangsa yang juga baik. Nah, disinilah akan
menciptakan kesejahteraan bagi bangsanya. Suatu bangsa akan dikatakan maju
ketika generasinya berpendidikan dengan baik.
Mengenai sarana dan media
pembelajaran, ibnu khaldun membagi dalam dua bagian,yakni :
1.
Media
yang ditolak Ibnu Khaldun, yaitu media yang bukan karena itu sendiri, melaikan
karena tujuan yang diketahui akan membawa resiko bagi peserta didik,seperti
banyaknya refrensi, banyaknya ringkasan/resume. Ketika peserta didik terlalau
banyak meringkas akan tetapi tidak dipahami akan prcuma saja karena hal
sepertiitu bisa memberatkan bagi peserta didiknya. Dalam metode ini Ibnu
khaldun menginginkan ketika mengajar seharusnya dimulai dari hal-hal yang
bersifat umum terlebih dulu agar mudah dipahami oleh para peserta didiknya.
2.
Media
yang membawa nilai positif seperti memulai dengan pelajaran umum dan global.
Nah, metode ini memungkinkan untuk mudah dipahami oleh peserta didik karena
hal-hal yang bersifat umum bisa cepat
dicerna dan diingat oleh peserta didik.
C.
Pemikiran
pendidikan Islam menurut Ibn Khaldun
Beberapa
pemikiran Ibn Khaldun terkait masalah pendidikan dapat dikemukakan disini bahwa
guru perlu senantiasa untuk menambahkan ilmu pengetahuan kepada anak didik,
guru hendaknya memberikan penjelasan secara umum tentang topik yang di ajarkan
kepada anak didik tanpa menerangkan secara khusus, lalu dari penjelasan secara
umum itu guru perlu memerintahkan kepada anak didik untuk membuat sebuah
penjelasan dari apa yang telah dijelaskan oleh guru secara umum itu dari penelitian
mereka sendiri, dari posisi mana guru hanyalah pembimbing bagi seorang pelajar.
Menurutnya, seorang guru hendaklah
mengajar suatu topik dengan menggunakan
metode ulsitasi (rihla) seperti halnya studi banding, tadabbur alam, rekriasi
hal ini agar dapat memberikan suatu pengalaman untuk mereka, disebabkan mereka
mengalami sendiri pengalaman tersebut dan dapat merasakan langsung dengan panca
indera mereka yakni penglihatan, pndengaran, sentuhan dan sebagainya.
Menurut pendapat ibnu khaldun, guru
atau orang tua (ibu bapak) yang menggunakan kekerasan seperti memukul bisa
menyebabkan anak-anak tersebut belajar berdusta untuk membela dirinya sendiri.
Oleh karena itu kekerasan seperti tidak boleh digunakan karena disini anak-anak
lebih mendengarkan nasihat yang baik jika diberikan secara lemah-lembut.
Berbeda dengan pemikiran umumnya
filosof, ibn khaldun melihat manusia tidak hanya pada segi kepribadian atau
akalnya saja akan tetapi ibnu khaldun juga melihat manusia dalam hubungan dan
interaksinya dengan masyarakat. Sebagai seorang sosiolog, dia lebih realis dan
sosiologis dalam memandang sesuatu. Namun sebagai filosof, pemikiran filosof
juga tidak terpungkiri. Dalam kitab Muqaddimah-nya, Ibnu Khaldun
menyatakan bahwa yang membedakan manusia dari binatang adalah berfikir.[3]
Dengan berfikir manusia dapat mencari penghidupannya dan dapat bergaul dengan
sesamanya, sehingga dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Sedangkan binatang, dengan berfikir dia bisa menyadari adanya benda-benda lain
diluar dirinya, seperti halnya penglihatan, pendengaran, penciuman, cita rasa,
dan yang lainya. Namu manusia melebihi makhluk-makhluk lainnya dikarenakan
manusia dapat memikirkan benda-benda lain yang ada diluar dirinya.
Jadi
dapat diambil kesimpulanbah bahwa penggunaan pendidikan pengajaran dan
pembelajaran mempunyai sifat seperti halnya : pendidikan dari susah menuju
senang, pendekatan dari ragu kepada yakin, pendekatan dari tidak tahu kepada
tahu, dan pendekatan dari contoh kongkret kepada penyelidikan abstrak.[4]
D.
Tujuan
pendidikan islam menurut Ibnu Khaldun
Menurut Ibnu Khaldun, tujuan
pendidikan islam adalah untuk menanamkan keimanan dalam hati anak-anak didik,
menginternalisasikan nilai-nilai moral sehingga mampu memberikan pencerahan
jiwa dan perilaku yang baik, secara rinci ibn khaldun mdembagi tujuan
pendidikan dalam beberapa hal : a) memberiakan peluang kepada anak didik untuk
mampu berfikir dan berbuat dengan benar ; b) memberikan peluang untuk hidup dan
berkualitas dalam masyarakat maju ; c) memberikan kemampuan untuk mendapatkan
pekerjaan sebagai sumber penghasilan ; d) dapat mengembangkan prilaku terpuji dalam
kehidupan sehari-hari.[5]
Dan selain itu Ibn
Khaldun juga membagi akal manusia pada tiga tingkatan yaitu ; pertama,
akal pembeda (al-aql al-tamyisi), yakni pemahaman intelektual manusia terhadap
segala sesuatu yang ada diluar alam semesta dalam tatanan alam dengan maksud
untuk mengadakan seleksi dengan kemampuan sendiri. Kedua, Akal
esperimental (al-‘aqli al tajribi) yakni pemikiran yang melengkapi manusia
dengan ide-ide dan perilaku yang dibutuhkan dalam pergaulan. Ketiga, akal
spekulatif (Al-‘aqli al-nazari), yakni pemikiran yang melengkapi manusia dengan
pengetahuan (ilmu) yang dimaksud dengan akal spekulatif ini hanyalah teori saja
ynag mana kebenarannya masih perlu dibuktikan, misalkan membicarakan pendidikan
yang ada di pamekasan, bahwasannya pebdidikan yang ada di pamekasan ini kurang
baik, akan tetapi tidak ada tindakan untuk hal ini. atau pengetahuan
hipotesis(Dzann) mengenai sesuatu yang berada dibelakang persepsi indra tanpa
tindakan praktis yang menyertainya.[6]
Maksudnya itu hanya mengira-ngira saja, akan tetapi tidak melihat sendiri atau
tidak ada penelitian tentang hal itu.
Melalui
perantaraan kemampuan berfikirnya, beliau dapat membuat gambaran-gambaran dari
sensebelia yaitu benda-benda yang dapat di jangkau indera, seperti halnya
penglihatan,pendengaran,rasa, dan lain sebagainya. Disamping itu, melalui
pemikirannya, manusia dapat menolong dirinya untuk menghasilkan kebutuhan
hidupnya, juga sikap hidup bermasyarakat, artinya dalam ssuatu masyarakat itu
bisa terjalian dengan harmonis maksudnya bisa menghargai satu dengan yang
lainya, saling tolong menolong. Nah dari keadaan manusia yang demikian itu,
maka timbullah pengetahuan dan masyarakat.
Jadi, manusia
dianugrahi akal oleh Allah SWT agar bisa membedakan antara yang baik dan yang
buruk, yang hak dan yang batil, dan akal inilah yang dapat membedakan antara
manusia dengan makhluk lainnya, seperti halnya hewan dan tumbuhan. Dengan akal
manusia dapat menaklukan alam dan mampu menciptaka kreasi spektakuler yang
berupa teknologi modern,dan lain sebagainya.
Selain
itu diandakannya konsep pendidikan islam supaya kita bisa mengetahui apa itu
pendidikan islam menurut para ahli, supaya kita dapat mengambil dari isi yang
sudah dipaparkan oleh para ahli tentang pendidika islam itu sendiri. Selain
itu, kita juga tahu bagaimana konsep pendidikan islam menurut para ahlidan juga
bisa tahu untuk apa kita mempelajari konsep pendidikan islam itu sendiri dan
juga supaya mengetahui bahwa ibnu khaldun tidak hanya memandang pendidikan
islam sebagai sarana perolehan ilmu melainkan juga memliki keterkaitan dengan
pekerjaan, pembentukan kepribadian dan pembimbing menuju pemikiran perbuatan
yang benar.
E.
Korelasi
antara pendidikan Ibn Khaldun dengan pendidikan sekarang.
Menurut
saya, korelasinya masih berkaitan antara masa ibn khaldun dengan masa yang
sekarang karena pada saat ini pendidik juga perlu menambah ilmu pengetahuan
yang akan disampaikan kepada anak didik serta guru harus mengajar sesuatu yang
mudah dipahami serta menyesuaikan dengan psikologi peserta didik.seperti halnya
pada saat ini sudah banyak diantara para pendidik yang menggunakan metode
(rihla) atau belajar diluar kelas seperti halnya studi banding, tadabbur alam,
rekriasi hal ini agar dapat memberikan suatu pengalaman untuk mereka,
disebabkan mereka mengalami sendiri pengalaman tersebut dan dapat merasakan
langsung dengan panca indera mereka yakni penglihatan, pndengaran, sentuhan dan
sebagainya.
Selain
itu ada dari kebanyakan para pendidik memerintahkan kepada peserta didiknya
supaya mengamalkan ilmu dari apa yang telah disampaikan pendidik (guru) kepada
golongan-golongan muda. Misalkan mengajarkan raudatul adfal (tk), ibtidaiyyah
(sd), sanawiyah (smp). Dan lain sebagainya
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Menurut
Ibnu Khaldun, tujuan pendidikan islam adalah untuk menanamkan keimanan dalam
hati anak-anak didik, menginternalisasikan nilai-nilai moral sehingga mampu
memberikan pencerahan jiwa dan perilaku yang baik, secara rinci ibn khaldun
mdembagi tujuan pendidikan dalam beberapa hal : a) memberiakan peluang kepada
anak didik untuk mampu berfikir dan berbuat dengan benar ; b) memberikan
peluang untuk hidup dan berkualitas dalam masyarakat maju ; c) memberikan
kemampuan untuk mendapatkan pekerjaan sebagai sumber penghasilan ; d) dapat
mengembangkan prilaku terpuji dalam kehidupan sehari-hari.
Dan selain itu ibn
khaldun juga membagi akal manusia pada tiga tingkatan yaitu ; pertama,
akal pembeda (al-aql al-tamyisi), yakni pemahaman intelektual manusia terhadap
segala sesuatu yang ada diluar alam semesta dalam tatanan alam dengan maksud
untuk mengadakan seleksi dengan kemampuan sendiri. Kedua, Akal
esperimental (al-‘aqli al tajribi) yakni pemikiran yang melengkapi manusia
dengan ide-ide dan perilaku yang dibutuhkan dalam pergaulan. Ketiga, akal
spekulatif (Al-‘aqli al-nazari), yakni pemikiran yang melengkapi manusia dengan
pengetahuan (ilmu) atau pengetahuan hipotesis(Dzann) mengenai sesuatu yang
berada dibelakang persepsi indra tanpa tindakan praktis yang menyertainya.
B.
Saran
Dalam pembuatan
makalah ini tentunya masih banyak kesalahan, mohon kepada dosen pengampu
ataupun pembaca untuk membantu merefisi agar makalah ini menjadi makalah yang
sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Siswanto.Filsafat
dan Pemikiran Pendidikan islam.Surabaya:pena salsabila2015
Zainuddin.Pendidikan
islamdari paradigma etesik hingga kontemporer.Malang:uin malang press2009
Rachan
assegaf.Aliran pemikiran pendidikan islam.Jakarta:PT.raja grafindo persada2013
[1] Abd.Rachman assegaf.Aliran pemikiran pendidikan islam.(Jakarta:PT
raja grafindo persada2013).hlm.133
[2] Zainuddin.pendidikan islam dari pradigma etesik hingga kontemporer(Malang:Uin
malang press anggota IKARI:2009).Hlm.249
[3] Siswanto,Filsafat dan pemikiran pendidikan islam,(Surabaya:pena
salsabila2015),hlm.123-124
[4] Ibid,hlm.132
[5] Ibid,hlm.248
[6] Ibid,hlm.124