Sunday 11 December 2016

Makalah Filsafat Pendidikan Islam Tentang Konsep Pendidikan Islam Dalam Perspektif Ibnu Khaldun




           MAKALAH

Konsep Pendidikan Islam Dalam Perspektif Ibnu Khaldun
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Filsafat Pendidikan Islam kepada
Dosen pengampu: Muhammad thoha

Di Susun Oleh :
ANDIA RIZKA MAULINA            :  ( 1820501020008 )

 











JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
       SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
 TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016

 



KATA PENGANTAR
          Assalamualaikum wr. Wb.

Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena sebab rahmat dan nikmatnya saya dapat menyelesaikan sebuah tugas makalah Filsafat Pendidikan Islam ini, yang diberikan oleh Bapak Muhammad Thoha selaku dosen pengampu.
Sholawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada nabi  muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam jahiliyah menuju alam ilmiyah sehingga kita semua bisa merasakan betapa indahnya agama islam yang penuh dengan ilmu- ilmu pengetahuan semoga kita bisa selamat dunia akhirat.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas dari dosen agar memenuhi tugas yang telah ditetapkan, dan juga agar setiap mahasiswa dapat terlatih dalam pembuatan makalah. Makalah ini berjudul“konsep pendidikan islam dalam perspektif ibnu khaldun”.
Adapun sumber sember  dalam pembuatan makalah ini, didapatkan dari beberapa buku yang membahas tentang materi yang berkaitan dengan makalah ini. Kami sebagai penulis makalah ini, sangat berterimakasih kepada penyedia sumber walau tidak dapat secara langsung  untuk mengucapkannya.
Kami menyadari bahwa setiap manusia memiliki keterbatasan, begitupun dengan kami yang masih seorang mahasiswa. Dalam pembuatan makalah ini mungkinmasih banyak sekali kekurangan kekurang yang ditemukan, oleh karena itu, kami mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya . Kami mangharapkan ada kritik dan saran dari para pembaca sekalian dan semoga makalah ini dapat bermanfaat .

Wassalamualaikumwr.wb.






DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN    
A.    Latar Belakang...........................................................................................1
B.     Rumusan Masalah   ........................................................................... .......1
C.      Tujuan Masalah    …. ...............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Biografi ibn khaldun..................................................................................2
B.     Konsep pendidikan menurut ibn khaldun .................................................3
C.     Pemikiran pendidikan menurut ibnu khaldun............................................4
D.    Tujuan pndidikan menurut ibnu khaldun...................................................5
E.     Korelasi antara pendidikan ibnu khaldun dengan pendidikan sekarang....6
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan................................................................................................7
B.     Saran .........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................8





 




BAB 1
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Pemikiran para filosof islam berbeda-beda dan ketika di gabungkan antara berbagai aliran terkadang bertentangan dengan satu sama lain, ibnu khaldun mengadakan konsep pendidikan islam supaya bisa mengetahui seperti apa dan bagaimana konsep pendidikan islam menurut ibnu khaldun itu sendiri, dan supaya bisa membedakan antara konsep-konsep menurut para ahli lainnya.Oleh karena itu ibnu khaldun memberikan konsep pendidikan islam sebgai sarana perolehan ilmu, dan juga memiliki keterkaiatan dengan pekerjaan, pembentukan kepribadian, dan pembimbing menuju pemikiran perbuatan yang benar.
B.     Rumusan Masalah
1.      Biografi ilmu khaldun ?
2.      Apa konsep pendidikan islam menurut ibnu khaldun ?
3.      Bagaimana konsep pendidikan islam menurut ibnu khaldun ?
4.      Apa tujuan pendidikan islam menurut ibnu khaldun ?
5.      Apa korelasi pendidikan ibnu khaldun dengan pendidikan sekarang ?

C.   Tujuan Masalah
1.      Mengetahui biografi ibnu khaldun.
2.      Mengetahui konsep pendidikan menurut ibnu khaldun.
3.      Mengetahui bagaiman pengaplikasian pendidikan menurut ibnu khaldun.
4.      Mengetahui tujuan pendidikan islam menurut ibnu khaldun.
5.      Mengetahui korelasi pendidikan masa ibnu khaldun dengan oenddikan sekarang.








BAB II
PEMBAHASAN


A.    Biografi  Ibnu Khaldun


Nama lengkap beliau adalah Abdul Rahman Abu Zaid Waliyuddin ibnu khaldun al maliki al khadrami. Beliau lahir pada 733 H/ 1332 M di naysabur, dan meninggal dunia pada 808 H/ 1404 M dalam usia 74 tahun. Beliau adalah seorang yang tegas dalam menjalankan tugas, ahli dalam bidang sosiologi sert bijak dalam menyelesaikan masalah. Ketokohan beliau populer sebagai pakar sejarah, pakar sosiologi(kemasyarakatan),ahli falsafah dan politik beliau mendapat pendidikan awal dari ayahnya tentang dasar-dasar agama seperti al-qur’an,fiqih,hadist dan tauhid. Beliau juga merupakan seorang hafidz al-aur’an sejak kecil. Ketika dewasa beliau linguistik bahasa arab seperti nahwu dan sharf, usuluddin serta kesusastraan. Setelah itu, beliau juga mempelajari ilmu mantiq,sains,falsafa,matematika,dan sejarah dari beberapa ulama terkemuka pada masa itu.
            Ilmu Khaldun merupakan anak dari al-alamah abdul rahman ibn khaldun al-hadhrami al tunisi yang merupakan seorang ahli masyarakat arab yaman. Keluarga khaldun hijrah ke spanyol pada abad ke delapan bersamaan dengan gelombang penaklukan islam disemenanjung andulusia.
 Bani khaldun lahir dan tumbuh di kota Qaramunah din Andalusia. Disana ia menetap bersama kakeknya, khalid ibn Usman. Keluarga ini  pertama kali dikenal dan disebut-sebut setelah daulah muahhidin, yang mengasai Andaludia, lemah.
Walaupun begitu, otobiografinya sedikit menjelaskan kehidupan pribadinya  dan tidak banyak menjelskan tentang latar belakang keluarganya. Lazimnya ia dikenal sebagai nama ibn khaldun setelah silsilah jauhnya. Beliau dilahirkan ditunisia pada 732 H/ 1332 M dalam sebuah keluarga andalusia yang berkedudukan tinggi , yakni banu khaldun (keluarga khaldun). Keluarga yan menduduki banyak jabatan tinggi di Andalusia pindah ke tunisia setelah jatuhnya Sevilla ke tangan tentara reconquista di pertengahan abad ke-13 M.







  
B.   Konsep pendidikan Menurut Ibnu Khaldun

Ibnu khaldun berpendapat bahwa tidak cukup bagi seorang guru untuk melengkapkan diri dengan ilmu saja, sebagai pengetahuan yang harus disediakan oleh guru kepada murid. Beliau menyarankan agar kita dapat memperbaiki cara menyampaikan ilmu pada golongan muda atau kanak-kanak. Cara yang dimaksud disini hendaknya tidak menggunakan satu cara saja dalam mempelajari ilmu pengetahuan melainkan mmemperhatikan dimensi psikologi dan tahap persiapan mental dan bakat ilmiyah.
            Ibnu Khaldun berpendapat agar guru menggunakan suatu metode pengajaran atau yang disebut dengan (thariqah), walaupun ia menggunakan materi pengajaran atau yang disebut dengan (madah) pada saat mengajar ilmu tersebut akan tetapi metode dan materi ini merupakan sesuatu hal yang berbeda dan hubungannya antara metode dan materi itu adalah saling memerlukan antra satu dengan yang lain apabila melakukan proses pengajaran. Hal ini karena metode akan membantu materi ilmu tersebutagar dapat disampaikan dengan baik.[1]
            Selain itu pendidikan anak menurut ibnu khaldun hendaknya dilakukan secara bertahap dari satu tingkatan ke tingkatan yang lebih tinggi sejalan dengan kemampuan akal seseorang, sesuai dengan ketetapan nabi yaitu ajarila ank-anakmu sesuai kadar kemampuannya. Oleh karena itu, proses pembelajaran suatu nidang study harus dimulai dari yang paling elementer (yang paling bawah) yang bersifat global. Baru setelah anak didik memahami ang elementer maka bisa dilanjutkan dan dikembangkan lebih detail dan rinci. Nah, disinilah seorang guru memahami psikologi peserta didik.[2]
            Guru hendaknya memiliki beberapa sikap: kasih sayang, lemah lembut dan memahami jiwa peserta didik, tidak sebaliknya, berlaku kasar dan menakutkan,karena sikap tersebut akan membentuk peserat didik berlaku negatif seperti : bohong,malas,berpura-pura.
Menurut Ibnu Khaldun, kemajuan pendidikan berkaitan erat dengan kemajuan ekonomi suatu bangsa/negara dan tingginya tingkat peradaban maksudnya disini  ketika anak bangsa di didik dengan baik tentunya akan melahirkan generasi bangsa yang juga baik. Nah, disinilah akan menciptakan kesejahteraan bagi bangsanya. Suatu bangsa akan dikatakan maju ketika generasinya berpendidikan dengan baik.
            Mengenai sarana dan media pembelajaran, ibnu khaldun membagi dalam dua bagian,yakni :
1.      Media yang ditolak Ibnu Khaldun, yaitu media yang bukan karena itu sendiri, melaikan karena tujuan yang diketahui akan membawa resiko bagi peserta didik,seperti banyaknya refrensi, banyaknya ringkasan/resume. Ketika peserta didik terlalau banyak meringkas akan tetapi tidak dipahami akan prcuma saja karena hal sepertiitu bisa memberatkan bagi peserta didiknya. Dalam metode ini Ibnu khaldun menginginkan ketika mengajar seharusnya dimulai dari hal-hal yang bersifat umum terlebih dulu agar mudah dipahami oleh para peserta didiknya.
2.      Media yang membawa nilai positif seperti memulai dengan pelajaran umum dan global. Nah, metode ini memungkinkan untuk mudah dipahami oleh peserta didik karena hal-hal yang bersifat umum  bisa cepat dicerna dan diingat oleh peserta didik.

C.   Pemikiran pendidikan Islam menurut Ibn Khaldun



Beberapa pemikiran Ibn Khaldun terkait masalah pendidikan dapat dikemukakan disini bahwa guru perlu senantiasa untuk menambahkan ilmu pengetahuan kepada anak didik, guru hendaknya memberikan penjelasan secara umum tentang topik yang di ajarkan kepada anak didik tanpa menerangkan secara khusus, lalu dari penjelasan secara umum itu guru perlu memerintahkan kepada anak didik untuk membuat sebuah penjelasan dari apa yang telah dijelaskan oleh guru secara umum itu dari penelitian mereka sendiri, dari posisi mana guru hanyalah pembimbing bagi seorang pelajar.
            Menurutnya, seorang guru hendaklah mengajar suatu topik  dengan menggunakan metode ulsitasi (rihla) seperti halnya studi banding, tadabbur alam, rekriasi hal ini agar dapat memberikan suatu pengalaman untuk mereka, disebabkan mereka mengalami sendiri pengalaman tersebut dan dapat merasakan langsung dengan panca indera mereka yakni penglihatan, pndengaran, sentuhan dan sebagainya.
            Menurut pendapat ibnu khaldun, guru atau orang tua (ibu bapak) yang menggunakan kekerasan seperti memukul bisa menyebabkan anak-anak tersebut belajar berdusta untuk membela dirinya sendiri. Oleh karena itu kekerasan seperti tidak boleh digunakan karena disini anak-anak lebih mendengarkan nasihat yang baik jika diberikan secara lemah-lembut.
            Berbeda dengan pemikiran umumnya filosof, ibn khaldun melihat manusia tidak hanya pada segi kepribadian atau akalnya saja akan tetapi ibnu khaldun juga melihat manusia dalam hubungan dan interaksinya dengan masyarakat. Sebagai seorang sosiolog, dia lebih realis dan sosiologis dalam memandang sesuatu. Namun sebagai filosof, pemikiran filosof juga tidak terpungkiri. Dalam kitab Muqaddimah-nya, Ibnu Khaldun menyatakan bahwa yang membedakan manusia dari binatang adalah berfikir.[3] Dengan berfikir manusia dapat mencari penghidupannya dan dapat bergaul dengan sesamanya, sehingga dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Sedangkan binatang, dengan berfikir dia bisa menyadari adanya benda-benda lain diluar dirinya, seperti halnya penglihatan, pendengaran, penciuman, cita rasa, dan yang lainya. Namu manusia melebihi makhluk-makhluk lainnya dikarenakan manusia dapat memikirkan benda-benda lain yang ada diluar dirinya.
Jadi dapat diambil kesimpulanbah bahwa penggunaan pendidikan pengajaran dan pembelajaran mempunyai sifat seperti halnya : pendidikan dari susah menuju senang, pendekatan dari ragu kepada yakin, pendekatan dari tidak tahu kepada tahu, dan pendekatan dari contoh kongkret kepada penyelidikan abstrak.[4]


D.    Tujuan pendidikan islam menurut Ibnu Khaldun

Menurut Ibnu Khaldun, tujuan pendidikan islam adalah untuk menanamkan keimanan dalam hati anak-anak didik, menginternalisasikan nilai-nilai moral sehingga mampu memberikan pencerahan jiwa dan perilaku yang baik, secara rinci ibn khaldun mdembagi tujuan pendidikan dalam beberapa hal : a) memberiakan peluang kepada anak didik untuk mampu berfikir dan berbuat dengan benar ; b) memberikan peluang untuk hidup dan berkualitas dalam masyarakat maju ; c) memberikan kemampuan untuk mendapatkan pekerjaan sebagai sumber penghasilan ; d) dapat mengembangkan prilaku terpuji dalam kehidupan sehari-hari.[5]
            Dan selain itu Ibn Khaldun juga membagi akal manusia pada tiga tingkatan yaitu ; pertama, akal pembeda (al-aql al-tamyisi), yakni pemahaman intelektual manusia terhadap segala sesuatu yang ada diluar alam semesta dalam tatanan alam dengan maksud untuk mengadakan seleksi dengan kemampuan sendiri. Kedua, Akal esperimental (al-‘aqli al tajribi) yakni pemikiran yang melengkapi manusia dengan ide-ide dan perilaku yang dibutuhkan dalam pergaulan. Ketiga, akal spekulatif (Al-‘aqli al-nazari), yakni pemikiran yang melengkapi manusia dengan pengetahuan (ilmu) yang dimaksud dengan akal spekulatif ini hanyalah teori saja ynag mana kebenarannya masih perlu dibuktikan, misalkan membicarakan pendidikan yang ada di pamekasan, bahwasannya pebdidikan yang ada di pamekasan ini kurang baik, akan tetapi tidak ada tindakan untuk hal ini. atau pengetahuan hipotesis(Dzann) mengenai sesuatu yang berada dibelakang persepsi indra tanpa tindakan praktis yang menyertainya.[6] Maksudnya itu hanya mengira-ngira saja, akan tetapi tidak melihat sendiri atau tidak ada penelitian tentang hal itu.
            Melalui perantaraan kemampuan berfikirnya, beliau dapat membuat gambaran-gambaran dari sensebelia yaitu benda-benda yang dapat di jangkau indera, seperti halnya penglihatan,pendengaran,rasa, dan lain sebagainya. Disamping itu, melalui pemikirannya, manusia dapat menolong dirinya untuk menghasilkan kebutuhan hidupnya, juga sikap hidup bermasyarakat, artinya dalam ssuatu masyarakat itu bisa terjalian dengan harmonis maksudnya bisa menghargai satu dengan yang lainya, saling tolong menolong. Nah dari keadaan manusia yang demikian itu, maka timbullah pengetahuan dan masyarakat.
            Jadi, manusia dianugrahi akal oleh Allah SWT agar bisa membedakan antara yang baik dan yang buruk, yang hak dan yang batil, dan akal inilah yang dapat membedakan antara manusia dengan makhluk lainnya, seperti halnya hewan dan tumbuhan. Dengan akal manusia dapat menaklukan alam dan mampu menciptaka kreasi spektakuler yang berupa teknologi modern,dan lain sebagainya.
Selain itu diandakannya konsep pendidikan islam supaya kita bisa mengetahui apa itu pendidikan islam menurut para ahli, supaya kita dapat mengambil dari isi yang sudah dipaparkan oleh para ahli tentang pendidika islam itu sendiri. Selain itu, kita juga tahu bagaimana konsep pendidikan islam menurut para ahlidan juga bisa tahu untuk apa kita mempelajari konsep pendidikan islam itu sendiri dan juga supaya mengetahui bahwa ibnu khaldun tidak hanya memandang pendidikan islam sebagai sarana perolehan ilmu melainkan juga memliki keterkaitan dengan pekerjaan, pembentukan kepribadian dan pembimbing menuju pemikiran perbuatan yang benar.

E.     Korelasi antara pendidikan Ibn Khaldun dengan pendidikan sekarang.


Menurut saya, korelasinya masih berkaitan antara masa ibn khaldun dengan masa yang sekarang karena pada saat ini pendidik juga perlu menambah ilmu pengetahuan yang akan disampaikan kepada anak didik serta guru harus mengajar sesuatu yang mudah dipahami serta menyesuaikan dengan psikologi peserta didik.seperti halnya pada saat ini sudah banyak diantara para pendidik yang menggunakan metode (rihla) atau belajar diluar kelas seperti halnya studi banding, tadabbur alam, rekriasi hal ini agar dapat memberikan suatu pengalaman untuk mereka, disebabkan mereka mengalami sendiri pengalaman tersebut dan dapat merasakan langsung dengan panca indera mereka yakni penglihatan, pndengaran, sentuhan dan sebagainya.
Selain itu ada dari kebanyakan para pendidik memerintahkan kepada peserta didiknya supaya mengamalkan ilmu dari apa yang telah disampaikan pendidik (guru) kepada golongan-golongan muda. Misalkan mengajarkan raudatul adfal (tk), ibtidaiyyah (sd), sanawiyah (smp). Dan lain sebagainya
           




BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan


Menurut Ibnu Khaldun, tujuan pendidikan islam adalah untuk menanamkan keimanan dalam hati anak-anak didik, menginternalisasikan nilai-nilai moral sehingga mampu memberikan pencerahan jiwa dan perilaku yang baik, secara rinci ibn khaldun mdembagi tujuan pendidikan dalam beberapa hal : a) memberiakan peluang kepada anak didik untuk mampu berfikir dan berbuat dengan benar ; b) memberikan peluang untuk hidup dan berkualitas dalam masyarakat maju ; c) memberikan kemampuan untuk mendapatkan pekerjaan sebagai sumber penghasilan ; d) dapat mengembangkan prilaku terpuji dalam kehidupan sehari-hari.
      Dan selain itu ibn khaldun juga membagi akal manusia pada tiga tingkatan yaitu ; pertama, akal pembeda (al-aql al-tamyisi), yakni pemahaman intelektual manusia terhadap segala sesuatu yang ada diluar alam semesta dalam tatanan alam dengan maksud untuk mengadakan seleksi dengan kemampuan sendiri. Kedua, Akal esperimental (al-‘aqli al tajribi) yakni pemikiran yang melengkapi manusia dengan ide-ide dan perilaku yang dibutuhkan dalam pergaulan. Ketiga, akal spekulatif (Al-‘aqli al-nazari), yakni pemikiran yang melengkapi manusia dengan pengetahuan (ilmu) atau pengetahuan hipotesis(Dzann) mengenai sesuatu yang berada dibelakang persepsi indra tanpa tindakan praktis yang menyertainya.


B.   Saran

Dalam pembuatan makalah ini tentunya masih banyak kesalahan, mohon kepada dosen pengampu ataupun pembaca untuk membantu merefisi agar makalah ini menjadi makalah yang sempurna.





DAFTAR PUSTAKA
Siswanto.Filsafat dan Pemikiran Pendidikan islam.Surabaya:pena salsabila2015
Zainuddin.Pendidikan islamdari paradigma etesik hingga kontemporer.Malang:uin malang press2009
Rachan assegaf.Aliran pemikiran pendidikan islam.Jakarta:PT.raja grafindo persada2013


[1] Abd.Rachman assegaf.Aliran pemikiran pendidikan islam.(Jakarta:PT raja grafindo persada2013).hlm.133
[2] Zainuddin.pendidikan islam dari pradigma etesik hingga kontemporer(Malang:Uin malang press anggota IKARI:2009).Hlm.249
[3] Siswanto,Filsafat dan pemikiran pendidikan islam,(Surabaya:pena salsabila2015),hlm.123-124
[4] Ibid,hlm.132
[5] Ibid,hlm.248
[6] Ibid,hlm.124