MAKALAH
HAKIKAT
EVALUASI PENGEMBANGAN KURIKUKULUM
Untuk Memenuhi Tugas pengembanagan
kurikulum yang di
bombing Oleh:
Heni
Listiana, M. Pd.I
Disusun Oleh:
Imam Hanafi
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN
TARBIYAH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
Assalamu Alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah, solawat dan salam
semoga terlimpahkan kepada Rasulullah dan keluarga serta para sahabatnya.
Pertama kami ucapkan terima kasih
kepada seluruh anggota yang telah ikut serta dalam penyusunan makalah ini,
terutama pada dosen pembimbing yang telah menasehati kita sekalian dalam
penyusunan ini, serta seluruh teman-teman kami.
Kedua, dalam penyusunan makalah ini
kami sangat membutuhkan informasi dan perbaikan bagi seluruh pembaca yang
budiman, untuk memberikan masukan dan asumsinya. Karena kami sebatas manusia
yang tak luput dari dosa dan kesalahan.
Ketiga, kami harapkan dengan
penyelesaian makalah ini semoga dapat memberikan manfaat dan informasi baru
bagi seluruh pembaca yang terhormat, sehingga menambah wawasan bagi kita
sekalian.
Wassalamu Alaikum Wr. Wb.
Penulis;
Pamekasan, 12 april 2016
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii
DAFTARI ISI.................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... iv
A. Latar Belakang................................................................................... iv
B. Rumusan Masalah............................................................................... iv
C. Tujuan................................................................................................. iv
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
A. Pengertian
evaluasi................................................................................
B. Pentignya evaluasi..................................................................................
C. prinsip-prinsip
evaluasi..........................................................................
D. jenis-jenis
strategi
evaluasi.....................................................................
E. model-model evaluasi............................................................................
BAB III PENUTUP............................................................................................................
A. Kesimpulan............................................................................................
B. Saran......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Evalusi
kurikulummerupakan suatu proses evaluasi terhadap kurikulum secara keseluruhan.
Pada dasarnya kurikulum terdiri dari atas komponen dimana yang satu dengan yang
lainnya terkait.hanya mempunyai satu tujuan yaitu tujuan pendidikan yang juga
menjadi tujuan kurikulum. Evaluasi kurikulum berisi tentang hakikat evaluasi
kurikulum, prinsip-prinsip evaluasi kurikulum, fungsi kurikulum, dan model
evaluasi kurikulum.
Evaluasi
kurikulum juga suatu kebijakan publik, dimana banyak negara keberadaan evaluasi
didasari oleh ketentuan bahwa pengembangan kurikulum terbuka untuk dievaluasi.
Agar kurikulum tercapai harus diimpilementasikan dengan baik, kreatif dan
inovatif. Untuk mengetahui tingkat evalausi.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa pengertian
evaluasi kurikulum?
2. Apa pentingnya
evalusi?
3. Apa saja
prinsip-prinsip evaluasi?
4. Apa saja
jenis-jenis evaluasi, srtategi, desain objek evalausi
5. Apa saja
model-model evaluasi
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui pengerian evalusi kurikulum
2.
Untuk mengetahui pentignya evaluasi
3.
Untuk
mengetahui prinsip-prisip evaluasi
4.
Untuk
mengetahui jenis-jenis strategi evaluasi, objek dan desain evaluasi
5.
Untuk mengetahui model-model evaluasi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian evalausi kurikulum
Menurut morision evaluasi adalah perbuatan
atau pertimbangan berdasarkan seperangkat kriteria yang disepakati dan dapat
dipertangung jawabkan. Evaluasi dinyatakan sebagai proses pengumpulan analisis
data secara sistematis, yang bertujuan untuk membantu pendidik untuk memahami
dan menilai suatu kurikulum, serta memperbaiki metode pendidikan. Di dalamnya
terdapat tiga makna yaitu:
v
Evaluasi tidak akan terjadi kecuali telah mengetahui
tujuan yang akan dicapai
v
Untuk mencapai tujuan tersebut harus diperiksa hal-hal
yang telah dan sedang dilakukan
v
Evaluasi harus mengambil kesimpulan berdasarkan kriteria
tertentu.[1]
B. Pentingnya evaluasi kurikulum
Evaluasi adalah langkah untuk menentukan
keberhasilan suatu kurikulum. Sekaligus menemukan kelemahan yang ada pada
proses tersebut untuk diperbaiki. Evaluasi kurikulum dilakukan pada semua
komponen kurikukulum, yaitu tujuan, materi, metode, dan evaluasi itu sendri.
Komponen ini mewarnai hasil evaluasi yang dilakuakan, yaitu tentang validitas,
reabilitas, signifikasi, dan obyek tifitas. Oleh karena itu evaluasi sangat
penting untuk menilai sejauh mana dan seberapa baik kurikulum dan proses
pembelajaran berjalan secara optimal atau tidak. Dengan evaluasi dapat dietahui
apakah sasaranyanginggin dituju dapat tercapai atau tidak, sehingga akan
diperoleh umpan balik tentang kurikulum atau pembelajaran.
Untuk melaksanakan pendekatan evaluasi
kurikum, dapat digunakan pendekatan sebagaimana yang diungkapkan oleh w. Tyler
yang meliputi:
Ø
Menentukan tujauan evaluasi. Tujuan ini harus menyatakan
dan penjelasan materi yang akan dinilai dalam kurikulum.
Ø
Memilih, mengubah, atau menyusun alat evaluasi dan
menguji obyektifitas, realibitas, dan validitas alat tersebut.
Ø
Menggunakan alat evaluasi untuk memperoleh data.
Ø
Membandingkan data yang di peroleh dengan hasil evaluasi
sebelumnya yang memperoleh data.
Ø
Menganalisis data untuk menentukan kekuatan dan kelemahan
dari kurikulum dan jelaskan alasan dari kekuatan dan kelemahan tersebut.
Ø
Menggunakan data untuk membuat perubahan yang dianggap
perlu dalam kurikulum.[2]
Fungsi penting evaluasi kurikulum (Eisner)
1.
Untuk mediagnosis
2.
Untuk merevisi kurikulum
3.
Untuk membandingkan
4.
Untuk mengantisipasikan kebutuhan pendidikan
5.
Untuk menentukan apakah tujuan pembelajaran sudah
terpercaya.[3]
C. Prinsp-prisip kurikulum
Prinsip-prisip evaluasi kurikulum sebagai
berikut:
·
Tujuan tertentu, artinya setiap program evaluasi
kurikulum terarah dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan secara jelas dan
spesifik. Tujuan-tujuan itu pula yang mengarahkan berbagai kegiatan dalam
proses pelaksanaan evaluasi kurikulum
·
Bersifat objektif, dalam artian berbijak pada keadaan
yang sebenarnya, bersumber dari data yang nyata dan akurat, yang diperoleh dari
intrumen yang andal
·
Bersifat komprehensif, mencakup semua dimensi atau aspek
yang terdapat dalam ruang lingkup kurikulum. Seluruh komponen kurikulum harus
mendapat perhatian dan pertimbangan secara seksama ssebelum dilakukan
pengambilan keputusan
·
Kooperatif dan bertanggung jawab dalam perencanaan,
pelaksanaan dan keberhasilan suatu program evaluasi kurikulum merupakan
tanggung jawab bersama pihak-pihak yang terlibat dalam proses pendidikan
seperti guru, kepala sekolah, orang tua, bahkan siswa itu sendiri, disamping
merupakan tanggug jawab utama lembaga penelitian dan pengembangan
·
Efisien, khususnya dalam pengunaan waktu, biaya, tenaga,
dan peralatan yang menjadi unsur penunjang. Oleh karena itu, harus diupayakan
agar hasil evaluasi lebih tinggi, atau paling tidak berimbang dengan materi
yang digunakan
·
Berkeseimbangan, hal ini diperlukan mengingat tuntutan
dari dalam dan luar sistem sekolah, yang meminta diadakannya perbaikan
kurikulum. Peran guru dan kepala sekolah sangatlah penting karena mereka yang
paling mengetahui pelaksanaan, permasalahan, dan keberhasilan kurikulum[4]
D. Jenis-jenis strategi kurikulum
Jenis-jenis evaluasi kurikulum dilihat dari
kurikulum sebagai suatu program, maka jenis evaluasi dibagi menjadi lima bagian
yaitu:
v
Evaluasi perencanaan dan pengembangan hasil evaluasi ini
sanagat diperlikan untuk mendesain kurikulum. Sasaran utamanya adalah
memberikan bantuan tahap awal dalam penyusunan kurikulum. Persoalan yang
disoroti menyangkut tentang kelayakan dan kebutuhan. Haasil evaluasi ini dapat
meramalkan kemungkinan implementasikan kurikulum serta keberhasilannya.
Pelaksanaan evaluasi kurikulum dilakukan sebelum kurikulum disusun dan
dikembangkan.
v
Evaluasi monitoring untuk memeriksa apakah kurikulum
mencapai sasaran secara efektif, dan apakah kurikulum terlaksana sebagaimana
mestinya. Hasil evaluasi ini sangat baik untuk mengetahui kemungkinan
pemborosan sumber-sumber dan waktu pelaksaan, sehingga dapat dihindarkan
v
Evaluasi dampak untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan
oleh suatu kurikulum. Dampak ini dapat diukur berdasarkan kriteria keberhasilan
sebagai indikator ketercapaian tujuan kurikulum
v
Evaluasi efesiensi-ekkonomis untuk menilai tingkat
efisien kurikulum. Untuk itu, diperlukan perbandingan anatara jumlah biaya,
tenaga dan waktu yang diperlukan dalam kurikulum dengan kurikulum lainnya yang
memiliki tujuan yang sama
v
Evaluasi program komprehensif untuk menilai kurikulum
secara menyeluruh, mulai dari perencanaan pengembangan, implementasi, dampak,
serta tingkat keefektifan dan efisien.[5]
Teori evaluasi mengandung kerangka kerja
konseptual bagi pengembangan strategi evaluasi. Oleh karena itu penting untuk di
rumuskan apa yang dimaksud evaluasi itu. Perumusan yang tepat akan menjadi
landasan dalam pelaksanaan, sebaliknya, jika perumusan tersebut kurang kuat,
dapat menjadi penyebab utama terjadinya kegagalan dalam evaluasi
Dewasa ini telah dikembangkan suatu definisi
yang memandang evaluasi sebagai suatu hal yang sangat penting, karena
memberikan informasi dalam proses pembuatan keputusan. Untuk itu strategi
evaluasi dikembangkan berdasarkan asumsi-asumsi sebagai mana:
1.
Mutu program bergantung pada mutu keputusan yang dibuat.
2.
Mutu keputusan bergantung pada kemampuan manajer untuk
mengedentifikasi berbagai alternatif yang terdapat dalam berbagai situasi
keputusan, melalui berbagai pertimbangan yang seksama
3.
Dalam pembuatan keputusan yang seksama, dibutuhkan informasi
yang tepat dan dapat dipercaya
4.
Pengadaan informasi tersebut memerlukan alat yang
sistematis
5.
Proses pengadaan informasi bagi pembuatan keputusan erat
hubunganya dengan konsep evaluasi yang digunakan
Hal-hal yang berkaitan dengan pembuat
keputusan. Jenis-jenis keputusan yang perlu dipertimbangkan dalam menilai
suuatu program yaitu:
a)
Keputusan-keputusan perencanaan yang ditunjukkan yang
dibutuhkan pada daerah tertentu, tujuan umum, dan tujuan khusus
b)
Keputusan-keputusan pemprograman khusus yang berkenaan
dengan prosedur, personel fasilitas, anggaran biaya, dan tuntutan waktu dalam
pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan
c)
Keputusan-keputusan pelaksanaan (implementasi) dalam
mengarahkan kgiatan yang telah diprogram
d)
Keputusan-keputusan program perbaikan yang meliputi
berbagai kegiatan, perubahan, terminasi
Seiring dengan keempat jenis keputusan diatas
terdapat empat jenis strategi yaitu:
Ø
Strategi yang pertama terdiri atas penentuan lingkungan
tempat terjadinya perubahan, terdapat berbagai kebutuhan yang tidak atau belum
terpenuhi, dan juga berbagai masalah yang mendasari timbulnya kebutuhan serta
kesempatan untuk terjadinya perubahan
Ø
Strategi kedua terdiri atas pengenalan dan penilaian
terhadap berbagai kemampuan yang relavan. Srategi ini snagat besar gunanya dalam perncapai tujuan program dan
desain yang berguna untuk mencapai tujuan khusus
Ø
Strategi ketiga terdiri atas pendekatan dan prediksi
hambatan yang mungkin terjadi dalam desain prosdural atau implementasi
sepanjang tahap pelaksanaan program
Ø
Strategi keempat terdiri dari atas penentuan keefektifan
program yang telah dilaksanakan melalui pengukuran dan penafsiran hasil-hasil
yang telah dicapai sehingga seseorang evaluator dapat memilih srategi yang
tepat[6]
DESAIN EVALUASI KURIKULUM
a. Penetapan garis besar penilaian
·
Identitas tingkatperbuatan keputusan
·
Menetapkan situasi-situasi keputusan bagi masing-masing
tingkat dan tentukan: locus, fokusnya, waktu, dan susunan al-ternatif.
·
Merumuskan variabel-variabel pengukuran dan standar dalam
mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan
·
Merumuskan kebijaksanaan untuk pelaksanaan evaluasi
b. Pengumpulan informasi
·
Merinci sumber-sumber informasi.
·
Memerinci intrumen dan metode pengumpulan informasi
·
Memerinci prosedur sampel
·
Memerinci kondisi-kondisi dan jadwal pengumpulan
informasi
c. Organisasi informasi
· Memerinci format informasi
· Memerinci alat untuk konding, penyusunan,
penyimpanan, dan retrieving informasi
d. Analisa informasi
·
Memerinci prosedur analisis
·
Memerinci alat untuk mekasanakan analisis
e. Laporan informasi
·
Menentukan penerima laporan
·
Memerici alat untuk menyampaikan informasi
·
Memerinci format laporan
·
Menetapkan jadwal pelaporan informasi
OBJEK EVALUASI KURIKULUM
Objek evaluasi harus berhubungan dengan
kegiatan nyata telah terjadi karena tidak mungkin orang melakukan evaluasi
terhadap sesuatu yang masih dalam pikiran teoritis atau angan-angan, kecuali
orang tersebut melakukan penelitian. Objek evaluasi harus bertitik tolak dari
tujuan evaluasi itu sendiri. Hal ini dimaksudkan agar apa yang dievaluasikan
relavan dengan apa yang diharapkan. Objek evaluasi kurikulum dapat dilihat dari
berbagai segi:
v
Dimensi-dimensi kurikulum, mencakup dimensi rencana,
dimensi kegiatan, dan dimensi hasil
v
Komponen-komponen kurikulum, mencakup tujuan, isi proses
(metode, media, sumber, lingkungan) dan eavaluasi (formatif dan sumatif)
v
Tahap-tahap pembelajaran kurikulum, mencakup tahap
perencanaan (silabus dan rpp), pelaksanaan (sekolah dan diluar sekolah)
monitoring dan evaluasi
E. Model-model Evaluasi Kurikulum
A. Model Tyler (Tyler Model)
Nama model ini diambil dari nama
pengembangnya, model ini dibangaun atas dua dasar pemikiran. Pertama evaluasi
ditunjukkan pada tingkah laku peserta didik yang kedua, evaluasi harus
dilakukan pada tingkah laku peserta didik. Pengunaan model ini memerlukan
informasi perubahan tingkah laku terutama pada saat sebelum dan sesudah terjadi
pelaksanaan kurikulum atau istilah tes awal dan terakhir. Model ini juga
disebut model black box karena model ini sangat menekankan adanya tes awal dan
terakhir. Dimensi proses ini dianggap sebagai kotak hitam yang menyimpan segala
macam teka teki.
B. Model yang Berorientasi Pada Tujuan
Dalam mendesain suatu kurikulum tentu tidak
lepas dari tujuan. Evaluasi diartikan sebagai proses pengukuran hingga tujauan
kurikulum telah tercapai. Model ini diangap lebih praktis untuk mendesain dan
mengembangkan suatu kurikulum karena menentukan hasil yang diiginkan dengan
rumusan yang dapat diukur. Dengan demikian, terdapat hubungan yang logis antara
kegiatan, hasil dan prosedur pengukuran hasil. Tujuan model ini adalah membantu
pengembang kurikulum merumuskan tujuan dan menjelaskan hubungan antara tujuan
dan kegiatan. Kelebihan model ini terletak pada hubungan antara tujuan dan
kegiatan dan menekankan pada pesrta didik sebagai aspek penting dalam
kurikulum. Kekurangannya adalah memungkinkan terjadinya proses evaluasi
melebihi konsekuensi yang tidak diharapkan.
C. Model Pengukuran (R. Thorndike dan R. Lebel)
Sesuian dengan namanya, model ini sangat
menitik beratkan pada kegiatan penguran. Pengukuran digunakan untuk menentukan
kuantitas suatu sifat tertentu yang dimiliki oleh objek, orang maupun pristiwa,
dalam bentuk unit ukuran tertentu. Dalam pengembangan kurikulum, model ini
telah diterapkan untuk mengunkapkan perbedaan-perbedaan individual maupun
kelompok dalam hal kemampuan, minat dan sikap. Hasil evaluasi digunakan untuk
keperluan seleksi peserta didik, bimbingan, dan perencanaan pendidikan objek
evaluasi dalam model ini adalah tingkah laku peserta didik, yang mencakup hasil
belajar, pembawaan, sikap, minat, bakat, dan juga aspek-aspek kepribadian
pesrta didik.
D. Model Kesesuaian (Ralph W. Tyler, John B.Carrol, Lee J. Cronbach)
Model ini memandang evaluasi sebagai suatu
kegiatan untuk melihat kesesuaian antara tujuan dengan hasil belajar yang telah
dicapai. Objek evaluasi adalah tingkah laku peserta didik, yaitu perubahan
tingkah laku yang diinginkan pada akhirnya kegiatan pendidikan, baik yang
menyangkut aspek kognitif,afektik maupun pesikumotor. Teknik evaluasi yabg
digunakan tidak hanya tes tetapi juga non tes. Langkah-langkah yang harus
ditempuh adalah merumuskan tujuan tingkah laku, menentukan situasi dimana
peserta didik dapat memperlihatkan tingkah laku yang akan dievaluasi.
E. Model Evaluasi Sistem Pendidikan
Model ini menekankan sistem sebagai suatu
keseluruhan dan merupakan penggabungan dari beberapa model, dalam model ini,
evaluasi dilakukan dengan membandingkan antara suatu kurikulum dengan kurikulum
lainnya yang di anggap standar. Tetapi juga dibandingkan dengan standar yang
absolute untuk menilai manfaat kurikulum.
F. Model Alkin (Marvin Alkin 1969)
Evalusi adalah suatu proses untuk meyakinkan
keputusan, mengumpulkan informasi, memilih informasi yang tepat, dan
menganalisis informasi sehingga dapat disusun laporan bagi pembuat keputusan
dalam memilih beberapa alternatif.
G. Model Brinkerhoff
Mengemukakan evaluasi yang disusun
penggabungan elemen-elemen yang sama.
H. Model Illuminatif (Malcom Parlett dan Hamilton)
Model ini menekankankan pada evalusi
kualitatif terbuka. Tujuan evaluasi adalah untuk menganalisis pelaksannan
sistem, faktor-faktor yang mempengaruhinya, kelebihan dan kekurangan sisitem,
dan pengaruh sistem terhadap pengalaman belajar peserta didik. Objek evaluasi
model ini mencakup latar belakang dan perkembangan sistem, proses pelaksanaan
sistem hasil belajar peserata didik, kesukaran-kesukaran yang dialami dari
perencanaan sampai dengan pelaksanaan, termasuk efek samping dari sistem itu sendiri.
I. Model Resposif (Responsive Model)
Kelebihan model ini adalah peka terhadap
berbagai pandanagan dan kemampuannya mengakomodasi pendapat yang ambius serta
tidak fokus, sedangkan kekurangannya, pembuatan keputusan sulit dalam
menentukan prioritas atau penyederhanaan informasi, tidak mungkin menampung
semua sudut pandangan dari berbagai kelompok, dan membutuhkan waktu dan tenaga.
Evaluator harus dapat beradaptasi dengan lingkungan yang diamati.
J. Model
studi kasus
Untuk mengunakan model ini adalah menendekatkan
dan mengakrapkan dirinya terhadap kurikulum yang di evaluasikan sehingga
evaluator tidak laku data.
Tedapat beberapa model evaluasi kurikulum
yaitu:
a. Evalusi kurikulumdan model cipp (content,
input, process dan product)
Menurut model ini yang harus di evalauasikan empat aspek yaitu:
Ø Evaluasi terhadap konteks yaitu evaluasi
terhadap keadaan yang melingkupi proses pembelajaran
Ø Evaluasi terhadap masukan yaitu proses
pengenalan terhadap keadaan peserta sebelum proses dilakukan
Ø Evaluasi terhadap proses yaitu evaluasi
terhadap jalannya proses pembelajaran
Ø Evaluasi terhadap hasil yaitu evaluasi
terhadap berhasil tidaknya peserta mencapai tujuan telah ditetapkan
b. Evaluasi kurikulum model provus
Model provus merupakan discrepancy evaluation model, dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
·
Tahap pertama. Menentukan kriteria yang diinginkan
·
Tahap kedua. membandingkan antara kenyataan atau
pelaksanaan program kurikulum dan kriteria
·
digunakan untuk menentukan hubungan penyebab dan pengaruh
Tahap ketiga. Meneliti proses belajar mengajar dan hasilnya secara khusus
·
Tahap keempat. Meneliti pengaruh dari kurikulum secara
keseluruhan dalam hubungannya dengan perubahan tingkah laku peserta didik
·
Tahap kelima. Merencanakan kurikulum baru berdasarkan
data dari pelaksanaan kurikulum yang telah dinilai
c. Evaluasi kurikulum model taksonnomi
Evaluasi kurikulum model taksonomi lebih
ditunjukkan untuk mengevaluasikan pembelajaran meliputi:
v
Evaluasi domain kognitif
v
Evaluasi domain afektif
d. Evaluasi domain pisikomor
Untuk meng evaluasi domain psikomotor, dapat
dilakukan dengan pengamatan observasi
atau dengan tes performans atau perbuatan atau juga unjuk kerja. Dengan tes ini
digunakan untuk mengukur kemampuan seseoarang dalam melakukan tugas tertentu.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Evaluasi adalah langkah untuk
menentukan keberhasilan kurikulum
Fungsi penting kurikulum
v
Untuk mediagnosis
v Untuk merevisi kurikulum
v
Untuk membandingkan
v
Untuk mengantisipasikan kebutuhan pendidikan
v
Untuk menentukan apakah tujuan pembelajaran sudah
terpercaya.
Prinsp-prisip
kurikulum
·
Tujuan tertentu
·
Bersifat objectif
·
Bersifat komprehensif
·
Kooperatif dan bertanggung jawab dalam perencanaan
·
Efisien
·
Berkeseimbangan
Model-model evaluasi kurikulum
·
Model tyler (tyler model)
·
Model yang berorientasi pada tujuan
·
Model pengukuran (R.THORNDIKE dan R.LEBEL)
·
Model kesesuian (Ralph w.tyler, john b.carrol, lee
j.cronbach)
·
Model evaluasi sistem pendidikan
·
Model alkin (marvin alkin 1969)
·
Model brinkerhoff
·
Model illuminatif (malcom parlett dan hamilton)
B. Saran
Karena keterbatasan pengethuan kami,hingga hanya inilah yang dapat kami
sajikan,dan tentu saja masih sangat kurang dari sisi materinya,maka itu kami
mengharapkan masukan baik itu kritik maupun saran dari yang mendengarkan demi melengkapi
kekurangan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
·
Saiful arif, Pengembanagan Kurikulum, Pamekasan: STAIN Pamekasan Press, 2009
·
Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komonikasi, Bandung: Alfabeta 2008
·
Musman, Manajemen Kurikulum, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta 2012
·
Arifin, Zainal Pengembanagan Kurikulum, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung