MAKALAH
STUDY
KELAYAKAN BISNIS
ANALISIS ASPEK KEUANGAN
Untuk memenuhi tugas
Pengampu : Sukma Umbara
Disusun
Oleh:
Imam Hanafi
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN
TARBIYAH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan hidayah-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah tanpa ada
halangan suatu apapun
Sholawat beserta salam semoga tetap
kepada baginda Rasullullah Saw karena berkat beliau kita dapat merasakan nikmat
iman dan islam
Salah satu yang menjadi tujuan kami dalam penulisan
makalah ini adalah sebagai guna memenuhi tugas mata kuliah Study
Kelayakan Bisnis. Kami pun menyadari bahwa dalam
pembahasan makalah ini, tentunya akan ditemui beberapa hal yang belum
sempurna, maka dari itulah kami mohon
kritik dan saran maupun sumbangan pemikiran yang sifatnya membangun
untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan
dan penyempurnaan dalam penyusunan makalah berikutnya.
Tidak lupa pula
saya haturkan banyak
terima
kasih kepada: Bapak Sukma Umbara Tirta
selaku dosen pengampu dan
pembimbing yang telah memberikan motivasi dan dorongan dalam penulisan makalah
ini.
Harapan besar dari saya semoga
makalah dapat bermanfaat bagi kita semua, akhiran dari kami.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
23 Oktober 2016
Penulis
i
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar………...………………………………................................ i
Daftar Isi.........……………………………………............................……... ii
BAB I Pendahuluan............……….…………............…………...... 1
A Latar Belakang..........…………...........…………...... 1
B Rumusan
Masalah.................................................................. 1
C. Tujuan.................................................................................... 1
BAB II Pembahasan............………..............……………………….. 3
A.
Pengertian
Aspek Keuangan...................................... 3
B. Sumber-Sumber
Dana................................................ 5
C. Biaya Kebutuhan
Investasi........................................ 7
D. Arus Cash
(Cash Flow) ............................................ 9
E. Kriteria
Pernilaian Investasi...................................... 11
F. Rasio-rasio
Keuangan ............................................... 12
BAB II Penutup………………….........………………..…………... 19
A. Kesimpulan ............................................................... 19
B. Saran.......................................................................... 19
Daftar Pustaka
...................................................................... 20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B.
Rumusan
masalah
1.
Apa
Pengertian aspek keuangan ?
2.
Bagaimana
Sumber-sumber dana ?
3.
Bagaimana
Biaya kebutuhan investasi ?
4.
Bagaimana
Arus kas (cash flow)?
5.
Bagaimana
kriteria pernilaian investasi?
6.
Bagaimana
rasio-rasio keuangan?
C.
Tujuan
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
dan Arti Penting Aspek Keuangan
Studi
kelayakan pada hakikatnya adalah untuk menetapkan layak atau tidaknya suatu gagasan
usaha. Dengan kata lain, studi kelayakan
harus dapat memutuskan apakah suatu gagasan usaha perlu diteruskan atau
tidak.
Untuk
dapat memutuskan layak tidaknya suatu gagasan usaha, perlu pula dipertimbangkan
aspek keuangan. Suatu studi kelayakan akan sulit dipercaya kebenarannya apabila
aspek keuangan tidak diikut sertakan
dalam pertimbangan. Misalnya, suatu
gagasan usaha menurut aspek marketing produksi teknik, dan sebagainya
menguntungkan, kemungkinan akan
mengalami kegagalan bila gagasan usaha tersebut tidak didukung oleh modal yang
cukup.
Aspek
keuangan dalam studi kelayakan bukan hanya mempertimbangkan jumlah modal yang
diperlukan, tetapi pertimbangan lainnya dalam aspek keuangan perlu pula
dipertimbangkan. Misalnya, tingkat
rentabilitas, jangka waktu pengembalian
modal, dan sebagainya.
Suatu
gagasan usaha tidak mungkin dapat dilaksanakan tanpa dukungan modal. Dengan kata lain, agar suatu gagasan usaha
dapat diwujudkan perlu dukungan modal yang cukup. Jika tidak mencukupi maka dalam
pelaksanaannya akan mengalami kesulitan bahkan mungkin ke gagalan. Untuk itu dalam membuat studi kelayakan harus
pula dipelajari dan diteliti kemungkinan dukungan modal untuk merealisasi suatu
gagasan usaha tersebut. Dalam hal ini
kita mengenal dua sumber modal, yaitu
modal sendiri dan modal asing. Modal
sendiri adalah modal yang diharapkan mendukung realisasi gagasan usaha dan
bukan merupakan pinjaman misalnya modal sendiri dari pendiri/pengusaha, modal saham.
Sedangkan modal asing adalah modal pinjaman dengan konsekuensi harus
membayar beban bunga.
suatu
dukungan modal pada mulanya harus dipertimbangkan terlebih dahulu para pendiri
atau pelaksana gagasan usaha. Apabila
suatu gagasan usaha akan didukung dengan modal dari para pendiri maka perlu
ditanyakan mampukah para pendiri untuk menyediakan permodalan.
Mungkin juga para
pendiri ingin menarik pihak lain untuk ikut serta mendukung permodalan sebagai pemegang
saham.
Untuk
menarik relasi-relasinya
ikut serta dalam permodalan maka para pendiri harus dapat meyakinkan relasinya
bahwa gagasan usahanya layak untuk
dilaksanakan. Dalam hal ini sebenarnya
bukan hanya kelayakan gagasan usaha yang akan menjadi daya tarik, tetapi
bonafiditas dari para pendiri juga merupakan faktor yang perlu
diperhatikan. Dengan kata lain kelayakan
suatu gagasan usaha belum merupakan jaminan bagi para relasi untuk bersedia menanamkan modalnya dalam
perusahaan. Disamping itu masih pula dipertanyakan,
mampukah relasinya mendukung permodalan gagasan usahanya, apalagi jika untuk merealisasikan gagasan
usaha tersebut diperlukan modal yang sangat besar.
Dukungan
modal pada umumnya dapat diperoleh dari lembaga perkreditan, baik itu bank pemerintah maupun bank
swasta. Dalam hal ini diperlukan
kepercayaan dari bank terhadap para pendiri atau pengusaha. Sedangkan kepercayaan
bank untuk mendukung gagasan usaha tersebut juga dititikberatkan pada tingkat
hubungan para pengusaha dengan bank selama ini.
Dukungan
permodalan itu sebenarnya bukan hanya kuantitas(jumlah), tetapi kualitas (jenis modal). Mungkin kredit yang diperoleh adalah kredit
jangka pendek, padahal untuk
melaksanakan gagasan usaha sebenarnya diperlukan kredit modal jangka panjang.
Berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan di atas, dalam studi kelayakan pengusaha dapat
menetapkan ada tidaknya dukungan permodalan. Hal ini sangat penting sebab
kelayakan suatu gagasan usaha pada hakikatnya sangat tergantung pada ada atau
tidaknya dukungan modal baik secara kuantitas maupun kualitas.
Ada yang
berpendapat bahwa masalah dukungan permodalan bukan merupakan masalah yang
harus dipecahkan dalam studi kelayakan Mengapa demikian? Mereka berpendapat bahwa dengan adanya studi
kelayakan yang menetapkan bahwa suatu gagasan usaha layak, berarti merupakan sarana/alat untuk
mendapatkan dukungan permodalan, dan ada
atau tidaknya dukungan permodalan bukan merupakan faktor penentu layak atau
tidaknya suatu gagasan usaha.[1]
B.
SUMBER
SUMBER DANA
Untuk
mendanai suatu kegiatan investasi, maka
biasanya diperlukan dana yang relatif cukup besar. Perolehan dana dapat dicari dari berbagai
sumber dana yang ada seperti dari modal sendiri atau dari modal pinjaman atau
keduanya. Pilihan apakah menggunakan
modal sendiri atau modal pinjaman atau gabungan dari keduanya tergantung dari
jumlah modal yang dibutuhkan dan kebijakan pemilik usaha. Pertimbangannya tidak lain adalah untung
ruginya jika menggunakan salah satu modal atau modal gabungan.
Dalam
prakteknya kebutuhan modal untuk melakukan investasi terdiri dari dua macam
yaitu modal investasi dan modal kerja.
Modal investasi digunakan untuk membeli aktiva tetap seperti tanah, bangunan,
mesin-mesin, peralatan serta
inventaris lainnya dan biasanya modal pinjaman berjangka waktu panjang. Kemudian modal kerja yaitu modal yang
digunakan untuk membeli aktiva tetap seperti tanah, bangunan,
mesin-mesin, peralatan serta
inventaris lainnya dan biasanya modal pinjaman berjangka waktu panjang. Kemudian modal kerja yaitu modal yang
digunakan untuk membiayai operasional perusahaan dan biasanya berjangka waktu
pendek. Modal kerja digunakan untuk
keperluan membeli bahan baku, membayar
gaji karyawan dan biaya pemeliharaan serta biaya-biaya lainnya. Jadi penggunaan kedua jenis modal baik untuk modal investasi
maupun untuk modal kerja sumbernya jelas berbeda.
Dilihat
dari segi sumber asalnya, modal dibagi 2
macam yaitu
1. Modal Asing(Pinjaman)
Modal asing atau modal pinjaman
adalah modal yang diperoleh dari pihak luar perusahaan dan biasanya diperoleh
secara pinjaman. Menggunakan modal
pinjaman untuk membiayai suatu usaha akan terkena beban biaya bunga yang
besarnya relatif. Kemudian adanya
kewajiban untuk mengembalikan pinjaman setelah jangka waktu tertentu.
Keuntungan modal pinjaman adalah jumlahnya
yang relatif tidak terbatas, artinya
tersedia dalam jumlah banyak. Di samping
itu dengan menggunakan modal pinjaman biasanya timbul motivasi dari pihak
manajemen untuk sungguh-sungguh mengerjakan usaha yang dijalankan.
sumber dana dari modal asing dapat
diperoleh antara lain dari:
a. Pinjaman dari dunia Perbankan
b. Pinjaman dari lembaga keuangan
seperti perusahaan Modal Ventura, Asuransi, Leasing,
Dana Pensiun atau Lembaga keuangan lainnya; atau
c. Pinjaman dari perusahaan non-bank
2. Modal sendiri
Modal sendiri adalah modal yang
diperoleh dari pemilik perusahaan dengan cara mengeluarkan saham baik secara
tertutup atau terbuka. Keuntungan
menggunakan modal sendiri untuk membiayai suatu usaha adalah tidak adanya beban
biaya namun hanya akan membayar deviden.
Pembayaran bunga, deviden
dilakukan apabila perusahaan memperoleh keuntungan dan besarnya deviden tergantung dari keuntungan perusahaan. Kemudian tidak adanya kewajiban
untuk mengembalikan modal yang telah digunakan. Kerugian menggunakan modal
sendiri jumlahnya sangat terbatas dan relatif sulit untuk memperolehnya.
Di samping mengeluarkan
saham, modal sendiri dapat pula
digunakan dari cadangan laba atau dari laba yang belum dibagi. Modal ini dapat digunakan
perusahaan untuk sementara waktu karena memang belum digunakan, hanya jumlahnya yang terbatas.
C.
BIAYA
KEBUTUHAN INVESTASI
Seperti sudah dijelaskan diatas bahwa investasi merupakan
penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu relatif panjang
dalam berbagai usaha.
Investasi
dilakukan dalam berbagai bentuk digunakan untuk membeli aset-aset yang dibutuhkan
proyek tersebut. Aset-aset ini biasanya
berupa aset tetap yang dibutuhkan perusahaan mulai dari pendirian sampai dapat
dioperasikan. Oleh
karena itu dalam melakukan investasi kita kenal dengan nama kebutuhan investasi
yang digunakan untuk membeli berbagai kebutuhan yang berkaitan dengan investasi
tersebut. Biaya kebutuhan
investasi biasanya disesuaikan dengan jenis usaha yang akan dijalankan.
Pengertian
biaya prainvestasi adalah biaya-biaya yang akan dikeluarkan perusahaan dalam
rangka membuat usaha baru, baik dalam
hal aktiva tetap atau biaya modal kerja. Biaya
yang dikeluarkan untuk aktiva tetap meliputi pembelian tanah pendirian bangunan
atau gedung pabrik, pembelian
mesin-mesin, kendaraan atau inventaris
lainnya.
Kemudian
biaya modal kerja adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya pemeliharaan dan biaya-biaya lainnya.
Secara
umum komponen biaya kebutuhan investasi adalah sebagai berikut:
1. Biaya Prainvestasi terdiri dari
a. Biaya pembuatan studi
b. Biaya pengurusan izin-izin
2. Biaya pembelian aktiva tetap
seperti
a. Aktiva tetap berwujud antara lain
Tanah Mesin-mesin Bangunan Peralatan Inventaris kantor Aktiva berwujud lainnya.
b. Aktiva tetap tidak berwujud
antara lain Goodwill Hak cipta Lisensi Merek dagang
3. Biaya Operasional yang terdiri
dari :
a. Upah dan gaji karyawan
b. Biaya listrik
c. Biaya telepon dan air
d. Biaya pemeliharaan
e. Pajak
f. Premi asuransi
g. Biaya pemasaran
h. Biaya-biaya lainnya
Sumber
pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan investasi dapat digunakan modal sendiri atau
modal pinjaman atau kombinasi dari keduanya.
Pembiayaan untuk membeli aktiva
tetap biasanya bersumber dari pinjaman jangka panjang. Hal ini disebabkan aktiva tetap digunakan
dalam jangka waktu relatif panjang pula,
sehingga pengembalian pinjamannya dapat dilakukan secara jangka
panjang. Sedangkan untuk biaya
operasional biasanya digunakan pinjaman jangka pendek.
D.
ARUS
KAS(CASH FLOW)
Cash flow
merupakan arus kas atau aliran kas yang ada di perusahaan dalam suatu periode
tertentu. Cash flow menggambarkan berapa
uang yang masuk (cash
in) ke perusahaan dan jenis-jenis
pemasukan tersebut. Cash flow juga
menggambarkan berapa uang yang keluar (cash
out) serta jenis-jenis biaya yang
dikeluarkan.
Uang
masuk dapat berupa pinjaman dari lembaga keuangan atau hibah dari pihak
tertentu. Uang masuk juga dapat
diperoleh dari penghasilan atau pendapatan yang diperoleh dari yang berhubungan
langsung dengan usaha yang sedang dijalankan seperti penjualan. Uang masuk dapat pula berasal dari pendapatan
lainnya yang bukan dari usaha utama.
Uang keluar merupakan sejumlah uang yang dikeluarkan perusahaan dalam
suatu periode, baik yang langsung
berhubungan dengan usaha yang dijalankan,
maupun yang tidak ada hubungan sama sekali dengan usaha utama.
Uang keluar
ini merupakan biaya-biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk berbagai
keperluan yang berkaitan dengan kegiatan usaha,
seperti pembayaran cicilan hutang dan bunga pinjaman, biaya produksi, biaya tenaga kerja, biaya pemasaran dan biaya-biaya lainnya.
Dalam
cash flow semua data pendapatan yang diterima dan biaya yang dikeluarkan baik
jenis maupun jumlahnya diestimasi sedemikian rupa, sehingga menggambarkan kondisi pemasukan dan
pengeluaran dimasa yang akan datang.
Estimasi
pendapatan dan biaya merupakan perkiraan berapa pendapatan dan biaya yang akan
diperoleh dan berapa besarnya biaya yang harus dikeluarkan dalam suatu
periode. Kemudian jenis-jenis pendapatan
dan biaya apa saja yang dikeluarkan serta berapa besar pendapatan yang
diperoleh dan biaya yang dikeluarkan setiap pos. Pada akhirnya cash flow akan terlihat kas
akhir yang diterima perusahaan.
Jadi arus
kas adalah jumlah uang yang masuk dan keluar perusahaan mulai dari investasi
dilakukan sampai dengan berakhirnya investasi tersebut. Dalam hal ini bagi investor yang terpenting
adalah berapa kas bersih yang diterima dari uang yang diinvestasikan di suatu
usaha. Pentingnya kas akhir bagi
investor jika dibandingkan dengan laba yang diterima perusahaan dikarenakan :
1. kas diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan uang tunai kebutuhan sehari-hari.
2. Kas digunakan untuk membayar
berbagai kewajiban yang jatuh tempo
3. Kas juga digunakan untuk
melakukan investasi kembali
Oleh karena itu bagi investor kas
lebih penting dari laba. Jenis-jenis
cash flow yang dikaitkan dengan suatu usaha terdiri dari :
1. Initial
Cash Flow atau
lebih dikenal kas awal yang merupakan pengeluaran-pengeluaran pada awal priode
untuk investasi. Sebagai contoh biaya
prainvestasi, adalah pembelian tanah
gedung, mesin, peralatan dan modal kerja. Dalam contoh di bawah initial cash flow adalah Rp 300.000.000,-.
2. Operasional
Cash Flow
merupakan kas yang diterima atau dikeluarkan pada saat operasi usaha seperti
penghasilan yang diterima dan pengeluaran yang dikeluarkan pada suatu periode.
E.
KRITERIA
PENILAIAN INVESTASI
Seperti
sudah dijelaskan sebelumnya bahwa untuk menentukan layak tidaknya suatu
investasi ditinjau dari aspek keuangan perlu dilakukan pengukuran dengan
beberapa kriteria. Setiap penilaian
layak diberikan nilai yang standar untuk usaha yang sejenis dengan cara
membandingkan dengan rata-rata industri atau target yang telah ditentukan.
Dalam
prakteknya ada beberapa kriteria untuk menentukan apakah suatu usaha layak atau
tidak untuk dijalankan ditinjau dari aspek keuangan. Kriteria ini sangat tergantung dari kebutuhan
masing-masing perusahaan dan metode mana yang akan digunakan.
Setiap
metode yang digunakan mempunyai kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Dalam penilaian suatu usaha hendaknya penilai
menggunakan beberapa metode sekaligus.
Artinya
makin banyak metode yang digunakan, maka
semakin memberikan gambaran yang lengkap sehingga diharapkan memberikan hasil yang akan
diperoleh menjadi lebih sempurna.
Adapun
kriteria yang biasa digunakan untuk menentukan kelayakan suatu usaha atau
investasi adalah :
1. Payback Period (PP)
2. Average Rate of Return(ARR)
3. Net Present Value (NPV)
4. Internal Rate of Return(IRR)
5. Profitability Index (PI)
6. Serta berbagai rasio keuangan
seperti rasio likuiditas, solvabilitas, aktifitas dan profibilitas. Penggunaan rasio keuangan ini sebaiknya
digunakan atas pemberian pinjaman kepada usaha yang sudah pernah berjalan
sebelumnya atau sedang berjalan.[3]
F.
RASIO
RASIO KEUANGAN
1) PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN
Bagi perusahaan yang sudah
berjalan, terkadang seringkali terjadi
setelah mengalami kemajuan ingin memperluas atau melakukan usaha yang
baru. Bagi perusahaan yang memiliki modal
sendiri hal ini tidak menjadi masalah,
akan tetapi jika modal diperoleh dari pinjaman, maka perlu dibuatkan laporan keuangan yang
dapat meyakinkan para kreditur. Dari
laporan inilah pihak kreditur dapat menilai layak tidaknya suatu usaha
dibiayai, serta berapa jumlah dana yang
perlu dibiayai oleh pihak kreditur.
Dalam prakteknya setiap
perusahaan, baik bank maupun non-bank pada suatu waktu(periode) akan melaporkan semua kegiatan
keuangannya. Laporan keuangan ini
bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan baik kepada
pemilik, manajemen maupun pihak luar yang berkepentingan terhadap laporan
tersebut. Dalam laporan
keuangan termuat informasi mengenai jumlah kekayaan (assets) dan jenis-jenis kekayaan yang dimiliki, kewajiban-kewajiban(hutang) yang dimiliki, baik jangka panjang maupun jangka pendek
serta Ekuitas (modal) yang dimilikinya. Informasi yang memuat
seperti gambaran di atas tergambar dalam neraca.
Kemudian laporan keuangan juga
memberikan informasi tentang hasil-hasil usaha yang diperoleh perusahaan dalam
suatu periode tertentu dan biaya-biaya atau beban yang dikeluarkan untuk
memperoleh hasil tersebut. Informasi ini
akan termuat dalam laporan laba rugi.
Laporan keuangan perusahaan juga memberikan gambaran tentang arus kas
suatu perusahaan seperti yang tergambar dalam laporan arus kas.
Pembuatan masing-masing laporan keuangan memiliki
tujuan tersendiri. Secara umum tujuan
pembuatan laporan keuangan suatu perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi keuangan
tentang jumlah dan jenis-jenis aktiva.
2. Jumlah kewajiban, jenis-jenis kewajiban dan jumlah modal.
3. Memberikan informasi tentang
hasil usaha yang tercermin dari jumlah pendapatan yang diperoleh, sumber-sumber pendapatan.
4. Jumlah
biaya-biaya yang
dikeluarkan berikut jenis-jenis biaya yang
dikeluarkan dalam periode tertentu.
5. Memberikan informasi tentang
perubahan-perubahan yang terjadi dalam aktiva,
kewajiban dan modal suatu perusahaan.
6. Memberikan informasi tentang
kinerja manajemen dalam suatu periode dari hasil laporan keuangan yang disajikan.
Dari laporan keuangan akan
tergambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan sehingga memudahkan untuk
menilai kinerja manajemen perusahaan yang bersangkutan. Penilaian kinerja manajemen akan
menjadi patokan berhasil atau tidak dalam menjalankan kebijakan yang telah
digariskan oleh perusahaan.
Terkait dengan studi kelayakan
bisnis, laporan
keuangan digunakan untuk
menilai perusahaan yang sudah berjalan beberapa periode. Tujuannya adalah untuk menilai apakah
layak usaha baru tersebut dibiayai dan berapa besar pembiayaan yang
dibutuhkan. Dari laporan keuangan ini
juga tergambar manajemen masa lalu yang sekaligus merupakan gambaran kinerja ke
depan. Laporan yang disajikan akan
dinilai melalui rasio rasio keuangan yang ada sehingga akan diketahui kondisi
keuangan perusahaan yang sesungguhnya.
2) PIHAK-PIHAK YANG BERKEPENTINGAN
Dalam prakteknya pembuatan
laporan keuangan ditujukan untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak di samping
pihak manajemen dan pemilik perusahaan itu sendiri. Masing-masing pihak mempunyai
kepentingan dan tujuan tersendiri terhadap laporan keuangan yang diberikan oleh
perusahaan. Adapun
pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan
adalah sebagai berikut:
kreditur
Pihak penyandang dana atau
kreditur (lembaga
keuangan) sangat berkepentingan terhadap
usaha yang akan dibiayainya. Bank
atau lembaga keuangan lainnya tidak mau menderita kerugian sehingga perlu
mempelajari prospek usaha yang akan datang. Bank juga harus tahu berapa dana yang dibutuhkan
sesungguhnya, sehingga tidak terjadi
dana yang mubazir yang pada akhirnya akan menjadi beban nasabahnya,
Pemegang saham
Bagi pemegang saham yang
sekaligus merupakan pemilik bank,
kepentingan terhadap laporan keuangan bank adalah untuk melihat kemajuan
bank dipimpin oleh manajemen dalam suatu periode. Kemajuan yang dilihat adalah
kemampuan dalam menciptakan laba dan pengembangan aset yang dimiliki. Dari laporan ini pemilik juga
dapat menilai
sampai sejauh mana pengembangan tersebut telah dijalankan pihak manajemen. Bagi pemilik adanya laporan keuangan ini, pertama akan dapat memberikan gambaran berapa
jumlah deviden yang bakal mereka terima. Kedua
adalah untuk menilai kinerja pihak manajemen dalam menjalankan kepercayaan yang
diberikannya.
Pemerintah
Bagi pemerintah, laporan keuangan digunakan untuk menilai
kejujuran perusahaan dalam melaporkan aktifitasnya sekaligus untuk mengetahui
kewajiban perusahaan terhadap negara terutama pajak.
Manajemen
Laporan keuangan bagi pihak
manajemen adalah untuk menilai
kinerja manajemen perusahaan dalam mencapai target-target
yang telah ditetapkan. Kemudian juga
untuk menilai kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya dimilikinya. Ukuran keberhasilan ini dapat
dilihat dari pertumbuhan laba yang diperoleh dan pengembangan aset-aset yang
dimilikinya. Pada
akhirnya laporan keuangan ini juga
merupakan penilaian pemilik untuk memberikan kompensasi dan karir manajemen
serta mempercayakan pihak manajemen untuk memimpin perusahaan pada periode
berikutnya.
karyawan
Bagi karyawan dengan adanya
laporan keuangan juga untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan yang
sebenarnya. Dengan
mengetahui ini mereka juga paham tentang kinerja mereka, sehingga mereka juga merasa perlu mengharapkan peningkatan
kesejahteraan apabila
perusahaan mengalami keuntungan dan sebaliknya perlu melakukan perbaikan jika
perusahaan mengalami kerugian.
3) JENIS-JENIS LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan yang disajikan
harus sesuai dengan pedoman SAK dan SKAPI.
Artinya laporan keuangan dibuat sesuai dengan standar yang telah
ditentukan.
Dalam prakteknya jenis-jenis
laporan keuangan yang ada adalah sebagai berikut:
1. Neraca
Neraca merupakan laporan yang
menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Posisi keuangan dimaksudkan adalah posisi
aktiva (Harta), Pasiva (Kewajiban
dan ekuitas) suatu
perusahaan. Penyusunan komponen di dalam
neraca didasarkan pada tingkat likuiditas dan jatuh tempo.
2. Laporan laba rugi
Laporan laba rugi merupakan
laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha dalam suatu periode
tertentu. Dalam laporan ini tergambar
jumlah pendapatan dan sumber-sumber pendapatan serta jumlah biaya dan jenis-jenis
biaya yang dikeluarkan.
3. Laporan arus kas
Laporan arus kas merupakan
laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan
perusahaan, baik yang berpengaruh
langsung atau tidak langsung terhadap kas. Laporan arus kas harus disusun
berdasarkan konsep kas selama periode laporan.
4. Laporan Perubahan Modal
Merupakan laporan yang berisi catatan terjadinya perubahan modal di perusahaan.
Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan
Dari masing-masing jenis laporan
keuangan di atas tentu memiliki bentuk-bentuk laporan keuangan tersendiri. Bentuk laporan keuangan ini
dibuat sesuai dengan keinginan pihak manajemen perusahaan, tanpa menyalahi aturan yang berlaku.
Berikut ini bentuk laporan
keuangan yang umum yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku:[4]
1. Laporan Keuangan Neraca
Dalam
laporan keuangan neraca terdapat 3 macam bentuk yaitu:
a. Bentuk skontro atau horizontal (Account Form)
Neraca
dalam bentuk ini seperti huruf "T" dimana sisi aktiva di sebelah kiri dan pasiva (kewajiban dan ekuitas) di sebelah kanan.
b. Bentuk
laporan keuangan atau vertikal (Report form)
Neraca dalam bentuk ini
tersusun dari atas kebawah secara berurutan mulai dari aktiva diikuti dengan
kewajiban dan terakhir equitas.
c. Bentuk
lainnya disesuaikan dengan kebutuhan dan posisi keuangan perusahaan.
2. Bentul
laporan laba rugi
Khususnya untuk laporan laba
rugi hanya memiliki dua macam yaitu:
a. Bentuk
tunggal (single step system)
Dalam bentuk ini laporan rugi
laba tidak terinci dan ditentukan berdasarkan total pendapatan dikurangi total
biaya. Dalam bentuk ini laporan laba rugi disusun tanpa membedakan pendapatan
dan biaya usaha dan diluar usaha.
b. Bentuk
majemuk (Multiple step system)
Merupakan bentuk yang dihitung
secara terinci dan bertahap yaitu dengan
membedakan antara pendapatan maupun biaya dari usaha dengan luar usaha.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
v Ibrahim, Yacob, Study Kelayakan
Bisnis, PT Rineka Cipta,cet:II, (Jakarta : 2003)
v Kasmir & jakfar,Study
Kelayakan Bisnis,Kencana, cet:II,(Jakarta: 2003)
v Nitisemito,
Alek, & Umar Burhan,Wawasan Study
Kelayakan dan Evaluasi Proyek,PT Bumi Aksara,cet.II(Jakarta:2009)
[1]
Nitisemito, Alek, & Umar Burhan,Wawasan Study Kelayakan dan Evaluasi Proyek,PT
Bumi Aksara,cet.II(Jakarta:2009)hal:72-74
[2]
Kasmir & jakfar,Study Kelayakan Bisnis,Kencana, cet:II,(Jakarta: 2003)hal:
138
[3]
Ibrahim, Yacob, Study Kelayakan Bisnis, PT Rineka Cipta,cet:II, (Jakarta :
2003) hal:141
[4]
Ibid, hal : 165-171
Untuk Meliat FIle Lengkapnya Di Bawah Ini Tapi Untuk Mendownloadnya Silahkan Baca Peraturan kami di bagian unduh berkas