TUGAS
PENGEMBANGAN KURIKULUM
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum
PAI
Dosen Pengampu : Ibu Heni Listiana, M.Pd.I
Disusun Oleh:
Imam Hanafi
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN
TARBIYAH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT., yang senantiasa selalu memberikan
nikmatNya kepada kami sebagai makhluk yang lemah dan telah melindungi kami dari
ilmuNya sehingga tidak terjerumus kepada hal-hal yang dimurkaiNya. Shalawat
serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW., yang telah menuntun
ke jalan yang benar.
Dengan nikmat dan kesehatan yang diberikan kepada kami oleh Allah
SWT., sehingga kami dapat menyelesaikan tugas untuk mata kuliah “Pengembangan
Kurikulum PAI” yang merupakan tugas dari Ibu Heni Listiana, M. Pd. I. Hal ini
sebagai penunjang dan pendukung bagi kami seorang mahasiswa untuk berfikir
lebih kritis dalam hal apapun dan dapat diaplikasikan untuk masa depan dunia
pendidikan khususnya.
Tugas yang kami buat dengan
tema “pengembangan kurikulum ”. Diharapkan mampu membuka mata kami sebagai
calon mahasiswa lulusan pendidikan yang mana semua itu untuk masa depan dunia
pendidikan dalam proses pengembangan kuirkulum.
Sebagai manusia biasa yang pada hakikatnya telah tercipta untuk
tidak lepas dari salah dan lupa, tentu dalam makalah ini sangat terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan yang perlu diakui dan diperbaiki. Oleh karena itu,
saran dan kritikan akan kami terima dengan suka hati. Kemudian harapan kami
sebagai mahasiswa, semoga tugas ini dapat memberikan manfaat bagi kami atau
semua kalangan pada umumnya.
Pamekasan, 30 April 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB
I HAKIKAT PENGEMBANGAN KURIKULUM........................... 1
A.
Pengertian
hakikat kurikulum............................................................. 1
B.
Kedudukan
kurikulum dalam pendidikan.......................................... 2
C.
Fungsi Dan Peranan kurikulum.......................................................... 2
BAB
II KONSEP
PENGEMBANGAN KURIKULUM............................ 5
A. Urgensi pengembangan Kurikulum.................................................... 5
B.
Dasar
pengembangan kurikulum........................................................ 5
BAB III LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM.................... 8
A.
Landasan
filosofis ............................................................................. 8
B.
Landasan
psikologis........................................................................... 8
C.
Landasan sosial
budaya...................................................................... 9
D.
Landasan ilmu
pengetahuan dan tehnologi........................................ 10
BAB IV PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM........... 11
A.
Prinsip
Relevansi................................................................................ 11
B.
Prinsip
Kontinuitas............................................................................. 11
C.
Prinsip praktis
Dan Efesien................................................................ 11
D.
Prinsip
Efektivitas.............................................................................. 11
BAB V SILABUS......................................................................................... 13
A.
Pengertian
Silabus ............................................................................. 13
B.
Fungsi Silabus.................................................................................... 13
C.
Prinsip-Prinsip
Pengembangan Silabus PAI/BK ............................... 14
BAB VI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)......... 16
A.
Pengertian RPP.................................................................................. 16
B.
Fungsi RPP ........................................................................................ 16
BAB I
HAKIKAT PENGEMBANGAN KURIKULUM
A.
Pengertian
Hakikat kurikulum
Definisi kurikulum yang berkembang dan dianut oleh ahli pendidikan
sangatlah beragam dan tidak hanya satu macam dalam pendidikan jasmani, beragam
pakar mendefinisikan kurikulum.
Kurikulum sering dipandang oleh guru pendidikan jasmani sebagai seluruh
bidang studi yang ditawarkan kepada peserta didik atau diidentifikasi sebagai
bidang studi.
Menggambarkan kurikulum sebagai serangkaian pengalaman yang dipandu dan
berarti yang diarahkan untuk mencapai tujuan yang spesifik, yaitu instrumen
dasar dalam proses pendidikan. Kurikulum merupakan media di mana konsep teori
dan filosofis diterjemahkan menuju rencana atau desain yang efektif yang akan
mempengaruhi proses pengajaran.
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenaitujuan, isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedomanpenyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikantertentu. Tujuan tertentu
ini meliputi tujuan pendKurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan
dengan memperhatikan tahap perkembangan siswa yang disesuaikan dengan
lingkungan, kebutuhan pembangunan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta kesenian.Dengan demikian sebuah kurikulum menjadi sangatpenting
keberadaannya dalam sebuah organisasi dan sebagainya. Karena akan menjadi
sebuah cermin pada setiap aktifitas yang dilakukan oleh aktifis aktifis
organisasi tersebut.[1]
pedidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi
daerah, satuan pendidikan dan peserta
didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untukmemungkinkan
penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
B. Kedudukan Kurikulum Dalam Pendidikan
Mempunyai
kedudukan sentral dalam melaksanakan peruses pendidkan.kurikulum mengarahkan bentuk aktivitas pendidikan deme
tercapainya tujuan pendidikan. Kurikulum juga merupakan rencana
pendidikan, memberikan pedoman dan
pegangan mengenai jenis, lingkup, urutan isi, dan proses pendidikan. Disamping
kedua fungsi itu, kurikulum juga merupakan bidang studi yang ditekuni oleh para
ahli atau specialis kurikulum, yang menjadi sumber atau memberikan teoritis,
bagi pengembangan kurikulum berbagai insitusi pendidikan.Kurikulum memberikan
pegangan bagi pelaksanaan pelajaran dikelas tetapi merupakan tugas dan tanggung
jawab guru untuk menjabarkanya.Kurikulum dimulai dari pendidikan dasar,
pendidikan menengah, pendidikan tinggi, dan kurikulum sekolah umum, kejuaraan
dan lainnya merupakan perwujudan atau penerapan teori-teori kurikulum.
C.
Fungsi Dan Peranan kurikulum
Kurikulum sebagai alat dalam pendidikan
memiliki berbagai macam fungsi dalam pendidikan yang sangat berperan dalam
kegunannya.
Ø Fungsi
Kurikulumadalah sebagai berikut
1.
Fungsi Penyesuaian (the adjustive or
adaptive function)
Kurikulum berfungsi sebagai penyesuain adalah
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi dilingkungannya
karna lingkungan bersifat dinamis artinya dapat berubah-ubah.
2.
Fungsi Integrasi (the integrating function)
Kurikulum berfungsi sebagai penyesuain
mengandung makna bahwa kurikulum merupakan alat pendidikan yang mampu menghasilkan
pribadi-pribadi yang patuh yang dapat
dibutuhkan dan berintegrasi di masyarakat
3.
FungsiDiferensiasi (the diferentiating
function)
Kurikulum berfungsi sebagai diferensiansi
adalah sebagai alat yang memberikan pelayanan dari berbagai perbedaan disetiap
siswa yang harus dihargai dan dilayani.
4.
Fungsi Persiapan (the propaeduetic function)
Kurikulum berfungsi sebagai persiapan yang
mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan mampu mempersiapkan
siswa kejenjang selanjutnya dan juga dapat mempersiapkan diri dapat hidup dalam
masyarakat, jika tidak melanjukan pendidikan.
5.
Fungsi Pemilihan (the selective function)
Kurikulum berfungsi sebagai pemilihan adalah
memberikan kesempatan bagi siswa untuk menentukan pilihan program belajar yang
sesuai dengan minat dan bakatnya.
6.
Fungsi Diagnostik (the diagnostic function)
7.
Kurikulum sebagai diagnostik mengandung
makna bahwa kurikulum adalah alat pendidikan yang mampu mengarahkan dan
memahami potensi siswa serta kelemahan dalam dirinya. JikaFungsi Integrasi (the
integrating function)
Kurikulum berfungsi sebagai penyesuain mengandung
makna bahwa kurikulum merupakan alat pendidikan yang mampu menghasilkan
pribadi-pribadi yang patuh yang dapat
dibutuhkan dan berintegrasi di masyarakat
8.
FungsiDiferensiasi (the diferentiating
function)
Kurikulum berfungsi sebagai diferensiansi adalah
sebagai alat yang memberikan pelayanan dari berbagai perbedaan disetiap siswa
yang harus dihargai dan dilayani.
9.
Fungsi Persiapan (the propaeduetic function)
Kurikulum berfungsi sebagai persiapan yang
mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan mampu mempersiapkan
siswa kejenjang selanjutnya dan juga dapat mempersiapkan diri dapat hidup dalam
masyarakat, jika tidak melanjukan pendidikan.
10.
Fungsi Pemilihan (the selective function)
Kurikulum berfungsi sebagai pemilihan adalah
memberikan kesempatan bagi siswa untuk menentukan pilihan program belajar yang
sesuai dengan minat dan bakatnya.
11.
Fungsi Diagnostik (the diagnostic function)
Kurikulum sebagai diagnostik mengandung
makna bahwa kurikulum adalah alat pendidikan yang mampu mengarahkan dan memahami
potensi siswa serta kelemahan dalam dirinya.
-
Peranan
kurikulum
1.
Peran
Konservatif kurikulum adalah
melestarikan berbagai nilai budaya sebagai warisan masa lalu
2.
Peran kreatif
kurikulum harus mengandung hal-hal baru sehingga dapat membantu siswa untuk
dapat mengembangkan setiap potensi
3.
Peran kritis
dan evaluative kurikulum berperan untuk menyeleksi nilai dan budaya mana yang
perlu dipertahankan.
D.
Mengidentifikasi Berbagai Komponen Kurikulum
Kurikulum memiliki lima komponen utama, yaitu :
(1) tujuan;
(2) materi;
(3)
strategi, pembelajaran;
(4) organisasi kurikulum.
(5)
evaluasi.
Kelima komponen
tersebut memiliki keterkaitan yang erat dan tidak bisa dipisahkan.Untuk lebih
jelasnya, di bawah ini akan diuraikan tentang masing-masing komponen tersebut.
BAB II
KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM
A.
Urgensi
Pengembangan Kurikulum
Pengembangan Kurikulum dilakukan dengan sejumlah
pertimbangan.Pertimbangan itu dilihatdari beberapa assessmentin
ternasional yang menyatakan bahwa kemampuan peserta didik Indonesia masih
dibawah peserta didik dari negara-negara di kawasan Asia lainnya.
Seperti pada Trendsin International Mathematics and Science Studies
(TIMSS), sebuah studiinternasional yang mengukur peningkatan pembelajaran
matematika dan sains disejumlah negara. Pada tahun 2011 untuk bidang Matematika
di kelas 8 misalnya,TIMSS menyatakan, lebih dari 95 persen siswa Indonesia
hanya mampu sampai levelmenengah, sedangkan hampir 50 persen siswa Taiwan mampu
mencapailevel tinggi dan advance. Halyang hampir sama juga ditunjukkan lewat
hasil Programme for International Student Assesment (PISA), sebuahpe-nilaian
tingkat dunia yang diselenggarakan setiap tiga tahun untuk mengujiperforma
akademis siswa yang berusia 15 tahun. Hasil pada 2009 diketahui bahwahampir
semua siswa Indonesia menguasai pelajaran matematika dan IPA hanyasampai level
3 dari 6 level yang ada. Sementara negara lain seperti Singapura,China, Jepang,
dan Korea Selatan dapat mencapai level tertinggi, level 6. Apalagi berdasarkan
kerangka kompetensi abad 21, proses pembelajaran tidak cukup hanyameningkatkan
pengetahuan (melalui coresubject) semata, melainkan siswa harus di-lengkapi
dengan kemampuakreatif-kritis dan berkarakter kuat, seperti mampu bertanggung
jawab, memilikijiwa sosial, toleran, produktif, dan adaptif.
B.
Dasar-Dasar
Pengembangan Kurikulum
Ada beberapa dasar ( azas ) dalam pengembangan kurikulum, yaitu :
1.
Azas Filosofis
Filsafat yang mendasari kehidupan berbangsa dan bernegara atau yang
umum di anut oleh suatu bangsa negara, seperti sekuler, agamis, aties, dll akan
menentukan bentuk tujuan umum pendidikan, yang tentunya akan menjadi arah bagi
pelaksanaan pendidikan suatu negara itu, dan dalam pengembangan kurikulum itu
harus diperhatikan hal ini, kalau tidak maka pendidikan dan out putnya tidak
akan diterima secara umum di negara itu.
2.
Azas Sosiologis
Kehidupan sosial kemasyarakatan yang berbeda-beda juga harus
menjadi azas utama dalam pengembangan kurikulum, agar out put dan lembaga itu
bisa hidup dan diterima di lingkungan masyarakat itu. Masyarakat industri,
agraris, modern atau tradisional, masyarakat daerah pegunungan atau di daerah
lembah, dsb punya kebutuhan dan kehidupan yang berbeda-beda yang harus
diakomulasikan ke dalam muatan kurikulum agar proses dan hasil pendidikan dapat
bermanfaat dan diterima oleh masyarakat ( sesuai dengan kebutuhan mereka ).
Karena memegang azas inilah maka kurikulum hendaknya setiap saat dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan hidup masyarakat.
3.
Azas
Organisatoris
Azas organisatoris perlu mendapat perhatian, sebab akan menentukan
bagaimana penyusunan dan penyajian muatan kurikulum itu sendiri, baik mengenai
urut-urutannya atau pun keluasan cakupannya.
4.
Azas Psikologis
Agar bisa dilaksanakan dengan baik dan dapat berhasil secara
maksimal, maka pen-gembangan kurikulum harus berdasarkan kepada psikologi,
seperti memegang prinsip per-kembangan anak dan taraf pengembangannya,
psikologi belajar seperti teori teori gestalt, asosiasi, dll.
Azas psikologi yang dijadikan acuan dasar penyusunan sebuah
kurikulum ini, akan mempengaruhi sampai kepada bagaimana seharusnya melaksanakan
dan mengevaluasi pe-laksanaan sebuah kurikulum.[2]
BAB III
LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
A.
Landasan
Filosofi
Dalam hal ini filsafat berperan
sangat penting karena filsafat merupakan proses berfikir manusia untuk
menghasilkan pemikirannya atau filsafat juga merupakan hasil dari berfikir.
Sehingga filsafat sebagai landasan utama untuk menentukan peserta didik akan dibawa
kemana? Pengetahuan apa saja yang akan diberikan kepada peserta didik? Nilai
dan norma yang bagaimana yang harus diwariskan kepada peserta didik? Dan
sebagainya.Semua yang dilakukan ini adalah berfilsafat yang sesuai dengan
artinya cinta kebaikan. Kebaikan apa yang ada dalam kurikulum? yaitu untuk
membawa peserta didik ke ranah yang benar, beretika, bermasyarakat, dan
berpengetahuan. Yang mana orang yang berfilsafat akan berpikir bijak dan
berpengetahuan.
B.
Landasan
Psikologis
Landasan psikologis lebih kepada
prilaku peserta didik yang dalam dunia pendidikan merupakan objek.Psikologi
merupakan ilmu tentang jiwa.Oleh karena
itu secara psikologi setiap peserta didik memiliki bakat, minat, dan karakter
yang berbeda sesuai dengan perkembangannya. Landasan psikologi lebih
menitikberatkan pada psikologi perkembangan dan psikologi belajar peserta
didik.[3]
a.
Psikologi
perkembangan
Psikologi
perkembangan merupakan suatu disiplin ilmu pengetahuan yang membahas tentang
tahapan-tahapan dalam setiap periode yang khas dalam perkembangan manusia.
b.
Psikologi
belajar
Pemahaman
teori belajar sangatlah beragam yang ditinjau dari segi tertentu. Teori belajar
adalah suatu pandangan terpadu yang sistematis tentang cara manusia
berinteraksi dengan lingkungan sehingga terjadi perubahan kelakuan.[4]
Dengan mengenal teori belajar ini seorang pendidik akan dibantu dalam memahami
apa yang akan dilakukannya.
C.
Landasan
Sosial-Budaya
Landasan
sosiologis merupakan landasan kurikulum yang didasarkan atas
kepentingan-kepentingan masyarakat.[5]
Oleh sebab itu, dalam proses pengembangan kurikulum harus sejalan dengan
masyarakat karena masyarakat adalah pengguna out put pendidikan.
Kebudayaan
dapat diartikan sebagai keseluruhan ide atau gagasan, cita-cita, pengetahuan,
kepercayaan, cara berpikir, kesenian, dan nilai yang telah disepakati oleh
masyarakat.[6]Setiap
daerah memiliki sosial dan budaya yang berbeda. Maka dari itu, sekolah atau
pendidikan dalam proses pengembangan kurikulum harus mengakomodasikan muatan
lokal. Dengan adanya muatan lokal ini bertujuan supaya peserta didik berhak
mendapat kesempatan untuk terlibat dalam lingkungannya sendiri, karena ia suatu
saat akan terjun ke lingkungannya.
Di dalam muatan
lokal terdapat tujuan dilihat dari kepentingan nasional dan kepentingan peserta
didik.[7]
Dalam hubungannya dengan kepentingan nasional :
a)
Melestarikan
dan mengembangkan kebudayaan yang khas daerah.
b)
Mengubah nilai
dan sikap masyarakat terhadap lingkungan ke arah yang positif.
D.
Landasan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi
Landasan IPTEK
merupakan asumsi-asumsi yang bersumber dari hasil-hasil riset atau penelitian
dan aplikasi dari ilmu pengetahuan yang menjadi tolak ukur dalam mengembangkan
kurikulum.[8]
Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi secara langsung berkaitan dengan pengembangan
kurikulum yang didalamnya mencakup masalah isi materi dan penggunaan media
pembelajaran atau strategi dalam proses belajar mengajar. Sedangkan secara
tidak langsung membantu peserta didik memecahkan masalah yang timbul dari
perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
BAB IV
PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM
A.
prinsip
relevansi. Ada dua macam relevansi yang harus
dimiliki kurikulum, yaitu relevansi internal dan relevansi eksternal.
Relevansi Internal yaitu adanya
kesesuaian atau konsistensi antara komponen-komponen kurikulum, yaitu
antara tujuan, isi, proses penyampaian, dan penilaian. Dan yang dimaksud dengan
relevansi eksternal yaitu tujuan, isi, dan proses belajar yang tercakup dalam
kurikulum hendaknya relavan dengan tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan
masyarakat.[9]
B.
Prinsipkontinuitas,
prinsip kontinuitas dimaksudkan bahwa perlu ada kesinambungan, khususnya
kesinambungan bahan/materi kurikulum pada jenis dan jenjang program
pendidikan. Bahan atau materi kurikulum
perlu dikembangkan secara berkesinambungan mulai dari jenjang SD, SLTP, SMU/SMK
sampai ke PT.
C.
Prinsip praktis,
mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dan biayanya juga murah.
Prinsip ini juga disebut prinsip efesiensi. Betapapun bagus dan idealnya suatu
kurikulum kalau menuntut keahlian-keahlian dan peralatan yang sangat khusus dan
mahal pula biayanya, maka kurikulum tersebut tidak praktis dan sukar
dilaksanakan. Kurikulum dan pendidikan selalu dilaksanakan dalam
keterbatsan-keterbatasan, baik keterbatasan waktu, biaya, alat, maupun
personalia. Kurikulum bukan hanya harus ideal tetapi juga praktis.[10]
D.
Prinsip efektivitas,
prinsip efektivitas: mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai
tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas.[11]Efektivitas
kegiatan siswa berhubungan dengan sejauh mana siswa dapat mencapai tujuan yang
telah ditentukan sesuai dengan jangka waktu tertentu. Sebagai contoh apabila
ditetapkan dalam satu caturwulan siswa harus dapat mencapai sejumlah tujuan
pembelajaran, ternyata hanya sebagian saja dapat dicapai siswa,maka dapat
dikatakan bahwa, proses pembelajaran siswa tidak efektif.[12]
BAB V
SILABUS
A.
Pengertian Silabus
Istilah silabus didefinisikan sebagai “Garis besar,
ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran” (Salim, 1987:
98). Silabus dapat juga diartikan sebagai rancangan progam pembelajaran satu
atau kelompok mata pelajaran yang berisi tentang standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa, pokok materi yang harus
dipelajari siswa serta bagaimana cara mempelajarinya dan bagaimana cara untuk
mengetahui pencapaian kompetensi dasar yang telah di tentukan. Jadi, silabus
adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran / tema
tertentu yang mencakup SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Dengan demikian, silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam
pengembangan pembelajaran lebih lanjut, seperti pembuatan rencana pembelajaran,
pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan pengembangan sistem penilaian.
B.
Fungsi Pengembangan Silabus
Ada fungsi pengembngan
silabus secara umum adalah :
1.
Sebagai pedoman dalam pengembangan
pembelajaran, seperti:
a. Pembuatan
pengelolahan pembelajaranbaik secara klasikal, kelompok kecil maupun
pembelajaran secara individual.
b. menyusun
materi ajar.
c. pengembangan
sistem penilaian dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi, yaitu
sistem penilaian yang selalu mengacu pada standart kompetensi, Kopetensi dasar,
dan indikator pembelajaran yang terdapat dalam silabus.
2.
Dalam hal ini silabus merupakan sumber
pokok dalam penyusunan pembelajaran, baik rencana pembelajaran untuk satu
standar kompetensi maupun satu kompetensi dasar.
Hasil pengembangan silabus dalam bentuk perangkat
pembelajaran berfungsi sebagai alat untuk aktualisasi kurikulum secara
oprasiaonal pada tingkat satuan pendidikan, sehingga memudahkan guru dalam
melakukan tugas pembelajaran.
Dengan adanya rancangan pembelajaran guru akan lebih
mudah terarah dalam penyajian materi ajar atau pengalaman belajar, sehingga
dapat menumbuhkan minat dan motivasi belajar peserta didik.
C.
Prinsip-Prinsip Pengembangan Silabus
Untuk memperoleh silabus yang baik,
maka dalam penyusunannya perlu memperhatikan prinsip-prinsip berikut :
1.
Ilmiah :Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam
silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Di samping
itu, strategi pembelajaran yang dirancang dalam silabus perlu memperhatikan
prinsip-prinsip pembelajaran dan teori belajar.
2.
Relevan
:Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian materi dalam
silabus harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual,
sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.
3.
Sistematis
: Komponen-komponen silabus saling
berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi. SK dan KD merupakan
acuan utama dalam pengembangan silabus.
4.
Konsisten
: Adanya hubungan yang konsisten antara KD, indikator, materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, sumber belajar, serta teknik dan instrumen penilaian.
5.
Memadai
:Cakupan indikator, materi, kegiatan, dan sumber pembelajaran serta sistem
penilaian cukup untuk menunjang pencapaian KD. Dengan prinsip ini, maka
tuntutan kompetensi harus dapat terpenuhi dengan pengembangan materi
pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang dikembangkan. Contoh: jika SK dan
KD menuntut kemampuan menganalisis sutau obyek belajar, maka indikator
pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan teknik serta
instrumen penilaian harus secara memamdai mendukung kemampuan untuk
menganalisis.
6.
Aktual
dan Kontekstual :Cakupan indikator, materi pembelajaran, pengalaman belajar,
sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu,
teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
Benyak fenomena dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi dan
dapat mendukung kemudahan dalam menguasai kompetensi perlu dimanfaatkan dalam
pengembangan pembelajaran.
7.
Fleksibel
:Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik,
pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi disekolah dan kebutuhan
masyarakat. Fleksibelitas silabus ini memungkinkan pengembangan dan penyesuaian
silabus dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat.
8.
Menyeluruh
: Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi, baik kognitif,
afektif, maupun psikomotor.
BAB VI
RENCANA PEMBELAJARAN(RPP)
A.
Pengertian RPP
Rencana pelaksaan pembelajaran (RPP)
adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran
untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi yang
dijabarkan dalam silabus.[13]
RPP pada hakikatnya merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan
atau memproyeksikan apa yang akan dilakukan dalam pembelajan. Dengan demikian
RPP merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam
kegiatan pembelajaran.
Tujuan rencana pembelajaran adalah
untuk (1) mempermudah, memperlancar, dan meningkatkan hasil proses belajar mengajar;
(2) dengan menyusun rencana pembelajaran secara profesional, sistematis dan
berdaya guna, maka guru akan mampu melihat, mengamati, menganalisis, dan
memprediksi program pembelajaran sebagai kerangka kerja yang logis dan
terencana.[14]
B.
Fungsi RPP
Ada lima fungsi rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) dalam
pelaksanaannya yaitu:
1.
Memperkirakan
tindakan yang akan dilakukan guru dalam tindakan pembelajaran.
2.
Pedoman guru
dalam melaksanakan pembelajaran.
4.
Fungsi perencanaan
Fungsi pelaksanaan RPP adalah rencana pelaksanaan pembelajaran hendaknya
dapat mendorong guru lebih siap melakukan kegiatan pembelajaran dengan
perencanaan yang matang.
5.
Fungsi pelaksanaan
Tujuan pelaksanaan bertujuan mengefektifikan proses
pembelajaran sesuai dengan apa yang direnccanakan untuk menyukseskan KTSP, RPP
harus disusun secara sistemik dan sisitematis, utuh dan menyeluruh dalam
situasi pembelajaran yan aktual. Dengan demikian rencana pembelajaran berfungsi
untuk mengefektifikan proses pembelajaran sesuai dengan apa yang direncanakan.
[1]Ahmad Rithaudin Gani
Kristianto Wibowo, Opini Mahasiswa Prodi
Pjkr Fik Uny Terhadap Kurikulum 2009 artikel lengkap diunduh
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132319841/ARTIKEL%20DG%20GANI.pdf.
Pjkr Fik Uny.Universitas Negeri
Yogyakarta, 05 Maret 2016. 16,30 WIB
[2]Abdullah, Ishak, ,Filsafat Ilmu Pendidikan, (Bandung, PT.
Remaja Rosdakarya . 2004). Hlm 64-73
[3]
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 46
[4]
Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi dan
Inovasi, (Surabaya: elKAF, 2006), hlm. 24
[5]
Lias Hasibuan, Kurikulum dan Pemikiran Pendidikan, (Jakarta: Gaung
Persada, 2010), hlm. 53
[6]Ibid.,
Tim Pengembang MKDP, hlm. 39
[7]Ibid.,
hlm. 41
[8]Ibid.,
hlm. 44
[9]Nana Syaodih
Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, hlm.150.
[10]Nana Syaodih
Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum,
hlm.151.
[11]Hamdani Hamid, Pengembangan
Kurikulum Pendidikan, hlm. 70.
[12]Wina Sanjaya, Kurikulum
dan Pembelajaran, hlm. 41-42.
[13] Kasful Anwar, Perencanaan
Sistem Pembelajaran KTSP, (Bandung: Alfabets, 2011, hal. 178
[15]Ibid. hal.
180