Sunday, 19 March 2017

DIMENSI AKSIOLOGI DALAM PENDIDIKAN ISLAM


DIMENSI AKSIOLOGI DALAM PENDIDIKAN ISLAM

RESUME
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Filsafat Pendidikan islam yang diampu oleh
Bapak Siswanto, M.Pd.I


Oleh: Anis Fitriyah
NIM(201607010015)
Kelas A




 






                                                                                                     

PRODI TADRIS BAHASA INDONESIA
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PAMEKASAN
2017
  
DIMENSI AKSIOLOGI DALAM PENDIDIKAN ISLAM
            Aksiologi merupakan cabang filsafat yang berbicara tentang nilai. Nilai dapat diartikan      sebagai  sesuatu yang berharga, berkualitas, bermakna dan bertujuan bagi kehidupan            manusia, individu maupun kelompok. Aksiologi membahas tentang hakikat nilai, yang di   dalamnya meliputi baik dan buruk, benar dan salah, serta cara dan tujuan.
A.    Hakikat Nilai
          Nilai dalam pandangan Brubacher sebagaimana dikutip Muhaimin tak terbatas ruang lingkupnya. Nilai tersebut sangat erat dengan pemgertian dan aktifitas manusia yang kompleks, sehingga sulit di tentukan batasannya.
Mutahhari mengemukakan bahwa nilai adalah konsepsi abstrak di dalam diri manusia atau masyarakat mengenai hal-hal yang di anggap baik dan benar dan hal-hal yang di anggap buruk dan salah. Nilai bersifat ideal, abstrak, dan tidak dapat di sentuh oleh panca indra, sedangkan yang dapat di tangkap hanya barang atau tingkah laku yang mengandung nilai tersebut. Nilai juga bukan fakta yang berbentuk kenyataan dan konkrit, Sehingga bersifat subjektif.
Sumber nilai yang berlaku dalam pranata sosial kehidupan manusia dapat di golongkan menjadi dua macam, yaitu:
1.      Nilai Ilahiyah
         Nilai ilahiyah merupakan nilai yang di titahkan tuhan melalui para rosul-Nya, yang berbentuk takwa, iman dan adil yang di abadikan dalam wahyu ilahi. Nilai-nilai ilahiyah selamanya tidak mengalami perubahan.
2.      Nilai Insaniyah
         Nilai insaniyah tumbuh atas kesepakatan manusia serta hidup dan berkembang dari peradapan manusia. Nilai ini bersifat dinamis. Nilai ilahiyah dalam aspek teologi tak pernah mengalami perubahan, sedangkan aspek amaliyah mungkin mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan zaman dan lingkungan. Sebaliknya nilai insaniyah selamanya mengalami perkembangan dan perubahan menuju kea rah yang lebih maju dan lebih tinggi.

B.     Nilai dan tujuan pendidikan islam
          Pendidikan islam adalah rangkaian proses yang sistematis, terencana dan komperehensif dalam upaya menstranfer nilai-nilai kepada anak didik, mengenbangkan potensi yang ada pada diri anak didik. Adapun tujuan yang hendak di capai pada hakekatnya adalah suatu perwujudan dari nilai-nilai ideal yang terbentuk dalam pribadi manusia yang di inginkan.
          Nilai-nilai ideal itu mempengaruhi dan mewarnai pola kepribadian manusia, sehingga menggejala dalam perilaku lahiriyahnya. Perilaku lahiriyah adalah cermin yang memproyeksikan nilai-nilai ideal yang telah mengacu di dalam jiwa manusia sebagai produk dari proses pendidikan.
Adapun tujuan pendidukan harus berorientasi setidaknya pada empat aspek yaitu:
1. Berorientasi pada tujuan dan tugas pokok manusia;
2. Berorientasi pada sifat dasar (nature) manusia;
3. Berorientasi pada tuntutan masyarakat dan zaman;
4. Berorientasi pada kehidupan ideal islami.

C.    Implikasi sistem nilai dalam proses pendidikan islam
          Sestem nilai memerlukan transmisi, pewarisan, pelestarian dan pengembangan melalui pendidikan demikian juga dalam proses pendidikan di butuhkan sistem nilai agar dalam pelaksanaannya berjalan dengan arah yang pasti. Eksistensi pendidikan merupakan sarana vital dalam upaya menumbuhkembangkan daya kreatifitas dan intelektualitas anak didik, melestarikan nilai-nilai ilahiyan dan insaniyah, serta membekali anak didik dengan kemampuan yang qualified dan produktif.
          Maka dari itu, pendidikan islam bertugas mempertahankan, menanamkan dam mengembangkan keberlangsungan fungsi nilai-nilai islam yang bersumber dari Al-Qur’an.

D.     Analisis
Aksiologi merupakan salah satu cabang filsafat yang membahas tentang nilai, nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang di miliki oleh manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang di nilai, nilai juga sebagai imperative dalam penarapan ilmu pengetahuan.ilmu pengetahuan sebagai suatu kesatuan menampakkan diri secara dimensional, yakni sebagai masyarakat, sebagai proses, dan sebagai produk.
Secara umum, cakupan pengertian nilai itu tidak terbatas. Maksudnya, segala sesuatu yang ada dalam jagat raya ini bernilai, yang dalam filsafat pendidikan di kenal dengan istilah aksiologi.pada dasarnya nilai memiliki pengertian yang sangat luas,sehimgga selalu uraiannya dalam beragam makna.kualitas nilai biasanya terlihat pada rasa puasnya seseorang dalam melihat hasil karyanya.
Nilai di bedakan menjadi dua bagian. Yaitu: nilai ilahiyah dan nilai insaniyah. Nilai ilahiyah merupakan nilai yang di titahkan tuhan melalui para rosul-Nya, yang berbentuk takwa dan nilai ini bersifat statis(tidak dapat berubah-ubah). Sedangkan, Nilai insaniyah tumbuh atas kesepakatan manusia serta hidup dan berkembang dari peradapan manusia. Nilai ini bersifat dinamis.
Implikasi aksiologi dalam dunia pendidikan adalah menguji dan mengintegrasi nilai tersebut dalam kehidupan manusia dan membinakannya dalam kepribadian peserta didik. Memang untuk menjelaskan yang baik itu benar itu bukan suatu hal yang mudah. Apalagi baik, benar, buruk dalam arti mendalam di maksudkan untuk membina kepribadian ideal anak, jelas merupakan tugas utama pendidik.