ILMU
TASAWUF
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akhlak
Tasawuf
yang di ampu oleh Bapak
Mohammad
Subhan Zamzami Lc, M. TH.I
Disusun
Oleh:
Rian Mahmudi
(20170702061055)
Rian Mahmudi
(20170702061055)
KOMUNIKASI
DAN PENYIARAN ISLAM (KPI)
JURUSAN
SYARIAH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM PAMEKASAN
2017
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar
Belakang....................................................................................1
B. Rumusan
Masalah...............................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian
Tasawuf............................................................................3
B. Asal-Usul
Tasafuw.............................................................................5
C. Pro
dan Kontra Terhadap Tasawuf.....................................................6
BAB III PENUTUP................................................................................................10
A. Kesimpulan.......................................................................................10
B. Saran.................................................................................................10
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Studi islam, yaitu ajaran-ajaran yang berhubungan dengan
islam. Itu berarti studi pemikiran islam yaitu ajaran-ajaran yang
berhubungan dengan pemikiran islam. Studi pemikiran islam dibagi menjadi empat
yaitu studi pemikiran islam kalam, studi pemikiran islam filsafat, studi
pemikiran islam tasawuf, dan studi pemikiran islam fiqh.
Dari uraian itu diketahui bahwa tasawuf merupakan bagian
dari studi pemikiran islam. Di tengah situasi masyarakat yang cenderung
mengarah kepada krisis moral seperti gejalanya mulai tampak saat ini, akibat
negatifnya mulai terasa dalam kehidupan, masalah tasawuf mulai mendapatkan
perhatian dan dituntut peranannya untuk terlibat aktif mengatasi masalah
tersebut. Terjadinya kebakaran hutan dengan segala akibat yang merugikan,
praktik pengguguran kandungan (aborsi), pembunuhan, disia-siakan masalah
keadilan, dan kejahatan yang lainya adalah bermula dari kekotoran jiwa manusia,
yaitu jiwa yang jauh dari bimbingan Tuhan, disebabkan ia tidak pernah mencoba
mendekatinya. Untuk mengatasi masalah itu tasawuflah yang paling memiliki
potensi dan otoritas, karena didalam tasawuf dibina secara intensif tentang
cara seseorang selalu merasakan kehadiran Tuhan dalam dirinya. Dengan demikian
ia akan malu berbuat menyimpang karena merasa diperhatikan oleh Tuhan.
Demikian pentingnya peranan tasawuf dalam kelangsungan hidup
manusia, maka perlu diadakan penelitian dan pengembangan tasawuf islam, yaitu
penelitian yang ingin melihat seberapa jauh pemahaman tasawuf islam itu
dikembangkan dalam rangka merespon dan menjawab secara konkret berbagai masalah
yang timbul di masyarakat. Penelitian ini dinilai penting untuk dilakukan
agar pemahaman tasawuf Islam tetap mampu memandu dan membimbing perjalanan
umat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Tasawuf?
2. Bagaimanakah Asal-usul Tasawuf?
3. Siapakah Tokoh yang Pro dan Kontra
terhadap Tasawuf?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Tasawuf.
2. Untuk mengetahui Asal-usul Tasawuf.
3. Untuk mengetahui Tokoh yang Pro dan
Kontra tehadap Tasawuf.
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Tasawuf
Tasawuf
adalah nama lain dari “Mistisisme dalam Islam”. Di kalangan orientalis barat
dikenal dengan sebutan “Sufisme” kata “Sufisme” merupakan istilah khusus
mistisisme Islam. Sehingga kata “Sufisme” tidak ada pada mistisisme agama-agama
lain.
Tasawuf
bertujuan untuk memperoleh suatu hubungan khusus langsung dari Tuhan. Hubungan
yang dimaksud mempunyai makna dengan penuh kesadaran, bahwa manusia sedang
berada di hadirat Tuhan. Kesadaran tersebut akan menuju kontak komonikasi dan
dialog antara ruh manusia dengan Tuhan. Hal ini melalui cara bahwa manusia
perlu mengasingkan diri. Keberadaannya yang dekat dengan Tuhan akan berbentuk
“Ijtihad” (bersatu) dengan Tuhan. Demikian ini menjadi persoalan “Sufisme” baik
agama islam maupun diluarnya.
Dengan
pemikiran di atas, dapat dipahami bahwa “Tasawuf” adalah suatu ilmu yang
mempelajari suatu cara, bagaimana seseorang dapat mudah berada di hadirat Allah
SWT. (Tuhan). Maka gerakan “kejiwaan” penuh dirasakan guna memikirkan betul suatu
hakikat kontak hubungan yang mampu menelaah informasi dari Tuhannya.[1]
Tasawuf
adalah adalah wasilah (media) yang di tempuh oleh seorang mukmin melalui proses
upaya dalam rangka menghakikatkan syariat lewat thariqat untuk mencapai
makrifat.[2]
Terdapat
beberapa pendapat dari para ahli tentang asal muasal kata tasawuf, yaitu Pertama,
kata tasawuf berasal dari kata ahlu shuffah, yaitu nama yang diberikan kepada sebagian fakir miskin di
kalangan orang Islam pada masa awal Islam. Mereka adalah diantara orang-orang
yang tidak punya rumah, maka menempati gubuk yang telah dibangun Rasulullah di
luar masjid di Madinah. adalah sebuah komunitas yang memiliki ciri yang
menyibukkan diri dengan kegiatan ibadah. Mereka meninggalkan kehidupan dunia
dan memilih pola hidup zuhud. Mereka tinggal di masjid Nabi dan tidur di atas
bangku batu dengan memakai pelana (sofa), mereka miskin tetapi berhati mulia.
Para sahabat nabi hasil produk shuffah ini antara lain Abu Darda’, Abu Dzar al
Ghifari dan Abu Hurairah.[3]
Kedua,
tasawuf berasal dari kata shafa, yang berari
bersih/suci. Kata ini dinisbatkan kepada orang-orang yang slalu menjaga
kebersihan dan kesucian hatinya dari hal-hal yang bersifat keduniaan. Mereka
memiliki ciri-ciri khusus dalam aktifitas dan ibadah mereka atas dasar kesucian
hati dan untuk pembersihan jiwa dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah.[4]
ketiga,
tasawuf berasal dari kata shaff, yaitu
menggambarkan orang-orang yang selalu berada di barisan depan dalam beribadah
kepada Allah dan dalam melaksanakan kebajikan.[5]
Keempat, ada
pendapat yang mengatakan tasawuf berasal dari kata saufi, yang berarti kebijaksanaan.kata ini dinisbatkan kepada para
kaum sufi yang slalu cinta kepada kebenaran dan kebijaksanaan.[6]
Kelima,
ada pendapat yang mengatakan tasawuf berasal dari kata shuff, yang
berarti bulu domba. Berasal dari kata shuf
karena orang-orang ahli ibadah dan zahid pada masa dahulu
menggunakan pakaian sederhana terbuat dari bulu domba. Dalam sejarah tasawuf
banyak kita dapati cerita bahwa ketika seseorang ingin memasuki jalan kedekatan
pada Allah mereka meninggalkan pakaian mewah yang biasa dipakainya dan diganti
dengan kain wol kasar yang ditenunsederhana. Tradisi pakaian sederhana dan
compang camping ini dengan tujuan agar para ahli ibadah tidak timbul rasa riya’,
ujub atau sombong.[7]
Al
Junaid mengatakan bahwa yang dimaksud dengan tasawuf adalah membersihkan hati
dari apa yang mengganggu makluk, berjuang meninggalkan pengaruh budi yang asal
kita memadamkan sifat-sifat yang merupakan kelemahan kita, menjauhkan diri dari
seruan hawa nafsu, mendekati sifat-sifat kerohanian, bergantaung pada ilmu-ilmu
hakikkat, memakai barang yang penting dan terlebih kekal[8]
B. Asal
usul Tasawuf
Sebagai
sebuah ajaran, tasawuf muncul pada zaman Rasulullah SAW, sebab misi
kerasulannya meliputi ajaran-ajaran yang berkaitan dengan keyakinan/keimanan
(Aqidah), Ibadah dan Akhlak.[9]
Tasawuf
sudah muncul semenjak agama Islam dibawa oleh oleh nabi Muhammad SAW, fakta
yang menunjukkan sebelum beliau diutus menjadi Rosul beliau telah bertahanus di
Gua Hira untuk mencapai ketenangan. Mengasingkan diri dan membersihkan diri
dari godaan dan mensucikan jiwanya serta mencari hakekat kebenaran yang dapat
mengatur.[10]
Pada zaman
sahabat nabi tasawuf diamalkan oleh para sahabat-sahabat dengan menonjolkan kesederhanaan
dalam hidup, dan mencurahkan hidupnya hanya untuk rohaniyah saja dengan zuhud
terhadap dunia, cinta dan menharap bertemu dengan Allah , sabar, tawakkal,
wara’ dan sifat-sifat terpuji lainnya.[11]
Banyak
pendapat yang mengatakan bahwa tasawuf berasal dari luar yang masuk ke dalam
Islam. Sebagian penulis misalnya ada yang berpendapat bahwa tasawuf berasal
dari kebiasaan rahib-rahib Kristen yang menjauhi dunia dan kesenangan material.
Ada pula yang mengatakan bahwa tasawuf timbul atas pengaruh ajaran Hindu dan
disebutkan pula bahwa ajaran tasawuf berasal dari filsafat Phytagoras dengan
ajaran-ajarannya yang meninggalkan kehidupan material dan memasuki kehidupan
kontemplasi. Dikatakan pula bahwa tasawuf masuk ke dalam Islam karena pengaruh
filsafat Plotinus. Disebutkan bahwa menurut filsafat emanasi Plotinus bahwa roh
memancar dari zat Tuhan dan kemudian akan kembali kepada-Nya. Tetapi dengan
masuknya roh ke alam materi, ia menjadi kotor, dan untuk dapat kembali ke
tempat Yang Maha Suci, terlebih dahulu ia harus disucikan. Tuhan Maha Suci dan
Yang Maha Suci tidak dapat didekati kecuali oleh yang suci, dan pensucian roh
ini terjadi dengan meninggalkan hidup kematerian, dan dengan mendekatkan diri
kepada Tuhan sedekat mungkin dan kalau bisa hendaknya bersatu dengan Tuhan
semasih berada dalam hidup ini.[12]
Namun
demikian, terlepas atau tidak adanya pengaruh dari luar itu, yang jelas bahwa
dalam sumber ajaran Islam, Al-Qur’an dan hadits terdapat ajaran yang dapat
membawa kepada timbulnya tasawuf. Paham bahwa Tuhan dekat dengan manusia, yang
merupakan ajaran dalam mistisisme ternyata ada di dalam Al-Qur’an dan hadits.[13]
Tahanuts
yang dilakukan Nabi Muhammad SAW di Gua Hira merupakan cahaya pertama dan utama
bagi nur tasawuf, karena itulah benih pertama bagi kehidupan rohaniah. Di dalam
mengingat Allah serta memuja-Nya di Gua Hira, putuslah ingatan dan tali rasa
beliau dengan segala makhluk lainnya. Di situ pula berawalnya Nabi Muhammad
mendapat hidayah, membersihkan diri dan mensucikan jiwa dari noda-noda penyakit
yang menghinggapi sukma, bahkan sewaktu itu pulalah berpuncaknya kebesaran,
kesempurnaan, dan kemuliaan jiwa Muhammad Saw. dan membedakan beliau dari
kebiasaan hidup manusia biasa.[14]
C.
Pro dan Kontra Terhadap Tasawuf
Berbagai pendapat para ahli yang mengkritik tentang
tasawuf, dan menimbulkan pro dan kontra tentang tasawuf.
1.
Tokoh-Tokoh Pro Tasawuf
a. Hasan
Al-Basri (21 H- 110 H)
Hasan
Al-Bashri memiliki nama lengkap Abu Said Al-Hasan bin Yasar, adalah seorang
zahid dari kalangan tabiin yang lahir di Madinah pada tahun 21 Hijriyah. Beliau
merupakan pelopor utama yang mulai memperluaskan ilmu-ilmu kebatinan dan
kesucian jiwa.
Menurut
pandangannya, tasawuf merupakan ajaran untuk menanamkan rasa takut (baik itu
takut akan dosa-dosa, takut tidak mampu memenuhi perintah dan larangan Allah,
takut akan ajal atau kematian ) di dalam diri setiap hamba dan senantiasa
mengingat Allah SWT. Beliau berpendapat bahwa dunia adalah ladang beramal,
banyak duka cita di dunia dapat memperteguh amal sholeh. [15]
b. Al-Muhasibi
(165 H – 243 H)
Al-Muhasibi
memiliki nama lengkap Abu Abdillah Al-Harist bin Asad Al-Bashri Al- Baghdadi
Al-Muhasibi. Beliau lahir di Bashroh, Irak pada tahun 165 Hijriyah. Menurut
beliau, tasawuf berarti ilmu yang mengajarkan untuk selalu bertakwa kepada
Allah SWT, menjalankan kewajiban sebagai seorang hamba dan meneladani akhlak
Rasulullah Saw.
Beliau
juga berpendapat ada 3 hal yang perlu ditekankan untuk membersihkan jiwa dan
mencapai jalan keselamatan, yaitu melalui Ma’rifat (Mengenal Allah SWT dengan
mata hati), Khauf (rasa takut), dan Raja’ ( pengharapan).[16]
c. Al-Qusyairi
(376 H- 465 H)
Al-Qusyairi
memiliki nama lengkap ‘Abdul Karim bin Hawazim. Beliau lahir di kawasan
Nishafur pada tahun 465 Hijriyah, dimana beliau ini merupakan seorang ulama
yang ahi dalam berbagai disiplin ilmu pada masanya.[17]
Ajaran
tasawuf Al-Qusyairi didasarkan pada doktrin Ahlusunnah Wal Jama’ah dan
berlandasakan ketauhidan. Beliau mengadakan pembaharuan di ajaran tasawuf,
dengan menentang keras doktrin-doktrin aliran Karamiyah, Syi’ah, Mu’tazilah,
dan Mujassamah. Ia juga menjelaskan pembeda antara dzahir dan bathil, serta
syariat dan hakikat. Menurutnya, tidak haram jika seseorang menikmati
kesenangan dunia, asalkan tetap berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Assunnah.[18]
d. Al-Ghazali
(450 H – 505 H)
Al-Ghazali
memiliki nama lengkap Muhammad ibn Muhammad ibn Muhammad ibn Ahmad al-Thusi.
Beliau lahir di kota Khurasan, Iran pada tahun 450 Hijriyah. Di masa hidupnya,
Al Ghazali merupakan seorang ahli ilmu yang dikagumi oleh banyak ulama besar.
Beliau juga dikenal sebagai seorang Sufi, Filosof, Fuqoha (ahli fiqh), dan
Mutakallim. Beliau juga memiliki banyak gelar, salah satunya Hujjah Al-Islam
yang diperolehnya dari kerajaan Bani Saljuk.[19]
Seperti
halnya Al-Qusyairi, Al-Ghazali juga berupaya mengembalikan ajaran tasawuf yang
sesuai syariat agama dan bersih dari aliran-aliran asing yang menyesatkan
Islam, dengan berpedoman pada Al Quran dan As Sunnah (Ajaran Rasulullah Saw).
Tasawuf Al-Ghazali lebih kepada penekanan pendidikan moral, dimana seseorang
dianjurkan memperdalam ilmu aqidah dan syariat terlebih dahulu sebelum
mempelajari ketasawufan.[20]
2. Tokoh-Tokoh
Kontra Tasawuf
Para kritikus memiliki pendapat bahwa
tasawuf bersumber dari luar islam, berikut ini komentar mereka.
a. Syaikh
Ihsan Ilahi Dhahir
Jika
kita memperhatikan dengan teliti tentang tasawuf dan pendapat para sufi, maka
kita akan melihat dengan jelas perbedaannya dengan Al-qur’an dan sunnah. Kita
juga tidak melihat adanya bibit tasawuf di dalam perjalanan hidup Nabi dan para
sahabat. Mereka itu manusia pilihan Allah SWT. Namun kita dapat melihat bahwa
tasawuf diambil dari kependetaan Nasrani, Brahmana Hindu, ibadah Yahudi, dan
zuhud agama Buddha.[21]
b. Syaikh
Shabir Tha’imah
Jelas
bahwa tasawuf terpengaruh oleh kehidupan para pendeta Nasrani. Mereka suka memakai
pakaian dali bulu domba dan berdiam di biara. Kebiasaan ini di mulai ketika
Islam melakukan ekspansi.[22]
c. Syaikh
Abdur Rahim Al-Wakil
Sesungguhnya
tasawuf itu makar yang paling hina. Setan telah membuatnya memerangi Allah SWT
dan Rasulullah serta menipu para hamba-Nya. Sesungguhnya tasawuf adalah topeng
kaum Majusi agar terlihat seperti orang yang rabbaniI (taat pada Tuhan), bahkan juga topeng semua musuh Islam.
Apabila diteliti, maka akan ditemui ajaran Hindu, Buddha, Zoroaster, Yahudi,
Nasrani Pangan, dan Platonisme.[23]
d. Syaikh
Al-Fauzan
Jelaslah
bahwa tasawuf adalah ajaran dari luar yang menyusup ke dalam Islam. Hal itu
tampak dari kebiasaan-kebiasaan yang dinisbahkan kepadanya. Tasawuf adalah
ajaran yang asing dalam Islam dan jauh petunjuk dari Allah SWT.
Kalangan
“sufi generasi terkemudian” sudah banyak melakukan kebohongan. Sementara itu,
kalangan “sufi generasi terdahulu” masih berada di dalam keadaan yang netral,
seperti Al-Fuadhail bin Iyadh, Al-Junaid, dan Ibrahim bin Adham.[24]
[1] A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung:
Cv Pustaka Setia, 2014) hlm, 206.
[2] Jamaluddin Kafie, Tasawuf
Kontemporer, hlm, 31.
[3] Mohammad Muchlis Solichin, Akhlak
dan Tasawuf , (Surabaya: Pena Salsabila, 2014) hlm, 117.
[4] Ibid, hlm 118.
[5] Ibid, hlm 118.
[6] Ibid, hlm 118.
[7] Ibid, hlm 119.
[8] Mohammad Muchlis Solichin, Akhlak
dan Tasawuf , (Surabaya: Pena Salsabila, 2014) hlm, 120.