Friday, 17 November 2017

KESEPADANAN ADAPTASI LINGUISTIK SOSIAL PADA MAHASISWA


                                    KESEPADANAN ADAPTASI LINGUISTIK SOSIAL PADA MAHASISWA


MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan
yang diampu oleh Bapak Akh. Fakih, M.PD



Disusun Oleh:


 






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
2017         KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami diberi kesempatan bekerja sama untuk menyelesaikan makalah ini. Dengan penulisan makalah yang berjudul kesepadanan adaptasi linguistik sosial pada mahasiswa ini. Kami berharap dapat memberi manfaat bagi kita semua. Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan pengarahan-pengarahan serta masukan dalam pembuatan makalah ini.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, sangatlah berguna  bagi penulis sebagai referensi tambahan agar kelak dapat melahirkan karya ilmiah dalam bentuk makalah yang jauh lebih baik lagi kualitasnya.





Pamekasan, 15 November 2017


Penulis





                                                     DAFTAR ISI
Halaman judul
Kata Pengantar...............................................................................................      ii
Daftar isi ........................................................................................................     iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang...................................................................................      1
B.     Rumusan Masalah..............................................................................      1
C.     Tujuan Masalah..................................................................................      2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Linguistik Sosial Pada Mahasiswa...................................      3
B.     Kegunaan Linguistik Sosial Pada Mahasiswa....................................      4
C.     Pelaksanaan Penelitian Linguistik Sosial (pemakaian bahasa)...........      5
D.    Masalah-Masalah Linguistik Sosial....................................................      6
E.     Kesepadanan Adaptasi Linguistik Sosial PadaMahasiswa................      7
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan.........................................................................................   10
B.     Saran...................................................................................................    10
Daftar Pustaka................................................................................................   11




BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Mahasiswa memiliki peran sangat penting terhadap masyarakat, yakni sebagai agen perubahan, sosial kontrol, dan memperkaya diri dengan pengetahuan baik itu dari segi penggunaan bahasa dalam berinteraksi sosial.
Pada perguruan-perguruan tinggi khususnya untuk mahasiswa dalam memahami kesepadanan adaptasi linguistik sosial memiliki manfaat yang sangat penting dalam mempelajari penggunaan ilmu bahasa terhadap linguistik sosial.
Dalam melakukan interaksi dengan orang lain/sosial, mahasiswa yang dalam hal ini berasal dari latar belakang yang berbeda harus bisa beradaptasi dengan lingkungannya, sehingga dalam melakukan interaksi dengan yang lain perlunya ilmu bahasa yang dalam hal ini, akan mempermudah komunikasi atau menjalin komunikasi dengan baik yang biasa disebut linguistik sosial.
Dengan menggunakan linguistik sosial, mahasiswa tidak lagi mengenal perbedaan di lingkungannya maupun tidak mempermasalahkan latar belakang yang berbeda. Hal ini karena bahasa yang digunakan nantinya akan sama dengan yang lain sehingga memudahkan interaksi antar sesama.
B.  Rumusan Masalah
1.    Jelaskan pengertian linguistik sosial pada mahasiswa?
2.    Jelaskan kegunaan linguistik sosial pada mahasiswa?
3.    Apa saja pelaksanaan penelitian linguistik sosial (pemakaian bahasa)?
4.    Apa saja masalah-masalah linguistik sosial?
5.    Bagaimana kesepadanan adaptasi linguistik sosial pada mahasiswa?


C.  Tujuan Masalah                                                 
1.    Untuk mengetahui pengertian linguistik sosial pada mahasiswa
2.    Untuk mengetahui kegunaan linguistik sosial pada mahasiswa
3.    Untuk mengetahui pelaksanaan penelitian linguistik sosial (pemakaian bahasa)
4.    Untuk mengetahui masalah-masalah linguistik sosial
5.    Untuk mengetahui kesepadanan adaptasi linguistik sosial pada mahasiswa


















BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Linguistik Sosial Pada Mahasiswa
Linguistik berati “ilmu bahasa”. Kata linguistik berasal dari kata latin lingua ‘bahasa’. Dalam bahasa-bahasa “Roman” (yaitu bahasa-bahasa yang berasal dari bahasa latin). Dalam bahasa Indonesia “linguistik” adalah nama bidang ilmu, dan kata sifatnya adalah “linguistik” atau “linguistik”.[1]
Linguistik sosial atau bisa disebut dengan sosiolinguistik yang merupakan ilmu antardisiplin antara sosiologi dan linguistik, dua bidang ilmu empiris yang mempunyai kaitan sangat erat. Maka, untuk memahami apa sosiolinguistik itu, perlu terlebih dahulu dibicarakan apa yang dimaksud dengan sosiologi dan linguistik itu. Sosiologi adalah kajian objektif dan ilmiah mengenai manusia di dalam masyarakat, dan mengenai lembaga-lembaga, dan proses sosial yang ada di masyarakat. Sedangkan linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa, atau bidang ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. [2]
Sementara mahasiswa adalah sebutan bagi orang yang sedang menempuh pendidikan tinggi yang terdiri atas sekolah tinggi, akademi, dan yang paling umum adalah universitas.[3]
Dengan demikian, secara mudah dapat dikatakan bahwa linguistik sosial pada mahasiswa merupakan bidang ilmu antardisplin yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa yang diterapkan oleh, mahasiswa dalam melakukan interaksi soial di dalam masyarakat.


B.  Kegunaan Linguistik Sosial Pada Mahasiswa
                   Setiap bidang ilmu tentu mempanyai kegunaan dalam kehiduapan praktis. Begitu juga dengan sosiolinguistik. Kegunaan sosiolinguistik bagi kehidupan sangat banyak, sebab bahasa sebagai alat komunikasi verbal manusia, tentunya mempunyai aturan-aturan tertentu, diantaranya sebagai berikut:
1.      Dapat kita manfaatkan dalam berkomunikasi atau berinteraksi.
2.      Berkomunikasi dengan menunjukkan bahasa, ragam bahasa atau gaya bahasa apa yang harus kita gunakan jika kita berbicara dengan orang tertentu.
3.      Sosiolinguistik juga akan menunjukkan bagaimana kita harus berbicara bila kita berada di dalam masjid, di ruang perpustakaan, di taman, di pasar, atau juga di lapangan sepak bola.
4.      Dalam pengajaran bahasa di sekolah, sosiolinguistik juga mempunyai peran yang besar. Kajian bahasa secara internal akan menghasilkan perian-perian bahasa secara objektif deskriptif, dalam wujud berbentuk sebuah buku tata bahasa.
5.      Dapat menyajikan kaidah-kaidah bahasa tanpa mengaitkannya dengan kaidah-kaidah pengguna bahasa.[4]
              Dalam penggunaan linguistik sosial pada mahasiswa juga mempunyai peran yang besar yakni; bagi mahasiswa tentu akan sangat membantu dalam menyelesaikan masalah dan melaksanakan tugasnya, sehingga dapat membantu dalam memahami karya sastra dengan baik. Sebab bahasa, yang menjadi objek penelitian linguistik itu, merupakan wadah pelahiran karya sastra. Tidak mungkin kita tidak dapat memahami karya sastra dengan baik tanpa mempunyai pengetahuan hakikat dan struktur bahasa dengan baik. Apalagi diingat bahwa karya sastra menggunakan ragam bahasa khusus yang tidak sama dengan bahasa khusus.

C.  Pelaksanaan Penelitian Linguistik Sosial (pemakaian bahasa)
1.        Perihal penelitian sosiolinguistik (pemakaian bahasa)
            Bidang linguistik yang berhubungan dengan pemakaian bahasa merupakan salah satu bagian dari bidang studi sosio-linguistik.
            Sosiolinguistik itu sendiri merupakan bidang garapan antara dua disiplin ilmu, yaitu linguistik yang berkutat dengan masalah kebahasaan di satu sisi, dengan disiplin sosilogi yang menaruh perhatian pada masalah sosial atau masyarakat di sisi yang lain.[5]
2.        Metode penyediaan data
a.    Penarikan sampel penelitian sosiolinguistik; Ashen (1978) menyebutkan bahwa penelitian-penelitian sosiolinguistik yang hasilnya telah diterbitkan ternyata menggunakan jumlah sampel dalam jumlah yang tidak besar.
b.    Penentuan kelas sosial; Gunarwan (2002), kelas sosial ditentukan oleh ras.
c.    Metode penyediaan data; Metode simak (pengamatan/observasi), Metode survei, dan Metode Cakap (wawancara).[6]
3.        Metode analisis data
            Merupakan upaya yang dilakukan untuk mengklasifikasi, pengelompokan data. Data itu sendiri memiliki dua wujud; pertama, data yang berwujud angka misalnya, jumlah penduduk sutu kota, usia, jumlah keluarga suatu rumah tangga, dan lainnya. Kedua, data yang bukan angka misalnya, jenis kelamin, bahasa yang digunakan oleh suatu komunitas, warna kulit, dan lainnya.[7]
4.        Metode penyajian hasil analisis data
            Hasil analisis data yang berupa temuan penelitian sebagai jawaban atas masalah yang hendak dipecahkan, haruslah disajikan dalam bentuk teori. Dalam menyajikan hasil temuan terdapat dua metode. Kedua metode ini adalah metode formal dan informal. Karena pada prinsipnya, penyajian hasil analisis baik itu untuk tujuan kajian kajian linguistik sinkronis, linguistik diakronis, maupun sosiolinguistik adalah sama.[8]
            Pemakaian bahasa jika dikaitkan pada kalangan mahasiswa, mahasiswa dikatakan  fasih ketika, mahasiswa menggunakan bahasa informal. Ini karena kurangnya mahasiswa berbahasa Indonesia  yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-harinya. Bahkan didalam diri mereka timbul suatu ketidakwajaran ketika berbahasa Indonesia yang baku. Padahal sangat wajar apabila mahasiwa selaku penerus bangsa dapat menggunakan bahasa nasionalnya dan menunjukkan identitas sebagai bangsa Indonesia. 
D.  Masalah-Masalah Linguistik Sosial
            Konferensi linguistik sosial pertama yang berlangsung di University of California, Los Angeles, tahun 1964, telah merumuskan adanya tujuh dimensi dalam penelitian linguistik sosial. Ketujuh dimensi yang merupakan masalah dalam linguistik sosial itu adalah:
1.         Identitas sosial dari penutur antara lain, dapat diketahui dari pentanyaan apa dan siapa penutur tersebut, dan bagaimana hubungannya dengan lawan tuturnya. Maka, identitas penutur dapat berupa anggota keluarga, dapat berupa teman karib, atasan atau bawahan. Identitas penutur itu dapat mempengaruhi pemilihan kode dalam bertutur.
2.         Identitas sosial dari pendengar yang terlibat dalam proses komunikasi, dapat berupa anggota keluarga, teman karib, guru, murid, dan sebagainya. Identitas pendengar atau para pendengar juga mempengaruhi pilihan kode dalam bertutur.[9]
3.         Lingkungan sosial tempat peristiwa tutur terjadi, dapat berupa ruang keluarga di dalam sebuah rumah tangga, di dalam masjid, di lapangan sepak bola, di ruang kuliah, di perpusrtakaan, atau di pinggir jalan. Tempat peristiwa tutur terjadi dapat juga mempengaruhi pilihan kode dan dan gaya dalam bertutur.
4.         Analisis sinkronik dan diakronik dari dialek-dialek sosial, digunakan para penutur sehubungan dengan kedudukan mereka sebagai anggota kelas-kelas sosial tertentu dalam masyarakat.
5.         Penilaian sosial yang berbeda oleh penutur akan perilaku bentuk-bentuk ujaran. Maksudnya setiap penutur tentunya mempunyai kelas sosial tertentu di dalam masyarakat.
6.         Tingkatan variasi dan ragam linguistik, maksudnya, bahwa sehubungan dengan heterogennya anggota suatu masyarakat tutur, adanya berbagai fungsi sosial dan politik bahasa, serta adanya tingkatan kesempurnaan kode, maka alat komunikasi, manusia yang disebut bahasa itu menjadi sangat bervariasi.
7.         Penerapan praktis dari penelitian sosiolinguistik, untuk mengatasi masalah-masalah praktis dalam masyarakat. Misalanya masalah pengajaran, pembakuan bahasa, penerjemahan, mengatasi konflik sosial akibat konflik bahasa, dan sebagainya.[10]
            Dalam mahasiswa juga terdapat masalah diantaranya; kurangnya peran pendidik, dan kurangnya kesadaran dari mahasiswanya sendiri. Jadi untuk memaksimalkan penggunaan ilmu bahasa dikalangan mahasiswa sangat sulit dilaksanakan.[11]
E.  kesepadanan Adaptasi Linguistik Sosial Pada mahasiswa
                     Dalam suatu tatanan kehidupan pluralistik terdapat dua kemungkinan wujud derajat kondisi antarkomunitas.[12] Kedua wujud antarkomunitas tersebut pertama, mungkin kedua atau salah satu dari komunitas itu melakukan atau saling melakukan penyesuaian satu sama lain, kemungkinan kedua , salah satu atau kedua komunitas itu akan melakukan proses menjauhkan dari satu sama lain yang dalam termonologi ilmu soal masing-masing disebut proses asosiatif dan diasosiatif, proses-proses tersebut juga melahirkan tatanan kehidupan yang cenderung ke arah harmoni dan disharmoni.
                     Bahasa merupakan salah satu penanda diantara beberapa penanda komunitas (etnis) yang sangat penting, karena bahasa tempat terwadahi perubahan (evolusi) dalam gambaran solusi politik yang terjadi pada masa lampau maupun masa kini. Dalam hubungan itu pula, Ande Foley menyatakan bahwa secara alamiah kontak antardua atau lebih kebudayaan (komunitas) yang berbeda akan selalu termenifestasi dalam wujud perubahan bahasa. Dalam linguistik, proses adopsi cir-ciri kebahasaan bahasa tertentu yang dilakukan oleh suatu komunitas tutur disebut konvergensi linguistik. Namun selain itu, dapat saja perubahan bahasa itu tidak terwujud konvergensi tetapi malah sebaliknya berwujud divergensi linguistik, yaitu proses perubahan ciri-ciri bahasa dalam suatu masyarakat tutur yang membuat ciri kebahasaannya menjadi tidak sama dengan cir-ciri bahasa yang digunakan oleh komunitas tutur lainnya yang menjadi mintra kontak budayanya.[13]
                     Kedua peristiwa kebahasaan tersebut, konvergensi dan divergensi linguistik apabila dikaitkan dengan terminologi dalam ilmu sosial di atas,  maka keduanya masing-masing dapat dipadankan dengan proses asosiasi dan diosiasi. Selanjutnya, oleh karena asosiasi dan disosiasi itu sendiri dapat dihubungkan dengan tatanan kehidupan harmoni dan disharmoni, maka peristiwa kehidupan yang cenderung ke arah harmoni dan disharmoni (konflik)  dalam suatu tatanan kehidupan majemuk dapat ditelusuri melalui kajian konvergensi dan divergensi linguistik. Dalam pada itu, asosiasi dan diasosiasi hanya dapat berlangsung bergantung pada ada/tidaknya perasaan kesederajatan/kesetaraan dan kesamaan diantara dua komunitas yang melakukan kontak atau interaksi tersebut. Kesamaan yang dimaksud disini baik karena kesamaan asal maupun karena kesamaan sejarah yang dialami pada fase historis tertentu. Apabila kesederajatan dan kesamaan tercipta, maka hubungan yang bersifat konvergensi (asosiatif) akan dapat berlangsung; sebaliknya jika suasana kesederajatan dan kesamaan tidak tercipta maka hubungan yang bersifat divergensi (disosiatif)-lah yang akan berlangsung.[14]
                     Berdasarkan pandangan di atas, dapat dipahami bahwa dalam ruang lingkup mahasiswa itu sendiri kita tahu bahwa setiap mahasiswa memiliki latar belakang yang berbeda, dan terkait penggunaan bahasa juga berbeda. jadi dibutuhkan komunikasi yang baik dalam berinteraksi dengan sesama, dalam komunikasi tersebut perlu adanya penggunaan bahasa yang baik dan benar, apalagi setiap mahasiswa berasal dari suku, adat, dan daerah asal yang berbeda. Dengan adanya kesepadanan ataupun kesetaraan diharapakan mahasiswa dapat belajar sikap bertutur kata dalam bahasa yang baik dalam kegiatan belajar dan mengajar. Kenyataan ini membuat adanya peningkatan dalam penyebarluasan pemakaian bahasa Indonesia dalam fungsinya sebagai alat komunikasi antara sesama.
                     Selain itu, pada saat beradaptasi di lingkungan perguruan tinggi, mahasiswa akan memilih bahasa yang digunakan tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi. Seorang mahasiswa akan menggunakan bahasa yang nonformal pada saat berbicara dengan teman-teman dan menggunakan bahasa formal pada saat berbicara dengan orang tua atau orang yang dihormati.
                     Dengan menguasai linguistik sosial memudahkan mahasiswa untuk berbaur dan menyesuaikan diri dengan dosen atau sesama mahasiswa lainnya. Hal ini menjadikan pentingnya adanya kesepadanan adaptasi linguistik sosial pada mahasiswa yang menjadi alat beradaptasi dengan lingkungan. Sehingga pembelajaran linguistik sosial di perguruan tinggi dianggap sangat penting untuk diajarkan kepada seluruh mahasiswa. Dalam pembelajaran kesepadanaan adaptasi linguistik sosial ini selain menjadi media untuk memupuk rasa memilki, rasa mencintai, dan menumbuhkan kebanggaan untuk menggunakannya, pembelajaran ini pun dimaksudkan agar setiap mahasiswa selalu merasa memiliki kewajiban dari tanggung jawab untuk menjaga, membina, dan melestarikan ilmu bahasa  dalam berinteraksi sosial.

BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
1.    Linguistik sosial pada mahasiswa adalah  bidang ilmu antardisplin yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa yang diterapkan oleh, mahasiswa dalam melakukan interaksi soial di dalam masyarakat.
2.    Penggunaan linguistik sosial pada mahasiswa juga mempunyai peran yang besar yakni; bagi mahasiswa tentu akan sangat membantu dalam menyelesaikan masalah dan melaksanakan tugasnya, sehingga dapat membantu dalam memahami karya sastra dengan baik.
3.    Pelaksanaan penelitian linguistik sosial (pemakaian bahasa); Metode penyediaan data, analisis data, dan penyajian hasil data.
4.      Masalah-masalah linguistik sosial; identitas sosial dari penutur, identitas sosial dari pendengar, lingkungan sosial tempat peristiwa, analisis sinkronik dan diakronik, penilaian sosial yang berbeda oleh penutur, tingkatan variasi dan ragam linguistik, dan penerapan praktis dari penelitian sosiolinguistik.
5.      Dengan adanya kesepadanan ataupun kesetaraan beradaptasi linguistik sosial diharapakan, mahasiswa dapat belajar sikap bertutur kata dalam bahasa yang baik.
B.       Saran
Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan, membantu, dan memudahkan kita dalam memahami dan mempelajari ilmu kebahasaan yang sebenarnya. Untuk itu kami menghimbau untuk memahami isi makalah ini sebaik-baik mungkin sehingga dapat di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kami mengucapkan terima kasih dan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada pembaca dan semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA

Chaer Abdul dan Agustina Leonie, Sosiolinguistik Perkenalan Awal, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004.
Hafid Effendi Moh., Kasak-kusuk Bahasa Indonesia, Pamekasan: Pena Salsabila, 2017.
Larassati Nurani, “Penggunaan Bahasa Indonesia Di Kalangan Mahasiswa”, diakses dari www.academia.edu/9580930/penggunaan-bahasa-di-kalangan-mahasiswa.
Mahsun, Genolinguistik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Mahsun, Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi, Metode, dan tekniknya, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012.
                                          
                                          




[1] Moh. Hafid Effendi, Kasak-kusuk Bahasa Indonesia (Pamekasan: Pena Salsabila, 2017), hlm. 91.
[2] Abdul Chaer dan Leonie Agustina, Sosiolinguistik Perkenalan Awal (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), hlm. 2.
[3] “Mahasiswa-Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas”, diakses dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/mahasiswa, pada tanggal 14 November 2017 pukul 20.13.
[4] Chaer dan Agustina, Sosiolinguistik, hlm. 07-09.
[5] Mahsun, Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi, Metode, dan tekniknya (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012), hlm. 226.
[6] Ibid. 237.
[7] Ibid. 253.
[8] Ibid. 253.
[9] Chaer dan Agustina, Sosiolinguistik, hlm. 07-08.
[10] Ibid. 08-09.
[11] Nurani Larassati “Penggunaan Bahasa Indonesia Di Kalangan Mahasiswa”, diakses dari   www.academia.edu/9580930/penggunaan-bahasa-di-kalangan-mahasiswa, pada tanggal 15 November 2017 pukul 20.13.
[12] Mahsun, Genolinguistik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 292.
[13] Ibid.
[14] Ibid.