Monday 13 November 2017

SUFYAN ATS TSAURI


SUFYAN ATS TSAURI

            Nama pengarang kitab tafsir ini adalah Abū `Abdullāh Sufyān ibnu Sa`īd ibnu Masrūq al-Tsaurīy al-Kūfī. Lahir di Atsir, di kota Kufah yang menjadi ibukota negeri `Irāq, pada masa Khalifah Sulaimān ibnu `Abdullāḥ al-Malik al-Amawīy. Adapun tahun lahirnya, para ulama berbeda pendapat dalam hal ini. Menurut al-Waqidi, yang kemudian pendapat ini diikuti oleh Ibnu Sa`d dan al-Bukhari, berpendapat bahwa tahun lahir al-Tsauri adalah 97 Hijriyyah atau 715 menurut perhitungan Masehi. Tetapi al-Khatib meriwayatkan dari `Ali ibnu Shālih, ia mengatakan,”Kami lahir pada tahun 100 H, sedangkan Sufyan lebih tua 5 tahun dari kami.” Ibnu Khalkān dan al-Yafi`i menukil suatu riwayat yang menunjukkan bahwa al-Tsauri lahir pada tahun 96 H. Sedangkan al-Tibrizi yang kemudian diikuti oleh al-Fatani dan al-Dahlawi, mengatakan bahwa beliau lahir pada tahun 99 H. Adapun yang menjadi pegangan adalah yang pertama (yaitu tahun 97 H) seperti yag ditulis al-Jizri di dalam Al-Ghāyah.

      Pada saat itu Kufah menjadi tempat penting ilmu-ilmmu syar`i; hadits dan fikih. Rumah Ats-Tsauri sendiri menjadi tempat pertemuan untuk belajar hadis. Beliau kemudian mengikuti jejak ayahnya dalam belajar hadis dengan para ahli hadis, di antaranya Abu Ishaq al-Sabi`i, Manshur ibnu al-Mu`tamar, Salamah ibnu Kahil, Habib ibnu Abi Tsabit, Ayyub al-Sikhtiyani, Ashim al-Ahwal, Umar ibnu Dinar, dan yang lainnya.

      Adapun murid-murid beliau adalah Malik ibnu Anas, Yahya ibnu Sa`id al-Qaththan, al-Awza`īy, Ibnu al-Mubarak, Sufyan ibnu `Uyainah. Mereka semua adalah para ahli hadis.

      Sufyan al-Tsauri wafat pada bulan Sya`ban tahun 161 H yang bertepatan dengan 778 Masehi. Ini menurut al-Bukhari, al-Thabari, al-Mas`udi, Ibnu al-Nadim, al-Hakim, al-Sam`aniy, Ibnu al-Jauziy, Ibnu al-Atsir, Ibnu Khalkan, al-Dzahabiy, ibnu Hajar, dan yang lainnya. Sedangkan menurut al-Khathib yang meriwayatkan dari Khalifah ibnu Khayyath mengatakan bahwa al-Tsauri wafat pada tahun 162 H.

Adz-Dzahabi berkata, “Menurut pendapat yang benar, Sufyan meninggal pada bulan Sya’ban tahun161 H, Al-Waqidi juga mengatakan demikian, sedangkan Khalifah meragukannya dan dia berkata bahwa meninggalnya Sufyan adalah pada tahun 162 H.Sufyan rahimahullah memberikan wasiat kepada Abdurrahman bin Abdul Malik, agar menyalatinya. Dan ketika beliau meninggal Abdurrahman pun memenuhi wasiatnya tersebut dengan menyalatinya bersama penduduk Bashrah. Mereka telah menjadi saksi meninggalnya Sufyan. Abdurrahman bin Abdul Malik bersama Khalid bin Al-Haritsah dan dibantu penduduk Bashrah menguburkan Sufyan. Setelah acara pemakaman selesai, dia bergegas ke Kufah dan memberitahu keluarga Sufyan perihal meninggalnya Sufyan.









Guru-GuruSufyangAts-Tsauri

Al-Hafidz berkata, “Sufyan meriwayatkan dari ayahnya, Abu Ishaq Asy-Syaibani, Abdul Malik bin Umair, Abdurrahman bin ‘Abis bin Rabi’ah, Ismail bin Abu Khalid, Salamah bin Kuhail, Tharik bin Abdirrahman, Al-Aswad bin Qais, Bayan bin Bisyr, Jami’ bin Abi Rasyid, Habib bin Abi Tsabit, Husain bin Abdirrahman, Al-A’masy, Manshur, Mughirah, Hammad bin Abi Sulaiman, Zubaid Al-Yami, Shaleh bin Shaleh bin Haiyu, Abu Hushain, Amr bin Murrah, ‘Aun bin Abi Jahifah, Furas bin Yahya, Fathr bin Khalifah, Maharib bin Datsar dan AbuMalikAl-Asyja’i.” Beliau juga meriwayatkan dari guru-guru yang berasal dari Kufah, yang diantaranya adalah: Ziyad bin Alaqah, ‘Ashim Al-Ahwal, Sulaiman At-Tamimi, Hamaid Ath-Thawil, Ayyub, Yunus bin Ubaid, Abdul Aziz bin Rafi’, Al-Mukhtar bin Fulful, Israil bin Abi Musa, Ibrahim bin Maisarah, Habib bin Asy-Syahid, Khalid Al-Hadza’, Dawud bin Abi Hind dan Ibnu ‘Aun.Disamping itu, beliau juga meriwayatkan dari sekelompok orang dari Bashrah, yaitu Zaid bin Aslam, Abdullah bin Dinar, Amr bin Dinar, Ismail bin Umayyah, Ayyub bin Musa, Jabalah bin Sakhim, Rabi’ah, Saad bin Ibrahim, Sima budak Abu bakar, Suhail bin Abi Shaleh, Abu Az-Zubair, Muhammad, Musa bin Uqbah, Hisyan bin Urwah, Yahya bin Said Al-Anshari, dan sekelompok orang dari Hijaz dan yang lain.

Murid-MuridSufyanAts-Tsauri

Al-Hafidz berkata, “Orang-orang yang meriwayatkan darinya tidak terhitung jumlahnya, diantaranya adalah: Ja’far bin Burqan, Khusaif bin Abdurrahman, Ibnu Ishaq dan yang lain, mereka ini adalah tergolong guru-guru Sufyan Ats-Tsauri yang meriwayatkan darinya.
Sedangkan murid-murid Ats-Tsauri yang meriwayatkan darinya adalah: Aban bin Taghlab, Syu’bah, Zaidah, Al-Auza’I, Malik, Zuhair bin Muawiyah, Mus’ar dan yang lain, mereka ini adalahorang-orangyanghidupsezamandengannya.Diantara murid-muridnya lagi adalah
Abdurrahman bin Mahdi, Yahya bin Said, Ibnu Al-Mubarak, Jarir, Hafsh bin Ghayyats, Abu Usamah, Ishaq Al-Azraq, Ruh bin Ubadah, Zaidah bin Al-Habbab, Abu Zubaidah Atsir bin Al-Qasim, Abdullah bin Wahab, Abdurrazzaq, Ubaidillah Al-Asyja’I, Isa bin Yunus, Al-Fadhl bin Musa As-Sainani, Abdullah bin Namir, Abdullah bin Dawud Al-Khuraibi, Fudhail bin Iyadh, dan Abu Ishaq Al-fazari.

Selain yang disebutkan diatas murid-muridnya yang lain adalah Makhlad bin Yazid, Mush’ab bin Al-Muqaddam, Al-Walid bin Muslim, Mu’adz bin Mu’adz, Yahya bin adam, Yahya bin Yaman,
Waki’, Yazid bin Nu’aim, Ubaidillah bin Musa, Abu Hudzaifah An-Nahdi, Abu ‘Ashim, Khalad bin Yahya, Qabishah, Al-faryabi, Ahmad bin Abdillah bin Yunus, Ali bin Al-Ju’di, dan dia adalah perawi tsiqat (terpercaya) paling akhir yang meriwayatkan dari Sufyan Ats-Tsauri.
.     
Profil Kitab Tafsir Sufyan al-Tsauri
1.      Naskah Tafsir al-Tsauri

           Terkait naskah al-Tsauri, tidak ditemukan naskah yang sama dengan naskah yang ada, yaitu naskah yang jadi referensi dalam penulisan makalah ini. Adapun naskah referensi tersebut memiliki kekurangan dari awal hingga akhir, dan . Sebagai catatan, ada dua Sufyan yang hidup pada zaman yang sama, yaitu Al-Tsauri dan Ibnu `Uyainah. Keduanya memiliki tafsir al-Qur’an sebagaimana disebutkan di dalam Kasyf al-Zhunūn.[1] Al-Hājj al-Khalīfah menyebutnya “Tafsir al-Tsauri”, tetapi ia sendiri belum pernah melihat salinannya, sehingga ia mengacu kepada al-Tsa`labī dengan mengatakan,”disebutkan oleh al-Tsa`labī”.

            Tafsir Sufyan al-Tsauri sebenarnya tidak terdokumentasikan dengan baik dan mapan, karena tafsir ini sendiri adalah nukilah-nukilan penafsiran al-Tsauri terhadap ayat-ayat al-Qur’an, dan tidak tersusun berupa kitab tafsir. Kitab tafsir ini nyaris dianggap hilang. Kemudian manuskripnya ditemukan oleh Prof. Imtiyaz Ali `Irsyi di perpustakaan Ridha di kota Rambor, India, meskipun tidak utuh. Beliaulah yang kemudian meneliti dan mengoreksi serta mentashhih tafsir Sufyan al-Tsauri ini.

           Salinan kitab ini ditulis berdasarkan naskah yang mirip dengan tulisan Kufi pada umumnya, di atas kertas dari `Arab berwarna kemerah-merahan. Dan tulisan tersebut telah ditulis tidak jauh dari abad ke-3 Hijriyyah.

         Adapun pada naskah tersebut, baik di awal maupun di akhir, memiliki kekurangan, dan lembaran-lembarannya tidak memiliki penomoran, sehingga tidak bisa ditentukan berapa banyak kekurangan yang ada.

          Walaupun demikian keadaan tafsir al-Tsauri, tetapi penafsiran al-Tsauri telah menjadi rujukan bagi para mufassir generasi selanjutnya. Tafsir al-Thabari yang dikatakan sebagai tafsir tertua, adalah salah satu tafsir yang ternyata juga banyak merujuk pendapat, riwayat, dan penafsiran dari Imam Sufyan al-Tsauri.  Hal ini bisa dilihat dari berbagai riwayat yang dinukil beliau dari Imam al-Tsauri.
Wafatnya sufyan ats tsauri

Adz-Dzahabi berkata, “Menurut pendapat yang benar, Sufyan meninggal pada bulan Sya’ban tahun161 H, Al-Waqidi juga mengatakan demikian, sedangkan Khalifah meragukannya dan dia berkata bahwa meninggalnya Sufyan adalah pada tahun 162 H.Sufyan rahimahullah memberikan wasiat kepada Abdurrahman bin Abdul Malik, agar menyalatinya. Dan ketika beliau meninggal Abdurrahman pun memenuhi wasiatnya tersebut dengan menyalatinya bersama penduduk Bashrah. Mereka telah menjadi saksi meninggalnya Sufyan. Abdurrahman bin Abdul Malik bersama Khalid bin Al-Haritsah dan dibantu penduduk Bashrah menguburkan Sufyan. Setelah acara pemakaman selesai, dia bergegas ke Kufah dan memberitahu keluarga Sufyan perihal meninggalnya Sufyan.