Thursday, 17 May 2018

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM “Konsep Pendidikan Islam Dalam Perspektif Hasan Langgulung”




FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
“Konsep Pendidikan Islam Dalam Perspektif Hasan Langgulung”


A.   Sketsa Biografis Hasan Langgulung
Hasan langgulung lahr di Rappang, Sulawesi Selata, Indonesia , tanggal 16 oktober 1934 dari pasangan Tan Rasula dan Siti Aminah. Setelah menyelesaika pendidikan dasar langgulng melanjutkan ke tahap sekola menengah pertama dan sekolah islam di Makassar. Setelah menyelesaikan pendidikannya di ujung pandang, ia melanjutkan studinya ke sekolah Guru Agama Islam atas yang juga di Ujung Pandang,serta bahasa inggris di Ujung Pandang pada tahun 1957-1962
Setelah menyelesaikan studinya di Makassar, langgulung berangkat ke Mesir. Pada tahun 1962, ia berhasil meraih gelar B.A dalam bidang bahasa arab dan studi keislaman dari fakultas Dar Ulum , Cairo University, Mesir. Setahun berikutnya ia memperoler gelar Diploma Of Education (General) dari Ein Shams University, Cairo. Tahun 1964, memperoleh Diploma dalam bidang sastra arab modern dari institute of higher arab studies,arab leage, cairo. Pada tahun 1967 , ia mendapat gelar M.A dalam bidang psikologi dan mental hygnie dari ein shams university dengan judul tesis “al-murahiq al-indonesia:ittijatuh wa darjat tawafuq indahu” sedang disertai ph.d , ia memperolehnya dari university of Georgia amerika serikat berudul “a cross cultural study of the child conception of situational causualty in india, western Samoa, mexico and united state” 1971.
Ia telah menerbitkan puluhan buku yang berkisar dalam bidang psikologi pendidikan, filsafat dan islam. Di antara karya-karyanya adalah manusia dan pendidikan, suatu analisa pendidikan dan psiologi, falsafah pendidikan islam (terjemah). Di samping itu, ia juga telah menulis lebih dari 60 artikel di berbagai majalah luar negri dan dalam negri seperti journal of social psychology,journal of cross cultural psychology,Islamic quarterly,  muslim education quarterly dll.
Sejak tahun 1971, Langgulung menjalani kehidupannya sebagai akademisi di Malaysia. Ia adalah orang diserahi tugas membangun dan mengembangkan jurusan pendidikan hinga menjadi fakultas pendidikan di universitas kebangsaan Malaysia (ukm).
Dengan memperhatikan latar belakang pengalaman pendidikannya, maka dapat diketahui bahwa ia adalah seorang yang memiliki perhatian dalam bidang psikologi yang erat hubungannya dengan masalah pendidikan. Itulah sebabnya tidak mengherankan jika pada tahapan selanjutnya ia juga sebagai orang yang ahli dalam pendidikan islam.

B.   Pemikiran Tentang Pendidkan
Hasan langgulung mengemukakan bahwa dalam bahasa arab terdapat beberapa istilah yang mengandung makna pendidikan yaitu  ta’lim, tarbiyyah, dan ta’dib . ia lebih cenderung menggunakan kata ta’dib untuk menggambarkan muatan pendidikan. Menurutnya, kata ta’lim terlalu sempit,karena hanya bermakna mengejar suatu ilmu kepada seseorang (kognitif). Sedangkan kata tarbiyyah terlalu luas cakupannya, termasuk mendidik binatang dan tumbuh-tumbuhan dalam pengertian memelihara, mengebang-biakkan , dan sebagainya
Langgulung memandang pendidikan sebagai proses pengajaran yang menyeluruh, baik transformasi pengetahuan, penghayatan dan penyadaran serta pemebentukan sikap atau perilaku. Tujuan akhir pendidikan menurutnya adalah tercapainya berbagai ranah pengetahuan tersebut.
 Pertama dalam makna ini, Langgulung mengatakan bahwa pendidikan sebuah proses pengajaran. Pengajaran berarti pemindahan pengetahuan atau knowledge, termasuk didalamnya pemindahan nilai. Pendidikan yang berlangsung dapat menjadikan seseorang bersifat rasional. Artinya ia harus menerima suatu pengetahuan berdasarkan alasan dan logika tidak berdasarkan taqlid.
Kedua, pendidika adalah latihan. Latihan bermakna seseorang memiasakan diri di dalam mengerjakan pekerjaan tertentu untuk memperoleh kemahiran di dalam pekerjaan tersebut.
Ketiga, pendidikan adalah penamana nilai. Dalam hubungan ini langgulung menyatakan bahwa proses ini merupakan usaha menanamkan nilai-nilai tertentu ke dalam diri seseorang agar dihayati.
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan islam yang dimkasud adalah proses yang ditujukan agar seseorang (peserta didik) menegtahui ajaran islam, menghayati nilai-nlainya dan menjalankan dalam kehidupan sehari-hari ,dengan sumber utama al-Quran dan al-sunnah. Tujuan ini dapat dirinci menjadi:
1.      Membina generasi muda agar menyembah ALLAH SWT dengan cara melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi larangannya.
2.      Mendidik generasi muda agar dapat hidup di masyarakat dengan mengakui adanya prnsip kerja sama persaudaraan dan persamaa.
3.      Mendidik generasi muda agar menggunakan akal pikrannya dengan cermat dan produktif.
4.      Membentuk pribadi yang suka terbuka dan bergaul dengan orang lain serta menjauhi sikap menyendiri dan menonjolkan diri.
5.      Mendidik generasi muda agar dapat menggunakan pemikiran ilmiah.

Hal ini menunjukkan bahwa adaya keterpaduan tujuan pendidikan islam ,baik aspek pengetahuan  (kognitif), penghayatan dan kesadaran terhadap nilai-nilai tertenu (afektif), maupun keterampilan (pskomotor).
Di samping itu langgulung diarahkan pada:
1.    Pembentukan insan yang saleh
2.    Pengembangan masyarakat yang shaleh

Dalam konteks ini langgulung memandang pendidikan islam dari dua segi, yaitu dari sudut pandang masyarakat dan sudut pandang individu. Masyarakat memandang pendidikan sebagai pewarisan kebudayaan atau nilai-nilai budaya baik yang bersifat intelektual, keterampilan, keahlian dari generasi ke generasi berikutnya. Adapun dari segi individu, pendidikan berupa mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki individu yang masih terpendam agar teraktualisasikan secara kongkrit, sehingga hasilnya bisa dinikmatii individu da masyarakat.
Hasan langgulung menegaskan bahawa tujuan pendidikan islam harus mampu mengakomodasikan tiga fungsi utama yaitu;
1.    Fungsi spiritual yang berkaitan dengan iman dan aqidah.
2.    Fungsi psikologis yang berkaitan dengan tingkah laku individual termasuk nilai-nilai akhlak yang mengangkat derajat manusia ke derajat yang lebih sempurna.
3.    Fungsi sosial yang berkaitan dengan aturan-aturan yang menghubungkan manusia lain atau masyarakat.

Proses perkembangan kurikulum tidak dapat tidak harus bermula dengan nilai-nilai tertentu yang menjadi kurikulum itu dibentuk. Sehubungan dengan akuan materi pendidika, maka kurikulum pendidikan disusun berdasar pada prinsi-prinsip:
1.       Keutuhan
2.      Keterpaduan
3.      Kesinambangun
4.      Keaslian
5.      Bersifat praktis
6.      Keterbukan

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, maka dalam hal metodelogi juga agar memperhatikan hal-hal berikut:
1.      Metode yang digunakan harus berkaitan dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai
2.      Metode yang digunakan agar benar-benar berlaku sesuai dengan al-quran dan al-sunnah.
3.      Seorang guru hendaknya mamu mendisiplinkan peserta didik dalam belajar.
4.      Metode yang memiliki relevansi dan sekaligus menunjang bagi tercapainya tujuan yang dirumuskan sesuai dengan asas-asa pendidikan.

Menurut langgulung, manusia merupakan khalifah Alah yang diberi tugas mulia untuk memelihara dan melestarikan ala mini. Ia tidak dapat memegang taggun jawab sebagai khalifah kecuali manusia dlengkapi dengan potensi-potensi. Ada empat macam cir yan dimiliki manusia sebagai khalifah, yaitu:
1.      Fitrah manusia
2.      Pemuasan terhadap kebutuhan jasmani (biologis) dan rohani.
3.      Kebebasan manusia
4.      Akal fikiran

Menurutnya, keempat cirri inilah yang membedakan manusia dari  makhluk lain. Tujuan tertinggi(ultimateuim) pendidikan islam adalah membina individu-individu yang akan bertindak sebagai khalifah, atau sekurang-kurangnya membawa anak didik ke jalan yang disyariatkan oleh Allah SWT.