FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
“Konsep Pendidikan Islam Dalam Perspektif Hasan
Langgulung”
A.
Sketsa
Biografis Hasan Langgulung
Hasan langgulung lahr di Rappang,
Sulawesi Selata, Indonesia , tanggal 16 oktober 1934 dari pasangan Tan Rasula
dan Siti Aminah. Setelah menyelesaika pendidikan dasar langgulng melanjutkan ke
tahap sekola menengah pertama dan sekolah islam di Makassar. Setelah
menyelesaikan pendidikannya di ujung pandang, ia melanjutkan studinya ke
sekolah Guru Agama Islam atas yang juga di Ujung Pandang,serta bahasa inggris di
Ujung Pandang pada tahun 1957-1962
Setelah menyelesaikan studinya di
Makassar, langgulung berangkat ke Mesir. Pada tahun 1962, ia berhasil meraih
gelar B.A dalam bidang bahasa arab dan studi keislaman dari fakultas Dar Ulum ,
Cairo University, Mesir. Setahun berikutnya ia memperoler gelar Diploma Of
Education (General) dari Ein Shams University, Cairo. Tahun 1964, memperoleh
Diploma dalam bidang sastra arab modern dari institute of higher arab
studies,arab leage, cairo. Pada tahun 1967 , ia mendapat gelar M.A dalam bidang
psikologi dan mental hygnie dari ein shams university dengan judul tesis “al-murahiq
al-indonesia:ittijatuh wa darjat tawafuq indahu” sedang disertai ph.d , ia
memperolehnya dari university of Georgia amerika serikat berudul “a cross
cultural study of the child conception of situational causualty in india,
western Samoa, mexico and united state” 1971.
Ia telah menerbitkan puluhan buku yang
berkisar dalam bidang psikologi pendidikan, filsafat dan islam. Di antara
karya-karyanya adalah manusia dan
pendidikan, suatu analisa pendidikan dan psiologi, falsafah pendidikan islam
(terjemah). Di samping itu, ia juga telah menulis lebih dari 60 artikel di
berbagai majalah luar negri dan dalam negri seperti journal of social psychology,journal of cross cultural
psychology,Islamic quarterly, muslim
education quarterly dll.
Sejak tahun 1971, Langgulung menjalani
kehidupannya sebagai akademisi di Malaysia. Ia adalah orang diserahi tugas
membangun dan mengembangkan jurusan pendidikan hinga menjadi fakultas
pendidikan di universitas kebangsaan Malaysia (ukm).
Dengan memperhatikan latar belakang pengalaman
pendidikannya, maka dapat diketahui bahwa ia adalah seorang yang memiliki
perhatian dalam bidang psikologi yang erat hubungannya dengan masalah
pendidikan. Itulah sebabnya tidak mengherankan jika pada tahapan selanjutnya ia
juga sebagai orang yang ahli dalam pendidikan islam.
B.
Pemikiran
Tentang Pendidkan
Hasan langgulung
mengemukakan bahwa dalam bahasa arab terdapat beberapa istilah yang mengandung
makna pendidikan yaitu ta’lim, tarbiyyah, dan ta’dib . ia lebih
cenderung menggunakan kata ta’dib untuk
menggambarkan muatan pendidikan. Menurutnya, kata ta’lim terlalu sempit,karena hanya bermakna mengejar suatu ilmu
kepada seseorang (kognitif). Sedangkan kata tarbiyyah
terlalu luas cakupannya, termasuk mendidik binatang dan tumbuh-tumbuhan dalam
pengertian memelihara, mengebang-biakkan , dan sebagainya
Langgulung
memandang pendidikan sebagai proses pengajaran yang menyeluruh, baik
transformasi pengetahuan, penghayatan dan penyadaran serta pemebentukan sikap
atau perilaku. Tujuan akhir pendidikan menurutnya adalah tercapainya berbagai
ranah pengetahuan tersebut.
Pertama dalam
makna ini, Langgulung mengatakan bahwa pendidikan sebuah proses pengajaran.
Pengajaran berarti pemindahan pengetahuan atau knowledge, termasuk didalamnya pemindahan nilai. Pendidikan yang
berlangsung dapat menjadikan seseorang bersifat rasional. Artinya ia harus
menerima suatu pengetahuan berdasarkan alasan dan logika tidak berdasarkan taqlid.
Kedua, pendidika adalah latihan. Latihan
bermakna seseorang memiasakan diri di dalam mengerjakan pekerjaan tertentu
untuk memperoleh kemahiran di dalam pekerjaan tersebut.
Ketiga, pendidikan adalah penamana nilai. Dalam
hubungan ini langgulung menyatakan bahwa proses ini merupakan usaha menanamkan
nilai-nilai tertentu ke dalam diri seseorang agar dihayati.
Dapat
disimpulkan bahwa pendidikan islam yang dimkasud adalah proses yang ditujukan
agar seseorang (peserta didik) menegtahui ajaran islam, menghayati
nilai-nlainya dan menjalankan dalam kehidupan sehari-hari ,dengan sumber utama
al-Quran dan al-sunnah. Tujuan ini dapat dirinci menjadi:
1.
Membina
generasi muda agar menyembah ALLAH SWT dengan cara melaksanakan segala
perintahnya dan menjauhi larangannya.
2.
Mendidik
generasi muda agar dapat hidup di masyarakat dengan mengakui adanya prnsip
kerja sama persaudaraan dan persamaa.
3.
Mendidik
generasi muda agar menggunakan akal pikrannya dengan cermat dan produktif.
4.
Membentuk
pribadi yang suka terbuka dan bergaul dengan orang lain serta menjauhi sikap
menyendiri dan menonjolkan diri.
5.
Mendidik
generasi muda agar dapat menggunakan pemikiran ilmiah.
Hal ini
menunjukkan bahwa adaya keterpaduan tujuan pendidikan islam ,baik aspek
pengetahuan (kognitif), penghayatan dan
kesadaran terhadap nilai-nilai tertenu (afektif), maupun keterampilan
(pskomotor).
Di samping itu
langgulung diarahkan pada:
1.
Pembentukan
insan yang saleh
2.
Pengembangan
masyarakat yang shaleh
Dalam konteks ini langgulung memandang
pendidikan islam dari dua segi, yaitu dari sudut pandang masyarakat dan sudut
pandang individu. Masyarakat memandang pendidikan sebagai pewarisan kebudayaan
atau nilai-nilai budaya baik yang bersifat intelektual, keterampilan, keahlian
dari generasi ke generasi berikutnya. Adapun dari segi individu, pendidikan
berupa mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki individu yang masih
terpendam agar teraktualisasikan secara kongkrit, sehingga hasilnya bisa
dinikmatii individu da masyarakat.
Hasan langgulung menegaskan bahawa
tujuan pendidikan islam harus mampu mengakomodasikan tiga fungsi utama yaitu;
1.
Fungsi
spiritual yang berkaitan dengan iman dan aqidah.
2.
Fungsi
psikologis yang berkaitan dengan tingkah laku individual termasuk nilai-nilai
akhlak yang mengangkat derajat manusia ke derajat yang lebih sempurna.
3.
Fungsi
sosial yang berkaitan dengan aturan-aturan yang menghubungkan manusia lain atau
masyarakat.
Proses perkembangan kurikulum tidak
dapat tidak harus bermula dengan nilai-nilai tertentu yang menjadi kurikulum
itu dibentuk. Sehubungan dengan akuan materi pendidika, maka kurikulum
pendidikan disusun berdasar pada prinsi-prinsip:
1.
Keutuhan
2.
Keterpaduan
3.
Kesinambangun
4.
Keaslian
5.
Bersifat
praktis
6.
Keterbukan
Dalam rangka
mencapai tujuan tersebut, maka dalam hal metodelogi juga agar memperhatikan
hal-hal berikut:
1.
Metode
yang digunakan harus berkaitan dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai
2.
Metode
yang digunakan agar benar-benar berlaku sesuai dengan al-quran dan al-sunnah.
3.
Seorang
guru hendaknya mamu mendisiplinkan peserta didik dalam belajar.
4.
Metode
yang memiliki relevansi dan sekaligus menunjang bagi tercapainya tujuan yang
dirumuskan sesuai dengan asas-asa pendidikan.
Menurut
langgulung, manusia merupakan khalifah Alah yang diberi tugas mulia untuk
memelihara dan melestarikan ala mini. Ia tidak dapat memegang taggun jawab
sebagai khalifah kecuali manusia dlengkapi dengan potensi-potensi. Ada empat
macam cir yan dimiliki manusia sebagai khalifah, yaitu:
1.
Fitrah
manusia
2.
Pemuasan
terhadap kebutuhan jasmani (biologis) dan rohani.
3.
Kebebasan
manusia
4.
Akal
fikiran
Menurutnya,
keempat cirri inilah yang membedakan manusia dari makhluk lain. Tujuan tertinggi(ultimateuim)
pendidikan islam adalah membina individu-individu yang akan bertindak sebagai
khalifah, atau sekurang-kurangnya membawa anak didik ke jalan yang disyariatkan
oleh Allah SWT.