A. Definisi Variasi Bahasa.
Variasi atau ragam bahasa merupakan bahasan pokok dalam sosiolinguistik.
Sehingga kridalaksana mengatakan bahwa sosiolinguistik ilmu yang mempelajari
ciri dan fungsi pelbagai variasi bahasa sertahubungan diantara bahsa dengan
ciri dan fungsi itu dalam masyarakat bahasa.[1]
Variasi bahasa adalah bentuk-bentuk bagian atau varian dalam bahasa yang
masing-masing memiliki pola yang menyerupai pola umum bahasa induknya (Poedjosoedarmo
dalam Suwito, 1982:20).[2]
Variasi sebagai langue mempunyai system dan subsistem yang dipahami sama
oleh penutur bahasa. Penutur dalam masyarakat
heterogen sehingga wujud bahasa (parole) menjadi bervariasi. Variasi
merupakan sebyah padanan dalam bahasa Perancis variete yang berarti ragam atau
jenis. Adanya variasi bahasa tidak mutlak disebabkan oleh penutur, tetapi juga
faktor interaksi sosial yang dilakukan oleh penutur. Keragaman bahasa akan
semakin bertambah apabila bahasa tersebut digunakan oleh penutur yang banyak
serta berada dalam wilayah yang luas.[3]
Anggota masyarakat itu ada yang berpendidikan dan ada yang tidak, ada
yang tinggal di kota dan ada yang tinggal di desa, ada dewasa dan ada yang
anak-anak, ada yang berprofesi sebagai dokter, petani, pegawai kantor, nelayan,
dan sebagainya. Oleh karena itu, karena latar belakang dan lingkungannya yang
tidak sama, maka bahasa yang mereka gunakan menjadi bervariasi dan beragam.
Suasana, tempat, dan waktu dalam masyarakat juga mengakibatkan adanya
tingkatan bahasa yang merupakan bagian dari variasi bahasa. Perbedaan dalam
tingkatan sosial atau kelas sosial. Hal ini dapat terlihat dari penghasilan,
tingkat pendidikan dan status dalam masyarakat atau profesi.
Banyak hal yang melatarbelkangi adanya variasi bahasa dalam masyarakat
yang sangat menarik. Mempelajari bahasa dalam masyarakat bertujuan untuk
mengetahui hal-hal yang mengakibatkan adanya variasi bahasa. Pengetahuan
mengenai sebab-sebab variasi bahasa sangat berguna untuk hidup bermasyarakat.
Berbagai masalah dan kejadian-kejadian dalam kehidupan sehari-hari menuntut
kita untuk dapat menggunakan variasi bahasa tersebut sesuai dengan tempat,
waktu, dan keadaan. Kita akan dianggap tidak
arif apabila menggunakan bahasa di bangku kuliah pada saat kita berada
dalam kelompok tukang ojek atau sopir angkutan.
Ada beberapa istilah tentang istilah variasi bahasa, yaitu idiolek,
dialek, dan ragam. Idiolek adalah variasi atau ragam bahasa yang
bersifat perseorangan. Dialek adalah bahasa yang digunakan oleh
sekelompok anggota masyarakat pada suatu tempat (dialek regional/area/geografi)
atau suatu waktu (dialek temporal/kronolik). Adapun ragam adalah variasi
bahasa yang digunakan dalam situasi, keadaan, atau untuk keperluan tertentu.[4]
Dalam proses komunikasi yang sebenarnya, setiap penutur bahasa tidak
perbah setia pada satu ragam/dialek tertentu saja. Karena setiap penutur pasti
mempunyai kelompok sosial dan hidup dalam tempat dan waktu tertentu. Oleh
karena itu, dapat dipastikan setiap penutur memiliki dua dialek, yaitu dialek
sosial dan dialeg regional tempooral. Contohnya di minangkabau anak-anak di
ranah Minang menggunakan bahasa Minangkabau, tetapi di sekolah mereka
menggunakan bahasa Indonesia.[5]
B. Ragam Variasi Bahaasa
Menurut Ferguson variasi bahasa dibedakan
menjadi beberapa segi sebagaimana berikut:
1.
Dari Segi Penutur
Variasi berdaasarkan penutur ini dibedakan menjadi
ideolek, dialek (dialek geografis), kronolek (dialek temporal), sosiolek
(dialek sosial). Ideolek yaitu variasi bahasa yang bersifat perorangan. Setiap
orang akan mempunyai variasi bahaasanya masing-masing. Variasi ideolek ini
berhubungan dengan ‘warna’ suara. Sosiolek yakni variasi bahasa yang berkenaan
dengan status, golongan dan kelas sosial para penuturnya, seperti usia,
pendidikan, seks, tingkat kebangsawanan, pekerjaan, keadaan sosial ekonomi dan
sebagainya[6].
Sehubungan dengan sosiolek ini biasanya dikemukakan orang variasi bahasa
sebagai berikut:
a. Akrolek, yaitu variasi sosial yang dianggap lebih tinggi atau lebih bergengsi
dari pada variasi sosial lainnya. Contohnya bahasa basongan daripada variasi
sosial lainnya. Contohnya bahasa bagongan (variasi bahasa jawa yang khusus
digunakan oleh para bangsawan kraton Jawa)
b. Basilek, yaitu variasi sosial yang
dianggap kurang bergengsi, atau bahkan dipandang rendah. Contohnya: ‘krama
ndesa’.
c. Vulgar, yaitu variasi sosial yang digunakan oleh orang yang kurang terpelajar
atau tidak berpendidikan.
d. Slang, yaitu variasi sosial yang bersifat khusus dan rahasia, digunakan oleh
kalangan tertentu yang sangat terbatas, dan tidak boleh diketahui oleh kalangan
di luar kelompoknya. Sifatnya temporal,
selalu berubah-ubah. Contohnya bahasa prokem (digunakan oleh kaula
muda).
e. Kolokial, yaitu variasi sosial yang digunakan dalam percakapan sehari-hari, bukan
bahasa tulis. Contohnya ‘ndak ada’, ‘gak usah’.
f. Jargon, yaitu variasi sosial yang digunakan secara terbatas oleh
kelompok-kelompok sosial tertentu. Ungkapan yang digunakan seringkali tidak
dapat dipahami oleh masyarakat umum, namun tidak bersifat rahasia. Contojnya ‘didongkrak,
dices, dibalans (ungkapan kelompok perbengkelan).
g. Argot, yaitu variasi sosial yang digunakan secara terbatas pada profesi-profesi
tertentu dan bersifat rahasia. Contohnya: ungkapan ‘barang’ dalam arti ‘mangsa’
digunakan dalam dunia kejahatan (pencuri).
h. Ken, yaitu variasi sosial yang bernada ‘memelas’ merengek-rengek penuh
dengan kepura-puraan. Contohnya ungkapan-ungkapan yang digunakan oleh pengemis.
2. Dari Segi Waktu.
Variasi bahasa secara diakronik disebut bahasa dialek temporal, dialek
yang berlaku pada kurun waktu teertentu. Bahasa Melayu yang berlaku pada jaman
kerajaan Sriwijaya berbeda dengan bahasa Melayu yang berlaku sekarang. Misalkan
kata ‘juara’ dahulu berarti ‘kepala penyabung ayam’ sekarang berarti ‘memperoleh
kemenangan dalam perlombaan’. Variasi ini tidak mengherankan karena bahasa
mengikuti perkembangan pemakai bahasa.[7]
3. Dari Segi Pemakaian
Variasi bahasa berkaitan dengan pemakainya, atau fungsinya disebut fungsiolek,
ragam atau register. Variasi bahasa ini berdaasarkan bidang
pemakaian ini adalah menyangkut bahasa itu digunakan untuk keperluan atau
bidang apa. Misalnya: bidang sastra, jurnalistik, militer, pertania, pelayaran,
pendidikan, dan sebagainya. Ragam bahasa ilmiah biasanya dikenal dengan cirinya
yang lugas, jelas, dan bebas dari keambiguan, karena bahasa ilmiah harus
memberikan informasi keilmuan secara jelas.[8]
Dalam pembicaaraan tentang register ini biasanya dikaitkan dengan
masalah dialek. Kalau dialek berkenaan dengan bahasa itu digunakan oleh siapa,
dimana, dan kapan, maka register berkenaan dengan masalah bahasa itu digunakan
untuk kegiatan apa. Seseorang mungkin hidup dengan satu dialek, tapi pasti dia
tidak hidup hanya dengan satu register.
4. Dari Segi Situasi
Variasi bahasa dilihat dari segi situasinya terdiri atas bahasa dalam
situasi resmi berbahasa dan bahasa yang dipakai dan bahasa yang dipakai tidak
dalam situasi resmi. Bahasa dalam situasi resmi yaitu bahasa yang digunakan
dalam karya tulis ilmiah, perundang-undangan, khotbah jum’at, atau pertemuan
resmi kenegaraan. Bahasa dalam situasi resmi biasanya merupakan bahsa standar,
sedangkan bahasa dalam situasi tidak resmi biasanya ditandai oleh keintiman
antara pembicara dan menggunakan bahsa yang tidak standar.
5. Dari Segi Statusnya
Dilihat dari statusnya,bahasa dibedakan menjadi:[9]
a. Bahasa ibu (parent language). Yaitu bahasa yang biasanya
digunakan oleh ibu di rumah ketika berkomunikasi dengan anaknya sejak masih
kecil. Meskipun bahasa nasional juga dipergunakan oleh seorang ibu ketika
sedang berkomunikasi dengan anaknya di rumah, tapi ada perbedaan antara
keduanya.
b. Bahasa Daerah, yaitu bahasa yang dipergunakan oleh masyaraakat daerah
tertentu untuk berkomunikasi antar sesama.
c. Bahasa nasional, yaitu bahasa yang dipergunakan oleh suatu negara dalam
komunikasi antar sesama warga negara. Bahsa nasional ini disebut juga bahasa
persatuan.
d. Bahsa Negara. Bahasa negara sebenarnya sama dengan bahsa Nasional, hanya
saja terdapat unsur wilayah di dalam bahasa negara.
e. Lingua Franca, yaitu bahsa yang menghubungkan penutur bahasa yang
berbeda-beda
f. Bahasa pengantar, yaitu bahasa yang dipakai dan bertujuan untuk
menjelaskan ilmu pengetahuan kepada orang lain, seperti kegiatan belajar
mengajar.
g. Bahasa resmi, yaitu bhasa yang
diakui secara yuridis sebagai bahsa resmi dalam suatu negara.
6. Dari segi kerfomalan.
Variasi bahasa biasanya dipengaruhi oleh tiga faktor
utama, yaitu geografis yang menimbulkan dialek geografis, faktor sosial yang
berhubungan dengan kelas sosial, status dan latar belakang pendidikan. Hal ini
kemudian menimbulkan dialek sosial dan register. Register merupakan
penggambaran bahasa yang berbeda-beda sesuai dengan formal dan tidaknya suatu
situasi, profesi dan sarana. Dalam bahsa inggris ada 5 tingakat formalitas
dalam berbahasa, antara lai:
a. الأسلوب الجامد frozen key (ragam beku). Variasi ini biasanya digunakan di depan
sidang pendengar yang cukup esar. Kosa kata dlam kalimat dipilih dengan sangat
hati-hati terlebih dahulu. Intonasi agak dilebih-lebihkan dan kata-kata
retorika juga dipergunakan.
b. الأسلوب الرسمي formal key (deliberativ).
Gaya bahasa ini juga dipakai untuk sidang pendengar, namun tidak sebesar sidang
pendengargaya oratoris. Kuliah dalam perguruan tinggi sering memakai gaya ini.
c. الاسلوب الاستشاري consultative (ragam usaha). Gaya ini biasanya terdapat
dalam percakapan yang bersifat formal. Transaksi dagang, percakapan antara
dokter dan pasiennya biasnya menggunakan gaya ini.
d. الأيلوب العادي casual (ragam santai). Gaya kasual atau santai biasanya
digunakan antar kawan atau teman sejawat ataupun juga antar keluarga.
e. الأسلوب الحميمي intimate (ragam akrab), ragam ini biasanya ditandai dengan
adanya rintangan sosial di antara penuturnya. Percakapan antara keluarga,
pasangan suami isteri, teman akrab, dan lainnya yang mempunyai kecenderungan
untuk mengungkapkan isi hatinya dengan gaya intim.
7. Dari Segi Sarana
Variasi bahasa dilihat dari sarana yang digunakan terdiri dari dua
bagian, yaitu ragam bahasa lisan dan ragam bahsa tulisan. Ragam bahasa lisan
disampaikan secara lisan dan dibantu oleh unsur-unsur suprasegmental, sedangkan
ragam bahsa tulis unsur suprasegmental tidak ada. Pengganti unsur
suprasegmental dalam bahsa tulis adalah dengan menuliskan unsur tersebut dengan
simbol dan tanda baca.[10]
Suprasegmental terdiri dari intonasi, nada, dan ekspresi diri atau peragaan
tubuh berbeda dengan bahasa tulisan, dimana bahsa tulisan tidak menggunakan
intonasi dan nada dalam pengucapan. Oleh karena itu, ekspresi marah, sedih,
lelah senang dan lain sebagainya tidak akan nampak sejelas ungkapan lisan.
Misalkan ketika kita ingin menyuruh orang untuk menutup pintu, maka seseorang
bisa mengatakan “jika kamu berkenan, tutuplah itu!” dengan tertuju pada pintu.
Sedangkan jika kita mnyuruhnya melalui bahasa tulisan maka kita harus menulis “jika
kamu berkenan, tutuplah pintu itu” dengan memperjelas kata “pintu”[11]. Hal ini juga berlaku pada ragam yang digunakan ketika menggunakan alat
atau sarana tertentu, seperti bertelepon atau telegraf. Ragam bahasa dalam
bertelepon maupun bertelegraf menurut persyaratn tertentu, sehingga menyebabkan
dikenal adanya ragam bahas telepon dan ragam bahasa telegraf, yang berbeda
dengan ragam-ragam bahsa lainnya.[12]
C. Pola Bahasa
Menurut Muhammad Afifuddin Dimyati pola bahasa dapat
dibedakan sebagai mana berikut:[13]
1. اللغة الوالدة parent language (bahasa induk)
Parent language adalah bahasa yang mempunyai satu cabang
atau lebih. Misalnya bahasa Latin yang
menjadi induk dari bahasa Spanyol, Prancis, Italiya dan Rumania. Dan
bahasa Sansakerta yang menjadi induk dari bahasa Urdu dan Hindia. Dan bahasa
Sam yang menjadi induk dari bahasa bahasa Ibrani, Suryani. Dan bahasa Sasaniyah
yang menjadi induk dari bahasa Paris dan Aganistan.
2. اللغة السليلة descedant language
Bahasa desiden adalah bahasa adalah rumpun bahasa yang
menjadi cabang dari bahasa induk. Misalnya bahasa Prancis yang menjadi cabang
dari bahasa Latin. Bahasa Almaniya yang menjadi cabang dari bahasa Jerman
barat. Dan bahasa Arab yang menjadi cabang dari bahasa Sematik.
3. اللغة الشقيقية sister language (bahasa saudara)
Sister linguage adalah bahasa yang berasal dari induk yang
sama, artinya bahasa tersebut bersaudara. Misalnya bahasa Italia yang
bersaudara dengan bahasa Prancis karena keduanya merupakan cabang dari bahasa
Latin. Bahasa bersaudaara dengan bahasa Ibrani karena keduanya termasuk cabang
dari bahsa Samitik.
4. اللغة الحية living language (bahasa hidup)
Bahasa hidup merupakan bahasa yang umumnya
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dan bahasa yang tidak pernah mengalami
kepunahan. Bahasa ini tidak sekedar digunakan dalam bidang agama maupun di
bidang ilmiyah saja, akan tetapi bahasa ini juga digunakan dalam kehidupan
sehari-hari sebelum pengguna bahasa ini.
5. اللغة البائدة extinct language (bahasa mati)
Bahasa mati merupakan bahasa yang sudah digunakan
sejak lampau akan tetapi sudah punah mengikuti kepunahan penggunanya atau
bahasa ini dapat diketahui dari segi teorinya saja tanpa ada seorangpun yang
menggunakan bahasa tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya bahasa
Sassaniyan dan bahasa Quthiyah. Dimana para ilmuan bisa mengetahui bahasa
tersebut dengan melihat prasasti dan buku sejarah serta peninggalan-peninggalan
lainnya.
6. اللغة نصف الحية bahasa separuh hidup
Bahasa separuh hidup adalah bahasa yang pada umumnya
tidak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, akan tetapi penggunaanya berkurang
karena segi agama dan bidang ilmiyah, misalnya bahasa Latin. Bahasa separuh
kehidupan berbeda dengan bahasa kehidupan, karena bahasa separuh kehidupan
tidak digunakan dalam percakapan sehari-hari. Bahasa ini juga berbeda dengan bahasa
extinct karena bahasa ini tidak
sepenuhnya punah.
7. اللغة الفصحى أو المرموقة standard language (bahasa standar)
Bahasa standar adalah dialek bahasa yang digunakan dalam
bidang ilmu dan sastra dan menjadi standard pemersatu antara bahasa lainnya.
Dan bahasa fusha ini adalah bahasa yang lebih benar dan akurat dibandingkan
dengan bahasa lainnya.
8. اللغة الطبيعية natural language (bahasa alamiyah)
Bahasa natural adalah bahasa yang tumbuh dan
berkembang secara ilmiyah tanpa disebabkan oleh masyarakat secara sengaja. Hal
ini berlaku terhadap seluruh bahasa di dunia baik di masa ini maupun di masa
lampau.
9. اللغة الاصطناعية artificial language (bahasa artifisial/buatan)
Bahasa artifisial adalah bahasa yang tidak alami dan
diciptakan oleh seseorang dengan tujuan mempermudah pembelajaran bahasa dengan
cara memilih sebagian kosa-kata yang
penting dan sebagian struktur kalimat yang ada dalam suatu bahasa. Pembuatan
bahsa tersebut dengan cara memilih kosa-kata yang mudah untuk dijadikan bahsa
internasiona. Misalnya bahsa Esperanto.
10. اللغة النقية pure language (bahasa murni)
Bahsaa murni adalah bahasa yang belum banyak
dipengaruhi oleh bahsa lain dan bahasa yang sebagian besar kata-kaatanya
berasal dari aslinya. Hal ini berlaku pada bahasa Arab.
11. اللغة المولدة pidgin language (bahasa yang dihasilkan/ bahasa pijin)
Bahsa pijin adalah bahas kombinasi dari dua bahasa
atau lebih. Sebagian orang menamakan
bhasa tersebut bahasa Hibrida. Misalnya ungkapan bahasa Inggris modern yang
merupakan hasil pencampuran antara bahasa Inggris bagian tengah dengan bahasa
prancis. Bahas urdu yang bahasanya
sebagian besar hasil dari pencampuran bahasa hindia, persia dan bahasa Arab.
12. اللغة المخبلطة creol (bahasa kreol)
Bahasa kreol adalah bahasa yang diserhanakan yang
terdiri dari bahasa lain. Bahasa ini menyerupai bahasa pijin.
13. اللغة المحلية أة الدراجة vernacular language (bahasa vernakular)
Bahasa Vernakular adalah bahasa yang digunakan oleh
suku, daerah, kelompok atau profesi
tertentu dan tidak digunakan oleh suku yang lain. Dan bahasa tersebut
jarang dikenal di negara lain. Misalnya bahasa Albania dan bahasa Rumania.
14. اللغة العالمية universal language (bahasa dunia)
Bahasa dunia adalah bahasa yang menyebar dan mendunia
ke luar negaranya. Dan bahasa ini digunakan oleh banyak orang di
negara-negaranya. Misalnya bahasa pertama, bahasa kedua, dan bahasa Asing. Bahasa
tersebut digunakan dalam bidang ilmu, ekonomi, dan politik. Misalnya bahasa
Inggris, bahasa Prancis, bahsa Jerman, bahasa Rusia, dan bahsa Arab.
15. اللغة الحالة replacing language (bahasa penggeser)
Bahasa penggeser adalah bahasa yang menggantikan
bahasa yang lain dan mengeluarkan bahsa tersebut dari daerah penggunaannya
dalam suatu negara. Hal ini berlaku pada bahasa Inggris yang menggeser bahasa
asli amerika di Amerika bagian utara, dan bahsa Spanyol yang menggeser sebagian
bahasa Amerika bagian selatan. Dan bahasa Arab yang menggeser bahasa negara
Syam dan Afrika bagian utara ketika permulaan Islam di zaman Khulafaur
Rasyidin.
16. اللغة المزاحة displaced language (bahasa tergeser)
Bahsa tergeser adalah bahasa yang digeser oleh bahsa
penggeser. Yaitu bahasa yang menjadi sasaran orang-orang kuat (penjajah) baik
militer, ekonomi maupun budaya. Misalnya bahsasa asli amerika yang digeser oleh
bahasa Inggris.
17. اللغة السائدة dominant language (bahasa dominan)
Bahasa dominan adalah bahasa yang paling terkenal dan
menyebar di berbagai negara. Bahasa ini berbeda dengan bahasa penggeser, dimana
bahasa penggeser akan mengeluarkan suatu bahsa secara permanen, sedangkan
bahasa dominan hanya akan mendominasi bahasa tersebut tanpa mengeluarkan bahasa
asli dari bahasa tersebut. Misalnya bahasa Persia yang mendominasikan bahasa
Ibrani.
18. اللغة العامة general language (bahasa umum)
Bahasa umum (العامة) bukanlah bahasa (العامية)‘ammiyah, ‘ammiyah dihadapkan
dengan fusha, sedangkan yang umum akan
dihadapkan dengan yang khusus. Jadi
yaang dimaksud dengan bahasa umum adalah bahasa yang berlaku untuk umum
dan digunakan oleh setiap orang di
negaranya serta tidak menghususkan profesi atau bidang pengetahuan tertentu.
19. اللغة الخاصة special language (bahasa khusus)
Bahasa khusus merupakan bahasa yang dikhususkan untuk
suatu bidang keilmuan. Oleh karena itu, kosa-kata yang ada dalam ilmu
linguistik bukanlah kosa kata yang ada pada ilmu geometri, dan kosa-kata yang
ada pada ilmu kedokteran bukanlah kosa-kata yang ada pada ilmu pendidikan, dan
kosa-kata yang ada pada ilmu psikolinguistik bukanlah kosa-katta yang ada pada
ilmu fiqih, dan lain sebagainya. Karena setiap ilmu pasti mempunyai perbedaan
kosa-kata sedikit maupun banyak dengan ilmu yang lain. Bentuk kosa-kata dalam
bahasa khusus sulit dipahami meskipun berusaha memahaminya dengan begitu keras.
Misalnya seorang insinyur yang membaca buku fonologi dalam bahasa khusus
fonologi.
20. اللغة المثالية ideal language (bahasa ideal)
Bahasa ideal adalah bahasa yang ditulis seperti yang dibaca,
dan dibaca seperti yang tertulis. Bahasa mempunyai variasi dari segi idealnya.
Misalnya bahasa Inggris yang bukan termasuk ke dalam bahasa ideal karena
tulisan dan cara bacanya berbeda. Misalnya huruf ‘s’ yang dibaca /z/ dan huruf
‘c’ yang dibaca /s/ atau /k/. Contoh bahasa ideal adalah bahasa Arab dimana
antara cara baca dan penulisan simbol huruf sama. Penulisan satu huruf dengan
satu bunyi.
21. اللغة الأم mother language (bahasa ibu)
Bahasa ibu adalah bahasa yang pertama kali diperoleh
anak di lingkungannya baik bahasa itu dari orang tuanya, perawatnya maupun
orang lain yang ada di sekitarnya. Bahasa initidak diwariskan oleh orang tuanya
maupun kakek-neneknya dan tidak juga berhubungan dengan asal-usul anak, ras
serta keturunannya. Misalnya bahasa Arab adalah bahasa ibu dan bahasa pertama
bagi anak yang dilahirkan di negara Arab dan dibesakan di negara Arab, dan
memperoleh bahasa Arab meskipun berasal dari non-Arab.
22. اللغة الأولى first language (bahasa pertama)
Bahasa pertama adalah bahasa ibu dan pasti menjadi
bahasa resmi dari suatu negara. Misalnya bahasa Arab yang menjadi bahasa
pertama dan bahasa resmi di negara Arab. Meskipun bukan bahasa ibu di beberapa
negara Arab. Seperti Akrad di negara Irak dan Barbar di negara Afrika Utasra.
23. اللغة الثانية second language (bahasa kedua)
Bahasa kedua merupakan bahasa yang dipelajari oleh
orang asing di negara asalnya setelah memperoleh bahasa ibu. Misalnya orang
indonesia yang belajar bahasa Arab di Mesir atau Sudan, maka bahasa Arab
merupakan bahasa kedua bagi mereka. Kedudukan bahasa kedua menyerupai bahasa
semi resmi. Misalnya bahsa Inggris di negara Negeria dan Hindia. Dan bahasa
Prancis di sebagian negara Afrika.
24. اللغة الاجنبية foreign language (bahasa asing)
Bahasa asing adalah bahasa yang dipelajari oleh orang asing di luar
negaranya. Misalnya bahasa Arab yang dipelajari oleh orang Indonesia di
Indonesia atau Malaysia. Atau bahasa Inggris yang dipelajari oleh orang Arab
dan Mesir di Arab Saudi.
25. اللغة القومية national language (bahasa nasional)
Bahasa nasional adalah bahasa tunggal yang digunakan
di beberapa negara yang menggabungkan satu negara denagn negara lainnya.
Misalnya bahasa Arab di negara-negara Arab. Bahsa Nasional disebut sebagai bahasa pemersatu beberapa kaum/suku
yang tinggal di suatu ngara. Dan setiap negara pasti mempunyai bahasa nasional
tersendiri.
26. اللغة المشتركة lingua franca (bahasa pemersatu)
Bahasa pemersatu merupakan bahsa yang dikenal oleh
sebagian bahkan seluruh masyarakat multi bahasa. Bahasa ini digunakan untuk
memahami masyarakat satu sama lain dalam suatu negara. Misalnya beberapa
masyarakat Amerika mempunyai bahasa daerah tersendiri akan tetapi bahasa
pemersatu mereka adalah bahsa Inggris. Dan di Unisofiet terdapat beberapa
bahasa dari suku yang berbeda-beda, akan tetapi bahasa pemersatu mereka adalah
bahasa Rusia. Begitu pula di negara Arab, di sana dijumpai beberapa suku Arab
yang mempunyai ragam bahasa yang berbeda akan tetapi bahasa pemersatu mereka
adalah bahasa Arab.
27. اللغة الرسمية official language (bahasa resmi)
Bahasa resmi adalah bahsa yang digunakan di wilayah
resmi, meskipun bahasa tersebut bukan bahasa ibu bagi semua penduduk. Misalnya
bahasa Arab yang merupakan bahasa resmi di wilayah Arab, dan bahsa Inggris yang
menjadi bahasa resmi di wilayah Inggris, Amerika dan Australia. Dan beberapa
negara mungkin mengadopsi lebih dari satu bahasa resmi, misalnya bahasa hindia
yang menggunakan bahasa India, Inggris, dan sebagian bahasa setempat untuk
dijadikan bahasa resmi.
[1] Iswah Adriana,
Ilmu al- Luhghah al Ijtima’i (Sosiolinguistik Arab), (Pamekasan: STAIN
Pamekasan press, 2009), Hlm. 10.
[2]Aslinda dan
Leni Syafyahya, Pengantar Sosiolinguistik, (Bandung: PT Refika Aditama,
2010), Hlm. 17.
[3] Abdul Chaer
& Leonie Agustin, Sosiolinguistik, Perkenalan Awal, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2004), Hlm. 80-81.
[4] Iswah
Adiriana, Ilmu al-Lughah al-Ijtima’ie, Hlm. 11.
[5] Aslinda dan
Leni Syafyahya, Pengantar Sosiolinguistik, Hlm.17.
[10] Aslinda dan Leni Syafyahya, Pengantar Sosiolinguistik, Hlm. 21.
[11] محمد عفيف الدين دمياطي، مدخل الى اللغة الإجتماعي، (مالنج:
مكتبة لسان عربي للنشر و التوزيع، 2016 )، ص. 57.
[12] Abdul Chaer, Sosiolinguistik
Perkenalan Awal, Hlm. 92-96.