Sunday 24 June 2018

penelitian pengembangan




BAB I
PENDAHULUAN

Dalam konteks pembelajaran bahasa Arab, upaya menginovasi dan mengkreasi pembelajaran merupakan ijtihad yang harus diperjuangkan. Ditengarai, bahwa sistem pembelajaran bahasa Arab yang digunakan di sekolah maupun di madrasah masih belum mengarah pada penggunaan bahasa Arab sebagai alat komunikasi, melainkan lebih berbasis pasa pengenalan bentuk-bentuk kaidah bahasa Arab yang lepas dari konteks. Selain itu, jarang sekali guru menggunakan media pembelajaran, baik media elektronika maupun non-elektronika yang dapat merangsang siswa untuk termotivasi belajar bahasa Arab. Berdasarkan pengamatan langsung penulis, ada suatu sekolah yang secara institusional sangat mendukung pembelajaran bahasa Arab, di sekolah tersebut tersedia laboratorium bahasa, tape recorder, dan perlatan penunjang lainnya, tetapi guru bahasa Arab tidak tersentuh hatinya untuk memanfaatkannya secara maksimal karena guru yang bersangkutan masih gagap teknologi. Akhirnya, sarana dan peralatan tersebut hanya dimanfaatkan oleh guru bahasa asing lainnya yang kreatif-inovatif. Dia mengajarkan bahasa Arab secara apa adanya, tanpa ada sentuhan media dan gaya mengajar yang menarik dan menyenangkan. Pembelajaran kering dari aktifitas pemerolehan bahasa yang menekankan pada kegiatan komunikasi. Kondisi pembelajaran seperti ini berdampak pada pemebentukan opini dalam diri siswa betapa inferioritas keberadaan bahasa Arab di sekolah. Bahasa Arab bukan lagi dipandang sebagai bahasa yang modern, inklusif, dan bergengsi, melainkan di­pandang sebagai bahasa yang hanya dipelajari pada komunitas ekslusif saja, misalnya untuk siswa pesantren (pesantren salafiyah) saja yang tidak perlu memperoleh sentuhan teknologi pembelajaran.
 Berpijak pada uraian di atas, penelitian pengembangan merupakan solusi yang tepat untuk memecahkan permasalahan di atas. Berbagai penelitian  pengembangan yang telah dilakukan oleh berbagi pihak, misalnya mahasiswa penyusun tesis maupun disertasi mengindikasikan bahwa produk-produk inovatif dan kreatif pembelajaran sebagai hasil pengembangan dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa. Produk yang dimaksud dapat berupa model pembelajaran, media pembelajaran, bahan ajar, model instrument penilaian, software computer untuk pembelajaran, dan peralatan pembelajaran lainnya.



BAB II
PEMBAHASAN

Istilah penelitian pengembangan merupakan padanan makna dari kata Research dan Development yang dalam bahasa Arabnya disebut dengan al-Bahts at-Tathwiry. Menurut Borg dan Gall, penelitian pengembangan adalah suatu desain penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Penggunaan produk pendidikan menurut mereka bukan saja terbatas pada pengembangan bahan ajar, misalnya buku teks, film-film pembelajaran, tetapi juga pengembangan prosedur dan proses pembelajaran, misalnya metode dan pengorganisasian pembelajaran. Bahkan menurut penulis, produk pembelajaran yang dikembangkan juga bisa berupa perencanaan pembelajaran (kurikulum dan silabus), tetapi bisa berupa instrumen asesmen dan lain sebagainya.
Setiap sesutu pasti mempunyai sebuah karakteristik, begitu juga dengan penelitian pengembangan. karakteristik penelitian pengembangan adalah sebagai berikut.
1.      Produk berbasis masalah
Sebagaimana dikemukakan, bahwa output dari penelitian pengembangan adalah produk. Akan tetapi, produk yang dikembangkan tidak sembarang produk melainkan produk yang didesain sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran. Akan tidak efektif, manakala masalah utama yang dihadapi terkait dengan penggunaan bahan ajar, tetapi produk yang dikembangkan instrumen asesmen atau media pembelajaran. Oleh karena itu, dalam konteks seperti ini, studi pendahuluan (dirasah tamhidiyah) merupakan langkah awal yang harus dilakukan dalam penelitian pengembangan sehingga produk yang dihasilkan relevan dengan kebutuhan.
2.      Uji Coba Produk
Untuk memperoleh produk yang layak guna, maka sebelum  finalisasi produk perlu dilakukan uji coba produk atau validasi untuk menentukan tingkat efektifitas produk yang dihasilkan. Secara prosedural uji coba produk dielaborasi dengan para ahli yang relevan, pengguna produk, dan uji lapang.
3.      Revisi Produk
Sebagaimana telah dikemukakan, bahwa produk yang dihasilkan tidak serta merta dapat diaplikasikan begitu saja, melainkan harus diujicoba terlebih dahulu baik kepada para ahli, pengguna, maupun uji lapang. Dari uji coba ini, peneliti memperoleh masukan baik secara kuantitatif maupun kualitatif dari para ahli, pengguna, dan uji lapang. Masukan dari berbagai pihak yang kompeten tersebut dijadikan bahan oleh peneliti sebagai bahan revisi produk agar produk yang dihasilkan efektif dan layak guna.
Hakikat penelitian pengembangan adalah terletak pada produk yang dihasilkan serta efektifitas produk tersebut untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Terkait dengan jenis produk apa yang dihasilkan oleh penelitian pengembangan tergantung pada berbagai variabel atau komponen yang terkait dengan sistem pembelajaran itu sendiri. Jenis produk penelitian pengembangan di bidang pendidikan adalah sebagai berikut:
1)      Alat Peraga
Alat peraga merupakan piranti atau alat bantu yang digunakan untuk memeragakan sesuatu atau untuk menyampaikan atau menjelaskan materi pelajaran agar materi tersebut lebih mudah dipahami oleh siswa atau peserta didik. Dalam konteks pembelajaran, alat peraga ini memiliki fungsi (a) merangsang minat belajar, (b) mempermudah siswa memahami materi pelajaran, (c) merangsang daya kognitif siswa, (d) memperkuat ingatan jangka panjang siswa, (e) menciptakan atmosfir belajar yang interaktif,  komunikatif, dan aspiratif.
2)      Media Pembelajaran Elektronik
Media merupakan salah satu komponen yang memiliki pengaruh signifikan untuk meningkatkan proses dan hasil belajar. Meskipun demikian, media bukanlah tujuan dalam pembelajaran bahasa Arab, akan tetapi ia sebagai alat bantu.

3)      Bahan Ajar
Bahan Ajar (BA) merupakan salah satu bagian integral dari keutuhan eksistensi pendidikan. Eksistensi BA sebagai bagian integral dalam sistem pendidikan dibuktikan oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Schiefelbein dan Ferrel di Chili, bahwa materi pelajaran atau BA mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi siswa di kalangan keluarga berstatus ekonomi rendah.
Eksistensi BA yang strategis dan fungsional dalam pendidikan tentunya harus diimbangi oleh keberadaan BA yang berkualitas.

4)      Model Pembelajaran
Model pembelajaran, khususnya pembelajaran bahasa Arab yang digunakan oleh guru berpengaruh terhadap kualitas proses dan hasil belajar. Model dalam konteks ini dapat dimaknai sebagai pendekatan, metode, strategi atau teknik pembelajaran. Monotonisme penggunaan model pembelajaran mengimplikasikan minat  dan hasil belajar siswa menjadi rendah. Untuk itu, pengembangan model pembelajaran yang inovatif-kreatif diharapkan dapat memberikan spirit belajar bagi siswa.
5)      Instrumen Asesmen
asesmen merupakan proses pengumpulan informasi selengkap-lengkapnya tentang siswa dan kelas untuk tujuan pembuatan keputusan pengajaran. Dalam kurikulum 2004, istilah asesmen populer dalam frasa asesmen otentik yang mengacu pada berbagai bentuk asesmen yang merefleksikan  hasil belajar siswa,  motivasi, dan sikap mereka terhadap aktivitas kelas.
6)      Produk Pembelajaran Berbasis Komputer
Saat ini, pengembangan pembelajaran berbasis komputer, khususnya pengemban­gan software pembelajaran menjadi perioritas kita sebagai upaya untuk menginovasi dan mengkreasi pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Dalam konteks pembelajaran bahasa Arab, pengembangan software pembelajaran dapat berupa bahan ajar, strategi atau model pembela­jaran, maupun berupa instrument penilaian yang kesemuanya berbasis multi media.

Penelitian pengembangan memiliki prosedur tersendiri yang berbeda dengan jenis penelitian lainnya, misalnya penelitian deskripsi maupun PTK.  Secara umum, penelitian pengembangan ini melibatkan berbagai pihak terkait baik dengan para pakar (ahli) maupun pengguna produk.
Menurut  Borg dan Gall (1983), ada sepuluh langkah dalam mengembangkan produk (produk pembelajaran), yaitu:
(1)     Melakukan penelitian dan pengumpulan informasi (research and information collecting) yang meliputi kajian pustaka dan pengamatan kelas.
(2)     Menyusun perencanaan (planning) yang meliputi menentukan keterampilan, menentukan tujuan, menentukan urutan pembelajaran, dan uji coba pada skala kecil.
(3)     Mengembangkan bentuk produk awal (develop preliminary form product). Kegiatan ini meliputi penyiapan materi pembelajaran, buku pegangan (handbooks), dan piranti penilaian (evaluation devices).
(4)     Melakukan uji lapang tahap awal. Uji lapang ini dilaksanakan pada 2 sampai 3 sekolah dengan menggunakan 6 sampai 12 subjek. Pengumpulan dan analisis data dilakukan melalui wawancara, pengamatan, dan angket. 
(5)     Melakukan revisi terhadap produk. Revisi ini dilakukan atas dasar masukan yang diperoleh pada uji lapang tahap awal.
(6)     Melakukan uji lapang utama. Uji lapang ini dilakukan pada 5 sampai 10 sekolah dengan 30 sampai 100 subjek. Data kuantitatif terhadap performansi subjek dari sebelum dan sesudah pembelajaran dikumpulkan. Hasilnya dievaluasi dengan mengacu pada tujuan pembelajaran, selanjutnya  hasil tersebut dikomparasi dengan data kelompok kontrol.
(7)     Melakukan revisi terhadap produk operasional. Revisi ini dilakukan atas dasar masukan dari  hasil tes lapangan utama.
(8)     Melakukan uji lapang operasional. Hal ini dilakukan pada 30 sekolah dengan subjek berjumlah antara 40 sampai 100. Pengumpulan dan analisis data dilakukan melalui wawancara, pengamatan, dan angket. 
(9)     Revisi produk akhir.  Revisi ini dilakukan atas dasar masukan dari hasil tes uji lapang operasional.
(10) Melakukan diseminasi dan implementasi produk. Hal ini dapat dilakukan melalui pelaporan, penyebarlauasan produk melalui pertemuan dan  jurnal ilmiah. Bekerjasama dengan penerbit yang diasumsikan memberikan sumbangan komersial, memantau distribusi untuk  kontrol kualitas.

Kegiatan analisis data terkait erat dengan jenis data yang dianalisis. Apabila data bersifat kuantitatif, maka teknik analisisnya juga dengan pendekatan kuantitatif baik dengan menggunakan teknik statistik sederhana maupun dengan teknik statistik yang lebih kompleks.
Berpijak dari pendekatan di atas, langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisis data adalah sebagai berikut.
1)      Pengumpulan data dan pengecekan (pemeriksaan kembali) catatan lapangan.
2)      Reduksi data, dalam hal ini peneliti memilih dan memilah data yang relevan dan kurang relevan dengan tujuan penelitian. Data yang relevan akan dianalisis, sedangkan data yang kurang relevan akan disisihkan (tidak dianalisis).
3)      Penyajian data. Setelah data direduksi, langkah berikutnya adalah penyajian data yang meliputi: (a) identifikasi, (b) klasifikasi, (c) penyusunan. (d) penjelasan data secara sistematis, objektif, dan menyeluruh, dan (e) pemaknaan.
4)      Penyimpulan. Peneliti menyimpulkan hasil penelitian berdasarkan katagori dan makna temuan.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan

Untuk menghasilkan model pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan progresif, maka upaya menginovasi dan mengkreasi pembelajaran secara berke­lanjutan menjadi penting. Dalam konteks inilah penelitian pengembangan merupakan solusi yang sistematis, objektif, dan komprehensif untuk dijadikan dasar dalam menghasilkan suatu pembelajaran yang berkualitas seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.


B.     Saran
Dalam penyusunan Telaah artikel ini tentu terdapat berbagai kekeliruan dan kekurangan sebagaimana fitrah kami sebagai manusia, tempat salah dan lupa.
Oleh karena itu, dengan setulus hati kami mengharapkan apresiasi pembaca sekalian untuk menyampaikan saran dan kritik demi perbaikan di masa mendatang.