Thursday 13 September 2018

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN




BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1    Analisis Data

Analisis data dilakukan terhadap hasil penelitian “Pengembangan Panduan Praktikum Fisika Berbasis Literasi Sains Sub Pokok Bahasan Hubungan Momentum Dan Impuls Terhadap Sikap Ilmiah Siswa” meliputi kelayakan produk, tanggapan siswa dan guru terhadap panduan praktikum yang dikembangkan serta sikap ilmiah siswa.
1.    Validasi Ahli
Panduan praktikum yang dikembangkan sebelum diuji cobakan perlu dikonsultasikan serta diuji kelayakan atau validasi oleh ahli. Konsultasi dilakukan untuk mendapatkan produk yang tepat digunakan. Selain itu, peneliti mendapatkan masukan-masukan dari ahli yang digunakan untuk memperbaiki panduan yang dikembangkan agar lebih baik lagi. Setelah dikonsultasikan dengan ahli dan dilakukan revisi kemudian panduan praktikum divalidasi oleh ahli. Validasi dilakukan untuk mendapatkan panduan praktikum yang benar-benar layak digunakan.
Ukuran kelayakan produk atau panduan praktikum fisika berbasis literasi sains dinilai dari aspek kelayakan materi dan tampilan. Data diperoleh dari penilaian validator melalui angket tertutup terhadap produk. Perolehan skor beserta persentase tiap-tiap aspek kelayakan panduan praktikum pada lembar validasi dapat dilihat pada Gambar di bawah ini:





Gambar 4.1 Diagram Persentase Validasi Ahli
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa hasil penilaian terhadap panduan praktikum hasil pengembangan aspek cakupan meteri dan memacu keingintahuan sebesar 83%; aspek akurasi materi sebesar 88%; aspek kemutakhiran materi dan integritas literasi sains sebesar 100%; aspek tampilan umum sebesar 92%; aspek penyajian sebesar 90%; aspek bahasa/keterbacaan sebesar 89%;. Sedangkan validasi oleh ahli untuk seluruh aspek sebesar 90% dengan kategori “layak” sehingga panduan praktikum hasil pengembangan ini dinyatakan baik untuk digunakan dalam kegiatan praktikum walaupun ada beberapa item yang harus di revisi.
Komentar dan saran validator tentang panduan praktikum berbasis literasi sains hasil pengembangan ini sebagai berikut: Pada bagian awal, motovasi yang digunakan berupa paku yang dipukul dengan palu. Namun berdasarkan saran ahli maka dilakukan perbaikan dengan mengubah motivasi agar tidak menggunakan paku dan palu, karena pada kejadian paku dan palu konsep fisika yang digunakan lebih dominan terhadap tekanan. Maka dari itu, motivasi diubah dengan menggunakan sarung tinju. Motivasi pada tahukah kamu sebelum dan sesudah direvisi ditunjukkan oleh gambar di bawah ini:
               
Gambar 4.2a sebelum direvisi                     Gambar 4.2b sesudah direvisi
Selain itu, juga dilakukan perbaikan pada hipotesis. Komponen hipotesis mulanya ditempatkan setelah komponen mari mencoba. Kemudian penempatannya diubah menjadi sebelum komponen mari mencoba. Hal ini karena hipotesis harus dijawab terlebih dahulu untuk memberikan gambaran terhadap siswa bagaimana langkah-langkah praktikum akan dilaksanakan. Penempatan hipotesis sebelum dan sesudah direvisi ditunjukkan oleh gambar di bawah ini:
                     
Gambar 4.3a sebelum direvisi                     Gambar 4.3b sesudah direvisi
Selain penempatan, komponen hipotesis juga harus diperbaiki pada bagian isinya. Isi hipotesis diperbaiki dan lebih disesuikan dengan permasalahan yang disajikan pada komponen tahukah kamu. Isi hipotesis sebelum dan sesudah direvisi ditunjukkan oleh gambar di bawah ini:

                 
Gambar 4.4a sebelum direvisi                     Gambar 4.4b sesudah direvisi
Perbaikan juga dilakukan pada komponen mari diskusi. Komponen tersebut membahas tentang bagaimana kecepatan jatuhnya kelereng jika bahan yang melapisi kelereng semakin tebal, kemudian dilakukan perbaikan dengan menyesuaikan isi mari diskusi dengan komponen pertanyaan sehingga isi komponen mari diskusi diganti dengan membahas waktu kontak kelereng. Komponen mari diskusi sebelum dan sesudah direvisi ditunjukkan oleh gambar di bawah ini:
                   Gambar 4.5a sebelum direvisi                   Gambar 4.5b sesudah direvisi          
Cover pada panduan praktikum direvisi dengan menyesuaikan gambar cover dengan permasalahan yang diangkat pada panduan praktikum berupa sarung tinju. Selain itu, pada cover juga ditambahkan gambar seorang anak yang menjatuhkan bola ke tanah. Hal ini bertujuan untuk memberikan gambaran terhadap siswa bagaimana praktikum yang akan dilaksanakan. Desain cover sebelum dan sesudah dilakukan perbaikan tampak pada gambar berikut:

                   
Gambar 4.6a sebelum direvisi                     Gambar 4.6b sesudah direvisi
Terakhir, ahli menyarankan agar setiap gambar yang terdapat dalam panduan praktikum diberi keterangan. Hal ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada siswa tentang gambar apa saja yang ditampilkan dalam panduan praktikum. Gambar sarung tinju sebelum dan sesudah direvisi ditunjukkan oleh gambar di bawah ini:
                   
Gambar 4.7a sebelum direvisi                     Gambar 4.7b sesudah direvisi
2.    Uji Coba
a.    Uji Coba Skala Kecil
Panduan praktikum diuji cobakan dalam  uji coba skala kecil kepada siswa kelas X-A MA Al-Djufri. Jumlah siswa pada uji coba skala kecil adalah 10 siswa. Sepuluh siswa tersebut diberi panduan praktikum yang dikembangkan kemudian siswa diberi angket tanggapan pada akhir pertemuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap panduan praktikum fisika berbasis literasi sains yang dikembangkan. Pada angket tanggapan siswa juga diberikan kolom saran untuk perbaikan panduan praktikum menjadi lebih baik lagi. Saran atau komentar yang diberikan sangat bervariasi dan bermanfaat bagi pengembangan panduan praktikum menjadi lebih baik. Sebagian besar siswa merasa tertarik dan memberi kesan yang baik terhadap panduan praktikum fisika berbasis literasi sains yang dikembangkan.
Persentase angket tanggapan siswa yang diperoleh pada uji coba skala kecil berdasarkan Gambar 4.8 menunjukkan respon positif ketertarikan siswa terhadap panduan praktikum yang dikembangkan. Secara lebih rinci hasil tanggapan siswa tiap indikator pernyataan ditampilkan dalam Gambar berikut:
Gambar  4.8 Diagram Persentase Tanggapan Siswa
Gambar 4.8 menunjukkan respon siswa terhadap panduan praktikum berbasis literasi aspek cakupan materi dan kemutakhiran materi sebesar 90%; aspek memacu keingintahuan sebesar 85%; aspek penyajian sebesar 80%; aspek bahasa/keterbacaan sebesar 88%;. Sedangkan respon untuk seluruh aspek sebesar 87% sehingga termasuk dalam kategori “menarik”.


b.   Uji Coba Skala Besar
Panduan praktikum yang telah melalui tahap revisi setelah digunakan pada uji coba skala kecil kemudian digunakan pada uji coba skala besar untuk mengetahui pengaruhnya terhadap sikap ilmiah siswa. Penilaian sikap ilmiah siswa didasarkan hasil observasi (pre-test dan post-test). Uji coba skala besar dilakukan di kelas X-B MA Al-Djufri dengan jumlah siswa sebanyak 26 siswa.
Penilaian sikap ilmiah siswa dilakukan pada saat kegiatan praktikum. Data hasil pretes-postes dari tiap-tiap indikator yang diamati perolehan pretes dan postes disajikan pada Gambar berikut:
Gambar 4.9  Diagram hasil observasi sikap ilmiah siswa
Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa persentase data sikap ilmiah pada saat pretes indikator sikap ingin tahu sebesar 54%; sikap respek terhadap data/fakta sebesar 49%; sikap berpikir kritis sebesar 57%; sikap penemuan dan kreatifitas 44%; sikap berpikiran terbuka dan kerja sama sebesar 58%. Sedangkan persentase data sikap ilmiah pada saat postes indikator sikap ingin tahu sebesar 66%; sikap respek terhadap data/fakta sebesar 67%; sikap berpikir kritis sebesar 68%; sikap penemuan dan kreatifitas 62%; sikap berpikiran terbuka dan kerja sama sebesar 71%.
Data penelitian  berupa sikap ilmiah siswa selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji prasyarat dan uji hipotesis. Tujuan dari analisis data ini adalah agar data yang diperoleh lebih representatif dalam menggambarkan keadaan hasil penelitian yang sebenarnya.
1)   Uji Prasyarat
Analisis uji prasyarat yang digunakan adalah uji normalitas menggunakan one sample kolmogorov-smirnov test berbantuan software SPSS 16 for wondows. Uji normalitas dilakukan terhadap  data hasil observasi sikap ilmiah siswa. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan bahwa data dari populasi yang berdistribusi normal jika memenuhi kriteria . Sedangkan jika memenuhi kriteria  maka data dari populasi berdistribusi tidak normal. Hasil analisis uji normalitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.1 Hasil uji normalitas pretes sikap ilmiah siswa
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Pretest
Posttest
N
26
26
Normal Parametersa
Mean
21.1154
26.5769
Std. Deviation
1.81828
3.20216
Most Extreme Differences
Absolute
.244
.225
Positive
.198
.225
Negative
-.244
-.134
Kolmogorov-Smirnov Z
1.244
1.149
Asymp. Sig. (2-tailed)
.091
.143
Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa data pretes dan posttes sikap ilmiah siswa terdistribusi normal. Data hasil pretes terdistribusi normal dengan angka signifikansi 0,091, sedangkan data hasil posttes terdistribusi normal dengan angka signifikansi 0,143. Berdasarkan hasil analisis ini dapat diintepretasikan bahwa sebaran data setiap kelompok berdistribusi normal sehingga analisis data dapat dilanjutkan uji parametrik, yaitu uji paired-samples t test dengan bantuan aplikasi SPSS 16 for windows.
2)   Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang digunakan yaitu  paired sample t test berbantuan software SPSS 16 for wondows. Uji paired-samples t test berfungsi untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan sikap ilmiah siswa setelah mengikuti kegiatan praktikum menggunakan panduan praktikum fisika berbasis literasi sains. Keputusan diambil berdasarkan ketenetuan pada pengujian hipotesis, yaitu jika maka H1 diterima. Sedangkan jika , maka H1 ditolak. Hasil analisis uji hipotesis dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.2 Hasil uji hipotesis sikap ilmiah siswa
Paired Samples Test
Pretest–
Posttest
Paired Differences
t
Df
Sig.
(2-tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std.
Error Mean
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower
Upper
-5.50000
2.99666
.58769
-6.71038
-4.28962
-9.359
25
.000
Berdasarkan  Tabel  4.2 diperoleh nilai t sebesar -9,359 dengan angka signifikansi sebesar 0,00 lebih kecil dari 0,05. Hasil ini dapat diintepretasikan bahwa hipotesis penelitian diterima, yaitu “Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan panduan praktikum fisika berbasis literasi sains terhadap sikap ilmiah siswa”.
3.    Respon Terhadap Panduan Praktikum
Penggunaan panduan praktikum fisika berbasis literasi sains dalam kegiatan praktikum juga mendapatkan respon yang baik dari siswa maupun guru. Respon dari siswa terhadap panduan praktikum yang dikembangkan didapatkan pada saat uji coba skala kecil dan uji coba skala besar sedangkan respon dari guru terhadap panduan praktikum fisika berbasis literasi sains yang dikembangkan didapatkan setelah uji coba skala besar.
Persentase angket tanggapan siswa terhadap panduan praktikum fisika berbasis literasi sains pada uji coba skala besar disajikan pada Gambar berikut:
Gambar 4.10 Diagram Persentase Tanggapan Siswa Skala Besar
Gambar 4.10 menunjukkan respon siswa terhadap panduan praktikum berbasis literasi aspek cakupan materi dan bahasa/keterbacaan sebesar 80%; aspek kemutakhiran materi sebesar 83%; aspek memacu keingintahuan sebesar 82%; aspek penyajian sebesar 78%. Sedangkan respon untuk seluruh aspek sebesar 81% sehingga termasuk dalam kategori “menarik”. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar siswa merasa tertarik untuk melakukan kegiatan praktikum dengan menggunakan panduan praktikum berbasis literasi sains.
Adapun hasil analisis angket tanggapan guru terhadap panduan praktikum yang dikembangkan dapat dilihat pada Gambar berikut:
Gambar 4.3 Analisis angket tanggapan guru
Gambar 4.11 menunjukkan data angket tanggapan guru pada uji coba skala besar menunjukkan respon positif dengan persentase yang diperoleh dari data tanggapan guru aspek cakupan materi, penyajian dan integritas literasi sains sebesar 100%; aspek kemutakhiran materi sebesar 88%; aspek memacu keingintahuan dan bahasa/keterbacaan sebesar 75%;. Sedangkan tanggapan guru untuk seluruh aspek sebesar 90% termasuk dalam kategori “menarik”. Penilaian tanggapan guru menunjukkan bahwa panduan praktikum fisika berbasis literasi sains sangat baik digunakan untuk membantu guru dalam kegiatan praktikum.

4.2    Pembahasan

Hasil analisis terhadap lembar validasi panduan praktikum berbasis literasi sains menunjukkan bahwa ahli memberikan skor yang tinggi pada masing-masing indikator yaitu cakupan materi, akurasi materi, kemutakhiran materi, memacu keingintahuan, penyajian, integritas literasi sains, tampilan umum dan bahasa/keterbacaan. Hasil penilaian validasi oleh ahli mendapatkan rata-rata skor sebesar 90%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa panduan praktikum yang dikembangkan termasuk dalam kategori layak. Hal ini sejalan dengan penelitian Amalia  (2015) yang menyatakan bahwa pengembangan Bahan Ajar IPA  berbasis Literasi Sains memiliki kualitas baik dan layak digunakan dalam pembelajaran dengan hasil validasi menurut tim validator sebesar 90,20% pada aspek kelayakan isi, 90,42% pada aspek teknik penyajian, 90,38% pada aspek penilaian bahasa, dan 91,67% pada kegrafisan, dan 88,89% pada aspek literasi sains.
Hasil uji coba skala kecil mendapatkan data berupa hasil tanggapan siswa terhadap panduan praktikum fisika berbasis literasi sains yang dikembangkan. Berdasarkan data pada Gambar 4.8 diketahui bahwa rata-rata persentase tanggapan siswa memperoleh hasil 87% sehingga termasuk dalam kategori menarik. Hal ini diperkuat oleh beberapa pendapat siswa yang menyebutkan bahwa gambar dan contoh permasalahan yang disajikan bagus, panduan praktikum mudah dipahami, serta bahasa yang digunakan lugas dan mudah dipahami. Selain komentar positif siswa juga memberikan saran untuk menambahkan gambar rancangan percobaan, agar dapat mempermudah siswa dalam melakukan percobaan. Berdasarkan hasil uji coba skala kecil ini dapat disimpulkan panduan praktikum fisika berbasis literasi sains yang dikembangkan dapat diterapkan dalam proses kegiatan praktikum dengan menambahkan gambar rancangan percobaan.
Data sikap ilmiah perolehan pretes dan postes pada Gambar 4.9  menunjukkan bahwa setiap indikator sikap ilmiah yang diamati mengalami peningkatan. Pada indikator sikap imngin tahu persentase mencapai 66% dengan kategori “baik”. Hal ini disebabkan siswa antusias saat melakukan praktikum, terlebih rasa ingin tahu siswa sudah dirangsang dengan pertanyaan yang disajikan pada tahukah kamu dan hipotesis. Sikap ingin tahu siswa juga ditunjukkan dengan banyaknya pertanyaan yang dilontarkan siswa mengenai materi hubungan momentum dan impuls.
Indikator kedua yaitu sikap respek terhadap data/fakta memperoleh persentase sebesar 67% dengan kategori “baik”. Hal ini disebabkan siswa sudah mampu bersikap obyektif terhadap data. Sikap obyektif siswa ditunjukkan dengan tidak memanipulasi data yang diperoleh. Siswa mengolah data mentah yang memang diperoleh dari praktikum, meskipun hasil yang didapatkan kurang sesuai dengan konsep hubungan momentum dan impuls.
Sikap berpikir kritis memperoleh persentase sebesar 68% dengan kategori “baik”. Sikap berpikir kritis terbantu dengan komponen mari diskusi yang membuat siswa berpikir lebih dalam lagi bagaimana menjawab pertanyaan tentang hubungan momentum dan impuls dalam konteks yang berbeda.
Indikator berikutnya yaitu sikap penemuan dan kreatifitas memperoleh persentase sebesar 62% dengan kategori ”cukup baik”. Hal ini disebabkan karena belum terdapat siswa yang berinisiatif untuk melakukan percobaan baru. Bahkan setelah diberi pertanyaan tentang percobaan baru mengenai hubungan momentum dan impuls, siswa terlihat kurang antusias.
Sikap berpikiran terbuka dan kerja sama memperoleh persentase sebesar 71% dengan kategori “baik”. Hal ini disebabkan siswa sudah mampu bekerja aktif dengan kelompoknya. Selai itu pada saat terjadi perbedaan pendapat mengenai pengambilan kesimpulan, siswa kemudian melakukan diskusi. Siswa yang pendapatnya kurang tepat bersedia menerima dan mau mengubah pendapatnya sesuai hasil diskusi.
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa hasil pengolahan uji normalitas data sikap ilmiah siswa menggunakan uji kolmogorov-smirnov menunjukkan angka signifikan sebesar 0,091 untuk data pretes, dan 0,143 untuk data postes. Beradasarkan hasil tersebut dapat diinterpretasikan bahwa data pretes dan postes terdistribusi normal karena angka signifikansi  0,05.
Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa hasil pengolahan uji t menggunakan paired sampel t test mendapatkan nilai sebesar -9.359 pada taraf signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan  25. Nilai signifikansi sikap ilmiah siswa setelah dan sebelum perlakuan adalah 0,00 lebih kecil dari . Hal ini dapat diintepretasikan bahwa Ha diterima yang berarti ada perbedaan yang signifikan sikap ilmiah siswa setelah dan sebelum perlakuan.
Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan penggunaan panduan praktikum fisika berbasis literasi sains terhadap sikap ilmiah siswa. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Suprianto, et al., (2017) yang menyatakan ada pengaruh yang signifikan penggunaan panduan praktikum fisika dasar 1 berbasis guided inquiry terhadap peningkatan hard skill dan soft skills (sikap ilmiah) mahasiswa. Hasil-hasil tersebut merupakan indikasi bahwa penggunaan panduan praktikum fisika berbasis literasi sains layak dan dapat diterapkan dalam kegiatan praktikum serta dapat membantu guru dan siswa untuk melakukan kegiatan praktikum.
Literasi sains dapat melatih sikap ilmiah karena pada literasi sains terdapat kemampuan mengidentifikasi masalah untuk penyelidikan, merumuskan hipotesis, dan merancang serta melaksanakan penelitian (Sapriati & Sekarniwahyu, 2013). Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan Chiapetta (dalam Amalia, 2015) bahwa dengan literasi sains dapat melibatkan  siswa  dalam  proses sains  seperti  melakukan  observasi,  mengukur,  melakukan  klasifikasi,  menarik kesimpulan,  mencatat  data,  melakukan  perhitungan,  melakukan  percobaan,  dan sebagainya. Hal yang sama juga didapatkan dari hasil penelitian Amalia (2015) yang menyimpulkan bahwa penggunaan bahan ajar IPA berbasis literasi sains dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis dengan rerata keterampilan berpikir kritis secara global siswa kelas eksperimen adalah 78,16% dan kelas kontrol adalah 64,81%.
Gambar 4.10 menunjukkan bahwa hasil persentase tanggapan siswa pada uji coba skala besar mendapatkan respon positif dari siswa yaitu sebesar 80% sehingga termasuk dalam kriteria menarik. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian  Nurhayati (2009) yang menyatakan bahwa menggunakan bahan ajar yang menarik dapat mendorong rasa ketertarikan siswa untuk lebih memperhatikan. Berdasarkan tanggapan siswa terhadap panduan praktikum berbasis literasi sains, sebagian besar siswa merasa tertarik dengan panduan praktikum. Hal ini dibuktikan dengan pendapat siswa yang mengatakan bahwa panduan praktikum mudah dipahami, merangsang rasa ingin tahu siswa, serta uraian/pertanyaan mudah dimengerti. Selain komentar positif siswa juga memberikan saran untuk memperbaiki penulisan beberapa rumus, agar dapat mempermudah siswa dalam memahami materi. Berdasarkan hasil uji coba skala kecil ini dapat disimpulkan panduan praktikum fisika berbasis literasi sains yang dikembangkan dapat diterapkan dalam proses kegiatan praktikum dengan memperbaiki beberapa penulisan rumus.
Gambar 4.11 menunjukkan hasil  persentase tanggapan guru yang menunjukkan respon positif dengan hasil persentase sangat baik sebesar 90%. Hal ini menunjukkan bahwa panduan praktikum yang dikembangkan mampu memberikan kemudahan kepada guru dalam menyampaikan materi kepada siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian (Maryati, Sunarya, & Kurnia, 2015) yang menyebutkan bahwa guru memberikan penilaian terhadap LKS yang dikembangkan berbasis inkuiri terstruktur mudah dipahami, dapat digunakan oleh siswa dengan prestasi rendah maupun tinggi, kalimat yang digunakan cukup baik serta desain LKS menarik. Guru menyampaikan bahwa  panduan praktikum yang dikembangkan menarik, menggunakan permasalahan yang ada di sekitar siswa sehingga memudahkan siswa dalam menerima materi, dan meningkatkan keterampilan laboratorium. Guru juga menyampaikan saran tentang pemilihan waktu penelitian sehingga proses pembelajaran saat penelitian dapat berjalan optimal.


Berdasarkan proses dan hasil penelitian selain diperoleh data tentang keefektifan panduan praktikum berbasis literasi sains yang dikembangkan selama proses penelitian berlangsung juga ditemui kendala. Kendala selama proses penelitian berasal dari berbagai faktor salah satunya adalah faktor waktu. Proses  penelitian yang seharusnya dijadwalkan akhir bulan April ternyata harus dilaksanakan pada pertengahan april. Hal tersebut disebabkan karena pada akhir bulan April berbenturan dengan jadwal ujian semester.