Sunday 16 September 2018

Apa saja prosedur penelitian


BABI
PEMBUKAAN
A.     Latar Belakang
Penelitian (research)  merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemacahan suatu permasalahan. Jadi penelitian merupakan bagian dari usaha pemecahan masalah. Fungsi penelitian adalah mencari penjelasan jawaban terhadap permasalahan serta memberikan alternatif bagi kemungkinan yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah. Penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan itu dapat bersifat abstrak dan umum sebagaimana halnya dalam penelitian dasar (basic research) dan dapat pula sangat konkret dan spesifik seperti biasanya ditemui pada penelitian terapan (applied research). Penelitian dasar biasanya tidak langsung memberikan informasi yang siap pakai untuk penyelesaian permasalahan akan tetapi lebih menekankan bagi pengembangan model atau teori yang menunjukkan semua variabel terkait dalam suatu dan berhipotesis mengenai hubungan di antara variabel-variabel tersebut. Oleh karena itu tidak jarang pemecahan permasalahan baru dapat dicapai lewat pemanduan hasil beberapa penelitian yang berkaitan.
Maka dengan alasan tersebut untuk menghasilkan sebuah penelitian yang bisa memecahkan permasalahan dan menemukan pemikiran-pemikiran yang baru. Maka harus memiliki keseriusan dalam prosedur penelitiannya, dapat di uji, dapat di aplikasikan untuk kepentingan bersama, mengandung presis dan keyakinan serta bersifat obyektif, umum dan efisien. Dan harus melakukan penelitian yang secara sitematis, logis, dan berencana. Agar sesuai dengan prosedur dan tahap-tahap penelitiannya.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja prosedur penelitian?
2.       Bagaimana mengidentifikasi masalah?
3.       Apa yang dimaksud penelitian terdahulu?
C.     Tujuan masalah
1.      Untuk mengetahui prosedur-prosedur penelitian.
2.      Untuk mengetahui cara mengidentifikasi masalah.
3.       Untuk mengetahui yang dimaksud penelitian terdahulu.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Prosedur Penelitian
1.      Pengertian Prosedur Penelitian
Penelitian adalah suatu proses rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban terhadap pertanyan-pertanyaan tertentu. Langkah-langkah atau prosedur yang dilakukan ini harus sesuai dan saling mendukung satu sama lain, agar penelitian yang dilakukan itu mempunyai bobot yang cukup memadai dan memberikan kesimpulan-kesimpulan yang tidak meragukan. Dalam rangka memecahkan masalah penelitian sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya, diperlukan suatu prosedur yang tepat. Prosedur ini berisikan cara merumuskan masalah dalam mencapai tujuan.
2.      Macam-macam prosedur Penelitian
a.       Menemukan, memilih dan merumuskan masalah
Setiap kerja harus mempunyai masalah penelitian untuk dipecahkan. Perumusan masalah penelitian merupakan kerja yang tidak mudah, termasuk bagi peneliti-peneliti yang sudah berpengalaman. Penelitian diharapkan dapat memecahkan masalah-masalah yang ada.
Banyaknya masalah tersebut dapat berasal dari berbagai sumber yaitu:
1)      Bacaan, terutama bacaan yang berisi laporan hasil penelitian.
2)      Seminar, diskusi dan lain-lain pertemuan ilmiyah, karena dalam pertemuan-pertemuan semacam itu para peserta dapat menghayati berbagai masalah sesuai dengan bidang ilmunya masing-masing.[1]
3)      Pernyataan pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintah maupun pemimpin bidang tertentu dapat menjadi sumber penelitian.
4)      Pengamatan sepintas, dalam suatu perjalanan atau peninjauan tertentu orang dapat menemukan masalah yang patut diteliti tetapi tidak direncanakan dari rumah waktu berangkat.
5)      Pengalaman pribadi. Dalam ilmu sosial pengalaman pribadi telah sering menganding masalah yang berkaitan erat sejarah perkembangan kehidupan.
6)      Perasaan intuitif. Suatu ketika, disaat tertentu orang menemukan masalah baru tidak pernah terfikirkan seebelumnya, misalnya tengah malam sehabis sembahyang malam.[2]
Tujuan dari pemilihan serta perumusan masalah adalah untuk :
1.      Mencari sesuatu dalam rangka pemuasan akademis seseorang
2.      Memuaskan perhatian serta keingintahuan seseorang akan hal-hal yang baru
3.      Meletakkan dasar untuk memecahkan beberapa penemuan penelitian sebelumnya ataupun dasar untuk penelitian selanjutnya
4.      Memenuhi keinginan sosial
5.      Menyediakan sesuatu yang bermanfaat
b.      Menyusun Kerangka Teori
Langkah ini juga sering diberi istilah telaah pustaka atau lanadasan teori. Ini merupakan angkah yang sangat penting dalam penelitian. Seorang peneliti harus menguasai teori0teori sebagai dasar bagi argumentasinya dalam menyusun kerangka pemikiran, dari sini dapat melahirkan hipotesis, kerangka teori yang merupakan penjelasan sementara dari gejala yang menjadi objek yang diteliti.
c.       Perumusan hipotesis
Setelah peneliti menelaah hasil-hasil penelitian dari peneliti-peneliti terdahulu melalui studi kepustakaan, peneliti telah memilih dan merumuskan masalah penelitian yang akan dipecahkan. Selanjutnya, peneliti merumuskan hipotesis-hipotesis untuk diuji. Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi.
Beberapa petunjuk dalam merumuskan hipotesis dapat diberikan sebagai berikut :
1.      Hipotesis harus dirumuskan secara jelas dan padat serta spesifik.
2.      Hipotesis sebaiknya dinyatakan dalam kalimat.
3.      Hipotesis sebaiknya menyatakan hubungan antar dua atau lebih variabel yang dapat diukur.
4.      Hipotesis hendaknya dapat diuji.
5.      Hipotesis sebaiknya mempunyai kerangka teori.[3]
d.      Membuat Definisi Operasional Variabel-variabel
Variabel-variabel yang harus diteliti didefinisikan secara operasional yaitu definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang dapat diamati.
Cara menyusun definisi operasional tersebut ada tiga macam yaitu :
1.      Definisi yang penyusunannnya berdasaran atas kegiatan-kegiatan yang haru dilakukan agar hl yang didefinisikan itu terjadi.
2.      Definisi yang disusun berdasarkan bagaimana hal yang didefinisikan itu beroperasi.
3.      Definisi yang dibuat berdasarkan atas bagaimana hal yang didefinisian itu tampak.
e.       Memilih Alat Pengumpulan Data
Kualitas data sangat ditentukan oleh alat pengumpul datanya. Karena itu instrumen itu harus digarap dengan cermat, karenanya harus memiliki persyaratan :
1.      Valid atau jitu atau sohih, artinya instrumen harus menunjukan sejauh manakah ia meengukur apa yang seharusnya diukur.
2.      Reliabel, atau ajek, artinya instrumen memilki daya keterandalan apakah ia dilakuan dalam waktu yang lain yang berulang ulang dalam kondidi y6ang sama kepada subjek yang sama harus menghasilkan hal yang hampir sama atau bahkan tetap sama.
3.      Objektif , atau terbuka artinya penggunaan instrumen pengumpulan data, tidak mempengaruhi pengumpulannya (orang ) dan objeknya (yang diteliti).
f.       Menyusun Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian juga sangat ditentukan oleh variabel-variabel yang akan diteliti. Seluruh komponen penelitian hars terjalin satu sama lain secara harmonis agar rancangan yang dipilih jelas arahnya, sehingga diharapkan lancar dan membawa hasil yang positif.
g.      Penentuan Sampel
Pembaca atau calon peneliti juga harus memperhatikan besar kecilnya calon anggota sampel. Sebab main besar jumlah anggota sampel, akan semakin tinggi tingakat representatifnya , tetapi juga harus diingat pengambilan sampel yang terdahulu besar jumlah anggotanya akan menuntut konsekuensi misalnya besarnya biaya, banyanya tenaga dan lamanya pengumpulan data. [4]
h.      Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode mengumpulkan data dengan maslah penelitian yang ingin dipecahkan. Masalah memberi arah dan mempengaruhi metode pengumpulan data. Secara umum metode pengumpulan data dapat dibagi atas beberapa kelompok, yaitu:
1.      Metode pengamatan langsung
Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut.
2.      Metode dengan menggunakan pertanyaan
Pengumpulan data juga dapat dilakukan dengan menggunakan pertanyaan misalnya dengan wawancara atau interview. Dalam hal ini informasi atau keterangan diperoleh langsung dari responden atau informan dengan cara tatap muka dan bercakap-cakap.
3.      Metode khusus
Selain dua metode di atas, terdapat pula metode-metode khusus yang digunakan dalam mengumpulkan data. Misalnya dengan metode proyektif, metode sosiometri, content analysis dan sebagainya.
Teknik pengumpulan data akan menjadi berbeda tergantung dari masalah yang dipilih serta metode yang digunakan. Misalnya, penelitian yang menggunakan metode percobaan, maka data diperoleh dari plot-plot percobaan yang dibuat sendiri oleh peneliti. Penelitian yang menggunakan metode sejarah ataupun survei normatif, data diperoleh dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada responden, baik secara langsung ataupun dengan menggunakan questionair.
i.        Mengolah dan Menganalisis Data
Setelah data terkumpul, kemudian diolah dan dianalisis. Dalam pengolaha data, yang pertama-tama dilakukan adalah : menguji tingkat validitas dan realibitasnya
Pada dasarnnya ada dua macam teknik analisis data yang digunakan, yaitu tenik statistik dan non statistik.
j.        Menginterpretasi Hasil Analisis dan Mengambil Keputusan
Teknik uji statistik merupakan salah satu cara untuk menguji apakah hasil analisis mampu membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan.
k.      Menyusun Laporan
Laporan penelitian menjadi salah satu bagian penting dalam penelitian. Hal ini menjadi mutlak karena melalui laporan ini, ilmuwan lain dan masyarakat dapat memahami, menilai, atau mungkin menyempurnakan hasil penelitian melalui penelitian lanjutan. Laporan penelitian agar dapat dipahami pembaca, penulisannya harus memperhatikan persyaratan-persyaratan tertentu. Penulisan laporan ilmiah berbeda dengan aturan-aturan jika Anda menulis novel atau cerita sejarah. Syarat-syarat tersebut seperti penggunaan bahasa yang komunikatif, mengetahui untuk siapa laporan tersebut dibuat dan ditujukan, menggambarkan langkah-langkah penelitian yang dilakukan, serta adanya kejelasan dan kemampuan meyakinkan para pembacanya.
Pembuatan laporan penelitian terdiri atas beberapa bab yang terbagi menurut kerangka laporan. Hal ini menolong penulisan karya ilmiah dan pembaca untuk mengkaji isi dari setiap laporan. Pembagian isi laporan terdiri atas judul, kata pengantar, daftar isi, pendahuluan, tubuh laporan, ikhtisar (abstrak), lampiran, dan kepustakaan (daftar bacaan). Untuk lebih jelasnya, pembagian laporan penelitian yaitu sebagai berikut
1)      Judul
Judul laporan penelitian sebaiknya ringkas, jelas, dan menggambarkan isi laporan. Judul yang baik sekurang-kurangnya terdiri atas dua variabel yang saling berhubungan atau terkait. Judul dan isi harus senantiasa berkaitan karena judul yang baik akan menarik untuk dibaca atau dikaji ulang oleh peneliti lainnya dengan masalah yang berlainan. Judul sebaiknya disusun di saat membuat kerangka laporan walaupun nantinya mengalami perubahan, tetapi tidak keluar dari masalah yang diteliti.
2)      Kata Pengantar
Kata pengantar merupakan keterangan dari penulis mengenai isi laporan penelitiannya, tetapi belum secara khusus diuraikan. Oleh karena itu, kata pengantar umumnya pendek dan singkat yang di dalamnya tersusun mengenai judul, masalah yang dibahas, pendukung penelitian (sponsor kalau ada) dan ucapan terima kasih kepada yang memberikan berbagai bantuan sehingga penulisan laporan dapat diselesaikan.
3)      Daftar Isi
Daftar isi pada umumnya ditempatkan setelah kata pengantar. Daftar isi menunjukkan bagian dari laporan yang merupakan isi setiap bagian yang dibahas dan membantu penulis sebagai bagian dari kerangka penulisan, serta membantu pembaca untuk melihat struktur, urutan, dan pokok-pokok yang dibahas dalam laporan. Selain daftar isi, kadang-kadang terdapat pula daftar tabel, grafik, daftar gambar, diagram, atau peta yang dibuat tersendiri setelah daftar isi.
4)      Pendahuluan
Bagian pertama dari laporan penelitian adalah pendahuluan, isinya sudah menyangkut laporan secara khusus, dijelaskan mengenai latar belakang dan perumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat penulisan atau penelitian, pedoman penulisan (metode, pengumpulan data, dan analisis data).
5)      Tubuh Laporan
Tubuh laporan merupakan bagian-bagian (bab) setelah pendahuluan yang berisi bagian pokok laporan. Setiap bab membahas dan menguraikan inti dari penelitian seperti uraian konsep atau teori yang berhubungan masalah, lokasi penelitian dan proses pengumpulan data, analisis data, akhirnya kesimpulan dan saran.
6)      Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan berisi bagian yang telah dibahas sebelumnya dan merupakan inti dari hasil penelitian atau adanya temuan-temuan selama pengumpulan dan pengolahan data. Kesimpulan sifatnya berbeda dengan ikhtisar karena kesimpulan berfungsi sebagai hasil penelitian atau penulisan secara keseluruhan. Pada bagian yang sama setelah kesimpulan kadangkala terdapat saran yang ditujukan kepada pembaca, peneliti selanjutnya, atau pihak yang berkaitan dengan masalah.
7)      Lampiran
Lampiran berisi bahan yang kurang praktis atau mengganggu penyajian jika dimasukkan ke dalam bagian atau bab, baik terlalu panjang maupun dapat mengganggu isi bagian atau bab yang bersangkutan. Meskipun demikian, bahan ini dirasakan penting untuk disajikan sehingga bahan ini memerlukan bagian tersendiri, yaitu ditempatkan di bagian lampiran.
8)      Kepustakaan
Kepustakaan disebut daftar bacaan, yaitu bagian yang menampilkan sumber pendukung laporan, berupa buku, majalah, surat kabar, jurnal, dokumen yang dipublikasikan (atau belum).
9)      Mengemukakan Implikasi
Apabila penelitian sudah membuahkan hasil, yaitu adanya kesimpulan yang mantap, maka perlu di ajukan impliasi dari kesimpulan atau hasil penelitian itu, terutam penelitian untuk tesis atau disertasi. Dalam implikasi itu perlu disebutkan konsekuensia terpenting dari hasil penelitian yang sangat berguna terutama bagi penelitian terpakai.[5]
B.     Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah pengenalan masalah atau inventarisir masalah. Identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan paling penting diantara proses lain. Masalah penelitian akan menentukan kualitas dari penelitian, bahkan juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. Masalah penelitian secara umum bisa kita temukan lewat studi literatur atau lewat pengamatan lapangangan.
Masalah penelitian bisa didefinisikan sebagai pernyataan yang mempermasalahkan suatu variabel atau hubungan antara variabel pada suatu fenomena. Sedangkan variabel itu sendiri dapat didefinisikan sebagai pembeda antara sesuatu dengan yang lain.
Beberapa hal yang dijadikan sebagai sumber masalah adalah
1.      Bacaan
            Bacaan yang berasal dari jurnal-jurnal penelitian yang berasal dari laporan hasil-hasil penelitian yang dapat dijadikan sumber masalah, karena laporan penelitian yang baik tentunya mencantumkan rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut, yang berkaitan dengan penelitian tersebut. Suatu penelitian sering tidak mampu memecahkan semua masalah yang ada, karena keterbatasan penelitian. Hal ini menuntut adanya penelitian lebih lanjut dengan mengangkat masalah-masalah yang belum terjawab.
            Selain jurnal penelitian, bacaan lain yang bersifat umum juga dapat dijadikan sumber masalah misalnya buku-buku bacaan terutama buku bacaan yang mendeskripsikan gejala-gejala dalam suatu kehidupan yang menyangkut dimensi sains dan teknologi atau bacaan yang berupa tulisan yang dimuat dimedia cetak.
2.      Pertemuan Ilmiah
Masalah dapat diperoleh melalui pertemuan-pertemuan ilmiah, seperti seminar, diskusi. Lokakarya, konfrensi dan sebagainya. Dengan pertemuan ilmiah dapat muncul berbagai permasalahan yang memerlukan jawaban melalui penelitian.
3.      Pernyataan Pemegang Kekuasaan (Otoritas)
Orang yang mempunyai kekuasaan atau otoritas cenderung menjadi figure yang dianut oleh orang-orang yang ada dibawahnya. Sesuatu yang diungkapkan oleh pemegang otoritas tersebut dapat dijadikan sumber masalah. Pemegang otoritas di sini dapat bersifat formal dan non formal.
4.      Observasi (Pengamatan)
Pengamatan yang dilakukan seseorang tentang sesuatu yang direncanakan ataupun yang tidak direncanakan, baik secara sepintas ataupun dalam jangka waktu yang cukup lama, dapat melahirkan suatu masalah. Contoh : Seorang pendidik menemukan masalah dengan melihat (mengamati) sikap dan perilaku siswanya dalam proses belajar mengajar.
5.      Wawancara dan Angket
Melalui wawancara kepada masyarakat mengenai sesuatu kondisi aktual di lapangan dapat menemukan masalah apa yang sekarang dihadapi masyarakat tertentu. Demikian juga dengan menyebarkan angket kepada masyarakat akan dapat menemukan apa sebenarnya masalah yang dirasakan masyarakat tersebut. Kegiatan ini dilakukan biasanya sebagai studi awal untuk mengadakan penjajakan tentang permasalahan yang ada di lapangan dan juga untuk menyakinkan adanya permasalahan-permasalahan di masyarakat.
6.      Pengalaman
Pengalaman dapat dikatakan sebagai guru yang paling baik. Tetapi tidak semua pengalaman yang dimiliki seseorang itu selalu positif, tetapi kadang-kadang sebaliknya. Pengalaman seseorang baik yang diperolehya sendiri maupun dari orang lain, dapat dijadikan sumber masalah yang dapat dijawab melalui penelitian.
7.      Intuisi
Secara intuitif manusia dapat melahirkan suatu masalah. masalah penelitian tersebut muncul dalam pikiran manusia pada saat-saat yang tidak terencanakan.
Ketujuh faktor diatas dapat saling mempengaruhi dalam melahirkan suatu masalah penelitian, dapat juga berdiri sendiri dalam mencetuskan suatu masalah. Jadi untuk mengindentifikasi masalah dapat melalui sumber-sumber masalah di atas. Sumber-sumber masalah tersebut dapat saling berinteraksi dalam menentukan masalah penelitian, dapat juga melalui salah satu sumber saja.
Setelah masalah diindentifikasi, selanjutnya perlu dipilih dan ditentukan masalah yang akan diangkat dalam suatu penelitian. Untuk memilih dan menentukan masalah yang layak untuk diteliti, perlu mempertimbangkan kriteria problematika yang baik.[6]
C.    Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu adalah upaya peneliti untuk mencari perbandingan dan
selanjutnya untuk menemukan inspirasi baru untuk penelitian selanjutnya di samping
itu kajian terdahulu membantu penelitian dalam memposisikan penelitian serta menunjukkan orsinalitas dari penelitian.
Pada bagian ini peneliti mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang hendak dilakukan, kemudian membuat
ringkasannya, baik penelitian yang sudah terpublikasikan atau belum terpublikasikan
(skripsi, tesis, disertasi dan sebagainya). Dengan melakukan langkah ini, maka akan
dapat dilihat sejauh mana orisinalitas dan posisi penelitian yang hendak dilakukan.

Biasanya penelitian terdahulu yang digunakan adalah penelitian yang terkait langsung dengan penelitian yang sedang dilakukan. Misalnya, tentang poligami, maka dicari penelitian yang sudah dilakukan orang tetang topik poligami. Degan demkikian, akan terhindar pengulangan atau bahkan plagiasi karyailmiah.
Tujuan dicantumkannya penelitian terdahulu adalah untuk mengetahui bangunan keilmuan yang sudah diletakkan oleh orang lain, sehingga penelitian yang akan dilakukan benar-benar baru dan belum diteliti oleh orang lain. Dengan kata lain, dengan menelaah penelitian terdahulu, seseorang akan dengan mudah melokalisasi kontribusi yang akan dibuat.
Permasalahan yang muncul biasanya karena sulit ditemukannya penelitian yang sejenis. Kemudian peneliti buru-buru menyatakan bahwa penelitiannya benar-benar baru dan belum tersentuh orang lain. Hal ini dapat diselesaikan dengan mencari penelitian yang skupnya lebih luas. Misalnya, dalam penelitian tentang perkawinan sasak, bila memang belum ditemukan penelitian tentang model perkawinan tersebut, maka sang calon peneliti bisa mencari penelitian yang lebih luas cakupannya, yakni tentang perkawinan adat lainnya, semisal perkawinan adat Madura. Dengan demikian, peneliti akan dapat menunjukkan letak perbedaan penelitiannya dengan penelitian yang telah dibuat orang lain.















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dalam rangka memecahkan masalah penelitian diperlukan suatu prosedur yang tepat. Prosedur ini berisikan cara merumuskan masalah dalam mencapai tujuan. Macam-Macam prosedur penelitian adalah, menemukan, memilihi  dan merumuskan masalah, menyusun kerangka teori, penyusunan hipotesis, membuat definisi operasional variabel-variabel, memilih alat pengumpulan data, menyusun rancangan penelitian dan seterusnya. Dan dalam penelitian, harus ada identifikasi masalah yaitu pengenalan masalah atau inventarisir masalah. Oleh karena itu identifikasi masalah merupakan salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan paling penting diantara proses lain.
Penelitian terdahulu adalah upaya peneliti untuk mencari perbandingan dan selanjutnya untuk menemukan inspirasi baru untuk penelitian selanjutnya di samping itu kajian terdahulu membantu penelitian dalam memposisikan penelitian serta menunjukkan orsinalitas dari penelitian. Tujuan dicantumkannya penelitian terdahulu adalah untuk mengetahui bangunan keilmuan yang sudah diletakkan oleh orang lain, sehingga penelitian yang akan dilakukan benar-benar baru dan belum diteliti oleh orang lain.


B.     Saran
Setelah dipaparkan pembahasan mengenai prosedur penelitian, identifikasi msalah dan penelitian terdahulu, mungkin dari pembahahasan yang disajikan, ada ketidak cocokan dengan yang ada pada kenyataannya atau dari sumber refrensi lainnya, kami mengharap kritik atau saran dari pembaca ataupun dosen sekaligus.





DAFTAR PUSTAKA
Dirjen Perguruan Tinggi Depdikbud, Metodelogi Penelitian.
Mastur dan Metodelogi Penelitian. Surakarta: UNS, 1986.
Narbuko, Cholid dan Achmdi, Abu. Metodelogi Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010.






[1] Dirjen Perguruan Tinggi Depdikbud, Metodelogi Penelitian, hlm.42-66.
[2] Cholid Narbuko & Abu Achmadi, Metodelogi Penelitian (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010). Hlm,58-59.
[3] Ibid, hlm.61.
[4] Ibid, hlm.63.
[5] Mastur, Metodelogi Penelitian (Surakarta: UNS, 1986). Hlm,86.