BABI
PEMBUKAAN
A. Latar Belakang
Penelitian
(research) merupakan rangkaian kegiatan
ilmiah dalam rangka pemacahan suatu permasalahan. Jadi penelitian merupakan
bagian dari usaha pemecahan masalah. Fungsi penelitian adalah mencari
penjelasan jawaban terhadap permasalahan serta memberikan alternatif bagi
kemungkinan yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah. Penjelasan dan
jawaban terhadap permasalahan itu dapat bersifat abstrak dan umum sebagaimana
halnya dalam penelitian dasar (basic research) dan dapat pula sangat konkret
dan spesifik seperti biasanya ditemui pada penelitian terapan (applied
research). Penelitian dasar biasanya tidak langsung memberikan informasi yang
siap pakai untuk penyelesaian permasalahan akan tetapi lebih menekankan bagi pengembangan
model atau teori yang menunjukkan semua variabel terkait dalam suatu dan
berhipotesis mengenai hubungan di antara variabel-variabel tersebut. Oleh
karena itu tidak jarang pemecahan permasalahan baru dapat dicapai lewat
pemanduan hasil beberapa penelitian yang berkaitan.
Maka dengan
alasan tersebut untuk menghasilkan sebuah penelitian yang bisa memecahkan
permasalahan dan menemukan pemikiran-pemikiran yang baru. Maka harus memiliki
keseriusan dalam prosedur penelitiannya, dapat di uji, dapat di aplikasikan
untuk kepentingan bersama, mengandung presis dan keyakinan serta bersifat
obyektif, umum dan efisien. Dan harus melakukan penelitian yang
secara sitematis, logis, dan berencana. Agar sesuai dengan prosedur dan
tahap-tahap penelitiannya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
saja prosedur penelitian?
2.
Bagaimana mengidentifikasi masalah?
3.
Apa yang dimaksud penelitian terdahulu?
C.
Tujuan masalah
1.
Untuk
mengetahui prosedur-prosedur penelitian.
2.
Untuk
mengetahui cara mengidentifikasi masalah.
3.
Untuk mengetahui yang dimaksud penelitian
terdahulu.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Prosedur
Penelitian
1.
Pengertian
Prosedur Penelitian
Penelitian adalah suatu proses rangkaian langkah-langkah yang
dilakukan secara terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan masalah
atau mendapatkan jawaban terhadap pertanyan-pertanyaan tertentu.
Langkah-langkah atau prosedur yang dilakukan ini harus sesuai dan saling
mendukung satu sama lain, agar penelitian yang dilakukan itu mempunyai bobot
yang cukup memadai dan memberikan kesimpulan-kesimpulan yang tidak meragukan.
Dalam rangka memecahkan masalah penelitian sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya,
diperlukan suatu prosedur yang tepat. Prosedur ini berisikan cara merumuskan
masalah dalam mencapai tujuan.
2.
Macam-macam prosedur Penelitian
a.
Menemukan,
memilih dan merumuskan masalah
Setiap kerja harus mempunyai masalah penelitian untuk dipecahkan.
Perumusan masalah penelitian merupakan kerja yang tidak mudah, termasuk bagi
peneliti-peneliti yang sudah berpengalaman. Penelitian diharapkan dapat
memecahkan masalah-masalah yang ada.
Banyaknya masalah tersebut dapat berasal dari berbagai sumber
yaitu:
1)
Bacaan,
terutama bacaan yang berisi laporan hasil penelitian.
2)
Seminar,
diskusi dan lain-lain pertemuan ilmiyah, karena dalam pertemuan-pertemuan
semacam itu para peserta dapat menghayati berbagai masalah sesuai dengan bidang
ilmunya masing-masing.[1]
3)
Pernyataan
pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintah maupun pemimpin bidang tertentu
dapat menjadi sumber penelitian.
4)
Pengamatan
sepintas, dalam suatu perjalanan atau peninjauan tertentu orang dapat menemukan
masalah yang patut diteliti tetapi tidak direncanakan dari rumah waktu
berangkat.
5)
Pengalaman
pribadi. Dalam ilmu sosial pengalaman pribadi telah sering menganding masalah
yang berkaitan erat sejarah perkembangan kehidupan.
6)
Perasaan
intuitif. Suatu ketika, disaat tertentu orang menemukan masalah baru tidak
pernah terfikirkan seebelumnya, misalnya tengah malam sehabis sembahyang malam.[2]
Tujuan dari
pemilihan serta perumusan masalah adalah untuk :
1.
Mencari
sesuatu dalam rangka pemuasan akademis seseorang
2.
Memuaskan
perhatian serta keingintahuan seseorang akan hal-hal yang baru
3.
Meletakkan
dasar untuk memecahkan beberapa penemuan penelitian sebelumnya ataupun dasar
untuk penelitian selanjutnya
4.
Memenuhi
keinginan sosial
5.
Menyediakan
sesuatu yang bermanfaat
b.
Menyusun
Kerangka Teori
Langkah ini juga sering diberi istilah telaah pustaka atau
lanadasan teori. Ini merupakan angkah yang sangat penting dalam penelitian.
Seorang peneliti harus menguasai teori0teori sebagai dasar bagi argumentasinya
dalam menyusun kerangka pemikiran, dari sini dapat melahirkan hipotesis,
kerangka teori yang merupakan penjelasan sementara dari gejala yang menjadi
objek yang diteliti.
c.
Perumusan
hipotesis
Setelah peneliti menelaah hasil-hasil penelitian dari
peneliti-peneliti terdahulu melalui studi kepustakaan, peneliti telah memilih
dan merumuskan masalah penelitian yang akan dipecahkan. Selanjutnya, peneliti
merumuskan hipotesis-hipotesis untuk diuji. Hipotesis adalah pernyataan yang
diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat
fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi.
Beberapa petunjuk dalam merumuskan hipotesis dapat diberikan
sebagai berikut :
1.
Hipotesis
harus dirumuskan secara jelas dan padat serta spesifik.
2.
Hipotesis
sebaiknya dinyatakan dalam kalimat.
3.
Hipotesis
sebaiknya menyatakan hubungan antar dua atau lebih variabel yang dapat diukur.
4.
Hipotesis
hendaknya dapat diuji.
5.
Hipotesis
sebaiknya mempunyai kerangka teori.[3]
d.
Membuat
Definisi Operasional Variabel-variabel
Variabel-variabel
yang harus diteliti didefinisikan secara operasional yaitu definisi yang
didasarkan atas sifat-sifat hal yang dapat diamati.
Cara menyusun
definisi operasional tersebut ada tiga macam yaitu :
1.
Definisi yang
penyusunannnya berdasaran atas kegiatan-kegiatan yang haru dilakukan agar hl
yang didefinisikan itu terjadi.
2.
Definisi yang
disusun berdasarkan bagaimana hal yang didefinisikan itu beroperasi.
3.
Definisi yang
dibuat berdasarkan atas bagaimana hal yang didefinisian itu tampak.
e.
Memilih Alat
Pengumpulan Data
Kualitas data
sangat ditentukan oleh alat pengumpul datanya. Karena itu instrumen itu harus
digarap dengan cermat, karenanya harus memiliki persyaratan :
1.
Valid atau jitu
atau sohih, artinya instrumen harus menunjukan sejauh manakah ia meengukur apa
yang seharusnya diukur.
2.
Reliabel, atau ajek,
artinya instrumen memilki daya keterandalan apakah ia dilakuan dalam waktu yang
lain yang berulang ulang dalam kondidi y6ang sama kepada subjek yang sama harus
menghasilkan hal yang hampir sama atau bahkan tetap sama.
3.
Objektif , atau
terbuka artinya penggunaan instrumen pengumpulan data, tidak mempengaruhi
pengumpulannya (orang ) dan objeknya (yang diteliti).
f.
Menyusun
Rancangan Penelitian
Rancangan
penelitian juga sangat ditentukan oleh variabel-variabel yang akan diteliti.
Seluruh komponen penelitian hars terjalin satu sama lain secara harmonis agar
rancangan yang dipilih jelas arahnya, sehingga diharapkan lancar dan membawa
hasil yang positif.
g.
Penentuan
Sampel
Pembaca atau
calon peneliti juga harus memperhatikan besar kecilnya calon anggota sampel. Sebab
main besar jumlah anggota sampel, akan semakin tinggi tingakat representatifnya
, tetapi juga harus diingat pengambilan sampel yang terdahulu besar jumlah
anggotanya akan menuntut konsekuensi misalnya besarnya biaya, banyanya tenaga
dan lamanya pengumpulan data. [4]
h.
Pengumpulan
data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan
data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode mengumpulkan
data dengan maslah penelitian yang ingin dipecahkan. Masalah memberi arah dan
mempengaruhi metode pengumpulan data. Secara umum metode pengumpulan data dapat
dibagi atas beberapa kelompok, yaitu:
1.
Metode
pengamatan langsung
Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan
langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada
pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut.
2.
Metode
dengan menggunakan pertanyaan
Pengumpulan data juga dapat dilakukan dengan menggunakan pertanyaan
misalnya dengan wawancara atau interview. Dalam hal ini informasi atau
keterangan diperoleh langsung dari responden atau informan dengan cara tatap
muka dan bercakap-cakap.
3.
Metode
khusus
Selain
dua metode di atas, terdapat pula metode-metode khusus yang digunakan dalam
mengumpulkan data. Misalnya dengan metode proyektif, metode sosiometri, content
analysis dan sebagainya.
Teknik
pengumpulan data akan menjadi berbeda tergantung dari masalah yang dipilih
serta metode yang digunakan. Misalnya, penelitian yang menggunakan metode
percobaan, maka data diperoleh dari plot-plot percobaan yang dibuat sendiri
oleh peneliti. Penelitian yang menggunakan metode sejarah ataupun survei
normatif, data diperoleh dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada
responden, baik secara langsung ataupun dengan menggunakan questionair.
i.
Mengolah dan
Menganalisis Data
Setelah
data terkumpul, kemudian diolah dan dianalisis. Dalam pengolaha data, yang
pertama-tama dilakukan adalah : menguji tingkat validitas dan realibitasnya
Pada dasarnnya
ada dua macam teknik analisis data yang digunakan, yaitu tenik statistik dan
non statistik.
j.
Menginterpretasi
Hasil Analisis dan Mengambil Keputusan
Teknik
uji statistik merupakan salah satu cara untuk menguji apakah hasil analisis
mampu membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan.
k.
Menyusun
Laporan
Laporan penelitian menjadi salah satu bagian penting dalam
penelitian. Hal ini menjadi mutlak karena melalui laporan ini, ilmuwan lain dan
masyarakat dapat memahami, menilai, atau mungkin menyempurnakan hasil
penelitian melalui penelitian lanjutan. Laporan penelitian agar dapat dipahami
pembaca, penulisannya harus memperhatikan persyaratan-persyaratan tertentu.
Penulisan laporan ilmiah berbeda dengan aturan-aturan jika Anda menulis novel
atau cerita sejarah. Syarat-syarat tersebut seperti penggunaan bahasa yang
komunikatif, mengetahui untuk siapa laporan tersebut dibuat dan ditujukan,
menggambarkan langkah-langkah penelitian yang dilakukan, serta adanya kejelasan
dan kemampuan meyakinkan para pembacanya.
Pembuatan laporan penelitian terdiri atas beberapa bab yang terbagi
menurut kerangka laporan. Hal ini menolong penulisan karya ilmiah dan pembaca
untuk mengkaji isi dari setiap laporan. Pembagian isi laporan terdiri atas
judul, kata pengantar, daftar isi, pendahuluan, tubuh laporan, ikhtisar
(abstrak), lampiran, dan kepustakaan (daftar bacaan). Untuk lebih jelasnya,
pembagian laporan penelitian yaitu sebagai berikut
1)
Judul
Judul laporan penelitian sebaiknya ringkas, jelas, dan
menggambarkan isi laporan. Judul yang baik sekurang-kurangnya terdiri atas dua variabel
yang saling berhubungan atau terkait. Judul dan isi harus senantiasa berkaitan
karena judul yang baik akan menarik untuk dibaca atau dikaji ulang oleh
peneliti lainnya dengan masalah yang berlainan. Judul sebaiknya disusun di saat
membuat kerangka laporan walaupun nantinya mengalami perubahan, tetapi tidak
keluar dari masalah yang diteliti.
2)
Kata
Pengantar
Kata pengantar merupakan keterangan dari penulis mengenai isi
laporan penelitiannya, tetapi belum secara khusus diuraikan. Oleh karena itu,
kata pengantar umumnya pendek dan singkat yang di dalamnya tersusun mengenai
judul, masalah yang dibahas, pendukung penelitian (sponsor kalau ada) dan
ucapan terima kasih kepada yang memberikan berbagai bantuan sehingga penulisan
laporan dapat diselesaikan.
3)
Daftar
Isi
Daftar isi pada umumnya ditempatkan setelah kata pengantar. Daftar
isi menunjukkan bagian dari laporan yang merupakan isi setiap bagian yang
dibahas dan membantu penulis sebagai bagian dari kerangka penulisan, serta
membantu pembaca untuk melihat struktur, urutan, dan pokok-pokok yang dibahas
dalam laporan. Selain daftar isi, kadang-kadang terdapat pula daftar tabel,
grafik, daftar gambar, diagram, atau peta yang dibuat tersendiri setelah daftar
isi.
4)
Pendahuluan
Bagian pertama dari laporan penelitian adalah pendahuluan, isinya
sudah menyangkut laporan secara khusus, dijelaskan mengenai latar belakang dan
perumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat penulisan atau penelitian,
pedoman penulisan (metode, pengumpulan data, dan analisis data).
5)
Tubuh
Laporan
Tubuh laporan merupakan bagian-bagian (bab) setelah pendahuluan
yang berisi bagian pokok laporan. Setiap bab membahas dan menguraikan inti dari
penelitian seperti uraian konsep atau teori yang berhubungan masalah, lokasi
penelitian dan proses pengumpulan data, analisis data, akhirnya kesimpulan dan
saran.
6)
Kesimpulan
dan Saran
Kesimpulan berisi bagian yang telah dibahas sebelumnya dan
merupakan inti dari hasil penelitian atau adanya temuan-temuan selama
pengumpulan dan pengolahan data. Kesimpulan sifatnya berbeda dengan ikhtisar
karena kesimpulan berfungsi sebagai hasil penelitian atau penulisan secara
keseluruhan. Pada bagian yang sama setelah kesimpulan kadangkala terdapat saran
yang ditujukan kepada pembaca, peneliti selanjutnya, atau pihak yang berkaitan
dengan masalah.
7)
Lampiran
Lampiran berisi bahan yang kurang praktis atau mengganggu penyajian
jika dimasukkan ke dalam bagian atau bab, baik terlalu panjang maupun dapat
mengganggu isi bagian atau bab yang bersangkutan. Meskipun demikian, bahan ini
dirasakan penting untuk disajikan sehingga bahan ini memerlukan bagian
tersendiri, yaitu ditempatkan di bagian lampiran.
8)
Kepustakaan
Kepustakaan disebut daftar bacaan, yaitu bagian yang menampilkan
sumber pendukung laporan, berupa buku, majalah, surat kabar, jurnal, dokumen
yang dipublikasikan (atau belum).
9)
Mengemukakan
Implikasi
Apabila
penelitian sudah membuahkan hasil, yaitu adanya kesimpulan yang mantap, maka
perlu di ajukan impliasi dari kesimpulan atau hasil penelitian itu, terutam
penelitian untuk tesis atau disertasi. Dalam implikasi itu perlu disebutkan
konsekuensia terpenting dari hasil penelitian yang sangat berguna terutama bagi
penelitian terpakai.[5]
B.
Identifikasi
Masalah
Identifikasi
masalah adalah pengenalan masalah atau inventarisir masalah. Identifikasi
masalah adalah salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan paling penting
diantara proses lain. Masalah penelitian akan menentukan kualitas dari
penelitian, bahkan juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut
penelitian atau tidak. Masalah penelitian secara umum bisa kita temukan lewat
studi literatur atau lewat pengamatan lapangangan.
Masalah
penelitian bisa didefinisikan sebagai pernyataan yang mempermasalahkan suatu
variabel atau hubungan antara variabel pada suatu fenomena. Sedangkan variabel
itu sendiri dapat didefinisikan sebagai pembeda antara sesuatu dengan yang
lain.
Beberapa
hal yang dijadikan sebagai sumber masalah adalah
1.
Bacaan
Bacaan yang berasal dari jurnal-jurnal penelitian yang berasal dari laporan hasil-hasil penelitian yang dapat dijadikan sumber masalah, karena laporan penelitian yang baik tentunya mencantumkan rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut, yang berkaitan dengan penelitian tersebut. Suatu penelitian sering tidak mampu memecahkan semua masalah yang ada, karena keterbatasan penelitian. Hal ini menuntut adanya penelitian lebih lanjut dengan mengangkat masalah-masalah yang belum terjawab.
Bacaan yang berasal dari jurnal-jurnal penelitian yang berasal dari laporan hasil-hasil penelitian yang dapat dijadikan sumber masalah, karena laporan penelitian yang baik tentunya mencantumkan rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut, yang berkaitan dengan penelitian tersebut. Suatu penelitian sering tidak mampu memecahkan semua masalah yang ada, karena keterbatasan penelitian. Hal ini menuntut adanya penelitian lebih lanjut dengan mengangkat masalah-masalah yang belum terjawab.
Selain jurnal penelitian, bacaan
lain yang bersifat umum juga dapat dijadikan sumber masalah misalnya buku-buku
bacaan terutama buku bacaan yang mendeskripsikan gejala-gejala dalam suatu
kehidupan yang menyangkut dimensi sains dan teknologi atau bacaan yang berupa
tulisan yang dimuat dimedia cetak.
2.
Pertemuan Ilmiah
Masalah
dapat diperoleh melalui pertemuan-pertemuan ilmiah, seperti seminar, diskusi.
Lokakarya, konfrensi dan sebagainya. Dengan pertemuan ilmiah dapat muncul
berbagai permasalahan yang memerlukan jawaban melalui penelitian.
3.
Pernyataan Pemegang Kekuasaan (Otoritas)
Orang
yang mempunyai kekuasaan atau otoritas cenderung menjadi figure yang dianut
oleh orang-orang yang ada dibawahnya. Sesuatu yang diungkapkan oleh pemegang
otoritas tersebut dapat dijadikan sumber masalah. Pemegang otoritas di sini
dapat bersifat formal dan non formal.
4.
Observasi (Pengamatan)
Pengamatan
yang dilakukan seseorang tentang sesuatu yang direncanakan ataupun yang tidak
direncanakan, baik secara sepintas ataupun dalam jangka waktu yang cukup lama,
dapat melahirkan suatu masalah. Contoh : Seorang pendidik menemukan masalah dengan
melihat (mengamati) sikap dan perilaku siswanya dalam proses belajar mengajar.
5.
Wawancara dan Angket
Melalui
wawancara kepada masyarakat mengenai sesuatu kondisi aktual di lapangan dapat
menemukan masalah apa yang sekarang dihadapi masyarakat tertentu. Demikian juga
dengan menyebarkan angket kepada masyarakat akan dapat menemukan apa sebenarnya
masalah yang dirasakan masyarakat tersebut. Kegiatan ini dilakukan biasanya
sebagai studi awal untuk mengadakan penjajakan tentang permasalahan yang ada di
lapangan dan juga untuk menyakinkan adanya permasalahan-permasalahan di
masyarakat.
6.
Pengalaman
Pengalaman
dapat dikatakan sebagai guru yang paling baik. Tetapi tidak semua pengalaman
yang dimiliki seseorang itu selalu positif, tetapi kadang-kadang sebaliknya.
Pengalaman seseorang baik yang diperolehya sendiri maupun dari orang lain,
dapat dijadikan sumber masalah yang dapat dijawab melalui penelitian.
7.
Intuisi
Secara
intuitif manusia dapat melahirkan suatu masalah. masalah penelitian tersebut
muncul dalam pikiran manusia pada saat-saat yang tidak terencanakan.
Ketujuh
faktor diatas dapat saling mempengaruhi dalam melahirkan suatu masalah
penelitian, dapat juga berdiri sendiri dalam mencetuskan suatu masalah. Jadi
untuk mengindentifikasi masalah dapat melalui sumber-sumber masalah di atas.
Sumber-sumber masalah tersebut dapat saling berinteraksi dalam menentukan
masalah penelitian, dapat juga melalui salah satu sumber saja.
Setelah masalah diindentifikasi, selanjutnya perlu dipilih dan ditentukan masalah yang akan diangkat dalam suatu penelitian. Untuk memilih dan menentukan masalah yang layak untuk diteliti, perlu mempertimbangkan kriteria problematika yang baik.[6]
Setelah masalah diindentifikasi, selanjutnya perlu dipilih dan ditentukan masalah yang akan diangkat dalam suatu penelitian. Untuk memilih dan menentukan masalah yang layak untuk diteliti, perlu mempertimbangkan kriteria problematika yang baik.[6]
C.
Penelitian
Terdahulu
Penelitian
terdahulu adalah upaya peneliti untuk mencari perbandingan dan
selanjutnya untuk menemukan
inspirasi baru untuk penelitian selanjutnya di samping
itu kajian terdahulu membantu
penelitian dalam memposisikan penelitian serta menunjukkan orsinalitas dari
penelitian.
Pada bagian ini
peneliti mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan
penelitian yang hendak dilakukan, kemudian membuat
ringkasannya, baik penelitian yang
sudah terpublikasikan atau belum terpublikasikan
(skripsi, tesis, disertasi dan
sebagainya). Dengan melakukan langkah ini, maka akan
dapat dilihat sejauh mana
orisinalitas dan posisi penelitian yang hendak dilakukan.
Biasanya penelitian terdahulu yang
digunakan adalah penelitian yang terkait langsung dengan penelitian yang sedang
dilakukan. Misalnya, tentang poligami, maka dicari penelitian yang sudah
dilakukan orang tetang topik poligami. Degan demkikian, akan terhindar
pengulangan atau bahkan plagiasi karyailmiah.
Tujuan dicantumkannya penelitian
terdahulu adalah untuk mengetahui bangunan keilmuan yang sudah diletakkan oleh
orang lain, sehingga penelitian yang akan dilakukan benar-benar baru dan belum
diteliti oleh orang lain. Dengan kata lain, dengan menelaah penelitian
terdahulu, seseorang akan dengan mudah melokalisasi kontribusi yang akan
dibuat.
Permasalahan yang muncul biasanya
karena sulit ditemukannya penelitian yang sejenis. Kemudian peneliti buru-buru
menyatakan bahwa penelitiannya benar-benar baru dan belum tersentuh orang lain.
Hal ini dapat diselesaikan dengan mencari penelitian yang skupnya lebih luas.
Misalnya, dalam penelitian tentang perkawinan sasak, bila memang belum
ditemukan penelitian tentang model perkawinan tersebut, maka sang calon
peneliti bisa mencari penelitian yang lebih luas cakupannya, yakni tentang
perkawinan adat lainnya, semisal perkawinan adat Madura. Dengan demikian,
peneliti akan dapat menunjukkan letak perbedaan penelitiannya dengan penelitian
yang telah dibuat orang lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam rangka
memecahkan masalah penelitian diperlukan suatu prosedur yang tepat. Prosedur
ini berisikan cara merumuskan masalah dalam mencapai tujuan. Macam-Macam
prosedur penelitian adalah, menemukan, memilihi dan merumuskan masalah, menyusun kerangka
teori, penyusunan hipotesis, membuat definisi operasional
variabel-variabel, memilih alat pengumpulan data, menyusun rancangan penelitian
dan seterusnya. Dan dalam
penelitian, harus ada identifikasi masalah yaitu pengenalan masalah atau
inventarisir masalah. Oleh karena itu identifikasi masalah merupakan salah satu
proses penelitan yang boleh dikatakan paling penting diantara proses lain.
Penelitian
terdahulu adalah upaya peneliti untuk mencari perbandingan dan selanjutnya
untuk menemukan inspirasi baru untuk penelitian selanjutnya di samping itu
kajian terdahulu membantu penelitian dalam memposisikan penelitian serta
menunjukkan orsinalitas dari penelitian. Tujuan dicantumkannya penelitian
terdahulu adalah untuk mengetahui bangunan keilmuan yang sudah diletakkan oleh
orang lain, sehingga penelitian yang akan dilakukan benar-benar baru dan belum
diteliti oleh orang lain.
B. Saran
Setelah dipaparkan pembahasan mengenai prosedur penelitian,
identifikasi msalah dan penelitian terdahulu, mungkin dari pembahahasan yang
disajikan, ada ketidak cocokan dengan yang ada pada kenyataannya atau dari
sumber refrensi lainnya, kami mengharap kritik atau saran dari pembaca ataupun
dosen sekaligus.
DAFTAR
PUSTAKA
Dirjen Perguruan Tinggi Depdikbud, Metodelogi Penelitian.
Mastur dan Metodelogi
Penelitian. Surakarta: UNS, 1986.
Narbuko, Cholid dan Achmdi, Abu. Metodelogi Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010.