BAB I
PENDAHULUAN
- Latar belakang
Karl marx
tokoh fenomental abad 19, selain Emile Durkheim dan Max Weber. Pemikiran nya
sangat mewarnai sejarah perubahan dunia, terasa hingga ke seluruh bagian dunia
bahkan hingga kini. Sekedar contoh, beberapa revolusi besar langsung atau tidak
langsung sebenarnya di inspirasi oleh pemikirannya tersebut seperti revolusi
Rusia 1917, Cina 1940-an, indonesia 1945 dan berbagai negara bekas jajahan lain
nya di Asia, Amerika Latin dan Afrika.
Pada banyak
negara, khususnya negara-negara yang masih terbelakang, ideologi marxis hingga
kini masih sering di gunakan sebagai simbol perlawanan kaum tertindas, marginal
dan miskin terutama terhadap hegemoni kapitalis dan penguasa tirani. Dalam
dunia akademik, pemikirannya itu bahkan mampu mengkritisi teori-teori besar
lainnya termasuk agama sekalipun.
- Rumusan masalah
1.
Bagaimana riwayat hidup dan karya-karya (Karl Marx)?
2.
Apa pengertian dan ruang lingkup pemikiran konflik dan
materialisme?
3.
Bagaimana sejarah perkembangan pemikiran konflik dan materialisme?
4.
Bagaimana teori dan konsep konflik dan materialisme?
- Tujuan masalah masalah
1.
Untuk mengetahui riwayat hidup dan karya nya (Karl Marx)
2.
Untuk mengetahui pengertian dan ruang lingkup pemikiran
konflik dan materialisme
3.
Untuk mengetahui sejarah perkembangan pemikiran konflik
dan materialisme
4.
Untuk mengetahui teori dan konsep konflik dan
materialisme
BAB II
PEMBAHASAN
- Riwayat hidup dan karya-karya Karl Marx(1818-1883)
Siapakah karl
marx??
Marx lahir
dari keluarga Yahudi di Kota Trier Di Distrik Moselle, Prussian Rhineland,
Jerman, pada tanggal 5 Mei tahun 1818. Ibunya berasal dari keluarga Rabbi
Yahudi, sedangkan ayahnya pendidikan sekuler da pengacara yang sukses. Ketika
suasana politik tidak menguntungkan bagi pengacara Yahudi, ayah dan keluarganya
pindah menjadi pemeluk agama protestan. Tahun 1841 Marx meraih gelar doktor
filsafat dari Universiras Berlin, universitas yang di pengaruhi oleh pemikiran
Hegel dan pengikutnya yang kritis. Ia menikah pada 1843 dan hijrah ke Paris.
Disana ia berkenalan dengan Engels, mitra menulis sekaligus sahabat penopang
ekonomi, serta dengan berbagai pemikiran ekonomi politik inggris seperti Adam
Smith dan David Richardo. Aktif dalam berbagai gerakan buruh dan komunis.
Karl marx
adalah seorang ilmuan, sejarawan, ekonom, filsuf, pemikir revolusioner dan dia
juga terlibat dalam aktivisitas gerakan buruh. marx berasal dari kelas
menengah, bapak nya adalah seorang lauyer. Marx meninggal di london pada 14
Maret 1883
Adapun
karya-karya utama yang sering dirujuk oleh para ahli sosiologi dari Karl marx,
antara lain:
The Poverty Of Philosophy (1847)
The Communist Manifesto (1848)
The Eighteenth Brumaire Of
Louis Bonaparte (1852)
Grundisse (Outline Of A
Critique Of Political Economy) (1857)
Preface To A Contribution To
The Critique Of Political Economy (1857)
Theories Of Surplus Value (1862-3)
Capital, Vol 1-3 (1863-7)
Critique Of The Gotha Programme
(1875)[1]
- Pengertian dan ruang lingkup pemikiran konflik dan
materialisme
Kata
materialisme terdiri dari kata “materi” dan “isme” “materi” dapat
di pahami sebagai bahan: benda: segala sesuatu yang tampak. Sementara itu
orang-orang yang hidup nya berorientasi kepada materi di sebut sebagai “materialis”.
Orang-orang yang mementingkan kebendaan semata(harta, uang dll)
Materialisme
adalah teori yang mengatakan bahwa atom materi bergerak dan berkembang sebagai
pembentuk awal dari alam, akal dan kesadaran merupakan proses materi fisik.
Materialisme tidak mengakui entitas-entitas non materialisme seperti roh,
hantu, setan, malaikat bahkan tuhan. Materialisme juga tidak mengakui dzat
adikodrati dengan begitu materialisme adalah pandangan hidup yang mencari dasar
segala sesuatu yang termasuk kehidupan manusia di alam kebenaran semata-mata
dengan mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi alam indra.[2]
Materialisme
adalah sistem pemikiran yang meyakini materi sebagai satu-satunya keberadaan
yang mutlak dan menolak keberadaan apapun yang selain materi. Sistem berfikir
ini menjadi terkenal dalam bentuk paham materialisme dialektika karl marx.
Dalam kritik yang di lontarkan pada Hegel tentang manusia sebagai esensi dari
jiwa.[3]
Dasar
pemikiran materialisme sejarah Marx berasal dari karya Ludwig Feurebach
(1804-1872). Menurut marx, feuerbach telah berhasil membangun materialisme sejati
dan ilmu pengetahuan yang positif denga menggunakan hubungan sosial pengetahuan
yang positif dengan menggunakan hubungan sosial antarmanusia sebagai prinsip
dasar teorinya. Materialisme sejarah marx akan menunjukkan, bahwa di balik
materi ada kesadaran yang menggerakkan arah sejarah sehingga materialisme
sejarah harus di fahami sebagai gerak materi yang menyejarah. Materi disini
dalam arti metode pemikiran. Materi memiliki daya transformatif yang
menyejarah. Marx memandang bahwa hanya dalam kerja ekonomi itulah, manusia
mengubah dunia.
Pandangan marx
yang menjadikan materi sebagai primer diatas, di kenal dengan konsep
materialisme historis. Materialisme historis berpendapat bahwa perilaku manusia
di tentukan oleh kedudukan materi, bukan pada ide, karena ide adalah bagian
dari materi, marx memetakan materialisme kedalam materialisme historis dan
materialisme dialektis, materialisme historis merupakan pandangan ekonomi
terhadap sejarah. Kata historis di tempatkan marx dengan maksud untuk
menjelaskan berbagai tingkat perkembangan ekonomi masyarakat yang terjadi
sepanjang zaman. Sedangkan materialisme yang di maksud marx adalah mengacu pada
pengertian benda sebagai kenyataan yang pokok. Marx tetap konsekuen memakai
kata historical materialisme untuk menunjukkan sikapnya yang bertentangan
dengan filsafat idealisme.
1.
Materialisme dialektika
Materialisme
dialektika merupakan ajaran marx yang menyangkut hal ihwal alam semesta secara
umum. Menurut marx, perkembangan sejarah manusia tunduk pada watak
materialistik dialektika. Jika teori ini di terapkan pada masyarakat, maka
dalam pemikiran marx disebut dengan materialisme historis. Hal ini di dasarkan
kenyataan bahwa yang menentukan struktur masyarakat dan perkembangan dalam
sejarah adalah kelas-kelas sosial. Kelas-kelas itu bukan suatu kebetulan,
melainkan merupakan upaya manusia untuk memperbaiki kehidupan dengan mengadakan
pembagian kerja.
Prinsip dasar
teori ini “bukan kesadaran manusia untuk menentukan keadaan sosial, melainkan
sebaliknya keadaan sosial lah yang menentukan kesadaran manusia. “lebih lanjut
mrax berkeyakinan bahwa untuk memahami sejarah dan arah perubahan, tidak perlu
memperhatikan apa yang di pikirkan oleh manusia. Tetapi bagaimana dia bekerja,
dan berproduksi. Dengan melihat cara manusia itu bekerja dan berproduksi, ia
yakin akan menentukan cara manusia itu berpikir.[4]
2.
Materialisme historis
Menurut
pandangan Marx “keberadaan menentukan kesadaran” artinya, kondisi-kondisi
kehidupan materiel menentukan kesadaran normatif atau kesadaran sosiologi seseorang.
Bagaimana kita memahami hal ini? Cara berpikir, merasa, bertindak, berperilaku
tentang pemerintahan, partai, gaya hidup, pertemanan, atau ideologi dipengaruhi
ole kondisi materiel (infrastruktur ekonomi) yang dimiliki.[5]
- Sejarah Perkembangan Pemikiran Konflik dan
Materialisme
Filosuf
pertama kali memperkenalkan paham ini adalah Epikuros. Benih-benih materialisme
sudah muncul sejak zaman yunani kuno. Sebelum muncul pertanyaam-pertanyaan
idealistik (yang menonjol sejak plato), filsafat yunani berangkat dari filsafat
materialisme yang mengambil bentuk pada upaya untuk menyelidik tentang alam
sebagai materi. Bahkan meyoritas filosuf percaya bahwa tidak mungkin ada
sesuatu yang muncul dari ketiadaan. Materi alam di pelajari secara
habis-habisan, sehingga menghasilkan tesis filsafat tentang apa sebenarnya
substansi menyusun alam kehidupan ini.
Pada abad
pertama masehi, paham materialisme tidak mendapat tanggapan yang serius, bahkan
pada abad pertengahan, orang menganggap asing terhadap paham ini. Baru pada zaman
pencerahan (Aufkalrung), materialisme mendapat tanggapan dari penganut
yang penting di Eropa di Barat.
Materialisme
jelas tidak akan bisa hilang dan mati karena hidup ini sangat nyata, di mana
manusia terus saja mengembangkan diri dari ranah material. Zaman kegelapan yang
di dominasi dengan agama yang menggelapkan kesadaran jelas tak dapat membendung
perkembangan material, yaitu teknologi yang merupakan alat bantu manusia untuk
mengatasi kesulitan material dan membantu manusia memahami alam. Misal nya
dengan teleskop dapat di ketahui susunan jagat raya, dengan transportasi dan
komunikasi pertukaran pengetahuan semakin cepat. Idialisme yang subjektif jelas
tidak dapat di pertahankan.
Pada abad 19,
muncul filsuf-filsuf materialisme asal jerman seperti Feuerbach, Moleschott,
Buchner, dan Haeckel. Merekalah yang kemudian meneruskan keberadaan
materialisme. Materialisme dan Empirisme adalah perangsang munculnya IPTEK
karena berpikir pada kegiatan melakukan eksperimen-eksperimen ilmiah yang
memicu perekembangan ilmu dan teknologi.
Karl marx
memberikan suatu pandangan bahwa kenyataan yang ada adalah dunia materi dan
didalam suatu susunan kehidupan yaitu masyarakat pada muatannya yang
menumbuhkan ide serta teori serta pandangan yang kesemunya merupakan suatu gambaran
yang nyata.
- Teori dan Konsep Konflik dan Materialisme
Konsep dasar
filsafat materialisme, materialisme berpandangan bahwa hakikat realitas adalah
materi, bukan rohani, bukan spiritual, atau supranatural.
Filsafat
materialisme memandang bahwa materi lebih dahulu ada sedangkan ide atau fikiran
timbul setelah materi. Dengan kata lain materialisme mengakui bahwa materi
menentukan ide. Bukan ide yang menentukan materi. Contoh : karena meja atau
kursi secara objektif ada, maka orang berfikir tentang meja dan kursi. Bisakah
seseorang memikirkan meja dan kursi sebelum benda yang berbentuk meja atau
kursi belum atau tidak ada.[6]
Konsep
materialisme historis Marx menungkapkan bahwa manusia tidak akan melepaskan apa
yang telah mereka dapatkan. Dalam rangka mempertahankan ‘buah peradaban’
manusia akan mengubah cara-cara produksinya untuk mengakomodasikan
tenaga-tenaga produktif yang di perlukan dan mendorong kemajuan yang
berkelanjutan. Kendati relasi-relasi produksi mempengaruhi momentum dan arah
kualitatif perkembangan tenaga-tenaga produktif; tapi kapitalisme akan hancur
oleh hasrat nya sendiri untuk meletakkan masyarakat pada tingkat produktif yang
tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Selain itu, konsepsi materialisme marx
memberi penjelasan mengenai perkembangan tenaga-tenaga produktif, yang
membayangkan sebagai contoh munculnya kapitalisme sebagai respons terhadap
tingkat tenaga produktif pada awal mula terbentuk. [7]
Ada empat
konsep sentral penting dalam memahami materialisme historis
1.
Means of production ( cara produksi), yaitu sesuatu yang digunakan untuk
memproduksi kebutuhan materiel dan untuk mempertahankan keberadaan.
2.
Relation of production (hubungan produksi), yaitu hubungan antara cara suatu
masyarakat memproduksi dan peranan sosial yang terbagi kepada individu-individu
dalam produksi, misalnya pemilik dan bukan pemilik alat-alat produksi.
3.
Mode of production (mode produksi), yaitu elemen dasar dari suatu tahapan
sejarah dengan memperlihatkan bagaimana basis ekonomi membentuk hubungan
sosial, seperti masa kuno, feodal, atau kapitalis.
4.
Force of production (kekuatan produksi), yaitu kapasitas dalam benda-benda
dan orang yang di gunakan bagi tujuan produksi. Misal nya pada masa feodal,
kekuatan produksi bersumber pada tanah, alat-alat pertanian, dan teknik penggarapan.
Atau masa kapitalis, kekuatan produksi berasal dari teknik industri, ilmu,
modal, dan teknologi mesin.[8]
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
- Saran
DAFTAR PUSTAKA
Damsar, Pengantar
Teori Sosiologi, Jakarta: Prenada
Group, 2015.
Pemikiran Materialisme
Pdfrepository.Uinbanten.Ac.Id.
T.Z Lavine, Petualangan Filsafat Dari Socrates Ke Sartre Yogyakarta:
Penerbit Jendela, 2002.
Wirawan I.B, Teori-Teori
Sosial Dalam Tiga Paradima(Fakta Sosial, Definisi Sosial, Dan Perilaku Sosial),
Jakarta: Prenada Group, 2012.
Sanderson Stephen K, Makrososiologi, Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
[1]
Damsar, Pengantar Teori
Sosiologi, (Jakarta: Prenada Group,
2015), Hlm 56.
[3]
T.Z Lavine, Petualangan Filsafat
Dari Socrates Ke Sartre (Yogyakarta: Penerbit Jendela, 2002), Hlm 46.
[4]
I.B. Wirawan, Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradima(Fakta Sosial, Definisi
Sosial, Dan Perilaku Sosial), (Jakarta: Prenada Group, 2012), Hlm 10-11.
[8]
Ibid, pengantar teori sosiologi, hlm 59.