Sunday 16 September 2018

yang di maksud dengan organisasi pendidikan dan unsur pengorganisasian dalam pendidikan


KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puji syukur kepada Allah swt atas rahmat & ridhonya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan selesai tepat waktu.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu Manajemen Pendidikan Islam yang telah membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini sehingga kami bisa menyelesaikannya dengan baik. Tidak lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah ikut aktif dalam penyusunan makalah ini, sehingga bisa terselesaikan tepat waktu. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan Islam yang akan membahas tentang Manajemen Organisasi.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui. Maka dari itu kami memohon saran & kritikan dari teman-teman maupun dosen. Demi tercapainya makalah yang sempurna.


Pamekasan, 9 September 2018


                                                                                                                       Penulis




DAFTAR ISI
Kata Pengantar .............................................................................................. i
Daftar Isi ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang .................................................................................. 3
B.     Rumusan Masalah.............................................................................. 3
C.     Tujuan................................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian organisasi pendidikan....................................................... 4
B.     Unsur pengorganisasian dalam pendidikan........................................ 5
C.     Tujuan dan manfaat dari organisasi pendidikan................................. 7
D.    Jenis-jenis organisasi pendidikan........................................................ 8

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan ........................................................................................ 11
B.     Saran................................................................................................... 12

DAFTAR RUJUKAN


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Keberadaan manusia di dunia ini tidak luput dari keanggotaan suatu organisasi. Organisasi merupakan sebuah wadah dimana orang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan bersama. Pemahaman organisasi ini menunjukkan bahwa dimana pun dan kapan pun manusia berada ( berinteraksi ) maka disitu muncul organisasi. Pemahaman organisasi tidak lagi sebagai suatu wadah organik dari orang-orang yang berkumpul untuk suatu tujuan, tetapi berkembang pada interaksi orang untuk maksud tertentu. Kemestian manusia saat ini berada dalam suatu organisasi ditujukan untuk mencapai tujuan bersama dengan lebih efektif dan efesien, bukan semata-mata suatu kondisi kebetulan. Dalam perkembangan zaman saat ini, dimana para orang tua disibukkan dengan berbagai pendidikan, proses pendidikan bagi anak-anak lebih banyak dipercayakan pada organisasi pendidikan formal ( sekolah/madrasah ).
setiap orang yang menjadi warga suatu Negara dan tinggal di Negara tersebut akan menjadi bagian dari pendidikan Negara tersebut. Setiap sekolah atau lembaga pendidikan dimanapun saat ini harus mengikuti sistem penyelengaraan pendidikan sebagaimana diatur dalam perundang-undangan Negara tersebut.
B.     Rumusan Masalah
A.                 Apa yang di maksud dengan organisasi pendidikan ?
B.                 Apa saja unsur pengorganisasian dalam pendidikan ?
C.                 Apa tujuan dan manfaat dari organisasi pendidikan ?
D.                 Apa saja jenis-jenis organisasi pendidikan ?
C.    Tujuan Masalah
A.                Untuk mengetahui pengertian dari organisasi pendidikan.
B.                 Untuk mengetahuiunsur pengorganisasian dalam pendidikan.   
C.                 Untuk mengetahui tujuan dan manfaat dari organisasi pendidikan.
D.                Untuk mengetahui jenis-jenis organisasi pendidikan.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Organisasi
Istilahorganisasisecara etimologi berasal dari bahasa latin organum yang berarti alat. Sedangkanorganize(bahasa Inggris) berarti mengorganisasikan yang menunjukkan tindakan atau usaha untuk mencapai sesuatu. Organizing (pengorganisasian) menunjukkan sebuah proses untuk mencapai sesuatu. Organisasi sebagai salah satu fungsi manajemen sesungguhnya telah banyak didefinisikan oleh para ahli yaitu sebagai berikut:
1.      Gibson at.al mengartikan organisasi sebagai wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri.
2.      Robbinsmendefinisikan organisasi sebagai kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat didefinisikan, yang bekerja atas dasar yang relatif terus-menerus mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. 
3.      Hoy dan Miskel menelusuri kajian organisasi dalam tiga pandangan, yaitu rational, natural, dan opensistem. Pandangan rasional (logika) organisasi merupakan instrument formal yang dibuat untuk mencapai tujuan organisasi dan struktur aspek yang paling penting. Dalam pandangannatural (alamiah) organisasi sebagai kelompok sosial khusus yang bertujuan untuk pertahanan, orang-orang merupakan aspek yang paling penting/utama. Sedangkan dalam pandangan sistem terbuka organisasi dipandang sebagai sesuatu yang potensial untuk menghubungkan komponen rasional dan natural dalam satu kerangkan dan memberikan satu pandangan yang lebih lengkap.[1]
4.      Hersey dan Blancahard bahwa suatu organisasi sebagai suatu sistem terdiri dari subsistem manusia dan sosial, administratif struktural, informasi pengambilan keputusan dan ekonomi-teknologikal.
5.      Pfiffner dan Sherwoodmendefinisikan organisasi ialah pola atau cara-cara dimana sejumlah orang memiliki kedekatan semuanya melakukan hubungan dan melaksanakan tugas yang kompleks, melakukan hubungan dengan kesadaran, sistematik dan saling persetujuan dalam pencapaian tujuan.[2]
6.      Stonermengemukakan mengorganisasikan adalah proses memperkerjakan dua orang atau lebih untuk bekerjasama dalam cara terstruktur guna mencapai sasaran spesifik atau beberapa sasaran dalam kata lain mengalokasikan pekerjaan, wewenang dan sumber daya di antara anggota organisasi sehingga mereka dapat mencapai tujuan.
7.      Hiriyappa menegaskan pengorganisasian adalah menetapkan struktur internal organisasi.[3]
Dari beberapa pengertian tersebut organisasi adalah sebuah wadah, tempat, atau sistem untuk melakukan kegiatan bersama untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan pengorganisasian (organizing) merupakan proses pembentukan wadah atau sistem dan penyusunan anggota dalam bentuk struktur organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tersebut.Jadi jika dikaitkan dengan pendidikan (organisasi pendidikan) organisasi adalah tempat untuk melakukan aktivitas pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Sedangkan pengorganisasian pendidikan adalah sebuah proses pembentukan tempat atau sistem dalam rangka melakukan kegiatan kependidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.
B.     Unsur Pengorganisasian
Unsur-unsur dasar yang membentuk sebuah organisasi adalah sebagai berikut:
1.      Adanya tujuan bersama. Organisasi mensyarakat sesuatu yang akan diinginkan, biasanya terumuskan dalam visi, misi, target dan tujuan. Tujuan inilah yang menyatukan berbagai unsur dalam organisasi.
2.      Adanya kerjasama dua orang atau lebih. Organisasi terbentuk karena adanya kerjasama untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama.
3.      Adanya pembagian tugas. Untuk efektivitas, efisiensi dan produktivitas organisasi dibutuhkan pembagian tugas.
4.      Adanya kehendak untuk bekerja sama. Anggota organisasi mempunyai kemauan atau kehendak untuk bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.[4]
Ada beberapa konsep dalam pengorganisasian yang menurutMondy dan Premeauxyaitu tanggungjawab, wewenang, pendelegasian, dan pertanggung jawaban.
1.      Tanggungjawab(Responsibility)
Dalam menerima suatu pekerjaan berarti seseorang mengambil tanggungjawab untuk melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya. Tanggungjawabadalah kewajiban untuk melaksanakan aktivitas pekerjaan.
2.      Wewenang (Authority)
Wewenang adalah hak untuk memutuskan, mengarahkan orang-orang dalam melakukan sesuatu tindakan, atau untuk melaksanakan suatu kewajiban dalam mencapai tujuan organisasi.
3.      Pendelegasian (Delegation)
Pendelegasian adalah proses pemberian tanggungjawab sepanjang wewenang yang dibutuhkan.
4.      Pertanggung jawaban (Accountability)
Tidak ada satu organisasi yang dapat berhasil jika tidak ada sistem pertanggung jawaban. Akuntabilitas adalah jaminan bahwa seseorang yang diusulkan untuk melaksanakan tugas dalam kenyataannya melaksanakannya secara benar.[5]
C.    Tujuan Dan Manfaat Organisasi Pendidikan
Pendidikan sebagai sebuah organisasi harus dikelola sedemikian rupa sehingga aktivitas pelaksanaan program organisasi dapat berjalan secara efektif dan efisien. Di antara manfaat dan tujuan organisasi pendidikan adalah:
1.      Mengatasi keterbatasan kemampuan, kemauan dan sumber daya yang dimiliki dalam mencapai tujuan pendidikan.
2.      Terciptanyaefektifitas dan efisiensi organisasi dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan.
3.      Sebagai wadah pengembangan potensi dan spesialisasi yang dimiliki.
4.      Menjadi tempat pengembangan ilmu pengetahuan.[6]
Sedang dalam literatur lain kami temukan aspek-aspek organisasi adalah komponen-komponen yang harus ada dalam suatu organisasi.Keberadaan komponen ini menjadi pilar dari suatu organisasi penidikan. Artinya jika salah satu komponen tidak berfungsi, maka organisasi pendidikan tidak akan berjalan sama sekali. Dalam pandangan system organisasi Pendidikan mengalami Entrophy yaitudimana kondisi organisasi pendidikan dalam keadaan hancur. Dalam organisasi pendidikan setidaknya memiliki 4 komponen utama yaitu: Misi adalah alasan utama keberadaan organisasi pendidikan. Visi adalah sesuatu yang ingin di capai dari penyelenggaraan Pendidikan. Tujuan adalah divisi – divisi fungsional organisasi pendidikan yang menghubungkan dengan stakeholder organisasi. Objektif adalah hasil sasaran yang spesifik, terukur dan terkait dengan tujuan. Keberadaan organisasi tidak terlepas dari 4 komponen tersebut. Jika organisasi tidak memiliki sasaran yang harus dicapai oleh setiap orang dalam organisasi.[7]
D.    Jenis-jenis OrganisasiPendidikan
 Perkembangan kajian organisasi diawali dari kajian organisasi sebagai organisasi formal, yaitu organisasi yang didesain untuk mencapai tujuan bersama. Perkembangan ini terus berlansung dan berbagai studi keorganisasian terus dilakukan. Perkembangan inilah pada akhirnya memunculkan organisasi informal sebagai implikasi dari adanya organisasi formal.
1.      Organisasi Formal
Organisasi formal adalah organisasi yang dicirikan oleh struktur organisasi. Keberadaan struktur organisasi menjadi pembeda utama antara organisasi formal dan informal. Struktur dalam organisasi formal dimaksudkan untuk menyediakan penugasan kewajiban dan tanggungjawab kepada personil dan untuk membangun hubungan tertentu diantara orang-orang pada berbagai kedudukan. (Oteng Sutisna,1993:207) sekolah dasar merupakan contoh sebuah organisasi formal.Struktur dalam organisasi formal memperlihatkan unsur administratif berikut:
1.      Kedudukan
2.      Hierarki kekuasaan
3.      Kedudukan garis dan staf
Bentuk atau skema struktur organisasi formal dapat berbentuk piramidal, mendatar atau melingkar.
2.      Organisasi Informal
Interaksi antara orang dalam organisasi formal pasti mengahasilkan sebuah perkembangan hubungan yang tidak saja hubungan struktual, terlebih pada organisasi persekolahan, dimana kekeluargaan menjadi salah satu landasan perilakunya. Perkembangan hubungan dari interaksi orang dalam organisasi ini akan meningkat secara kuat sentimen-sentimen dan komitmen setiap orang, sehingga muncul empati atau simpati satu sama lain. Hubungan inilah yang terus tumbuh selama organisasi formal itu ada yang dinamakan organisasi informal. Hubungan interaksi ini tidak berstruktur sebagaimana struktur organisasi formal.
Walaupun sulit mengidentifikasi keberadaannya secara kasat mata, namun keberadaan organisasi informal ini dapat dilihat dari tiga karakteristik, yaitu norma perilaku, tekaknan untuk menyesuaikan diri, dan kepemimpinan informal (Sutisna,1993:221).[8]
Norma perilaku adalah standar perilaku yang diharapkan menjadi perilaku bersama yang ditetapkan oleh kelompok (orang-orang dalam orgnisasi) dalam sebuah kesepakatan sosial, sehingga sanksinya pun sanksi sosial. Norma perilaku dalam organisasi informal tidak tertulis sebagaimana organisasi formal, tetapi menjadi kesepakatan bersama diantara orang-orang didalamorganisasi.
Tekanan untuk menyesuaikan diri akan muncul apabila seseorang akan bergabung dengan suatu kelompok informal. Menggabungkan diri dengan suatu kelompok tidak sekedar bergabung secara fisik dalam suatu organisasi informal tersebut. Karena itu organisasi informal sering muncul dalam bentuk kelompok-kelompok yang tidak terlalu besar, karena syarat keberterimaan sebagai bagian dari organisasi informal ini tidak hanya keanggotaan dalam organisasi formalnya, tetapi lebih spesifik pada kesamaan antar individu, apakah kesamaan asal daerah, agama, nilai yang dianut, hobi, dan lain sebagainya.
Kepemimpinan informal dalam organisasi informal menjadi salah satu komponen yang kuat mempengaruhi orang-orang dalam organisasi, bahkan memungkinkan melebihi pengaruh pemimpin organisasi formal. Pemimpin informal muncul dari kelompok dan membimbing seta mengarahkan melalui persuasi dan pengaruh. Kepemimpinan dalam organisasi informal sangat kuat mempengaruhi perilaku orang-orang karena inilah kepemimpinan yang sesungguhnya, dimana seseorang dipatuhi bukan karena memiliki jabatan,tetapi ada kelebihan yang secara alamiah mampu mempengaruhi orang lain tanpa paks[9]



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Istilah organisasisecara etimologi berasal dari bahasa latin organumyang berarti alat. Sedangkan organize(bahasa Inggris) berarti mengorganisasikan yang menunjukkan tindakan atau usaha untuk mencapai sesuatu. Organizing(pengorganisasian) menunjukkan sebuah proses untuk mencapai sesuatu. Organisasi sebagai salah satu fungsi manajemen sesungguhnya telah banyak didefinisikan oleh para ahli yaitu sebagai berikut:
1.      Gibsonat.al mengartikan organisasi sebagai wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri.
2.      Robbins mendefinisikan organisasi sebagai kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat didefinisikan, yang bekerja atas dasar yang relatif terus-menerus mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. 
3.      Hoy dan Miskel menelusuri kajian organisasi dalam tiga pandangan, yaitu rational, natural, dan opensistem.
Dari beberapa pengertian tersebut organisasi adalah sebuah wadah, tempat, atau sistem untuk melakukan kegiatan bersama untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan pengorganisasian (organizing) merupakan proses pembentukan wadah atau sistem dan penyusunan anggota dalam bentuk struktur organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Jadi jika dikaitkan dengan pendidikan (organisasi pendidikan) organisasi adalah tempat untuk melakukan aktivitas pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Sedangkan pengorganisasian pendidikan adalah sebuah proses pembentukan tempat atau sistem dalam rangka melakukan kegiatan kependidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.
Unsur-unsur dasar yang membentuk sebuah organisasi adalah sebagai berikut:Adanya tujuan bersama, Adanya kerjasama dua orang atau lebih, Adanya pembagian tugas, dan Adanya kehendak untuk bekerja sama. Ada beberapa konsep dalam pengorganisasian yang menurutMondy dan Premeauxyaitu tanggungjawab, wewenang, pendelegasian, dan pertanggung jawaban.
Pendidikan sebagai sebuah organisasi harus dikelola sedemikian rupa sehingga aktivitas pelaksanaan program organisasi dapat berjalan secara efektif dan efisien. Di antara manfaat dan tujuan organisasi pendidikan adalah:
1.      Mengatasi keterbatasan kemampuan, kemauan dan sumber daya yang dimiliki dalam mencapai tujuan pendidikan.
2.      Terciptanyaefektifitas dan efisiensi organisasi dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan.
3.      Sebagai wadah pengembangan potensi dan spesialisasi yang dimiliki.
4.      Menjadi tempat pengembangan ilmu pengetahuan.
Perkembangan kajian organisasi diawali dari kajian organisasi sebagai organisasi formal, yaitu organisasi yang didesain untuk mencapai tujuan bersama. Perkembangan ini terus berlansung dan berbagai studi keorganisasian terus dilakukan. Perkembangan inilah pada akhirnya memunculkan organisasi informal sebagai implikasi dari adanya organisasi formal.
Saran
Agar pembaca diharapkan dapat memahami. Dalam pembuatan makalah ini,kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatannya.Maka dari itu,kami mengharapkan kritik dan saran dari dosen dan teman-teman agar penulisan makalah kami bisa lebih baik lagi.




DAFTAR RUJUKAN
Amtu, Onisimus. Manajemen Pendidikan Di Era Otonomi Daerah. Bandung: Alfabeta. 2011.
Kurniadin, Didin.Manajemen Pendidikan: Konsep &Prinsip Pengelolaan Pendidikan.Jogjakarta: Ar-RuzzMedia. 2012.
Syafaruddin. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. Ciputat: Ciputat Press.2005.
Syafaruddin. Manajemen Organisasi Pendidikan: Perspektif Sains Dan Islam. Medan: Perdana Publishing. 2015.



[1] Didin Kurniadin, Manajemen Pendidikan: Konsep &Prinsip Pengelolaan Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 239-240.
[2]Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, (Ciputat: Ciputat Press, 2005), hlm. 135-136.
[3]Onisimus Amtu, Manajemen Pendidikan Di Era Otonomi Daerah, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 47.
[4]Didin Kurniadin, Manajemen Pendidikan: Konsep & Prinsip Pengelolaan Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 241.
[5]Syafaruddin, ManajemenOrganisasi Pendidikan: Perspektif Sains Dan Islam, (Medan: Perdana Publishing, 2015), hlm. 84.
[6]Didin Kurniadin, Manajemen Pendidikan: Konsep & Prinsip Pengelolaan Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 241-242.
[8]Syafaruddin, Manajemen Organisasi Pendidikan: Perspektif Sains Dan Islam, (Medan: Perdana Publishing, 2015), hlm. 52-53.
[9]Didin Kurniadin, Manajemen Pendidikan: Konsep & Prinsip Pengelolaan Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 244.