KATA PENGANTAR
Pertama-tama
kami panjatkan puji syukur kepada Allah swt atas rahmat & ridhonya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan selesai tepat
waktu.
Tidak
lupa kami ucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu Manajemen Pendidikan Islam
yang telah membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini sehingga kami
bisa menyelesaikannya dengan baik. Tidak lupa juga kami ucapkan terimakasih
kepada teman-teman yang telah ikut aktif dalam penyusunan makalah ini, sehingga
bisa terselesaikan tepat waktu. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata
kuliah Manajemen Pendidikan Islam yang akan membahas tentang Manajemen
Organisasi.
Mungkin
dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui. Maka
dari itu kami memohon saran & kritikan dari teman-teman maupun dosen. Demi
tercapainya makalah yang sempurna.
Pamekasan, 9
September 2018
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar .............................................................................................. i
Daftar Isi ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang .................................................................................. 3
B.
Rumusan Masalah.............................................................................. 3
C.
Tujuan................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian organisasi pendidikan....................................................... 4
B.
Unsur pengorganisasian dalam pendidikan........................................ 5
C.
Tujuan dan manfaat dari organisasi pendidikan................................. 7
D.
Jenis-jenis organisasi pendidikan........................................................ 8
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan ........................................................................................ 11
B.
Saran................................................................................................... 12
DAFTAR RUJUKAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberadaan
manusia di dunia ini tidak luput dari keanggotaan suatu organisasi. Organisasi
merupakan sebuah wadah dimana orang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan
bersama. Pemahaman organisasi ini menunjukkan bahwa dimana pun dan kapan pun
manusia berada ( berinteraksi ) maka disitu muncul organisasi. Pemahaman
organisasi tidak lagi sebagai suatu wadah organik dari orang-orang yang
berkumpul untuk suatu tujuan, tetapi berkembang pada interaksi orang untuk
maksud tertentu. Kemestian manusia saat ini berada dalam suatu organisasi
ditujukan untuk mencapai tujuan bersama dengan lebih efektif dan efesien, bukan
semata-mata suatu kondisi kebetulan. Dalam perkembangan zaman saat ini,
dimana para orang tua disibukkan dengan berbagai pendidikan, proses pendidikan
bagi anak-anak lebih banyak dipercayakan pada organisasi pendidikan formal (
sekolah/madrasah ).
setiap
orang yang menjadi warga suatu Negara dan tinggal di Negara tersebut akan
menjadi bagian dari pendidikan Negara tersebut. Setiap sekolah atau lembaga
pendidikan dimanapun saat ini harus mengikuti sistem penyelengaraan pendidikan
sebagaimana diatur dalam perundang-undangan Negara tersebut.
B. Rumusan Masalah
A.
Apa yang di maksud dengan organisasi pendidikan ?
B.
Apa saja unsur pengorganisasian dalam pendidikan ?
C.
Apa tujuan dan manfaat dari organisasi pendidikan ?
D.
Apa saja jenis-jenis organisasi pendidikan ?
C. Tujuan Masalah
A.
Untuk mengetahui pengertian dari organisasi pendidikan.
B.
Untuk mengetahuiunsur pengorganisasian dalam pendidikan.
C.
Untuk mengetahui tujuan dan manfaat dari organisasi pendidikan.
D.
Untuk mengetahui jenis-jenis organisasi pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Organisasi
Istilahorganisasisecara etimologi berasal dari
bahasa latin organum yang berarti
alat. Sedangkanorganize(bahasa
Inggris) berarti mengorganisasikan yang menunjukkan tindakan atau usaha untuk
mencapai sesuatu. Organizing (pengorganisasian)
menunjukkan sebuah proses untuk mencapai sesuatu. Organisasi sebagai salah satu
fungsi manajemen sesungguhnya telah banyak didefinisikan oleh para ahli yaitu
sebagai berikut:
1.
Gibson at.al mengartikan organisasi sebagai wadah yang memungkinkan
masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu
secara sendiri-sendiri.
2.
Robbinsmendefinisikan organisasi sebagai kesatuan (entity) sosial
yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat
didefinisikan, yang bekerja atas dasar yang relatif terus-menerus mencapai
suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
3.
Hoy dan Miskel menelusuri kajian organisasi dalam tiga pandangan,
yaitu rational, natural, dan opensistem. Pandangan rasional (logika)
organisasi merupakan instrument formal yang dibuat untuk mencapai tujuan
organisasi dan struktur aspek yang paling penting. Dalam pandangannatural
(alamiah) organisasi sebagai kelompok sosial khusus yang bertujuan untuk
pertahanan, orang-orang merupakan aspek yang paling penting/utama. Sedangkan
dalam pandangan sistem terbuka organisasi dipandang sebagai sesuatu yang
potensial untuk menghubungkan komponen rasional dan natural dalam satu
kerangkan dan memberikan satu pandangan yang lebih lengkap.[1]
4.
Hersey dan Blancahard bahwa suatu organisasi sebagai suatu sistem
terdiri dari subsistem manusia dan sosial, administratif struktural, informasi
pengambilan keputusan dan ekonomi-teknologikal.
5.
Pfiffner dan Sherwoodmendefinisikan organisasi ialah pola atau
cara-cara dimana sejumlah orang memiliki kedekatan semuanya melakukan hubungan
dan melaksanakan tugas yang kompleks, melakukan hubungan dengan kesadaran,
sistematik dan saling persetujuan dalam pencapaian tujuan.[2]
6.
Stonermengemukakan mengorganisasikan adalah proses memperkerjakan
dua orang atau lebih untuk bekerjasama dalam cara terstruktur guna mencapai
sasaran spesifik atau beberapa sasaran dalam kata lain mengalokasikan
pekerjaan, wewenang dan sumber daya di antara anggota organisasi sehingga
mereka dapat mencapai tujuan.
7.
Hiriyappa menegaskan pengorganisasian adalah menetapkan struktur
internal organisasi.[3]
Dari
beberapa pengertian tersebut organisasi adalah sebuah wadah, tempat, atau
sistem untuk melakukan kegiatan bersama untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan
pengorganisasian (organizing)
merupakan proses pembentukan wadah atau sistem dan penyusunan anggota dalam
bentuk struktur organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tersebut.Jadi jika
dikaitkan dengan pendidikan (organisasi pendidikan) organisasi adalah tempat
untuk melakukan aktivitas pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang
diinginkan. Sedangkan pengorganisasian pendidikan adalah sebuah proses pembentukan
tempat atau sistem dalam rangka melakukan kegiatan kependidikan untuk mencapai
tujuan pendidikan yang diinginkan.
B. Unsur Pengorganisasian
Unsur-unsur
dasar yang membentuk sebuah organisasi adalah sebagai berikut:
1.
Adanya tujuan bersama. Organisasi mensyarakat sesuatu yang akan
diinginkan, biasanya terumuskan dalam visi, misi, target dan tujuan. Tujuan
inilah yang menyatukan berbagai unsur dalam organisasi.
2.
Adanya kerjasama dua orang atau lebih. Organisasi terbentuk karena
adanya kerjasama untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama.
3.
Adanya pembagian tugas. Untuk efektivitas, efisiensi dan
produktivitas organisasi dibutuhkan pembagian tugas.
4.
Adanya kehendak untuk bekerja sama. Anggota organisasi mempunyai
kemauan atau kehendak untuk bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.[4]
Ada
beberapa konsep dalam pengorganisasian yang menurutMondy dan Premeauxyaitu
tanggungjawab, wewenang, pendelegasian, dan pertanggung jawaban.
1.
Tanggungjawab(Responsibility)
Dalam menerima suatu pekerjaan berarti seseorang mengambil tanggungjawab
untuk melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya. Tanggungjawabadalah
kewajiban untuk melaksanakan aktivitas pekerjaan.
2.
Wewenang (Authority)
Wewenang adalah hak untuk memutuskan, mengarahkan orang-orang dalam
melakukan sesuatu tindakan, atau untuk melaksanakan suatu kewajiban dalam
mencapai tujuan organisasi.
3.
Pendelegasian (Delegation)
Pendelegasian adalah proses pemberian tanggungjawab sepanjang
wewenang yang dibutuhkan.
4.
Pertanggung jawaban (Accountability)
Tidak ada satu organisasi yang dapat berhasil jika tidak ada sistem
pertanggung jawaban. Akuntabilitas adalah jaminan bahwa seseorang yang
diusulkan untuk melaksanakan tugas dalam kenyataannya melaksanakannya secara
benar.[5]
C. Tujuan Dan Manfaat Organisasi Pendidikan
Pendidikan
sebagai sebuah organisasi harus dikelola sedemikian rupa sehingga aktivitas
pelaksanaan program organisasi dapat berjalan secara efektif dan efisien. Di
antara manfaat dan tujuan organisasi pendidikan adalah:
1.
Mengatasi keterbatasan kemampuan, kemauan dan sumber daya yang
dimiliki dalam mencapai tujuan pendidikan.
2.
Terciptanyaefektifitas dan efisiensi organisasi dalam rangka
pencapaian tujuan pendidikan.
3.
Sebagai wadah pengembangan potensi dan spesialisasi yang dimiliki.
4.
Menjadi tempat pengembangan ilmu pengetahuan.[6]
Sedang dalam
literatur lain kami temukan aspek-aspek organisasi adalah komponen-komponen
yang harus ada dalam suatu organisasi.Keberadaan
komponen ini menjadi pilar dari suatu organisasi penidikan. Artinya jika salah
satu komponen tidak berfungsi, maka organisasi pendidikan tidak akan berjalan
sama sekali. Dalam pandangan system organisasi Pendidikan mengalami Entrophy
yaitudimana kondisi organisasi pendidikan dalam keadaan hancur. Dalam
organisasi pendidikan setidaknya memiliki 4 komponen utama yaitu: Misi adalah
alasan utama keberadaan organisasi pendidikan. Visi adalah sesuatu yang ingin
di capai dari penyelenggaraan Pendidikan. Tujuan adalah divisi – divisi
fungsional organisasi pendidikan yang menghubungkan dengan stakeholder
organisasi. Objektif adalah hasil sasaran yang spesifik, terukur dan terkait
dengan tujuan. Keberadaan organisasi tidak terlepas dari 4 komponen tersebut.
Jika organisasi tidak memiliki sasaran yang harus dicapai oleh setiap orang
dalam organisasi.[7]
D. Jenis-jenis
OrganisasiPendidikan
Perkembangan
kajian organisasi diawali dari kajian organisasi sebagai organisasi formal,
yaitu organisasi yang didesain untuk mencapai tujuan bersama. Perkembangan ini
terus berlansung dan berbagai studi keorganisasian terus dilakukan.
Perkembangan inilah pada akhirnya memunculkan organisasi informal sebagai
implikasi dari adanya organisasi formal.
1.
Organisasi Formal
Organisasi
formal adalah organisasi yang dicirikan oleh struktur organisasi. Keberadaan
struktur organisasi menjadi pembeda utama antara organisasi formal dan
informal. Struktur dalam organisasi formal dimaksudkan untuk menyediakan
penugasan kewajiban dan tanggungjawab kepada personil dan untuk membangun
hubungan tertentu diantara orang-orang pada berbagai kedudukan. (Oteng
Sutisna,1993:207) sekolah dasar merupakan contoh sebuah organisasi formal.Struktur
dalam organisasi formal memperlihatkan unsur administratif berikut:
1.
Kedudukan
2.
Hierarki kekuasaan
3.
Kedudukan garis dan staf
Bentuk atau
skema struktur organisasi formal dapat berbentuk piramidal, mendatar atau
melingkar.
2.
Organisasi Informal
Interaksi
antara orang dalam organisasi formal pasti mengahasilkan sebuah perkembangan
hubungan yang tidak saja hubungan struktual, terlebih pada organisasi
persekolahan, dimana kekeluargaan menjadi salah satu landasan perilakunya.
Perkembangan hubungan dari interaksi orang dalam organisasi ini akan meningkat
secara kuat sentimen-sentimen dan komitmen setiap orang, sehingga muncul empati
atau simpati satu sama lain. Hubungan inilah yang terus tumbuh selama
organisasi formal itu ada yang dinamakan organisasi informal. Hubungan
interaksi ini tidak berstruktur sebagaimana struktur organisasi formal.
Walaupun sulit
mengidentifikasi keberadaannya secara kasat mata, namun keberadaan organisasi
informal ini dapat dilihat dari tiga karakteristik, yaitu norma perilaku,
tekaknan untuk menyesuaikan diri, dan kepemimpinan informal (Sutisna,1993:221).[8]
Norma perilaku
adalah standar perilaku yang diharapkan menjadi perilaku bersama yang
ditetapkan oleh kelompok (orang-orang dalam orgnisasi) dalam sebuah kesepakatan
sosial, sehingga sanksinya pun sanksi sosial. Norma perilaku dalam organisasi
informal tidak tertulis sebagaimana organisasi formal, tetapi menjadi
kesepakatan bersama diantara orang-orang didalamorganisasi.
Tekanan untuk
menyesuaikan diri akan muncul apabila seseorang akan bergabung dengan suatu
kelompok informal. Menggabungkan diri dengan suatu kelompok tidak sekedar
bergabung secara fisik dalam suatu organisasi informal tersebut. Karena itu
organisasi informal sering muncul dalam bentuk kelompok-kelompok yang tidak terlalu
besar, karena syarat keberterimaan sebagai bagian dari organisasi informal ini
tidak hanya keanggotaan dalam organisasi formalnya, tetapi lebih spesifik pada
kesamaan antar individu, apakah kesamaan asal daerah, agama, nilai yang dianut,
hobi, dan lain sebagainya.
Kepemimpinan
informal dalam organisasi informal menjadi salah satu komponen yang kuat
mempengaruhi orang-orang dalam organisasi, bahkan memungkinkan melebihi
pengaruh pemimpin organisasi formal. Pemimpin informal muncul dari kelompok dan
membimbing seta mengarahkan melalui persuasi dan pengaruh. Kepemimpinan dalam
organisasi informal sangat kuat mempengaruhi perilaku orang-orang karena inilah
kepemimpinan yang sesungguhnya, dimana seseorang dipatuhi bukan karena memiliki
jabatan,tetapi ada kelebihan yang secara alamiah mampu mempengaruhi orang lain
tanpa paks[9]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Istilah
organisasisecara etimologi berasal
dari bahasa latin organumyang berarti
alat. Sedangkan organize(bahasa
Inggris) berarti mengorganisasikan yang menunjukkan tindakan atau usaha untuk
mencapai sesuatu. Organizing(pengorganisasian)
menunjukkan sebuah proses untuk mencapai sesuatu. Organisasi sebagai salah satu
fungsi manajemen sesungguhnya telah banyak didefinisikan oleh para ahli yaitu
sebagai berikut:
1.
Gibsonat.al mengartikan organisasi sebagai wadah yang memungkinkan
masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu
secara sendiri-sendiri.
2.
Robbins mendefinisikan organisasi sebagai kesatuan (entity) sosial
yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat
didefinisikan, yang bekerja atas dasar yang relatif terus-menerus mencapai
suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
3.
Hoy dan Miskel menelusuri kajian organisasi dalam tiga pandangan,
yaitu rational, natural, dan opensistem.
Dari
beberapa pengertian tersebut organisasi adalah sebuah wadah, tempat, atau
sistem untuk melakukan kegiatan bersama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Sedangkan pengorganisasian (organizing)
merupakan proses pembentukan wadah atau sistem dan penyusunan anggota dalam
bentuk struktur organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Jadi jika
dikaitkan dengan pendidikan (organisasi pendidikan) organisasi adalah tempat
untuk melakukan aktivitas pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang
diinginkan. Sedangkan pengorganisasian pendidikan adalah sebuah proses
pembentukan tempat atau sistem dalam rangka melakukan kegiatan kependidikan
untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.
Unsur-unsur
dasar yang membentuk sebuah organisasi adalah sebagai berikut:Adanya tujuan
bersama, Adanya kerjasama dua orang atau lebih, Adanya pembagian tugas, dan Adanya
kehendak untuk bekerja sama. Ada beberapa konsep dalam pengorganisasian yang
menurutMondy dan Premeauxyaitu tanggungjawab, wewenang, pendelegasian, dan
pertanggung jawaban.
Pendidikan
sebagai sebuah organisasi harus dikelola sedemikian rupa sehingga aktivitas
pelaksanaan program organisasi dapat berjalan secara efektif dan efisien. Di
antara manfaat dan tujuan organisasi pendidikan adalah:
1.
Mengatasi keterbatasan kemampuan, kemauan dan sumber daya yang
dimiliki dalam mencapai tujuan pendidikan.
2.
Terciptanyaefektifitas dan efisiensi organisasi dalam rangka
pencapaian tujuan pendidikan.
3.
Sebagai wadah pengembangan potensi dan spesialisasi yang dimiliki.
4.
Menjadi tempat pengembangan ilmu pengetahuan.
Perkembangan
kajian organisasi diawali dari kajian organisasi sebagai organisasi formal,
yaitu organisasi yang didesain untuk mencapai tujuan bersama. Perkembangan ini
terus berlansung dan berbagai studi keorganisasian terus dilakukan.
Perkembangan inilah pada akhirnya memunculkan organisasi informal sebagai
implikasi dari adanya organisasi formal.
Saran
Agar
pembaca diharapkan dapat memahami. Dalam pembuatan makalah ini,kami menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatannya.Maka dari itu,kami
mengharapkan kritik dan saran dari dosen dan teman-teman agar penulisan makalah
kami bisa lebih baik lagi.
DAFTAR RUJUKAN
Amtu, Onisimus. Manajemen Pendidikan Di Era Otonomi Daerah.
Bandung: Alfabeta. 2011.
https://www.google.co.id/amp/s/juangtara057.wordpress.com/2016/11/21/organisasi-pendidikan/amp/diunggah pada hari Sabtu 8 September 2018, jam 20.00 Wib.
Kurniadin, Didin.Manajemen
Pendidikan: Konsep &Prinsip Pengelolaan Pendidikan.Jogjakarta: Ar-RuzzMedia.
2012.
Syafaruddin. Manajemen
Lembaga Pendidikan Islam. Ciputat: Ciputat Press.2005.
Syafaruddin. Manajemen
Organisasi Pendidikan: Perspektif Sains Dan Islam. Medan: Perdana
Publishing. 2015.
[1] Didin Kurniadin, Manajemen Pendidikan: Konsep &Prinsip
Pengelolaan Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 239-240.
[2]Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, (Ciputat:
Ciputat Press, 2005), hlm. 135-136.
[3]Onisimus Amtu, Manajemen Pendidikan Di Era Otonomi Daerah,
(Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 47.
[4]Didin Kurniadin, Manajemen Pendidikan: Konsep & Prinsip
Pengelolaan Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 241.
[5]Syafaruddin, ManajemenOrganisasi Pendidikan: Perspektif
Sains Dan Islam, (Medan: Perdana Publishing, 2015), hlm. 84.
[6]Didin Kurniadin, Manajemen Pendidikan: Konsep & Prinsip
Pengelolaan Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 241-242.
[7]https://www.google.co.id/amp/s/juangtara057.wordpress.com/2016/11/21/organisasi-pendidikan/amp/ diunggah pada hari Sabtu
8 September 2018, jam 20.00 Wib.
[8]Syafaruddin, Manajemen Organisasi Pendidikan: Perspektif
Sains Dan Islam, (Medan: Perdana Publishing, 2015), hlm. 52-53.
[9]Didin Kurniadin, Manajemen Pendidikan: Konsep & Prinsip
Pengelolaan Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 244.