KAU, AKU, DAN KENANGAN
Oleh: pangeran senja
Kamu orang
yang belakangan ini selalu hadir dan menyelinap di antara kesibukanku sehari
hari, kamu orang asing yang sekarang tak kurasa keasingannya lagi. Kamu yang
terlihat begitu tegar dan ceria ternyata hanya kamuflase terbaik yang kau
tutupi rapat-rapat. Senyum, tawa, dan canda darimu banyak memendam luka. Aku
tau sosok sepertimu pasti banyak menerima luka yang tak bisa kau ekspresikan.
Aku senang bisa mengenal kamu, orang yang mengajariku pentingnya arti dari kebahagian
untuk orang sekitar yang kita sayangi. Membuatku
tahu arti dari kata rindu ketika aku jauh darimu.
Kamu seseorang yang mengajari aku
arti ketulusan dalam mencintai seseorang, belajar darimu pula aku tau bagaimana
mengekspresikan rasa sayang kita untuk orang yang tidak mungkin kita raih.
Tidak hanya itu, kamu selalu menunjukkan rasa sabar yang sangat besar dalam
suatu hubungan. Hingga aku pernah berfikir betapa beruntungnya orang yang
dicintai olehmu.
Aku adalah orang yang mencari serpihan
kebahagian yang sudah lama tak pernah kutemui dari orang yang bisa membuat aku
lupa akan rasa sakit yang pernah kualami. Aku adalah orang yang rapuh dalam
mencintai seseorang, orang yang tak hebat dalam bersabar dan orang yang bodoh
dalam hal cinta. Hingga akhirnya aku dipertemukan oleh kamu.
kita adalah dua sosok yang
dipertemukan dalam sebuah ketidak sengajaan. Kita orang yang dengan masa lalu
tak jauh berbeda, kita orang yang sama-sama terluka dimasa lalu dan kita orang
yang mencoba untuk saling mengobati satu sama lain. Walaupun dengan latar
belakang yang hampir sama, kita tetap saja dua orang yang berbeda dalam hal
mencintai. Kamu adalah orang yang dengan sabar melepaskan dan merelakan orang
yang kau cintai bahagia bersama dengan pilihannya. Sementara aku, orang yang
tak pernah bisa melihat kepergian orang yang aku cintai bersama dengan orang
lain, karena itu terlalu menyakitkan. Tetapi setelah aku mengenal kamu, aku
tersadar akan satu hal yaitu, cinta tidak harus memiliki dan biarkan dia
bahagia bersama pilihannya.
Jujur, aku kagum dengan kamu, aku
sangat tertarik dengan cara pandangmu tentang kebahagiaan orang yang kau cinta
dan aku juga suka caramu dalam mencintai seseorang. Tulus dan sabar kata itu
yang dapat melunakkan hatiku kembali yang telah sekian lama beku oleh banyaknya
air mata kekecewaan. Kamu dapat membuatku merasakan betapa indahnya melepaskan
dan mengikhlaskan sesuatu yang bukan ditakdirkan untuk kita.
Dengan berjalannya waktu, aku
merasakan kenyamanan hadir di antara kita. Entah sejak kapan hatiku mulai
merasakan keberadaanmu, sementara otakku mulai memikirkan hal kecil tentang
kamu. Aku tau kita hanya melampiaskan emosi satu sama lain, tetapi itu sangat
melalaikan. Kamu tau kenapa melalaikan? Karena aku takut jika nanti aku lupa
bahwa kita hanya saling menyembuhkan luka dengan cara melampiaskan emosi ini
satu sama lain. Aku takut jika nanti aku benar-benar terjatuh akan mu,
sementara kamu tidak pernah mengetahuinya.
Sekarang juga aku takut akan
terbuai dengan semua emosi yang kita ciptakan bersama ini. Betapa sulit mencoba
untuk menghindari kamu yang kini mulai memasuki hidupku, walaupun sudah sering
kutahan tapi semua tidak dapat kucegah karena ini datangnya dengan tulus. Kini
aku mengikuti alur untuk mencoba memasuki hatimu dan mengobati luka yang kamu
rasakan, meskipun aku tau kehadiranku masih kamu anggap sebelah mata.
Kau dan aku adalah merupakan tokoh hebat dalam menyembunyikan
luka, sama-sama menutupi setiap kesedihan dan kepedihan yang dialami. Suatu
saat kamu pernah bercerita tentang dia orang yang kamu cinta, mendengar cerita
itu membuat aku berimajinasi tentang sosok indah orang yang kau cintai itu.
Sementara di sisi lain, aku hanya menjadi pendengar dengan sedikit terbawa
perasaan antara kamu dan dia yang kemudian membandingkan sosok dia dengan aku
yang mungkin jauh berbeda, sehingga tidak dapat menggantikan posisi dia di hati
kamu.
@@@
Semakin hari aku semakin kagum
dengan setiap perlakuan kamu terhadap aku, dan di sisi lain aku selalu berfikir
mungkin aku yang terlalu membawa perasaan disetiap perhatian kecil darimu. Aku
selalu khawatir, sedih dan sedikit cemburu jika kamu mulai sibuk bersama dengan
temanmu, termasuk dia yang ku tau selalu ada di sekitarmu. Memang aku terlalu
egois, berlebihan dan posesif terhadap orang yang jelas-jalas bukan siapa-siapa
aku, aku sadar akan ketakutanku jika suatu hari kamu akan pergi bersama dia dan
melupakan aku. Sementara aku di sini telah berharap lebih padamu, dan harus
mengulang kesedihan serta kehilangan untuk yang kesekian kalinya.
Dan saat ini aku tidak tau akan
akhir cerita kita, karena sebuah akhir dari cerita ini hanya tuhan yang tau,
apakah kamu akan pergi dengan dia atau kita hanya menjadi kisah yang usai
dengan banyak tanya. Semoga jika kamu pergi bersama dia ataupun mendapatkan pengganti
dia yang bukanlah aku, kelak kamu menemukan kebahagiaan yang tulus seperti
perasaanmu kepadanya, karena aku yakin perasaanmu selalu tulus dan bersih untuk
mencintai orang yang kau cinta. Dan untuk aku, jika suatu saat kamu bukanlah
orng yang tepat untuk aku cintai, semoga kamu tidak pernah memberiku kenangan
buruk yang dapat membuatku benci kepadamu.
Waktu berlalu, melesat dengan
sangat cepat. Tak terasa kini aku hanya bisa mengenang harapanku sendiri.
Mengubur dalam-dalam janji yang pernahaku cipta. Kini kisah cinta kami sudah berada di endingnya.