MAKALAH
MEMAHAMI URGENSI
MEMPELAJARI DAN MENGAJARKAN AL’QUR’AN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kuliah Baca Tulis
Qur’an (BTQ)
Dosen Pengampu: Khalilullah, M.H.
Oleh :
PROGRAM STUDI
PIAUD
FAKULTAS
TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI MADURA
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Harapan kami semoga makalah ini membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik
lagi. Makalah ini kami akui
masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh
kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
Pamekasan, 11
September 2018
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................
ii
DAFTAR ISI........................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
1
A.
Latar
Belakang............................................................................................
1
B.
Rumusan
Masalah.......................................................................................
1
C.
Tujuan.........................................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................
2
A.
Pengertian
Al-Qur’an..................................................................................
2
B.
Hadits
tentang dorongan untuk mempelajari serta mengajarkan
Al-Qur’an....................................................................................................
2
C.
Nilai-nilai
yang dapat diambil dari hadits tentang dorongan mempelajari dan mengajarkan
Al-Qur’an 8
D.
Dalil
Al-Qur’an tentang Al-Qur’an.............................................................
9
BAB III PENUTUP............................................................................................
10
A.
Kesimpulan...............................................................................................
10
B.
Saran.........................................................................................................
10
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
11
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan
kitab yang paling banyak dan paling kerap dibaca dan didengar orang di seluruh
dunia. Setidak-tidaknya lima kali dalam sehari seluruh umat Islam membacanya
dalam sholat. Setiap muslim harus percaya bahwa al-Qur’an adalah sumber nilai
dan ajaran yang paling utama.
Al-Qur’an
adalah firman / kalam Allah yang merupakan mukjizat terbesar yang diturunkan
berupa wahyu kepada Rasulullah Muhammad saw. Al-Qur’an dikumpulkan pada satu
mushaf mulai dari surat Al-Fatihah sampai surat An-Naas dan dinukil kepada kita
secara mutawatir, membaca dan mempelajarinya nya merupakan ibadah yang mendapat
pahala.
Kita sendiri
sebagai umat muslim yang beriman wajib mengetahui pengertian dari al-Qur’an itu
sendiri. Selain itu kita juga harus memahami keutamaan-keutamaan dalam mempelajari,
membaca, mengajarkan, dan mendengarkan ayat-ayat al-Qur’an beserta Dalil-Dalil
dan Hikmahnya. Maka dari itu dalam makalah ini akan dibahas tentang
berinteraksi dengan al-Qur’an.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian al-Qur’an?
2.
Bagaimana hadits
tentang keutamaan mempelajari dan mengamalkan al-Qur’an?
3.
Apa saja manfaat yang
dapat diambil setelah mempelajari hadits tentang dorongan mempelajari dan
mengajarkan al-Qur’an?
4.
Bagaimana Dalil Al-Qur’an
tentang mempelajari Al-Qur’an?
C.
Tujuan
Untuk
memahami urgensi mempelajari mengajarkan Al-qur’an
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Al-Qur’an
Al-Qur'an adalah firman
Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
merupakan penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril dan
ditulis pada mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan kepada kita secara
mutawatir, serta membaca dan mempelajarinya merupakan ibadah.
Al- Qur’an merupakan kalam
Allah yang merupakan mukjizat terbesar yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW,
yang berfungsi sebagai penyempurna kitab-kitab Allah lain yang diturunkan pada
nabi-nabi sebelumnya (Taurat, Injil, dan Zabur). Al-Qur’an yang merupakan kitab
Universal, yang digunakan sebagai pedoman bagi setiap insan yang ada di dunia
ini dalam menapaki hidup, agar selamat dan berhasil baik di dunia maupun di
akhirat.[1]
Orang muslim beriman bahwa
al-Qur’an al-Karim adalah firman Allah Ta’ala yang diturunkan kepada manusia
terbaik, nabi terbaik dan Rasul termulia, Muhammad Saw, sebagaimana Allah
menurunkan kitab-kitab lain kepada rasul-rasul sebelumnya. Orang muslim juga
meyakini bahwa Al-Qur’an dengan hukum-hukumnya itu menghapus semua hukum pada
kitab-kitab samawi terdahulu. Sebagaimana risalah pembawanya (Rasulullah Saw)
itu menghapus semua risalah terdahulu.
B.
Hadits tentang Dorongan
untuk Mempelajari Serta Mengajarkan Al-Qur’an
Mempelajari Al-Qur`an adalah belajar
membaca Al-Qur`an dengan disertai hukum tajwidnya, agar dapat membaca Al-Qur`an
benar. Adapun maksud dari mengajarkan Al-Qur`an, yaitu mengajari orang lain
cara membaca Al-Qur`an yang benar berdasarkan hukum tajwid. Sekiranya
mengajarkan ilmu-ilmu lain secara umum atau menyampaikan sebagian ilmu yang
dimiliki kepada orang lain adalah perbuatan mulia dan mendapatkan pahala dari
Allah, tentu mengajarkan Al-Qur`an lebih utama.
Namun demikian, meskipun
orang yang belajar Al-Qur`an adalah sebaik-baik orang muslim dan mengajarkan
Al-Qur`an kepada orang lain juga sebaik-baik orang muslim, tentu akan lebih
baik dan utama lagi jika orang tersebut menggabungkan keduanya. Maksudnya,
orang tersebut belajar cara membaca Al-Qur`an sekaligus mengajarkan kepada
orang lain apa yang telah dipelajarinya.
Adapun di antara keutamaan
mempelajari dan mengajarkan al-Qur`an dari sunnah Rasulullah SAW adalah:
Hadits ke-1:
4653 - حدثنا آدم حدثنا شعبة حدثنا قتادة قال سمعت زرارة بن أوفى
يحدث عن سعد بن هشام عن عائشة عن النبي صلى الله عليه و سلم قال
: ( مثل الذي يقرأ القرآن
وهو حافظ له مع السفرة الكرام البررة ومثل الذي يقرأ وهو يتعاهده وهو عليه شديد
فله أجران )
Artinya:
Dari
‘Aisyah berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda , “Orang yang ahli dalam al
Qur’an akan berada bersama malaikat pencatat yang mulia lagi benar, dan orang
terbata-bata membaca al Qur’an sedang ia bersusah payah (mempelajarinya), maka
baginya pahala dua kali.” (HR. Bukhari)
Maksudnya:
Yang disebut “orang yang ahli dalam Al-Qur’an” adalah orang
yang hafal Al-Qur’an dan senantiasa membacanya, apalagi dengan memahami arti
dan maksudnya. Dan yang dimaksud ‘bersama-sama malaikat’ adalah ia termasuk
golongan yang memindahkan Al-qur’anul-Karim dari Lauhul Mahfudz dan
menyampaikannya kepada orang lain melalui bacaanya. Dengan demikian, keduanya
memiliki pekerjaan yang sama. Juga dapat berarti : Ia akan bersama para
malaikat pada hari Mahsyar nanti. Dan orang yang terbata-bata membaca Al-Qur’an
akan memperoleh dua pahala; satu pahala karena bacaanya, dan satunya lagi
karena kesungguhannya mempelajari Al-Qur’an berkali-kali.[2]
Tetapi bukan berarti pahalanya akan
melebihi pahala ahli Al-Qur’an. Orang yang ahli membaca Al-Qur’an tentu akan
memperoleh derajat yang istimewa, yaitu bersama para malaikat khusus. Maksud
yang sebenarnya, bahwa dengan bersusah payah mempelajari Al-Qur’an akan
menghasilkan pahala ganda, sehingga tidak semestinya kita meninggalkan bacaan
Al-Qur’an, walaupun menghadapi kesulitan dalam membacannya.
Hadits Ke-2:
1454 - حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ عَلْقَمَةَ
بْنِ مَرْثَدٍ عَنْ سَعْدِ بْنِ عُبَيْدَةَ عَنْ أَبِى عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ
عُثْمَانَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « خَيْرُكُمْ مَنْ
تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ ».
Artinya:
“Usman bin Affan
berkata, Rasulullah Saw bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar
al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)
Maksudnya:
Keutamaan
yang disebutkan menurut terjemahan di atas diperuntukan bagi orang yang belajar
Al-Qur’an dan mengajarkannya kepada orang lain.
Hadits
Ke-3:
4740 - حدثنا أبو نعيم حدثنا سفيان عن علقمة بن مرثد عن أبي عبد
الرحمن السلمي عن عثمان بن عفان قال قال النبي صلى الله عليه و سلم
: ( إن أفضلكم من تعلم
القرآن وعلمه )
Artinya:
Usman
bin Affan berkata, Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling
utama di antara kalian adalah yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya.” (HR.
Bukhari)
Maksudnya:
Dalam
hadits di atas, terdapat amalan yang dapat membuat seorang muslim menjadi yang
terbaik di antara saudara-saudaranya sesama muslim lainnya, yaitu belajar Al-Qur`an
dan mengajarkan Al-Qur`an. Tentu, baik belajar ataupun mengajar yang
dapat membuat seseorang menjadi yang terbaik di sini, tidak bisa lepas dari
keutamaan Al-Qur`an itu sendiri. Al-Qur`an adalah kalam Allah,
firman-firman-Nya yang diturunkan kepada Nabi-Nya melalui perantara Malaikat
Jibril. Al-Qur`an adalah sumber pertama dan acuan utama dalam ajaran
Islam.
Hadits Ke-4:
عَن اَبٍي سَعيدٍ رَضَي اللٌهُ عَنهٌ قَالَ:قَالَ رَسُولُ
اللٌه صَلٌى اللٌه عَلَيهٍ وَسَلٌمَ يَقُولُ الرَبُ تَبَاَركَ وَتَعَالى مَن
شَغَلَهُ الُقرُانُ عَن ذَكرِي وَمَسْئلَتيِ اَعطَيتُه اَفضَلَ مَا اُعطِي
السْاَئِلينً وَفَضلُ كَلآمِ اللٌه عَلى سَائِرِ الكَلآمِ كَفَضلِ اللٌه عَلى
خَلقِه
Artinya:
Dari
Abu Sa’id r.a., bersabda Rasulullah S.A.W.,”Rabb Tabaraka wa ta’ala
berfirman,’Barang siapa disibukkan dengan Al-Qur’an daripada berdzikir an
berdo’a kepada-Ku, niscaya Aku beri ia sesuatu yang terbaik yang aku berikan
kepada orang yang meminta kepada-Ku. Dan keutamaan Kalamullah terhadap kalam
lainnya seperti keutama’an Allah terhadap makhluk-Nya.”(H.R :Tirmidzi)
Maksudnya:
Seseorang
yang sibuk menghafal, mempelajari, atau memahami Al-Qur’an sehingga tidak
sempat berdo’a, maka Allah SWT akan memberinya sesuatu yang lebih utama dari
pada yang telah diberikan kepada orang yang berdo’a. Sebagaimana dalam urusan
keduniaan , jika seorang akan membagikan kue atau makanan kepada orang banyak,
lalu ia memilih seseorang untuk membagikannya, maka bagian untuk orang yang
bertugas membagikannya akan disisihkan terlebih dahulu. Mengenai kesibukkan orang
yang selalu membaca Al-Qur’an telah di sebutkan di dalam hadits lain, bahwa
Allah SWT akan mengaruniakan pahala kepadanya yang lebih baik daripada pahala
orang yang selalu bersyukur.
Hadits Ke-5:
عَن عُقبةً بنِ عَامِرٍ رَضيِ اللٌهٌ عَنهٌ قَالَ خَرَجَ عَلَينًا
رَسُولٌ اللٌه صَلْي اللٌه عَلَيهِ وَسَلٌمَ وَنخَنُ فيِ الصفٌةِ فَقَالَ اَيٌكُم
يُحبٌ اَن يَغدُ وَ كُلٌ يَومٍ اِلي بُطحَانَ اَواَلى الَعقَيقَ فَيَاٌتيِ
بِنَاقَتَينِ كَومَاوَينِ فِي غَيِر اِثمٍ وَلآ قَظيعَةِ رَحَمٍ فَقُلنَا
يَارَسُولَ اللٌهِ كُلٌنَا نُحِبٌ ذَالِكَ قَالَ اَفَلآ يَغدُو اَحَدُكُمَ اِلَى
المسَجِدِ فَيَتَعَلَمَ اَوفَيَقَرٌاَ ايَتَينِ مِن كِتَابِ اللٌه خَيرٌلَه مِن
نَاقَتَينِ وَثَلآثُ خَيرُلَه مِن ثَلآثٍ وَاَربَعُ خَيرُلَه من اربع ومن اعدادهن
من الأبل).
Artinya:
Dari
Uqbah bin Amir r.a., ia menceritakan, “Rasulullah saw. Datang menemui kami di
shuffah, lalu beliau bertanya, ‘Siapakah diantara kalian yang suka pergi setiap
hari ke pasar Buth-han atau Aqiq lalu ia pulang dengan membawa dua ekor unta
betina dari jenis yang terbaik tanpa melakukan satu dosa atau memutuskan tali
silaturahmi?’ Kami menjawab, Ya Rasulullah, kami semua menyukai hal itu.’
Rasululullah saw. Bersabda, ‘Mengapa salah seorang dari kalian tidak kemasjid
lalu mempelajari atau membaca dua buah ayat al Qur’an (padahal yang demikian
itu) lebih baik baginya dari pada dua ekor unta betina, tiga ayat lebih baik
dari tiga ekor unta betina, dan begitu pula membaca empat ayat lebih baik
baginya daripada empat ekor unta betina, dan seterusnya sejumlah ayat yang
dibaca mendapat sejumlah yang sama dari unta-unta.” (Hr. Muslim)
Maksudnya:[3]
Shuffah adalah sebuah lantai
khusus di masjid Nabawi, tempat orang-orang miskin Muhajirin tinggal disana.
Jumlah sahabat ahlush-shuffah selalu berubah dari waktu ke waktu. Sedangkan
Buthhan dan Aqiq adalah nama dua tempat di Madinah sebagai pasar perdagangan
unta. Orang arab sangat menyukai unta, terutama unta betina yang berpunuk
besar.
Maksud ‘tanpa berbuat dosa’
adalah tanpa suatu usaha. Bukan sebagaimana harta seseorang yang dapat
bertambah banyak melalaui pemerasan atau mencuri dari orang lain, atau dari
merampas warisan sesama saudara. Oleh sebab itu, Rasulullah S.A.W., menafikan
semua cara itu, yaitu tanpa bersusah payah sama sekali atau berbuat dosa. Semua
orang tentu senang Ketika memperolehnya, tetapi disebutkan bahwa mempelajari
beberapa ayat Al-Qur’an itu lebih baik dan lebih utama daripada mendapatkan
semua itu. Hendaknya kita meyakini bahwa seekor atau dua ekor unta sama sekali
tidak sebanding, bahkan walaupun dibandingkan dengan satu kerajaan seluas tujuh
benua, semua pasti akan di tinggalkan. Jika bukan hari ini tentu pada hari
esok, ketika maut menjemput, pasti semuanya terpaksa harus berpisah.
Sebaliknya, pahala membaca satu ayat Al-Qur’an akan bermanfa’at selama-lamanya.
Dalam urusan keduniaan kita dapat menyaksikan bahwa seseorang yang diberi satu
rupiah tanpa beban tanggung jawab apapun akan lebih senang daripada di pinjami
seribu rupiah agar disimpan olehnya, tetapi kelak akan di ambil lagi karena ia
terbebani amanah tanpa mendapatkan manfaat sedikitpun.
Inti maksud hadits di atas adalah
mengingatkan kita akan perbandingan sesuatu yang fana dengan sesuatu yang
abadi. Ketika seseorang diam atau
bergerak, hendaknya selalu berpikir apakah dirinya sedang berbuat sesuatu yang
sementara dan sia-sia atau sesuatu yang kekal dan bermanfaat? Betapa rugi waktu
yang hanya di gunakan untuk mencari bencana yang abadi. Pada hakikatnya, kaum muslimin hendaknya memikirkan betapa mereka telah
mengorbankan keuntungan agama demi mendapatkan keuntungan dunia yang sedikit
ini.
C.
Nilai-Nilai yang Dapat
diambil dari Hadits tentang dorongan mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an
Adapun nilai-nilai yang dapat diambil dari
hadits-hadits di atas yang berkenaan dengan keutamaan Al-Qur’an, dorongan
membaca, mempelajari dan mengamalkannya, diantaranya yaitu sebagai berikut :
1.
Bagi pendidik dan
peserta didik dianjurkan untuk senantiasa membaca, mempelajari serta
mengamalkan Al-qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Telah
kita ketahui bahwasanya esensi dari hidup ini adalah untuk beribadah,
sebagaimana firman Allah SWT. yang artinya “dan kami ciptakan jin dan manusia
melainkan untuk menyembah-Ku”..
Adapun Allah SWT
memerintahkan sesuatu hal berarti terdapat hikmah atau manfaat untuk
kebaikan manusia itu sendiri. Ketika kita dianjurkan untuk membaca, mempelajari
serta mengamalkan Al-qur’an dalam kehidupan sehari-hari itu semua selain
merupakan kewajiban kita terdapat banyak manfaat. Dengan membaca Al-qur’an kita
mendapatkan pahala, mempelajarinya lebih dalam dapat mendapatkan ilmu
pengetahuan karena sumber ilmu pengetahuan adalah Al-qur’an, dan mengamalkan
Al-qur’an diharapkan terbentuknya jiwa dan akhlaq Qur’ani baik itu si pendidik
ataupun si peserta didik, karena seperti halnya Rasulullah SAW, beliau adalah
manusia yang berakhlaq Al-qur’an.
2.
Sebagai seorang muslim
kita diperintahkan untuk membaca, mempelajari serta mengamalkan Al-Qur’an sejak
dini dan menjaganya sampai akhir hayat.
Perintah membaca, mempelajari serta mengamalkan
Al-qur’an itu diperintahkan sejak dini supaya setelah dewasa jadi terbiasa
untuk terus mengamalkan Al-qur’an. Selain itu juga, setelah terbiasa menbaca,
mempelajari, serta mengamalkan Al-qur’an itu dianjurkan untuk menjaganya sampai
akhir hayat. Maksudnya, kebiasaan tersebut yakni membaca, mempelajari, serta
mengamalkan Al-qur’an yang sudah dilatih sejak dini harus bisa di istiqomahkan
atau di dawamkan hingga Allah SWT. memanggil kita. Karena hal itu semua memiliki keistimewaan
dan keutamaannya bagi orang tersebut yang mau membaca, mempelajari, serta
mengamalkan Al-qur’an sejak dini dan mengistiqomahkannya sampai akhir hayat
yang salah satunya Al-qur’an tersebut kelak di Yaumil Qiamat akan memberi
syafaat kepada ahlinya yaitu orang-orang yang mau membaca Al-qur’an,
mempelajari serta mengamalkannya secara istiqomah.
3.
Menunjukkan betapa
agung dan mulianya Al-Qur’an dibandingkan dengan kitab-kitab lainnya sebelum
Al-Qur’an.
Al- Qur’an merupakan kalam Allah
yang merupakan mukjizat terbesar yang diberikan kepada Nabi Muhammad, yang
berfungsi sebagai penyempurna kitab-kitab Allah lain yang diturunkan pada
nabi-nabi sebelumnya (Taurat, Injil, dan Zabur) yang masih berupa mushaf/
lembaran-lembaran/ gulungan-gulungan, juga hanya berlaku pada masa kenabian tersebut.[4]
Selain itu juga Al-qur’an pun
memiliki keistimewaan dan keutamaan dibandingkan dengan kitab-kitab yang
lainnya diantaranya Al-qur’an member pedoman dan petunjuk hidup lengkap beserta
hukum-hukum untuk kesejahteraan dan kebahagiaan seluruh umat manusia dimanapun
berada serta disegala zaman atau periode waktu.
D.
Dalil Al-Qur’an tentang Al-Qur’an
Penjelasan
Allah dalam Al-Qur’an terkait dengan kemuliaan Al-Qur’an ada banyak sekali,
diantaranya adalah sebagai berikut:
Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan (Al Qur'an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (QS Al-Furqan:1)
وَاتْلُ مَآأُوْحِيَ إِلَيْكَ مِنْ كِتَابِ رَبِّكَ
Artinya:
“Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu kitab Rabb-mu (al-Qur’an)..
(QS. al-Kahfi:27).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari makalah diatas,
dapat diambil kesimpulan bahwa:
1.
Al-Qur'an adalah firman Allah yang tiada
tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang merupakan penutup para
Nabi dan Rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril dan ditulis pada
mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta
membaca dan mempelajarinya merupakan ibadah.
2.
Mempelajari Al-Qur`an adalah belajar
membaca Al-Qur`an dengan disertai hukum tajwidnya, agar dapat membaca Al-Qur`an
benar. Adapun maksud dari mengajarkan Al-Qur`an, yaitu mengajari orang lain
cara membaca Al-Qur`an yang benar berdasarkan hukum tajwid
3.
Contoh hadits tentang
keutamaan mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an: diriwayatkan oleh Bukhari. Yang artinya “Usman
bin Affan berkata, Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling
utama di antara kalian adalah yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya.”
4.
Nilai-nilai yang dapat
diambil dari hadits-hadits di atas yang berkenaan dengan keutamaan Al-Qur’an
diantaranya adalah bagi pendidik dan peserta didik dianjurkan untuk senantiasa
membaca, mempelajari serta mengamalkan Al-qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Dan Sebagai seorang muslim kita diperintahkan untuk membaca, mempelajari serta
mengamalkan Al-Qur’an sejak dini dan menjaganya sampai akhir hayat.
B.
Saran
Mahasiswa di tuntut untuk lebih dalam memahami tentang makna mempelajari serta mengajarkan apa yang telah
kita pelajari mengenai Al-Qur’an kepada orang lain. Sebab Al-Qur’an merupakan
sumber hukum serta pedoman hidup kita untuk menjadi manusia yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Bakr Jabir Al-Jazairi. 2008. Ensiklopdi Muslim, Jakarta: Darul
Falah.
An-Nawawi,
Imam. 2012. Riyadhus Shalihin, Solo: Insan Kamil.
Baqi,
Muhammad Fu’ad ‘Abdul. 2013. Kitab-Kitab Shoheh Bukhari, Solo: Insan Kamil Solo.