Saturday, 15 September 2018

Pengertian Fitrah Manusia




BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Manusia diciptakan  Allah dalam struktur yang paling baik diantara makhluk Allah yang lain, struktur manusia terdiri dari unsur jasmani dan rohani atau unsur fisiologis dan psikis. Manusia dilahirkan dengan membawa fitrah-fitrah tertentu. Fitrah berarti kekuatan terpendam yang ada dalam diri manusia, dibawa semenjak lahir dan akan menjadi daya pendorong bagi kepribadianya. Seperti yang tercantum didalam firman Allah SWT:
óOÏ%r'sù y7ygô_ur ÈûïÏe$#Ï9 $ZÿÏZym 4 |NtôÜÏù «!$# ÓÉL©9$# tsÜsù }¨$¨Z9$# $pköŽn=tæ 4 Ÿw Ÿ@ƒÏö7s? È,ù=yÜÏ9 «!$# 4 šÏ9ºsŒ ÚúïÏe$!$# ÞOÍhŠs)ø9$#  ÆÅ3»s9ur uŽsYò2r& Ĩ$¨Z9$# Ÿw tbqßJn=ôètƒ ÇÌÉÈ  

 “Maka hadapkanlah wajahmu kepada agama dengan selurus-lurusnya (sesuai dengan kecenderungan yang aslinya) itulah fitrah Allah yang Allah mencepatkan   manusia di atas  fitrah itu. Itulah agama yang lurus, namun kebanyakan orang tidak mengetahuinya” .( QS ar- Rum :30)
      Rasullah SAW Bersabda:
كل مولود يولد على الفطرة فابواه يهودانه او ينصرانه او يمجسانه
Tiap-tiap anak dilahirkan diatas fitrah maka ibu dan ayahnya lah yang mendidiknya menjadi orang yang beragama yahudi, nasrani, dan majusi” (HR, Bukhari).
Manusia merupakan makhluk yang istimewa. Hal ini dikarenakan manusia dikaruniai akal sebagai keistimewaan dibandingkan makhluk lainnya. Manusia merupakan makhluk mulia dari segenap makhluk yang ada di alam raya ini. Allah  telah membekali manusia dengan berbegai keutamaan sebagai ciri khas yang membedakan dengan makhluk yang lainnya.
                                                 
Keistimewaan manusia juga dikarenakan manusia memiliki potensi yang dikenal dengan istilah fitrah. Banyak persepsi mengenai makna fitrah. Sehingga kadang melenceng dari konsep fitrah  yang sesuai dengan yang dimaksudkan dalam al  Qur’an dan Hadis Nabi.
B.     Perumusan Masalah
Didalam Makalah ini akan dirumuskan beberapa masalah diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana Hakikat Manusia Menurut Islam?
2.      Apa Pengertian Fitrah Manusia?
3.      Apa Macam-Macam Fitrah?
4.      Bagaimana Hubungan Fitrah Dengan Pendidikan?
5.      Bagaimana Manusia Menurut Konsep Fitrah?
6.      Bagaimana Pengembangan Fitrah?   
7.      Bagaimana Implikasi Pendidikan Yang Mengacu Kepada Fitrah Manusia?
8.      Bagaimana Manusia Sempurna (Insan Kamil) Menurut Islam?






BAB II

PEMBAHASAN

A.    Hakikat Manusia Menurut Islam
Menurut Islam,Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT,Ia tidak muncul dengan sendirinya atau berada oleh dirinya sendiri.[1]
Dalam Q.S Ar-Rahman ayat 3, Allah Berfirman:
šYn=y{ z`»|¡SM}$# ÇÌÈ  

 “Dia menciptakan manusia”.
Sebagaimana dijelaskan dalam Q.S Al-Alaq ayat 2:
`ÏB ÎhŽŸ° $tB t,n=y{ ÇËÈ  

 “Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah”.
Dalam Q.S At-Thariq ayat 6 dijelaskan pula:
t,Î=äz `ÏB &ä!$¨B 9,Ïù#yŠ ÇÏÈ  

 “ Dia diciptakan dari air yang dipancarkan”.

Jadi bisa disimpulkan bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan.
Ada beberapa Teori yang menjelaskan tentang Hakikat Wujud Manusia,yaitu:
1. Teori Nativisme
Teori ini Mengatakan Bahwa perkembangan Manusia dipengaruhi oleh faktor Pembawaan.
2. Teori Empirisme
Teori ini Mengatakan Bahwa perkembangan Manusia dipengaruhi oleh faktor Lingkungan.
3.Teori Konveregensi
Teori ini Mengatakan Bahwa perkembangan Manusia dipengaruhi oleh faktor Pembawaan dan faktor Lingkungan.[2]
Jadi bisa disimpulkan bahwa Menurut Islam Hakikat  perkembangan manusia itu dipengaruhi oleh faktor Pembawaan dan faktor Lingkungan.Sebagaimana yang dijelaskan dalam Hadits Rosullulah SAW:
كل مولود يولد على الفطرة فابواه يهودانه او ينصرانه او يمجسانه
Tiap-tiap anak dilahirkan diatas fitrah maka ibu dan ayahnya lah yang mendidiknya menjadi orang yang beragama yahudi, nasrani, dan majusi” (HR, Bukhari).

B.     Pengertian Fitrah Manusia
Secara bahasa, kata fitrah berasal dari kata fathara ( فطر  ) yang berarti “menjadikan”. Kata tersebut berasal dari akar kata al-fathr (   ( الفطر yang berarti “belahan atau pecahan”. Fitrah mengandung arti “yang mula-mula diciptakan Allah”, “keadaan yang mula-mula”, “yang asal”, atau “yang awal”.[3]
Kata fitrah disebut dalam al-Qur’an, surat Ar-Rum ayat 30,
óOÏ%r'sù y7ygô_ur ÈûïÏe$#Ï9 $ZÿÏZym 4 |NtôÜÏù «!$# ÓÉL©9$# tsÜsù }¨$¨Z9$# $pköŽn=tæ 4 Ÿw Ÿ@ƒÏö7s? È,ù=yÜÏ9 «!$# 4 šÏ9ºsŒ ÚúïÏe$!$# ÞOÍhŠs)ø9$#  ÆÅ3»s9ur uŽsYò2r& Ĩ$¨Z9$# Ÿw tbqßJn=ôètƒ ÇÌÉÈ  

artinya:
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah), (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya”.
Secara umum, para pemikir muslim cenderung memaknainya sebagai potensi manusia untuk beragama (tauhid). , Menurut Al-Jarkasyi mendefinisikan fitrah sebagai iman bawaan yang telah diberikan Allah sejak manusia dalam alam rahim. Menurut pandangan Islam, pada dasarnya manusia itu dilahirkan dalam keadaan suci. Kesucian manusia itu dikenal dengan istilah fitrah.Sebagaimana Sabda Rosulullah SAW:
كل مولود يولد على الفطرة فابواه يهودانه او ينصرانه او يمجسانه
Tiap-tiap anak dilahirkan diatas fitrah maka ibu dan ayahnya lah yang mendidiknya menjadi orang yang beragama yahudi, nasrani, dan majusi” (HR, Bukhari).
Muhammad bin Asyur, seperti dikutip Quraish Shihab mendefinisikan fitrah sebagai berikut:
اَلْفِطْرَةُ هِيَ النِّظَامُ الَّذِي أَوْجَدَهُ اللهُ فِى كُلِّ مَخْلُوْقٍ، وَاْلفِطْرَةُ الَّتِيْ تَخُصُّ نَوْعَ اْلإِنْسَانِ هِيَ مَا خَلَقَهُ اللهُ عَلَيْهِ  
                                                                                                   جَسَدًا أَوْ عَقْلاً
“Fitrah (makhluk) adalah bentuk lain dari sistem yang diwujudkan Allah pada setiap makhluk. Sedangkan fitrah yang berkaitan dengan manusia adalah apa yang diciptakan Allah pada manusia yang berkaitan dengan kemampuan akal dan jasmaninya”.
Dalam batasan ini fitrah diartikan sebagai potensi jasmaniah dan akal yang diberikan Allah kepada manusia. Dengan potensi tersebut, manusia mampu melaksanakan “amanat” yang dibebankan oleh Allah kepadanya.[4]
Berdasarkan uraian di atas Penulis  dapat menyimpulkan bahwa fitrah manusia adalah semua bentuk potensi yang telah dianugerahkan oleh Allah kepada manusia semenjak proses penciptaannya di alam rahim guna kelangsungan hidupnya di atas dunia serta menjalankan tugas dan fungsinya sebagai makhluk terbaik yang diciptakan oleh Allah swt .



C.    Macam-Macam Fitrah

1.     Potensi Fisik (Psychomotoric)
Merupakan potensi fisik manusia yang dapat diberdayakan sesuai fungsinya untuk berbagai kepentingan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup.
2.     Potensi Mental Intelektual (IQ)
Merupakan potensi yang ada pada otak manusia fungsinya : untuk merencanakan sesuatu untuk menghitung, dan menganalisis, serta memahami sesuatu tersebut.
3.     Potensi Mental Spritual Question (SP)
Merupakan potensi kecerdasan yang bertumpu pada bagian dalam diri manusia yang berhubungan dengan jiwa dan keimanan dan akhlak manusia.
4.     Potensi Sosial Emosional
Yaitu merupakan potensi yang ada pada otak manusia fungsinya mengendalikan amarah, serta bertanggung jawab terhadap sesuatu.[5]
Menurut H.M . Arifin komponen-komponen potensi tersebut adalah:
a.       Kemampuan dasar untuk beragama islam
b.      Bakat
c.       Insting atau naluri
d.      Nafsu
e.       Hereditas atau sifat turun temurun
f.       Karakter

D. Hubungan Fitrah Dengan Pendidikan
Sebelum kita melihat hubungan fitrah dengan pendidikan maka dilihat dulu dari segi pengertian.
1.      Fitrah adalah : kemampuan dasar yang ada pada diri seseorang yang harus dikembangkan secara optimal.
2.      Pendidikan adalah : usaha sadar orang dewasa untuk mengembangkan kemampuan hidup secara optimal, baik secara pribadi maupun sebagai anggota masyarakat serta memiliki nilai-nilai religius dan sosial sebagai pengarah hidupnya.[6]
Jadi dapat disimpulkan bahwa hubungan fitrah dengan pendidikan adalah potensi yang ada atau kemampuan jasmani dan rohaniah yang dapat dikembangkan tersebut dalam pendidikan. Pendidikan merupakan sarana (alat) yang menentukan sampai dimana tiitk optimal kemampuan-kemampuan tersebut untuk mencapainya.

Dalam sebuah hadits dapat juga dijelaskan yang diriwayatkan oleh Muslim, yaitu :
كل مولود يولد على الفطرة فابواه يهودانه او ينصرانه او يمجسانه
Artinya : “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka kedua orang tuanya yang menjadikan dirinya beragama Yahudi atau Nasrani dan Majusi.
Keutuhan terhadap pendidikan bukan sekedar untuk mengembangkan aspek-aspek individualisasi dan sosialisasi, melainkan juga mengarahkan perkembangan kemampuan dasar tersebut kepada pola hidup yang ukhawi. Oleh karena itu diperlukan atau keharusan pendidikan.

E.  Manusia Menurut Konsep Fitrah
Konsep fitrah terhadap pendidikan islam menyatakan bahwa seluruh aspek dalam menunjang seseorang menjadi manusia secara manusiawi adanya penyesuain secara aktualisasi fitarahnya,yg diharapkan yakni :
1.      Konsep fitrah mempercayai bahwa secara alamiah manusia itu positif (fitrah), baik secara jasadi, dan ruhani (sepiritual).
2.      Mengakui bahwa komponen terpenting manusia adalah Qolbu (Aqidah).
     Dari sini kita dapat mengetahui bahwa keimanan kepada Allah merupakan fitrah pada jiwa manusia, dan fitrah tersebut berawal sejak kita mengambil perjanjian dengan Allah dalam kandungan.[7]


F.     Pengembangan Fitrah              
Fitrah manusia sebagai anugerah Allah yang tidak ternilai harganya itu harus dikembangkan agar manusia dapat menjadi manusia yang sempurna (insan kamil). M Natsir menyebutkan bahwa pengembanga fitrah adalah salah satu tugas risalah yang diemban untuk nabi Muhammad SAW.[8]
Setiap usaha pengembangan fitrah itu harus dilaksanakan secara sadar, berencana dan sistematis.
Berkembang atau tidaknya fitrah itu tergantung kepada dua faktor:
1.   Usaha manusia sendiri.
2.   Hidayah (petunjuk) Allah SWT
            Hidayah Allah dalam rangka pengembangan fitrah ada  beberapa macam:
1.    Hidayah Al- Aqlu (akal)
2.    Hidayah Al- Qalbu (hati)
3.    Hidayah Ad- Dinu (agama)
G.    Implikasi pendidikan yang mengacu kepada fitrah manusia
Dalam Rangka membina dan mengembangkan seluruh potensi, baik potensi jasmani maupun rohani, secara efektif dapat dilakukan pendidikan. Dalam proses pendidikan, manusia mampu membentuk kepribadiannya, mentransfer kebudayaannya dari suatu komunitas kepada komunitas yang lain, mengetahui nilai baik dan buruk sesuatu hal, dan lain sebagainya.
Implikasi-implikasi kehendak bebas manusia telah melibatka proses pendidikan. Pendidikan menjaidi titik perhatian dengan sumber bantuan kepada pelajar yang mengevaluasi alternatif-alternatif dan menyeleksi mana yang baik dan mana yang buruk. Pendidikan tidak dipandang sebagai  proses pemaksaan dari seorang pendidik untuk untu menentukan setiap langkah yang harus diterimaoleh anak didiknya secara individu. Maka bimbingan merupakan kompulasi yang mana karakteristik pendidikan yang utama harus memperhatikan kebebasan ini. Dengan demikian, muncul tingkatan hidayah, dimana hidayah kedua diperoleh dari pendidik sedangkan hidayah pada tingkatan ketiga diperoleh oleh anak didiknya.[9]
H.      Manusia sempurna (Insan Kamil) menurut islam
Ciri-ciri manusia sempurna (insan kamil) adalah sebagai berikut :
1.        Jasmani yang sehat serta kuat dan berketerampilan
Orang islam perlu memiliki jasmani yang sehat dan kuat, terutama berhubungan dengan penyiaran dan pembelaan serta penegakan agama islam. Dilihat dari sudut ini maka islam mengidealkan muslim yang sehat serta kuat jasmaninya.
2.        Cerdas serta pandai
Islam menginginkan pemeluknya cerdas serta pandai. Itulah ciri akala yang berkembang secara sempurna. Cerdas ditandai oleh adanya kemampuan menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat, sedangkan pandai ditandai oleh banyak memiliki pengetahuan dan informasi.
3.        Rohani yang berkualitas tinggi
Rohani yang dimaksud disini adalah aspek manusia selain jasmani dan akal, yaitu manusia yang hatinya penuh iman kepada Allah.[10]
















BAB III

PENUTUP
A.   Kesimpulan
1.      Menurut Islam Manusia itu adalah Ciptaan Tuhan serta Hakikat  perkembangan manusia itu dipengaruhi oleh faktor Pembawaan dan faktor Lingkungan.
2.      Fitrah manusia adalah semua bentuk potensi yang telah dianugerahkan oleh Allah kepada manusia semenjak proses penciptaannya di alam rahim guna kelangsungan hidupnya di atas dunia serta menjalankan tugas dan fungsinya sebagai makhluk terbaik yang diciptakan oleh Allah swt.
3.      Macam-macam Fitrah manusia adalah sebagai berikut:
a.       Potensi Fisik (Psychomotoric)
b.      Potensi Mental Intelektual (IQ)
c.       Potensi Mental Spritual Question (SP)
d.      Potensi Sosial Emosional
4.    Hubungan fitrah dengan pendidikan adalah potensi yang ada atau kemampuan jasmani dan rohaniah yang dapat dikembangkan tersebut. Pendidikan merupakan sarana (alat) yang menentukan sampai dimana tiitk optimal kemampuan-kemampuan tersebut untuk mencapainya.
5.    Konsep Fitrah adalah sebagai berikut:
a.    Konsep fitrah mempercayai bahwa secara alamiah manusia itu positif (fitrah), baik secara jasadi, dan ruhani (sepiritual).
b.    Mengakui bahwa komponen terpenting manusia adalah Qolbu (Aqidah).
6.    Perkembangan Fitrah ditentukan oleh dua faktor,yaitu:
a.  Usaha manusia sendiri
b.  Hidayah (Petunjuk) Allah SWT
7.    Dalam Rangka membina dan mengembangkan seluruh potensi manusia, baik potensi jasmani maupun rohani, secara efektif dapat dilakukan melalui pendidikan.
8.         Ciri-ciri Manusia Sempurna (Insan Kamil) adalah sebagai berikut:
a.    Jasmani yang sehat serta kuat dan berketerampilan
b.    Cerdas serta pandai
c.    Rohani yang berkualitas tinggi
B.   Saran
Sebagai Manusia yang tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan, penulis sadar akan kekurangan dalam pembuatan Makalah ini, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan Makalah selanjutnya, untuk kritik dan sarannya diucapkan terima kasih.

























DAFTAR PUSTAKA

Murip Yahya,Drs. MPd. Pengantar Pendidikan, Bandung, Prospect, 2008.
Dr. Ramayulis,Prof., Ilmu Pendidikan Islam, Jakrta Pusat, Kalam Mulia, 1998.
Arifin, M. 2003. Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta: PT Bumi Aksara.
Ahmad Tafsir, Drs. Ilmu Pendidikan Islam. PT Temprint 2011.
Muhammad Alim,Drs.Pendidikan Agama Islam, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2006.
Abdullah, Abdurrahman Saleh. 2007. Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al Qur’an. Jakarta: PT Rineka Cipta.





[1] M.Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003) h. 42
[2] Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan AL Qur’an,  H. 68
[3] Ibid. h.44
[4] M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam,h. 158
[5] Ibid.h.43
[6] Ahmad Tafsir, Drs. Ilmu Pendidikan Islam.hal.45
[7] Ibid.h.50
[8] M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam,h. 47
[9] Prof. Dr. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam,hal.63
[10] Ibid.h.48