Thursday 13 September 2018

perbedaan yang signifikan penggunaan model pembelajaran probing promting dengan model active learning terhadap prestasi belajar siswa




BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Trianto (dalam Jawara dan Pramukantoro, 2013 ) belajar Pada hakikatnya adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar yang dapat diindikasi dalam berbagai bentuk seperti pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan haruslah diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisiasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Namun kenyataannya berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti disalah satu SMA Negeri di kabupaten Pamekasan, prestasi belajar yang didapat oleh siswa masih rendah. Hal tersebut terjadi karena guru masih kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa menjadi pasif. Guru juga jarang melatih siswa untuk berdiskusi, baik dengan sesama teman maupun dengan guru tersebut. Siswa juga kurang mencari informasi baik melalui membaca diberbagai literatur maupun melakukan pengamatan secara langsung.
Oleh karenanya, tugas dan tanggung jawab utama seorang guru adalah mengelola pembelajaran yang efektif, dinamis, efisien, dan kondusif, yang ditandai dengan adanya kesadaran dan keterlibatan aktif di antara dua subjek pembelajaran, baik siswa maupun guru dengan cara menggunakan model pembelajaran yang dapat membuat siswa terlibat aktif selama proses pembelajaran berlangsung sehingga nantinya akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat selain berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, juga akan berpengaruh terhadap partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran. Sejauh ini, keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran hanya mendengarkan, membaca, dan mencatat pelajaran yang telah diberikan oleh guru. Para siswa jarang mengajukan  pertanyaan tentang materi yang dipelajari atau kaitan materi tersebut dengan fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk mengantisipasi  masalah tersebut agar tidak berkelanjutan, maka  dibutuhkan model pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk  berpartisipasi aktif sehingga siswa dapat mengembangkan aktivitas kreatif yang  melibatkan  perasaan  ingin  tahu dan membuat prediksi yang nantinya akan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar yang diperoleh. Dua model yang diduga sesuai untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Probing-Prompting dan model active learning. Menurut Suherman ( dalam Damayanti, 2016 ) pembelajaran Probing-Prompting adalah pembelajaran dengan  cara  guru  menyajikan  serangkaian  pertanyaan  yang  sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan  tiap  siswa  dan  pengalamannya  dengan  pengetahuan  baru yang  sedang. Model  pembelajaran ini menuntut siswa  mengkonstruksikan  konsep, prinsip, aturan menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan sehingga siswa menggunakan kemampuan berpikirnya. Proses tanya jawab ada model pembelajaran ini menuntut siswa untuk dapat mendengarkan dan melakukan komunikasi secara verbal dengan baik (Damayanti, 2016). Sedangkan model active learning  adalah model pembelajaran yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada aktivitas, keaktifan, dan partisipasi penuh dari setiap siswa selama proses belajar berlangsung sehingga siswa dapat memahami materi pelajaran dengan baik.
Kedua model pembelajaran tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Untuk mengetahui model pembelajaran yang lebih memiliki pengaruh terhadap keaktifan dan prestasi belajar siswa, peneliti berkeinginan menerapkan  kedua  model pembelajaran tersebut di kelas penelitian dan melihat kemampuan kognitif dan keaktifan siswa dan membandingkan hasil yang diperoleh antara kelas yang menggunakan model  pembelajaran probing  prompting dan model active learnig.
Penelitian sebelumnya tentang model pembelajaran probing-promting diantaranya Zainulloh (2010) menyimpulkan  bahwa  proses  Probing-Prompting  dapat mengaktifkan siswa dalam belajar yang penuh tantangan, membutuhkan  konsentrasi  dan  keaktifan  sehingga aktivitas  komunikasi  pembelajaran  cukup  tinggi. Jatmiko (2017) menyebutkan bahwa model pembelajaran probing prompting lebih berpengaruh positif ditinjau dari prestasi belajar materi geometri  dan kemampuan berpikir kreatif siswa. Penelitian lain menyebutkan bahwa bahwa  penerapan model active learning berbasis kooperatif dapat meningkatkan  pemahaman  konsep  siswa (Harjono, 2013).
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Studi Perbandingan Pengaruh Model Pembelajaran Probing Promting dan Model Active Learning Terhadap Keaktifan Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas X IPA Di SMA Negeri 5 Pamekasan Tahun Pelajaran 2017/2018”.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.        Adakah perbedaan yang signifikan penggunaan model pembelajaran probing promting dengan model active learning  terhadap prestasi belajar siswa?
2.        Bagaimana peningkatan prestasi belajar siswa antara kelas yang menggunakan model pembelajaran probing promting dan model active learning  pada pembelajaran fisika?
3.        Bagaimana perbandingan keaktifan siswa yang menggunakan model pembelajaran probing promting dan model active learning pada pembelajaran fisika?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.    Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan penggunaan model pembelajaran probing promting dengan model active learning  terhadap prestasi belajar siswa.
2.    Untuk mengetahui bagaimana peningkatan prestasi belajar siswa antara kelas yang menggunakan model pembelajaran probing promting dan model active learning  pada pembelajaran fisika.
3.    bagaimana perbandingan atara keaktifan siswa yang menggunakan model pembelajaran probing promting dan model active learning pada pembelajaran fisika.

1.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam Penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut: ada  perbedaan yang signifikan penggunaan model pembelajaran probing promting dengan model active learning terhadap keaktifan dan peningkatan prestasi belajar siswa.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan yang ingin diperoleh dari hasil penelitian ini diharapkan sebagai berikut.
1.    Bagi sekolah, penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan terkait dengan strategi dan metode pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
2.    Bagi siswa, penelitian ini dapat membantu seluruh siswa di kelas IPA di SMA Negeri 5 Pamekasan mengerti bahwa metode dan model dalam mengajar sangat penting dalam proses kegiatan belajar.
3.    Bagi peneliti, penelitian ini dapat digunakan sebagai media untuk lebih radikal atau mendalam untuk mengkaji secara ilmiah segala fenomena yang terjadi sesuai dengan teori-teori yang pernah penulis tekuni dan pelajari sebelumnya. Menjadi tambahan ilmu dan wawasan yang lebih luas bagi peneliti pada khususnya penelitian  tentang pelaksanaan metode yang digunakan di Pamekasan.
4.    Bagi guru, penelitian ini dapat memberikan kontribusi tentang model mengajar guru yang efektif dan efisien untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar.

Definisi Operasional

1.    Model Pembelajaran Probing Promting : suatu model pembelajaran dengan cara guru memberikan serangkaian pertanyaan secara acak berdasarkan indikator yang dimaksudkan untuk menggali dan menuntun gagasan siswa sehingga dapat mengaitkan pengalam dan pengetahuannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari.
2.    Model active Learning : model pembelajaran aktif yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada aktivitas, keaktifan, dan partisipasi penuh dari setiap siswa selama proses belajar berlangsung sehingga siswa dapat memahami materi pelajaran dengan baik. Dalam penelitian ini digunakan model active learning dengan tipe listening team.
3.    Prestasi Belajar : suatu hasil yang dicapai oleh siswa berupa pengetahuan maupun keterampilan selama berlangsungnya proses pembelajaran yang diukur dalam jangka waktu tertentu dan dinyatakan dalam bentuk nilai (angka). Dalam penelitian ini yang diukur hanya kemampuan kognitif siswa, sedangkan kemampuan psikomotoriknya tidak diukur. Kemampuan kognitif siswa yang diukur hanya C1-C4 saja atau sampai kemampuan analisis, sedangkan C5 dan C6 atau kemampuan evaluasi dan sintesisnya tidak diukur.
4.    Keaktifan adalah kegiatan. Dalam penelitian ini keaktifan yang dimaksud adalah keaktifan belajar siswa. Keaktifan belajar siswa adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam proses belajar yang dapat membawa perubahan kearah yang lebih baik pada diri siswa karena adanya interaksi antara individu dengan individu maupun individu dengan lingkungan baik berupa menyimak, berdiskusi dengan anggota kelompok, dan menjawab pertanyaan.