Sunday 16 September 2018

trategi dakwah pada masa dinasti Umayyah


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
        Damaskus merupakan pusat pemerintahan bani Umayyah yang dipindah dari Madinah oleh Mua’wiyah. Selama itu, Umayya dipimpin oleh Mu’awiyah bin Abi Sufyan dari tahun 661 sampai 680 M, Yazid I dari tahun 680 sampai 683 M, Mua’wiyah II dari tahun 683 sampai 684 M, Marwan bin Hakan dari tahun 684 sampai 685 M, dan berakhir pada Marwan II yakni pada tahun 744-750 M.
        Pada masa kepemimpinan-kepemimpinan tersebut, tidak menutup kemungkinan bahwa segala permasalahan terjadi baik dari faktor internal maupun eksternal. Namun meski begitu, setiap kepemimpinan yang berlaku dari tahun ke tahun bisa mengatasinya dengan cara masing-masing. Sehingga tercapai sebuah kejayaan yang berbeda dari setiap kepemimpinan.
        Bani Umayya didirikan oleh Mu’awiyah bin Abi Sufyan bin Harb. Dalam perspektif sebagian sejarawan ada yang mengatakan bahwa Mu’awiyah melakukan hal yang curang dalam pencapaian karirnya. Tidak hanya itu, Mua’awiyah juga dituduh pengkhianat prinsip- prrinsip demkrasi yang diajarkan Islam.[1]
        Akan tetapi, sebagai seorang pemimpin Mu’awiyah merupakan orang yang bijaksana dalam menempatkan para pejabatnya. Gambaran tersebut dapat dibuktikan dalam keberanian memutuskan memaklumkan jabatan khalifah secara turun temurun.
       
        Khalifah-khlifah besar pada masa bani Umayya ini antara lain adalah Mu’awiyah bin Abi Sufyan, Abdul Malik bin Marwan, Al Walid bin Abdil Malik, Umar bin Abdul Aziz, dan Hisyam bin Abdul Malik. Pada masa kekhalifahan-kekhalifahan tersebut ada beberapa gerakan dakwah yang cukup signifikan untuk diketahui. Dari beberapa gerakan dakwah tersebut juga terdapat beberapa klasifikasi di beberapa bidang.
        Maka dari itu, sangat perlu kiranya dibahas lebih dalam lagi pada pembahasan ini mengenai beberapa gerakan dakwah serta klasisfikasi dakwah pada masa dinasti Umayyah.

B.      Rumusan Masalah
          Dari latar belakang di atas, terdapat beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
          1. Apa saja strategi dakwah pada masa dinasti Umayyah?
  2. Apa faktor dari keretakan pendukung dakwah  pada masa bani Umayyah?

C.      Tujuan
          Dari rumusan msalah yang sudah disebutkatkan, terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai, sebagai berikut:
  1. Untuk mengetahui strategi-strategi dakwah pada masa bani Umayyah
  2. Untuk mengeatahui faktor dari keretakan pendukung dakwah pada bani Umayyah




BAB II
PEMBAHASAN
                 A.    Strategi Dakwah pada Masa Dinasti Umayyah
                                                Sejarah dakwah dapat diartikan sebagai peristiwa masa lampau umat manusia dalam upaya mereka menyeru, memanggil, dan mengajak umat manusia kepada Islam. Kata sejarah dakwah bersal dari dua kata yang dijaddikan satu arti, yaitu kata sejarah dan dakwah.
                                                Jika diartikan secara satu persatu, sejarah berasal dari tarikh (bahasa Arab) yang berarti penanggalan atau kejaddian berdasarkan uurutan tanggal dan waktu. Sedangkan kata dakwah berarti seruan, ajakan atau panggilan. Dalam Islam berorientasi pada menyeru, mengajak, memanggil pada kepada Islam.
                                                Menegenai strategi dakwah yang dilakukan oleh khalifah pada masa dinasti Umayyah adalah sebagai berikut:
                        1. Membuka wilayah dakwah baru
                               Perlu digaris bawahi bahwa dasrnya, peda periode ini Islam semakin meluas   di negeri Syam, Mesir, Sudan, Afrika Utara, kepulauan di laut tengah, Andalusia. Sementara itu, perluasan ddakwah dilakukan di tiga kawasan yaitu:
                            a. Asia kecil dan negeri Romawi. Perlu diktahui bahwa negeri Romawi merupakan pusat agama Nasrani. Dari situlah, kawasan Asia kecil termasuk Konstantinopel dan Romawi dijadikan objek utam dalam perluasan Islam yang dilakukan oleh Mu’awiyah melalui dakwahnya. Namun sangat disayangkan, Konstantinopel tidak berhasil direbut.

                        b.  Afrika Utara dan Andalusia. Secara umum, kawasan ini sudah berhasil didakwahi pada masa Khulafaur Rasyidin. Namun, pada masa bani Umayya perluasan dakwah ini terus dilakukan sehingga kota Qairawan menjaddi pusat dakwah Afrika Utara dan menjadi tempat persiapan untuk pengembangan dakwah ke Andalusia. Musa bin Nushair berhasil mendakwahi bangsa asli Afrika Utara sehingga mereka masuk Islam. Serta mberasil mengalahkan bangsa Bar bar yang selalu mengganggu keamanan.tidak hanya itu, Musa bin Nushair, juga melanjutkan perluasan dakwah ini ke negeri Andalusia. Pada kawasan inilah, kaum muslimin membangun budaa ilmiah, pemikiran dan arsitektur selama lebih dari delapan abad.
                            c. kawasan Sind dan negeri di sebarang sungai. Gerakan dakwah pada kawasan ini menempuh dua strategi.[2] Yakni, kawasan timur laut yang dikomando oleh Ubaid bin Ziyad bin Ubaih dan Qutaibah. Sedang yang ke dua adalah kawasan tenggara di daerah Sind yang dipelopori oleh Muhamad bin al Qasim berangkat dengan menggunakan jalan darat dan laut.
                        2.  Dakwah di bidang kajian dan penulisan ilmiah.
                                    Gerakan ilmiah pada masa dinasti Umayyah sangat gencar dan dapat dianggap sebagai tonggak ilmu-ilmu keislaman buat masa berikutnya. Pada kajian ilmu ini, semua berbaur tidak memandang suku dan budaya. Sistem kajian ilmiah ini hampir serupa dengaan halaqah-halaqah ilmu. Biasanya pada kajian ini, ada seseorang yang disebut sebagai ulama.
                                    Pada strategi ini, orang-orang pentin bani Umayyah tidak hanya mengandalkan kajian ilmiah saja, akan tetapi juga mengandalkan bahasa Arab selaku bahasa sehari-hari mereka. Dengan kata lain, pada masa ini bahasa Arab dikembangkan. Bahkan pada masa bani Umayyah ini juga mendirikan kota kecil yang bernama Marbad sebagai pusat keigiatan dakwah. Juga ada ilmu qiraat, ilmu tafsir, ilmu hadits, ilmu fiqh, serta lmu nahwu.
                             3. Masjid sebagai pusat dakwah dan keberlangsungan ilmu.
                            Pada zaman bani Umayyah masjid menjadi pusat dakwah dan keberlangsungan ilm. Dalam masjid diajarkan macam-macam ilmu. Sistem dakwah pada masa ini dapat digambarkan dengaan adanya seorang ustadz yang duduk dalam masjid menjelaskan tentang agama dan murud duduk di sekelilingnya mendengarkan.

B.  Faktor Keretakan Pendukung pada Masa Bani Umayyah
                                           Setelah terbunuhnya khalifah Ustman, keretakan pendukung dakwah mulai muncul, terlebih pada masa khalifah Ali bin Abi Thalib dan bani Umayyah. Hal ini ditandai dengan munculnya beberapa kelompok yan nelemahkan gerakan dakwah pada masa bani Umayyah. Kelompok-kelompok tersebut adalah sebagai beriku::
                     1. Kelompok Khawarij
                                                Kelompok ini muncul karena disebabkan perseteruan yang terjadi anatar pengikut Ali bin Abi Thalib dan Mu’awiyah. Tidak hanya dalam ruang lingkup agamma, mereka juga berseteru mengenai politik, terlebih pada pemilihan pemimpin yang harus sesuai dengan persyaratan.
                     2. Kelompok Syiah
                                            Kelompok ini merupkan kelompok yang berpihak pada Ali bin Abi Tahlib. Bagi mereka yang berhak menjadi khalifah adalah keturunan Ali. Atas dasar inilah syiah selalu menentang bani Umayya. Perlu digraais bawahi bahwa elompok syiah ini lbih berbahaya dari khawarij, karena mereka lebih fanatik.
                     3. Kelompok Zubair
                                           Pada tahun 63 Hijriah, Abduullah bin Zubair memproklamasikan dirinya menjadi khalifah di Mekah. Setelah itu, kelompok ini menjadi aliran politik yang bertujuan merebut kursi khalifah untuk keturunan Zubair. Dalam literatur lain, disebutkan bahwa Zubair ini juga bisa diartikan sebagai sebuah benteng yang kokoh terletak disebuah bukit yang tidak bisa ddijangkau kuda dan pejalan kaki karena jalannya sangat terjal.[3]
                     4. Kelompok Murjiah
                                                Berdirinya kelompok ini memang diusahakan oleh Mu’wiyah untuk mendukung bani Umayyah. Hingga tak perlu heran jika kelompok ini tidak ada setelah runtuhnya bani Umayyah. Kelompok Murjiah ini sama-sama berorientasi pada aliran agama dan politik. Pada aliran agama mereka memiliki paham, akidah, ibadah, hukum, dan falsafah yang berbeda.
                     5. Kelompok Mu’tazilah
                                           Pada awalnya, kelompok ini bergerak dalam bidang filsafat. Namun, seiring dengan berjalannya waktu kelopok mu’tazilah ini menjadi aliran politik. Seperti halnya menentang pemerintah yang zalim.        
BAB III
PENUTUP
                 A. Kesimpulan
                        1. strategi dakwah pada masa bani Umayyah
                                    a. Membuka dakwah baru
                                    b. Dakwah di bidang kajian dan penulisan ilmiah
                                    c. Masjid sebagai pusat dakwah dan keberlangsungan ilmu
                        2. Faktor retaknya pendukung dakwah
                                    a. kelompok khawarij
                                    b. Kelompok syiah
                                    c. Kelompok Zubair
                                    d. Kelompok Murjiah
                                    e. Kelompok Mu’tazilah
                
                 B. Saran
                                    Dengan adanya karya tulis ini, sangat diharapkan bisa mendapatkan pengetahuan lebih mendalam serta memahami lebih lanjut mengenai sejarah dakwah pada masa dinasti Umayyah. Agar bisa membedak serta mengambil pembelajaran dari apa yng sudah terjadi di masa bani Umayyah.  

                  



[1] Drs. Samsul Munir. M.A, Sejarah Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2014) hal. 75
[2] Wahyu Ilaihi, S.Ag.,M.A., Harjani Hefni Polah, Lc., M.A. Pengantar Sejarah Dakwah, (Jakarta: Prenadanedia group, 2017) hal. 110
[3] Syaikh Shafiyurrahman Al- Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah, (Jakarta: Pustaka Al Kautsar, 2013) hal. 434