Monday, 8 October 2018

“PENGARUH WORKING CAPITAL TURNOVER (WCT) DAN RECEIVABLE TURNOVER (RT) TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PERUSAHAAN (Studi Pada Perusahaan Subsektor Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2014-2016)”


A.    JUDUL PENELITIAN
Judul dalam proposal penelitian ini adalah “PENGARUH WORKING CAPITAL TURNOVER (WCT) DAN RECEIVABLE TURNOVER (RT)  TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PERUSAHAAN (Studi Pada Perusahaan Subsektor Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2014-2016)”
B.     LATAR BELAKANG
Perekonomian di Indonesia dari tahun ketahun mengalami perubahan, perubahan ekonomi ini berdampak pada kegiatan dan keadaan perusahaan-perusahaan di Indonesia, oleh karena itu perusahaan-perusahaan di Indonesia harus mengikuti perubahan tersebut agar dapat terus bertahan dan berkembang seiring dengan kemampuan perusahaan untuk menyikapi persaingan dengan perusahaan lainnya. Artinya ekonomi merupakan keadaan yang fleksibel, atau mudah .mengalami perubahan yang disebabkan oleh perubahan zaman termasuk didalamnya akibat dari perkembangan budaya, perkembangan teknologi, ilmu pengetahuan dan lain sebagainya yang akhirnya membawa dampak kepada keadaan operasional perusahaan dalam memahami dan mengikuti perubahan zaman pada era globalisasi ini.[1]
Perusahaan real estate dan properti merupakan salah satu sektor industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perkembangan  industri real estate dan properti begitu pesat saat ini dan akan semakin  besar di masa yang akan datang.
Sektor  Properti dan  Real Estate  merupakan salah satu sektor yang diminati investor, dimana investasi sektor ini merupakan investasi jangka panjang karena properti merupakan aktiva multiguna yang dapat digunakan oleh perusahaan sebagai jaminan. Bisnis industri  properti dan  real estate penuh dengan perubahan dan tantangan seperti perubahan selera konsumen, keadaan ekonomi, politik, kemajuan teknologi, pesaing baik lokal maupun global, pemasok, serta kebijakan pemerintah, sehingga berdampak pada semakin ketatnya persaingan antar perusahaan. Dalam menghadapi persaingan tersebut, maka perusahaan diharapkan tidak hanya sebagai perusahaan yang sehat dan inovatif  namun perusahaan juga harus mampu memanfaatkan peluang-peluang yang ada agar perusahaan tetap dapat bertahan dan berkembang.[2]
Berikut adalah perusahaan subsektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).[3]
            Tabel. 1 Perusahaan Subsektor Properti yang Terdaftar di BEI.
No
Kode Saham
Syariah/ Tidak
Laporan Keuangan
Keterangan
2014
2015
2016
1
ARMY
?
x
x
x
X
2
APLN
Syariah
3
ASRI
Syariah
4
BAPA
Syariah
5
BCIP
Syariah
x
X
6
BEST
Syariah
7
BIKA
Tidak
x
X
8
BIPP
Syariah
9
BKDP
Syariah
10
BKSL
Syariah
11
BSDE
Syariah
12
COWL
Syariah
13
CTRA
Syariah
14
DART
Syariah
15
DILD
Syariah
16
DMAS
Tidak
X
17
DUTI
Syariah
18
ELTY
Syariah
19
EMDE
Syariah
20
FORZ
?
x
x
x
X
21
FMII
Syariah
22
GAMA
Syariah
23
GMTD
Syariah
24
GPRA
Syariah
25
GWSA
Tidak
X
26
JRPT
Syariah
27
KIJA
Syariah
28
LCGP
Syariah
x
X
29
LPCK
Syariah
30
LPKR
Syariah
31
MDLN
Syariah
32
MKPI
Syariah
33
MMLP
Tidak
x
X
34
MTLA
Syariah
35
MTSM
Tidak
X
36
NIRO
Syariah
37
OMRE
Syariah
38
PPRO
Syariah
x
x
X
39
PLIN
Syariah
40
PUDP
Tidak
X
41
PWON
Syariah
42
RBMS
Syariah
43
RDTX
Syariah
44
RODA
Syariah
45
SCBD
Syariah
46
SMDM
Syariah
47
SMRA
Syariah
48
TARA
Syariah

Berdasarkan hasil data survei Bank Indonesia tentang perkembangan indeks permintaan properti komersial (total) dari tahun 2014-2016 yaitu sebagai berikuk:[4]
Tabel. 2 Perkembangan Indeks Permintaan Properti Komersial (Total)
No
Keterangan
2014
2015
2016
1
Indeks permintaan properti
115.23
126.78
128.71
2
Perkantoran
113,62
113.28
117.70
3
Ritel
118.70
120.41
123.16
4
Apartemen
161.48
192.48
217.38
5
Hotel
140.74
136.64
123.10
6
Lahan Industri
115.88
127.63
127.75
7
Convention Hall
109.83
79.57
58.68
8
Warehouse Complex
100.51
105.93
107.54
            Sumber: www.bi.go.id
Berdasarkan tabel diatas, indeks permintaan properti komersial mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Dilihat dari angka tahun 2014 yaitu 115.23, tahun 2015 yaitu 126.11, dan tahun 2016 yaitu 128.71. Dari perkembangan tersebut tentu mempengaruhi daya saing perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang properti dan mempengaruhi tujuan utama perusahaan yaitu mendapatkan keuntungan yang maksimal.
Agar tujuan tersebut dicapai, manajemen perushaan harus mampu membuat perencanaan yang tepat dan akurat. Kemudian, pelaksanaan di lapangan harus dilakukan secara baik dan benar sesuai dengan rencana yang telah disusun. Disamping itu, manajemen juga harus mampu mengawasi dan mengendalikan kegiatan usaha yang dijalankannya apabila terjadi penyimpangan. Agar usaha yang dijalankan dapat dipantau perkembangannya, setiap perusahaan harus mampu membuat catatan, pembukuan, dan laporan terhadap semua kegiatan usahanya. Catatan, pembukuan, dan laporan dibuat baik dalam suatu periode tertentu.[5]
Namun laporan keuangan tidak akan berarti jika tidak dianalisis. Analisis dilakukan bertujuan memberikan informasi tentang kondisi suatu perusahaan terhadap para pengguna laporan keuangan  baik dari sisi internal maupun eksternal sehingga dapat merencanakan dan pengambilan keputusan yang tepat tentang apa yang harus dilakukan dimasa yang akan datang.
Dalam menganalisis laporan keuangan perlu dilakukan secara cermat dengan menggunakan metode dan teknis analisis yang tepat sehingga hasil yang diharapkan benar-benar tepat pula. Kesalahan dalam memasukan angka atau rumus akan berakibat pada tidak akuratnya hasil yang hendak dicapai. Kemudian, hasil perhitungan tersebut, dianalisis dan diinterpretasikan sehingga diketahui posisi keuangan yang sesungguhnya. Kesemuanya ini harus dilakukan secara teliti, mendalam, dan jujur.[6]
Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atau keuntungan selama periode tertentu dapat diukur dengan melihat kesuksesan dan kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktivanya secara produktif. Untuk mengetahui tingkat keuntungan perusahaan itu sendiri bisa digunakan rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan.[7]
Ada beberapa alat ukur yang dipergunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas, antara lain : return on assets (ROA), return on equity (ROE), dan return on invesment (ROI). Di dalam penelitian ini profitabilitas akan diukur dengan menggunakan return on assets (ROA). Return on Asset (ROA) adalah rasio yang menunjukan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.
Oleh karena itu modal kerja sebagai salah satu komponen terpenting dari aktiva harus dikelola dan dimanfaatkan secara efektif dan produktif, sehingga mampu meningkatkan profitabilitas perusahaan. Dalam laporan keuangan akan terlihat bagaimana posisi dan kekuatan perputaran modal kerja (Working Capital Turnoverperusahaan dalam meningkatkan profitabilitas atau keuntungan, perputaran modal kerja perusahaan akan memperlihatkan bagaimana jalannya suatu opersaional perusahaan.
Rasio perputaran modal kerja (Working Capital Turnover) merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu. Dari hasil penilaian, apabila perputaran modal kerja yang rendah, dapat diartikan perusahaan sedang kelebihan modal kerja. Hal ini mungkin  disebabkan karena rendahnya perputaran persediaan atau piutang atau saldo kas yang terlalu besar. Demikian pula sebaliknya jika peputaran modal kerja tinggi, mungkin disebabkan tingginya perputaran persediaan atau perputaran piutang atau saldo kas terlalu kecil.[8]
Selain modal kerja adapun faktor lain yang mendukung keberhasilan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan (laba), yaitu perputaran piutang. Rasio perputaran piutang (Receivable Turnover) merupakan perbandingan antara penjualan dengan rata-rata piutang. Jika perusahaan mengalami kesulitan pengumpulan uang, piutang perusahaan akan besar dan rasio ini akan rendah.[9]
Menurut Manahan P. Tampubolon, piutang korporasi pada umumnya merupakan bagian terbesar dari aktiva lancar, serta bagian terbesar dari total aset korporasi. Akibat jumlahnya yang sangat besar, piutang ini akan dapat mempengaruhi kebijaksanaan korporasi yang pada akhirnya mempengaruhi kemampuan profitabilitas korporasi.
Berikut adalah data return on asset (ROA), working capital turnover (WCT), dan receiveble turnover (RT) yang dihasilkan oleh perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2016.
Tabel. 3 Trend ROA, WCT, dan RT
Tahun (Periode)
ROA (%)
WCT (Kali)
RT (Kali)
2014
0.095
0.377
24.824
2015
0.262
0.401
26.488
2016
0.287
0.421
25.670
            Sumber: www.idx.co.id (Data diolah)
Sedangkan untuk mempermudah membacanya, maka penulis menuangkan tabel tersebut ke dalam bentuk grafik seperti dibawah ini:
Sumber: www.idx.co.id (Data diolah)
Gambar 1.
Grafik Perkembangan ROA, WCT, dan RT Pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang terdaftar di BEI 2014-2016.
Dengan melihat tabel dan grafik diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ROA dan WCT pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2014 sampai dengan 2016  mengalami fluktuasi. Adapun fluktuasinya adalah kecenderungan naik. Berbeda dengan RT yang mengalami penurunan pada tahun 2016 sebesar 2,96% meskipun ROA mengalami kenaikan pada tahun 2016 sebesar 11%. Maka di tahun 2016 terjadi kesenjangan antara ROA dan RT karena diketahui bahwa ROA seringkali mengikuti perputaran piutang (RT).  
Penjelasan ini akan menjadi pertimbangan tersendiri bagi para pelaku dunia bisnis baik pengusaha maupun investor dalam menganalisis kinerja perusahaan, untuk itu diperlukan perluasan penelitian yang didukung oleh teori yang mendasar, maka dapat diketahui permasalahan yang dapat memberikan gambaran terhadap keuntungan yang diperoleh perusahaan. Dalam hal ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang PENGARUH WORKING CAPITAL TURNOVER (WCT) DAN RECEIVABLE TURNOVER (RT)  TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PERUSAHAAN (Studi Pada Perusahaan Subsektor Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2014-2016).

C.    RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas maka rumusan masalah yang akan diangkat adalah :
1.      Apakah working capital turnover (WCT) dan reveivable turnover (RT) berpengaruh secara persial terhadap return on asset (ROA)  pada perusahaan subsektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2016?
2.      Manakan yang lebih dominan berpengaruh antara working capital turnover (WCT) dan reveivable turnover (RT) terhadap return on asset (ROA) pada perusahaan subsektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2016?
3.      Seberapa besar pengaruh working capital turnover (WCT) dan reveivable turnover (RT) terhadap return on asset (ROA) pada perusahaan subsektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2016?
D.    TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah :
1.      Untuk menganalisa pengaruh working capital turnover (WCT) dan reveivable turnover (RT) terhadap return on asset (ROA) secara persial pada perusahaan subsektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2016.
2.      Untuk menganalisa pengaruh working capital turnover (WCT) dan reveivable turnover (RT) terhadap return on asset (ROA) secara simultan pada perusahaan subsektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2016.
3.      Untuk menganalisa seberapa besar pengaruh working capital turnover (WCT) dan reveivable turnover (RT) terhadap return on asset (ROA) secara simultan pada perusahaan subsektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2016.
E.     ASUMSI PENELITIAN
Asumsi penelitian adalah anggapan dasar atau postulat tentang suatu hal yang berkenaan dengan masalah penelitian yang kebenarannya sudah diterima oleh peneliti.[10] Asumsi yang diajukan dalam penelitian ini yaitu :
1.      Semakin besar modal kerja yang dimiliki perusahaan dengan pengendalian modal kerja yang tepat akan memjamin kelangsungan oprasional perusahaan secara efektif dan efisien.
2.      Pendapatan operasional perusahaan akan mempengaruhi return on asset (ROA).
3.      Perputaran piutang usaha perusahaan secara efektif dan efisien akan mempengaruhi pendapatan perusahaan.
F.     HIPOTESA PENELITIAN
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih diuji secara empiris.[11] Hipotesis dalam penelitian ini :
1.      Ha : ada pengaruh yang signifikan working capital turnover (WCT) terhadap return on asset (ROA) pada perusahaan subsektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2016.
2.      Ha : ada pengaruh yang signifikan reveivable turnover (RT)  terhadap return on asset (ROA) pada perusahaan subsektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2016.
3.      Ha : ada pengaruh yang signifikan antara working capital turnover (WCT) dan reveivable turnover (RT) terhadap return on asset (ROA) pada perusahaan subsektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2016.
G.    KEGUNAAN PENELITIAN
Dari hasil penelitian, penulis mengharapkan manfaat sebagai berikut :
1.      Bagi Penulis yaitu menyelesaikan tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Akuntansi juga sebagai pengetahuan dan sarana untuk mengimplementasikan landasan teori yang diperoleh selama perkuliahan dalam praktiknya di lapangan khususnya yang berkaitan degan laporan keuangan perusahaan.
2.      Bagi STAIN Pamekasan dapat menjadi tambahan referensi perpustakaan khususnya untuk jurusan Ekonomi dan Bisnis Islam.
3.      Bagi Perusahaan yaitu sebagai sumbang saran dalam menganalisis laporan keuangan dan kinerjanya, sehingga dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan.
4.      Bagi Pihak ketiga
1)      Sebagai sumbangan pemikiran terhadap analisis laporan keuangan.
2)      Memberikan rangsangan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian lebih jauh khususnya tentang analisis laporan keuangan.
H.    RUANG LINGKUP PENELITIAN
Dalam penelitian ini, penulis membatasi penelitian yaitu pada perusahaan subsektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2016. Sedangkan untuk variabel yang diteliti dibatasi pada variabel modal kerja, perputaran piutang (piutang usaha), dan return on asset (ROA).
I.       DEFINISI ISTILAH
Definisi istilah dalam penelitian ini yaitu :
1.      Modal Kerja
Modal kerja adalah dana yang diperlukan untuk membiayai seluruh kegiatan perusahaan yang bersirkulasi dari satu bentuk ke bentuk yang lain.
2.      Working Capital Turnover (WCT)
Working capital turnover merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektivan modal kerja perusahaan selama periode tertentu.
3.      Piutang
Piutang adalah harta yang dimiliki perusahaan yang akan ditagih   pada waktu tertentu karena adanya penjualan barang atau jasa secara kredit di dalam kegiatan usahanya.
4.      Receivable Turnover (RT)
Receivable turnover merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektivan piutang perusahaan selama periode tertentu.
5.      Return On Asset (ROA)
Return on asset (ROA) adalah rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan labar bersih bila diukur dari seluruh total aktiva.
6.      Properti
Properti merupakan bisnis yang berkaitan dengan lahan (tanah), hunian, jenis bangunan perkantoran dan jenis bangunan untuk perdagangan (komersial).
J.      KAJIAN PUSTAKA
1.      Landasan Teori
a.      Pasar Modal
Pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Sedangkan menurut ridwan, pasar modal adalah semua pasar yang terorganisir dan lembaga-lembaga yang memperdagangkan warkat-warkat kredit (biasanya berjangka waktu lebih dari satu tahun) termasuk saham-saham, hipotek dan tabungan serta deposit berjangka.[12] Dengan demikian, pasar modal secara umum merupakan suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi dalam rangka memperoleh modal. Penjualan dalam pasar modal merupakan perusahaan yang membutuhkan modal (emiten), sehingga mereka berusaha untuk menjual efek-efek di pasar modal. Sedangkan pembeli (investor) adalah pihak yang ingin membeli modal di perusahaan yang menurut mereka menguntungkan.[13]
Secara umum pasar modal adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk di dalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit pada dasarnya pasar modal adalah (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keungan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam betuk utang maupun modal sendiri.
Dalam menjalankan fungsinya, pasar juga dibagi dalam tiga macam yaitu :
1)      Pasar Perdana
Pasar perdana adalah pasar dalam masa penawaran efek dan perusahaan penjual efek (emiten) kepada masyarakat untuk pertama kalinya, berarti kegiatan pasar modal yang berkaitan dengan penawaran umum berlangsung di pasar perdana atau pasar primer.
2)      Pasar Sekunder
Pasar sekunder adalah titik sentral kegiatan pasar modal karena pasar sekunder terjadi aktivitas perdagangan yang mempertemukan penjual dan pembeli efek. Di pasar sekunder ini penerbit efek disebut investor jual sedangkan pembeli efek disebut pembeli. Pasar sekunder, adalah penjual efek setelah penjual pada pasar perdana berakhir.
3)      Bursa Paralel
Bursa paralel merupakan bursa efek yang ada. Bagi perusahaan yang menerbitkan efek yang akan menjual efeknya melalui bursa dapat dilakukan melalui bursa paralel. Bursa paralel merupakan alternatif bagi perusahaan yang go public memperjualkan efeknya jika memenuhi syarat yang ditentukan di bursa efek.
Jadi bursa paralel adalah suatu sistem perdagangan efek yang terorganisir diluar bursa efek indonesia, dengan betuk pasar sekuder, diatur dan diselenggarakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE), diawasi dan dibina oleh Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam).[14]
Terdapat beberapa lembaga yang menjalani kegiatan-kegiatan di pasar modal, yang antara lain seperti berikut ini :
a)      Emiten
Adalah pihak yang melakukan penawaran umum. Sedangkan penawaran umum yang dimaksud disini adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam undang-undang pasar modal dan peraturan pelaksanaannya.
b)      Perusahaan Publik
Adalah perseroan yang sahamnya telah dimiliki sekurang-kurangnya 300 (tiga ratus) pemegang saham yang memiliki modal disetor sekurang-kurangnya Rp. 3.000.000.000 (tiga miliar rupiah) atau sejumlah pemegang saham dan modal disetor yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
c)      Bapepam
Badan pengawas pasar modal yang bertujuan untuk mewujudkan terciptanya kegiatan pasar modal yang teratur, wajar, dan efisien serta melindungi kepentingan pemodalnya dan masyarakat.


d)     Bursa Efek
Dalam UU Pasar Modal No.8 tahun 1995 dikemukakan bahwa bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek, pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka.[15]
Bursa efek sebagai salah satu komponen dalam pasar modal dimata hukum islam memiliki legalitas yuridis. Dewan fatwa MUI merujuk sejumlah ayat untuk dijadikan dasar bursa efek ini, antara lain pada surat al-Baqarah ayat 278-279.
يَٰٓأَيُّهَاٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْٱللَّهَ وَذَرُواْ مَا بَقِيَ مِنَ ٱلرِّبَوٰٓاْ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ ٢٧٨ فَإِن لَّمۡ تَفۡعَلُواْ فَأۡذَنُواْ بِحَرۡبٖ مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦۖ وَإِن تُبۡتُمۡ فَلَكُمۡ رُءُوسُ أَمۡوَٰلِكُمۡ لَا تَظۡلِمُونَ وَلَا تُظۡلَمُونَ ٢٧٩
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba). Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. (QS. Al;Baqarah 2 : 278-279).[16]
e)      Lembaga Kliring Penjaminan
Lembaga kliring dan penjamin adalah pihak yang meyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa (pasal 1 angka 9 UUPM), yaitu kontrak yang dibuat oleh anggota bursa efek yang telah memperoleh izin usaha dari bapepam dan mempunyai hak untuk mempergunakan sistem dan atau sarana bursa efek munurut peraturan bursa efek, sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh bursa efek mengenai jual beli efek, pinjam-meminjam efek, atau kontrak lain mengenai efek atau harga efek. Saat ini, untuk di Indonesia dilakukan oleh PT Kliring Penjamin Efek Indonesia (KPEI).
f)       Lembaga penyimpanan dan Penyelesaian
Adalah pihak yang menyelenggarakan kegiatan kustodian sentral bagi bank kustodian, perusahaan efek, dan pihak lain.
g)      Reksadana
Wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinfestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
h)      Perusahaan Efek
Pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai penjamin emisi efek, perantara dagang efek dan atau manajer investasi.
i)        Wakil Perusahaan Efek
Wakil dari pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai penjamin emisi efek, perantara perdagangan efek atau manajer investasi.
j)        Perantara Perdagangan Efek
Adalah pihak yang melakukan usaha jual beli efek untuk kepentingan sendiri atau pihak lain.
k)      Penjaminan Emisi
Adalah pihak yang membuat kontrak dengan emiten untuk melakukan perdagangan umum bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak terjual.
l)        Penasihat Investasi
Adalah pihak memberi nasehat kepada pihak lain mengenai penjualan atau pembelian efek dengan memperoleh imbalan jasa.
m)    Manajer Investasi
Adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
n)      Investor Atau Pemodal
Adalah pihak yang melakukan kegiatan investasi atau menanamkan modalnya di pasar modal.[17]

b.      Produk Pasar Modal
Terdapat dua instrumen atau produk yang diperdagangkan dipasar modal yaitu saham dan obligasi.
1.      Saham (Stocks)
Saham adalah tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/ dana pada suatu perusahaan.[18]
Saham adalah kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan dan di ikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya. Saham bisa didebut juga persediaan yang siap dijual. Dalam pasar modal ada dua jenis saham yang paling umum dikenal oleh publik yaitu saham biasa (common stock) dan saham istimewa (prefered stock).[19]
a.       Common Stock (saham biasa)
Adalah suatu surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dollar, yen dan sebagainya) dimana pemegangnya diberi hak untuk mengikuti RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) dan RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) serta berhak untuk menentukan membeli right issue (pejualan saham terbatas) atau tidak, yang selanjutnya di akhir tahun akan memperoleh keuntungan dalam bentuk deviden.
b.      Prefered Stock (saham istimewa)
Prefered stock (saham istimewa) suatu surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dollar, yen da sebagainya) dimana pemegangnya akan memperoleh pendapatan tetap dalam bentuk deviden yang akan diterima setiap kuartal (tiga bulan).
c.       Analisis Saham
Banyak pemodal individu dan juga pemodal institusi, broker, dealer dan partisipan pasar lainnya yang menginginkan keuntungan terbaik dari investasinya. Hal ini menjadikan mereka terbuka terhadap metode yang dapat menurunkan resiko dan dapat meningkatkan kemungkinan memperoleh keuntungan. Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk mengetahui kapan saat yang baik untuk membeli atau menjual saham.
Setidaknya dikenal ada dua analisis investasi atas saham yang paling umum diketahui, yaitu analisis fundamental (fundamental analysis) dan analisis teknikal (technical analysis).[20]
1).        Analisis Fundamental
Metode analisis fundamental ialah analisis yang dibuat berdasarkan penilaiaan terhadap kondisi mikro ekonomi berupa kondisi internal perusahaan dan industri sektoral. Termasuk juga berdasarkan kepada kondisi makro ekonomi berupa situasi politik, ekonomi, bursa internasional, dan sebagainya, sebagai bahan analisis guna memprediksikan berapa harga yang tepat untuk beberapa saham tertentu.[21]
2).        Analisis Tekhnikal
Analisis tekhnikal merupakan analisis yang didasarkan pada informasi berbasis pasar dalam memprediksi pergerakan harga saham individual atau pasar secara keseluruhan.[22]
2.  Obligasi
Adalah suatu surat berharga yang dijual kepada publik, dimana disana dicantumkan berbagai ketentuan yang menjelaskan berbagai hal seperti nilai nominal, tingkat suku bunga, jangka waktu, nama penerbit dan beberapa ketentuan lainnya yang terjelaskan dalam undang-undang yang disahkan oleh lembaga yang terkait.[23]



c.       Investasi
Investasi adalah suatu kegiatan menunda konsumsi atau pengguanaan sejumlah dana pada masa sekarang dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang.
Dari pengertian tersebut, ditekankan bahwa kegiatan investasi memerlukan dana, pengorbanan waktu dan pikiran dengan harapan akan memperoleh keuntungan (return) dimasa akan datang.[24]
Investasi meliputi kegiatan yang sangat luas. Investasi sering diartikan sebagai komitmen untuk mengalokasikan sejumlah dana pada satu atau lebih aset (pada saat ini) yang diharapkan akan mampu memberikan return (keuntungan) dimasa yang akan datang. Kegiatannya sering berhubungan dengan menginvestasikan dana pada deposito berjangka, sertifikat deposito, obligasi, saham, reksadana dan lain-lain. Pemodal yang memiliki kemampuan lebih, bahkan melakukannya pada waran, opsi, kontrak berjangka, sekuritas konversi, dan sebagainya. Investasi jenis ini disebut investasi pada aset finansial (investasi pada instrumen keuangan). Selain itu, investasi juga dilakukan pada aset tangibel seperti emas, tanah, real estate, mendirikan perusahaan dan lain-lain.
d.      Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan informasi akuntansi yang disusun oleh perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip yang berlaku umum. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai aturan atau standart yang berlaku, hal ini perlu dilakukan agar laporan keuangan mudah dan dapat dibaca dan dimengerti. Laporan keuangan yang disajikan perusahaan sangat penting bagi manajemen dan perusahaan. Di samping itu, banyak pihak yang memerlukan dan berkepentingan terhadap laporan keuangan yang dibuat perusahaan, seperti pemerintah, kreditor, investor, maupun para supplier.[25]
e.       Jenis Laporan Keuangan
laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari maksud dan tujuan pembuatan laporan keuangan tersebut. Masing-masing laporan keuangan memiliki arti sendiri dalam melihat kondisi keuangan perusahaan, baik secara bagian, maupun secara keseluruhan. Namun, dalam prakteknya perusahaan dituntut untuk menyusun beberapa jenis laporan keuangan yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan terutama untuk kepentingan diri sendiri maupun kepentingan pihak lain.[26]
krakteristik  laporan keuangan dapat dijelaskan sebagai berikut :[27]
1)      Neraca
Merupakan suatu laporan yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu yang terdiri dari aktiva, kewajiban, dan ekuitas.
2)      Laporan Laba Rugi
Merupakan suatu ikhtisar yang menggambarkan total pendapatan dan total biaya, serta laba yang diperoleh perusahaan dalam suatu periode akuntansi tertentu.
3)      Laporan Arus Kas
Merupakan laporan yang menunjukkan saldo kas akhir perusahaan yang dirinci atas arus kas bersih dari aktivitas investasi, serta arus kas bersih dari aktivitas perdana.
4)      Laporan Perubahan Modal
Merupakan ikhtisar perubahan modal dari awal periode akuntansi menjadi saldo modal akhir tahun setelah ditambah dengan laba tahun berjalan dan dikurangi dengan pembagian laba seperti prive dalam perusahaan perorangan atau deviden dalam perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas.

5)      Laporan Catatan atas Laporan Keuangan
Merupakan laporan keuangan yang mejelaskan tentang gambaran umum perusahaan, kebijakan akuntansi perusahaan, serta penjelasan atas pos-pos signifikan dari laporan keuangan perusahaan.
f.       Tujuan Laporan Keuangan
Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun periode tertentu. Berikut ini beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu :[28]
1)      Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
2)      Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
3)      Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu.
4)      Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.
5)      Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.
6)      Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode.
7)      Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.
8)      Informasi keuangan lainnya.
g.      Pihak yang Memerlukan Laporan Keuagan
Berikut ini penjelasan masing-masing pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan.[29]
1)      Pemilik
Adalah mereka yang memiliki usaha saat ini. Hal ini tercermin dari kepemilikan saham yang dimilikinya
2)      Manajemen
Bagi pihak perusahaan laporan keuangan yang dibuat merupakan cermin kinerja mereka dalam suatu periode tertentu.
3)      Kreditor
Adalah pihak penyandang dana bagi perusahaan. Artinya pihak pemberi dana seperti Bank atau lembaga keuangan lainnya. Kepentingan pihak kreditor terhadap laporan keuangan perusahaan adalah dalam hal memberi pinjaman atau pinjaman yang telah berjalan sebelumnya
4)      Pemerintah
Arti penting laporan keuangan bagi pemerintah adalah :
a)      Untuk menilai kejujuran perusahaan dalam melaporkan seluruh keuangan perusahaan yang sesungguhnya.
b)      Untuk memenuhi kewajiban perusahaan terhadap negara dari hasil laporan keuangan yang di laporkan. Dari laporan ini akan terlihat jumlah pajak yang harus dibayar kepada negara secara jujur dan adil.
5)      Investor
Investor adalah pihak yang hendak menanamkan dana di suatu perusahaan. Jika suatu perusahaan memerlukan dana untuk memperluas usaha atau kapasitas usahanya disamping memperoleh pinjaman dari lembaga keuangan seperti bank dapat pula diperoleh dari para investor melalui penjualan saham. Dalam memilih sumber dana pihak perusahaan memiliki berbagai pertimbangan tentunya seperti faktor bunga dan jumlah angsuran ke depan. Namun, disisi lain, perusahaan juga ingin memberikan peluang kepemilikan kepada masyarakat atau pihak lainnya.
h.      Analisis Rasio Keuangan dan Tujuannya
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melakukan penilaian terhadap sesuatu dengan menggunakan berbagai metode atau standarisasi. Begitu juga untuk menilai suatu perusahaan, kita dapat melakukan penilaian dengan berbagai metode, salah satu metode yang dikenal adalah analisis rasio (financial ratio).[30]
Analisis rasio keuangan merupakan suatu cara yang membuat perbandingan, data keuangan perusahaan menjadi lebih berarti. Rasio keuangan menjadi dasar untuk menjawab beberaa pertanyaan penting mengenai kesehatan keuangan dari perusahan. Pertanyaan tersebut meliputi likuiditas perusahaan, kemampuan manajemen memperoleh laba dari penggunaan aktiva perusahaan, dan kemampuan manajemen mendanai investasinya, serta hasil yang dapat diperoleh para pemegang saham dari investasi yang dilakukannya ke dalam perusahaan.[31]
Rasio keuangan menurut tujuannya dapat dibagi menjadi lima jenis klasifikasi.[32]
1)      Rasio Likuiditas
Rasio ini bertujuan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya.[33]
2)      Rasio Leverage/ Solvabilitas
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan aktivanya.[34]
3)      Rasio Aktivitas
Rasio yang menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya.[35]
4)      Rasio profitabilitas/ Rentabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan.[36]
5)      Rasio Penilaian Saham
Rasio ini menunjukkan bagian dari laba perusahaan, dividen, dan modal yang dibagikan pada setiap saham.[37]
i.        Manajemen Modal Kerja
1.   Pengertian Modal Kerja
Modal kerja adalah investasi perusahaan dalam jangka pendek: kas, surat-surat berharga (efek), piutang dan persediaan. Modal kerja dapat dikatagorikan menjadi modal kerja kotor dan modal kerja bersih. Modal kerja kotor (gross working capital) adalah jumlah harta lancar perusahaan. Modal kerja bersih (net working capital) adalah harta lancar dikurangi utang lancar. Kedua modal kerja tersebut harus dikelola secara profesional.[38]
2.      Arti Penting dan Tujuan Modal Kerja
Modal kerja memiliki arti yang sangat penting bagi oprasional suatu perusahaan. Di samping itu, manajemen modal kerja juga memiliki tujuan tertentu yang hendak di capai. Oleh karena itu, setiap perusahaan berusaha memenuhi kebutuhan mpodal kerjanya, agar dapat meningkatkan likuiditasnya. Kemudian, dengan terpenuhi modal kerja, perusahaan juga dapat memaksimalkan perolehan labanya. Perusahaan dalam kekurangan modal kerja dapat membahayakan kelangsungan hidup perusahaan yang bersangkutan, akibat tidak dapat memenuhi likuiditas dan target laba yang diinginkan.
Beberapa tujuan manajemen modal kerja bagi perusahaan adalah:[39]
1)      Guna memenuhi kebutuhan likuiditas perusahaan.
2)      Dengan modal kerja yang cukup perusahaan memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban pada waktunya.
3)      Memungkinkan perusahaan untuk memiliki sediaan yang cukup dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggannya.
4)      Memungkinkan perusahaan untuk memperoleh tambahan dana dari para kreditor, apabila rasio keuangannya memenuhi syarat.
5)      Memungkinkan perusahaan memberikan syarat kredit yang menarik minat pelanggan, dengan kemampuan yang dimilikinya.
6)      Guna memaksimalkan pengguna aktiva lancar guana meningkatkan penjualan dan laba.
7)      Melindungi diri apabila terjadi krisis modal kerja akibat turunnya nilai aktiva lancar.
8)      Tujuan lainnya.
3.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Modal kerja
Modal kerja yang dibutuhkan perusahaan harus seger terpenuhi sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Namun, terkadang untuk memenuhi kebutuhan modal kerja seperti yang diinginkan tidaklah selalu tersedia. Hal ini disebabkan terpenuhi tidaknya kebutuhan modal kerja sangat tergantung kepada berbagai faktor yang mempengaruhinya.[40]
Faktor-faktor tersebut sebagai berikut :[41]
a.       Sifat umum atau tipe perusahaan
b.      Waktu yang diperlukan untuk memproduksi atau mendapatkan barang dan ongkos produksi per unit atau harga beli per unit barang itu. Jumlah modal kerja bukan langsung dengan waktu yang dibutuhkan mulai dari bahan baku atau barang jadi dibeli sampai barang-barang dijual kepada langganan. Makin panjang waktu yang diperlukan untuk memproduksi barang atau untu memperoleh barang makin besar kebutuhan akan modal kerja. Modal kerja bervareasi tergantung pada volume pembelian dan harga beli per unit dari barang yang dijual.
c.       Syarat pembelian dan penjualan.
d.      Tingkat perputaran persediaan.
e.       Tingkat perputaran piutang.
f.       Pengaruh kongjungtur (business cyle).
g.      Derajat risiko kemungkinan menurunnya harga jual aktiva jangka pendek. Menurunnya nilai rill dibanding dengan harga buku dari surat-surat berharga, persediaan barang, dan piutang akan menurunkan modal kerja.
h.      Pengaruh musim.
i.        Credit rating dari perusahaan.
4.      Sumber Modal Kerja
Sumber-sumber dana untuk modal kerja dapat diperoleh dari penurunan jumlah aktiva dan kenaikan passiva. Berikut beberapa sumber modal kerja yang dapat digunakan, yaitu:[42]
a.       Hasil operasi perusahaan.
b.      Keuntungan penjualan surat-surat berharga.
c.       Penjualan saham.
d.      Penjualan aktiva tetap.
e.       Penjualan obligasi.
f.       Memperoleh pinjaman.
g.      Dana hibah.
h.      Sumber lainnya.
5.      Penggunaan Modal Kerja
Penggunaan modal kerja yang mengakibatkan berkurangnya aktiva lancar adalah sebagai berikut:[43]
a.       Pengeluaran jangka pendek dan pembayaran utang-utang jangka pendek (termasuk utang dividen).
b.      Adanya pemakaian prive yang berasal dari keuntungan (pada perusahaan perseorangan dan persekutuan).
c.       Kerugian usaha atau kerugian insidentil yang memerlukan pengeluaran kas.
d.      Pembentukan dana untuk ntujuan tertentu seperti dana pensiun pegawai, pembayaran bunga obligasi yang telah jatuh tempo, penempatan kembali aktiva lancar.
e.       Pembelian tambahan aktiva tetap, aktiva tidak terwujud, dan investasi jangka panjang.
f.       Pembayaran utang jangka panjang dan pembelian kembali saham perusahaan.
6.      Kebijakan Modal Kerja
Kebijakan modal kerja dihubungkan dengan jangka waktu pinjaman dan tingkat bunga, makin panjang umur pinjaman makin tinggi tingkat bunganya. Modal kerja yang dipenuhi dengan pinjaman jangka panjang memiliki tingkat likuiditas tinggi, resiko kegagalan memenuhi kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo kecil. Kebijakan modal kerja lainnya adalah bahwa modal kerja harus dihubungkan dengan harta. Harta lancar sebaiknya dibiayai dengan utang lancar, dan harta tetap sebaiknya dibiayai dengan utang jangka panjang dan modal sendiri.[44]
7.      Rasio modal kerja (working capital turn over)
Perputaran modal kerja atau working capital turn over merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau mrenilai keefektivan modal kerja perusahaan selama periode tertentu.[45]
Rumus yang digunakan untuk mencari perputaran modal kerja adalah sebagai berikut.
Perputaran Modal Kerja =      Penjualan bersih         
                                                Modal kerja rata-rata


Atau
Perputaran Modal Kerja =      Penjualan bersih         
                                                Modal kerja
j.        Manajemen Piutang
1.      Pengertian piutang
Piutang merupakan komponen modal kerja yang terikat langsung dengan kegiatan operasi perusahaan. Piutang timbul jika perusahaan menjual barang secara kredit. Kebijakan penjualan secara kredit dilakukan perusahaan untuk meningkatkan penjualan. Peningkatan investasi pada piutang di satu pihak diharapkan meningkatkan penjualan dan laba, namun di pihak lain ini akan mengakibatkan peningkatan biaya yang timbul terkait piutang.[46]
2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya piutang
Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya piutang:[47]
a.       Penjualan kredit
Faktor utama dalam menentukan besar kecilnya piutang adalah penjualan kredit. Dengan term of trade yang sama dalam satu lingkup industri, maka suatu perusahaan yang mempunyai tingkat penjualan yang besar mungkin memiliki tingkat piutang yang besar dari pada perusahaan yang volume penjualannya kecil. Tingkat penjualan dapat digunakan untuk meramalkan tingkat piutang.
b.      Kebijakan kredit
Prinsip dasar dibalik kebijakan-kebijakan perusahaan tentang pe,berian kredit menentukan besarnya dalam melakukan aktivitas-aktivitas penjualan. Perusahaan yang menentukan kebijakan kredit relatif longgar, akan mengalami tingkat piutang yang lebih tinggi dari pada kebijakan kredit yang ketat.
c.       Term of trade
Ukurn besar kecilnya piutang erat kaitannya dengan term kredit yang ditetapkan oleh perusahaan.
3.      Perputaran piutang (receiveble turnover)
Piutang sebagai unsur modal kerja dalam kondisi perputar. Perputaran piutang (receiveble turnover) dapat disajikan dengan perhitungan: Penjualan bersih secara kredit dibagi rata-rata piutang. Kemudian 360 hari dibagi perputaran piutang menghasikan hari rata- rata pengumpulan piutang (average collection period of accounts receivable).[48]

      Perputaran Piutang =             Penjualan bersih         
                                          Piutang rata-rata atau piutang
Rata-rata Pengumpulan Piutang =            360                 
                                                      Perputaran piutang
k.      Return On Asset (ROA)
Salah satu analisis rasio keuangan profitabilitas atau rasio yang menunjukkan pendapatan perusahaan adalaha rasio return on asset. Return on Asset (ROA) adalah rasio yang menunjukan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.[49]
Rumus yang digunakan untuk mencari rasio return on asset (ROA) adalah:
ROA = Laba bersih setelah pajak
                                    Total asset
2.      Kajian Penelitian Terdahulu
Kajian penelitian terdahulu berfungsi sebagai analisis berdasarkan kerangka teoritik yang sedang dibangun dan sebagai pembeda dengan penelitian selanjutnya.
Berikut adalah penelitian yang telah dilakukan untuk melihat hubungan antara informasi efektivitas modal kerja, perputaran piutang dengan return on asset (ROA).
a.    Jurnal penelitian oleh Irman Deni dengan judul penelitian Pengaruh Tingkat Perputaran Kas, Perputaran piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jenis penelitian yang digunalan adalah kuantitatif, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan perusahaan terhadap return on assets (ROA) pada perusahaan manufaktur.  Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009-2011. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan diperoleh 19 perusahaan sebagai sampel. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil secara parsial atau uji T, variabel perputaran kas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas, perputaran piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas sedangkan perputaran persediaan juga memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap profitabilitas. Nilai adjusted R square sebesar 0,194 yang menunjukkan bahwa 19,4% ROA dapat dijelaskan oleh variabel independen perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan, sedangkan sisanya sebesar 80,6% dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian ini.[50]
b.    Jurnal penelitian Kezia Vita Natalia, Kharis Raharjo , Agus Supriyanto meneliti tentang Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh perputaran modal kerja, perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015.  Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan selama 5 tahun berturut-turut yaitu periode tahun 2011-2015.Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu metode penentuan jumlah sampel yang diambil secara acak berdasarkan kriteria – kriteria tertentu. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100 perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI dengan sampel penelitian sebanyak 20 perusahaan. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perputaran modal kerja berpengaruh positif terhadap ROA, perputaran kas berpengaruh negatif terhadap ROA, perputaran piutang berpengaruh negatif terhadap ROA dan perputaran persediaan berpengaruh positif terhadap ROA.[51]
c.    Jurnal penelitian Hoiriya dan Marsudi Lestariningsih. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran modal kerja, perputaran piutang, dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 3 perusahaan manufaktur di di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009 sampai 2013. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda, uji F dan uji t. Selain itu juga dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji multikolonieritas, uji heteroskidastisitas, dan uji normalitas. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa uji t didapatkan yaitu perputaran modal kerja tidak berpengaruh signifikan tehadap profitabilitas (sebesar 0,260). perputaran piutang berpengaruh signifikan tehadap profitabilitas (sebesar 0,010). perputaran persediaan berpengaruh signifikan tehadap profitabilitas (sebesar 0,007). Pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2009 sampai 2013 pada level of significance lebih kecil dari 5% atau (sebesar 0,05) sehingga terdapat signifikan. Disarankan pada perusahaan – perusahaan manufaktur di di Bursa Efek Indonesia hendaknya memperhatikan unsur – unsur modal kerja yang terdapat dalam aktiva lancar, yaitu modal kerja netto, piutang dan persediaan untuk dapat meningkatkan profitabilitas.[52]
d.   Jurnal penelitian Venti Linda Verawati dan Hening Widi Oetomo. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran modal kerja, perputaran piutang, dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 16 perusahaan tekstil di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010 sampai 2012. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dengan uji F dan uji t. Berdasarkan hasil uji F diketahui bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000, hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas perputaran modal kerja, perputaran piutang, dan perputaran persediaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa perputaran modal kerja secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,754, sedangkan peputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000. Berdasarkan hasil uji t juga dapat diketahui bahwa variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap profitabilitas adalah perputaran piutang karena mempunyai nilai t hitung yang paling besar yaitu sebesar 27,203.[53]



Tabel. 4 Perbedaan Penelitian Terdahulu
No
Judul
Waktu Penelitian
Objek
Tahun
1
Pengaruh Tingkat Perputaran Kas, Perputaran piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2012
Perusahaan Manufaktur Sektor yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2009-2011
2
Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI.
2016
Perusahaan Manufaktur Sektor yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2011-2015
3
Pengaruh perputaran modal kerja, perputaran piutang, dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2015
Perusahaan Manufaktur Sektor yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2009-2013
4
Pengaruh perputaran modal kerja, perputaran piutang, dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2014
Perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2010-2012
Perbedaan yang dilakukan oleh peneliti bisa dilihat  dari waktu penelitian yaitu 2017, objek penelitian yaitu sektor perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), periode penelitian yaitu 2014-2016, dan sampel perusahaan yang dipilih merupakan perusahaan saham syariah.
K.    METODE PENELITIAN
1.      Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian dengan menggunakan analisis statistik atau angka-angka.[54]
Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis kausal dengan menggunakan analisis regresi yang berguna untuk mengukur kekuatan hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya dan menunjukkan arah hubungan antara variabel depende dengan variabel independen. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a.       Variabel Independen (variabel bebas)
Variabel independen merupakan variabel stimulus atau variabel yang mempegaruhi variabel lain. Variabel independen dalam penulisan laporan ini adalah rasio perputaran modal kerja (X1) dan perputaran piutang (X2).
b.      Variabel dependen (variabel terikat)
Variabel dependen merupakan variabel yang memberikan reaksi/ respon jika dihubugkan dengan variabel bebas. Sedangkan variabel dependen dalam penulisan laporan ini adalah rasio return on asset (ROA) (Y).
Working Capital Turnover (X1)
Receivable Turnover (X2)
Return On Asset (Y)
 






Gambar. 2 Desain variabel X dan Y
                               
2.      Populasi dan Sampel
a.       Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian, atau keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti.[55] Jadi populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan subsektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014 – 2016 yaitu sebanyak 48 perusahaan.
b.      Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti.[56] Teknik pengambilan sampel yang dalam penulisan proposal ini adalah judgement sampling. Judgement sampling adalah sampel yang dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia adalah pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel penelitiannya.[57]
Adapun karakteristik yang digunakan dalam penelitian proposal oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1)      Perusahaan subsektor properti yang terdaftar di bursa efek Indoesia periode 2014-2016.
2)      Perusahaan yang menerbitkan data laporan keuangan lengkap selama periode 2014-2016.
3)      Data laporan keuangan perusahaan yang dapat di analisis.
4)      perusahaan yang dipilih merupakan perusahaan saham syariah.




Penarikan sampel dalam proposal ini dapat dilihat dari tabel berikut:



Tabel. 5 Kriteria Penarikan Sampel.
No
Total
48 Perusahaan subsektor properti

Keterangan
1
Perusahaan non syariah
8
ARMY, BIKA, DMAS, FORZ, GWSA, MMLP, MTSM, PIDP
2
Data laporan keuangan tidak lengkap
3
BCIP, LCGP, PPRO
3
Data laporan keuangan rusak
0
-
Jumlah total data laporan keuangan perusahaan yang tidak bisa di analisis
11
ARMY, BIKA, DMAS, FORZ, GWSA, MMLP, MTSM, PIDP BCIP, LCGP, PPRO

Berdasarkan karakteristik penarikan sampel di atas, maka diperoleh sampel dalam proposal penelitian ini sebanyak 37 perusahaan.
3.      Instrumen Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan salah satu data yang bermanfaat untuk membantu peneliti memahami masalah yang akan diteliti. Data sekunder bertujuan untuk membantu memahami masalah, variabel atau gejala yang akan diteliti.[58]

4.      Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakuka melalui penelitian kepustakaan yaitu melalui pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari bursa efek Indonesia melalui www.idx.co.id.


5.      Analisis Data
Analisis data adalah proses penghimpunan atau pengumpulan, pemodelan atau transformasi data dengan tujuan untuk menyoroti dan memperoleh informasi yang bermanfaat, memberikan saran, kesimpulan dan mendukung pembuatan keputusan.[59] Untuk dapat mengolah data dalam penelitian ini maka diperlukan suatu analisis data. Karena dengan adanya analisis data maka diperoleh hasil sehingga dapat memperoleh kesimpulan yang benar dan dapat dipertanggung jawabkan.
a.      Uji Kualitas Data
Kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrumen penelitian dapat dievaluasi  melalui uji reliabilitas dan validitas:
1)        Uji Validitas
Validitas menunjukkan tingkat kemampuan instrumen penelitian, mengikuti apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data  dari variabel yang diteliti secara tepat. Validitas merupakan hasil penelitian dimana terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.[60] Uji validitas sebaiknya dilakukan pada setiap butir pertanyaan di uji validitasnya. Hasil r hitung kita bandingkan dengan r tabel dimana df = n-2 dengan sig 5%. Jika r tabel < r hitung maka valid.
Untuk efisiensinya waktu maka dalam penelitian ini menggunakan alat analisis data yaitu SPSS.
2)        Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula.
Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir pertanyaan. Jika nilai alpha > 0,06 maka reliabel.[61]
b.      Uji Asumsi Klasik
Uji ini digunakan untuk menilai baik tidaknya model regresi yang dikembangkan dalam penelitian ini.
1)        Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Pada uji autokorelasi ini menggunakan uji Durbin-Waston (DW) dengan cara membandingkan DW hitung dengan DW tabelnya, derajat kepercayaan yang digunakan 5%.[62]
2)        Uji Heteroskiditas
Heteroskedastisitas terjadi apabila kesalahan atau residual dari model yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan cara melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residunya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y sesungguhnya) yang telah di-studentized.[63] Dasar analisis:[64]
a.       Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b.      Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3)        Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data  yang akan digunakan dalam model regresi berdistribusi normal atau tidak.[65] Hal ini dapat di analisis  dengan menggunakan grafik normal plot. Pada grafik normal plot, dengan asumsi:[66]
a.       Apabila data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola  distribusi normal, maka model memenuhi asumsi normalitas.
b.      Apabila data menyebar jauh dari diagonal dan/ atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi uji asumsi normalitas.

c.       Uji Statistik Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen jika dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Model persamaan regresi linier sederhana dengan rumus sebagai berikut:[67]
Y = a + bX
Keterangan :
Y = subjek dalam variabel dependen yang diprediksi
a = harga Y ketika harga X=0 (harga kostanta)
b = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila (+) arah garis naik, dan bila (-) maka arah garis turun.
X = subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
Uji statistik regresi linier sederhana digunakan untuk menguji signifikan atau tidaknya hubungan dua variabel melalui koefisien regresinya. Untuk regresi linier sederhana, uji statistiknya menggunakan uji t atau uji F, yaitu sebagai berikut.[68]
1)   Uji t
        Uji-t adalah untuk menunjukkan seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan oleh masing-masing variabel bebas (independent) terhadap variabel tak bebas (dependent).[69]



2) Uji F
Uji serentak yaitu uji statistik bagi koefisien regresi yang serentak atau bersama-sama mempengaruhi Y.[70]
Jika Fhit>  Ftabel(  dan atau peluangnya < 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas tersebut secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat, sebaliknya jika  Fhit< Ftabel dan atau peluangnya nilainya dibawah 0,05 maka dapat dikatakan tidak signifikan.






















L.     DAFTAR RUJUKAN
Fahmi Irham. Manajemen Keuangan Perusahaan Dan Pasar Modal.Jakarta: Mitra Wacana Pratama, 2014
Ghazali Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19.Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011
Gumanti  Tatang Ary. Manajemen Investasi. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011.
Hadi Sri Ratna.Sukses Membeli Saham Tanpa Modal.Jakarta: Laskar Aksara, 2013.
Halim Abdul, Sarwoko. Manajemen dan Analisis Aktiva. Yogyakarta: BPFE, 2010.
Harahap Sofyan Syafri. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013.
Hasan Iqbal. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik.Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010.
Hendryadi Suryani. Metode Riset Kuantitatif Teori dan Aplikasi pada Penelitian Bidang Managemen dan Ekonomi Islam. Jakarta : Prenadamedia Grup, 2015.
https://media.neliti.commediapublications29875-ID-pengaruh-perputaran modal-kerja-terhadap-return-on-asset-perusahaan-studi-kasus.pdf 29875-ID
http://elib.unikom.ac.idfilesdisk1699jbptunikompp-gdl-dewianggra-            34939-10-unikom_d-l.pdf jbptunikompp-gdl-dewianggra-34939-1         0 unikom_d-l
http//jurnal.unpand.ac.idindex.phpAKSarticledownload672653
http//jurnal.umrah.ac.idwpcontentuploadsgravity_forms1ec61c9cb232a03a96d0947c6478e525e201408JURNAL-IrmanDeni 080420103125-Akuntansi-2014.pdf
Jumingan. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT Bumi Aksara, 2011.
Kartiko Restu Widi. Asas Metodelogi Dan Penelitian Sebuah Pengenalan Dan Penuntun Langkah Demi Pelaksanaan Penelitian. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010.
Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers, 2014.
Martono Nanang. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2012.
Najmudin. Manajemen Keuangan Dan Aktualisasi Modern. Yogyakarta: Cv Andi Offset, 2011.
Samryn. Pengantar Akuntansi Mudah Membuat Jurnal Dengan Pendekatan Siklus Transaksi. Jakarta: Rajawali Pers, 2014.
Sarwono Jonathan, Ely Suhayati. Riset Akuntansi Menggunakan Spss. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.
Simatupang Mangasa. Pengetahuan Investasi Saham dan Reksadana. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2010.
Soemitra Andri. Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana, 2010.
Sudana I Made. Maajemen Keuangan Perusahaan. Surabaya: Pt Gelora Aksara Pratama, 2011.
Sugiyono. Metodelogi Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta, 2012.
Sugiono Arif, Edy Untung. Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan. Jakarta: PT Grasindo, 2008.
Sutedi Adrian. Pasar Modal Mengenal Nasabah Sebagai Pencegah Pencucian Uang. Bandung: Alfabeta, 2013.
Tampubolon Manahan P. Manajemen Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013.
Tim Penyusunan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Penulisan Karya Ilmiah Edisi Penyempurnaan. Pamekasan: Stain Press, 2012.
Utari Dewi, Ari Purwanti, Darsono Prawironegoro. Manajemen Keuangan Edisi Revis. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2014.
Yuliana Indah. Investasi Produk Keuangan Syariah. Malang: UIN MALIKI Press, 2010.



[1]httpsmedia.neliti.commediapublications29875-ID-pengaruh-perputaran-modal-kerja-terhadap-return-on-asset-perusahaan-studi-kasus.pdf 29875-ID di akses tanggal 15 september 2017.
[5] Kasmir, Analisis Laporaran Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm. 3.
[6] Ibid, Kasmir, hlm. 67.
[7] Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 308.
[8] Ibid, Kasmir, hlm. 182.
[9] Abdul Halim, Sarwoko, Manajemen dan Analisis Aktiva, (Yogyakarta: BPFE, 2010), hlm. 89
[10] Tim Penyusunan Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah, Peulisan Karya ilmiah (Pamekasan: STAIN Press, 2012), hlm. 10.
[11]Ibid. Tim Penyusunan Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah, hlm. 11.
[12] Indah Yuliana, Investasi Produk Keuangan Syariah, (Malang: UIN-MALIKI PRESS, 2010), hlm. 33.
[13] Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 110.
[14] Ibid, Andri Soemitra, hlm. 71-73.
[15] Ibid, Indah Yuliana, hlm. 50.
[16] Ibid, Indah Yuliana, hlm. 50.
[17] Ibid, Andri Soemitra, hlm. 74-81.
[18] Irham Fahmi, Manajemen Keuangan Perusahaan dan Pasar Modal, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2014), hlm. 36.
[19] Ibid, hlm. 36.
[20] Tatang Ary Gumanti, Manajemen Investasi, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011), hlm. 293.
[21] Sri Ratna Hadi, Sukses Membeli Saham Tanpa Modal, (Jakarta: Laskar Aksara, 2013), hlm. 65.
[22] Ibid, Tatang Ary Gumanti, hlm. 294.
[23] Ibid, Irham Fahmi, hlm. 179.
[24] Mangasa Simatupang, Pengetahuan Investasi Saham dan Reksadana, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2010), hlm. 7.
[25] Ibid, Kasmir, hlm. 6.
[26] Ibid, hlm. 28.
[27] Samryn, Pengantar Akuntansi Mudah Membuat Jurnal Dengan Pendekatan Siklus Transaksi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm. 31.
[28] Ibid, Kasmir, hlm. 10-11
[29] Ibid, Kasmir, hlm. 18-22.
[30] Arief Sugiono, Edy Untung, Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan, (Jakarta: PT Grasindo, 2008), hlm. 56.
[31] Ibid, Samryn, hlm. 413.
[32] Najmudin, Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Modern, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2011), hlm. 86.
[33] Ibid, hlm. 86.
[34] Ibid, Kasmir, hlm. 151.
[35] Ibid, Sofyan Syafri Harahap, hlm. 308.
[36] Ibid, Kasmir, hlm. 196.
[37] Ibid, Najmudin, hlm. 86.
[38] Ibid, Dewi Utari, Ari Purwanti, Darsono Prawironegoro, hlm. 89.
[39] Ibid, Kasmir, hlm. 251-254.
[40] Ibid, Kasmir, hlm. 254.
[41] Jumingan, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), hlm. 69-71.
[42] Ibid, Kasmir, hlm. 256.
[43] Ibid, Jumingan, hlm. 74.
[44] Ibid, Dewi Utari, Ari Purwanti, Darsono Prawironegoro, hlm. 93.
[45] Ibid, Kasmir, hlm. 182.
[46] I Made Sudana, Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktek, (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 201), hlm. 217.
[47] Ibid, hlm. 122-123.
[48] Ibid, Dewi Utari, Ari Purwanti, Darsono Prawironegoro, hlm. 122.
[49] Ibid, Kasmir, hlm. 305.
[50]http//jurnal.umrah.ac.idwp-contentuploadsgravity_forms1 ec61c9cb232a03a96d0947c6478e525e201408JURNAL-Irman-Deni-080420103125-Akuntansi-2014.pdf diakses tanggal 15 september 2017.
[51] http//jurnal.unpand.ac.idindex.phpAKSarticledownload672653 diakses tanggal 15 september 2017.
[52] http://ejournal.stiesia.ac.idjirmarticledownload768741 diakses pada tanggal 12 februari 2018
[53] https://ejournal.stiesia.ac.idjirmarticleviewFile612581 diakses pada tanggal 12 februari 2018
[54] Sugiyono, Metodologi Penelitian Bisnis (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 12.
[55] Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2012), hlm. 74.
[56] Ibid, hlm. 74.
[57] Suryani Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif Teori dan Aplikasi pada Penelitian Bidang Managemen dan Ekonomi Islam, (Jakarta : Prenadamedia Grup, 2015), hlm. 202.
[58] Jonathan Sarwono, Ely Suhayati, Riset Menggunakan SPSS, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hlm. 9.
[59] Restu Kartiko Widi, Asas Metodelogi Dan Penelitian Sebuah Pengenalan dan Penuntun Langkah Demi Pelaksanaan Penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hlm. 177.
[60] Ibid, Sugiyono, hlm. 250.
[61] Ibid, Sugiyono, hlm. 186.
[62] Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19 (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), hlm. 113.
[63] Ibid, Imam Ghazali, hlm. 69.
[64] Ibid, hlm. 69.
[65] Ibid, hlm. 74.
[66] Ibid, hlm. 76.
[67] V. Wiratna Sujaryeni, Poly Endrayanto, Statistika Untuk Penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hlm. 85.
[68] Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, (Jakarta:  PT Bumi Aksara, 2010), hlm. 103.
[69] Ibid, hlm. 304
[70] Misbahuddin & Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik (Jakarta: PT. Bmi Aksara, 2013), hlm; 159.