Thursday, 21 March 2019

1. Apakah barang dan jasa yang harus di produksi? 2. Bagaimanakah caranya memproduksi barang dan jasa tersebut? 3. Untuk siapa sajakah barang dan jasa tersebut di produksi dan sistem-sitem perekonomian? 4. Apa saja kurva yang ada dalam masalah ekonomi?



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Masalah ekonomi menyangkut kegiatan produksi konsumsi dan distribusi.
 Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia dihadapkan dalam berbagai masalah. Hal ini dimungkinkan karena jumlah dan macam kebutuhan manusia tidak terbatas. Masalah pokok perekonomian yang dihadapi manusia dibedakan menjadi dua macam yaitu masalah bagi produsen dan konsumen.
           Sistem perekonomian adalah sitem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut. Sistem ekonomijuga dapat dibedakan dari cara tersebut mengatur produksi dan alokasi. Sebuah perekonomian terencana (planned economies) memberikan hak kepada pemerintah untuk mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi hasil produksi. Sementara pada perekonomian pasar (market economic), pasar lah yang mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi barang dan jasa melalui penawaran dan permintaan.
            Secara garis besar, kita mengenal empat sistem ekonomi yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan situasi kondisi dan ideologi negara yang bersangkutan. Keempat sistem ekonomi tersebut adalah sitem ekonomi tradisional, sistem ekonomi terpusat, sistem ekonomi pasar dan sistem ekonomi campuran.
Masalah ekonomi timbul sebagai akibat dari ketidak seimbangan di antara keinginan manusia untuk mendapat barang dan jasa dengan kemampuan faktor – faktor produksi menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan tersebut.



B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah barang dan jasa yang harus di produksi?
2.      Bagaimanakah caranya memproduksi barang dan jasa tersebut?
3.      Untuk siapa sajakah barang dan jasa tersebut di produksi dan sistem-sitem perekonomian?
4.      Apa saja kurva yang ada dalam masalah ekonomi?
C.     Tujuan
1.      Agar mengetahui barang dan jasa yang di produksi
2.      Agar mengetahui cara memproduksi barang dan jasa
3.      Agar mengetahui barang dan jasa yang diproduksi dan sistem dalam perekonomian.
4.      Untuk mengetahui kurva yang ada dalam masalah ekonomi.













BAB II
PEMBAHASAN
1. Barang dan jasa yang harus di produksi
Persoalan ini sangat penting karena ia merupakan faktor yang utama yang akan menentukan corak penggunaan faktor-faktor produksi. Barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu perekonomian sangat banyak jenisnya, yaitu dari barang yang sangat sederhana (misalnya beras dan tape) kepada barang yang sangat komplek (misalnya kapal terbang). Setiap tahun suatu perekonomian harus menentukan jenis-jenis barang yang diperlukan oleh masyarakat dan jumlah produksi dari barang dan jasa tersebut.[1]
Masalah yang pertama ini adalah akibat langsung dari pada ketidakmampuan sumber-sumber daya yang tersedia untuk memproduksi semua barang yang dibutuhkan masyarakat. Oleh sebab itu pilihan-pilihan harus dilakukan. Masyarakat haruslah menentukan keinginan mana yang harus dipenuhi dan keinginan mana yang dikorbankan atau ditunda untuk memenuhinya. Pilihan-pilihan tersebut akan menentukan penggunaan faktor-faktor produksi. Makin banyak suatu jenis barang akan dihasilkan, semakin banyak faktor produksi yang akan digunakan dalam kegiatan tersebut. Untuk tujuan itu faktor-faktor produksi yang akan digunakan disektor lain harus dikurangi maka produksi di sektor lain tersebut akan berkurang.[2]
2.      Cara Menentukan Barang Di Produksi
Biasanya dapat beberapa cara untuk menghasilkan suatu barang. Adanya beberapa kemungkinan untuk menghasilkan suatu barang dan dapat dengan jelas dilihat misalnya dalam kegiatan pertanian. Dalam sektor pertanian sejumlah produksi tertentu dapat dihasilkan dengan menggunakan tanah yang luas. Atau ia dapat pula dicapai dengan mengurangi keluasan tanah yang digunakan tetapi lebih banyak menggunakan modal dan teknologi yang lebih tinggi. Dalam menghadapi pilihan yang demikian, yaitu apakah menggunakan lebih banyak tanah atau menggunakan lebih banyak modal dan teknologi modern, pertanyaan berikut timbul: cara manakah yang lebih sesuai? Masalah efisiensi merupakan salah satu faktor yang akan dijadikan dasar dalam melakukan pemilihan tersebut. Pilihan akan diletakkan kepada cara memproduksi yang mampu untuk menciptakan barang-barang tersebut dengan cara yang paling efisien. Dalam memikirkan masalah efisiensi kegiatan memproduksi, yang harus dipikirkan tidaklah terbatas hanya kepada masalah efisiensi dari segi teknik. Penggunaan tekknik yang paling up to date belum tentu menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah besarnya jumlah permintaan. Apabila permintaan sangat besar maka penggunaan teknik yang sangat modern akan menaikkan efisiensi. Tetapi andaikata permintaan tidak terlalu banyak maka penggunaan teknik produksi yang lebih sederhana aakan menciptakan efisiensi yang lebih baik.
3.       Barang-barang di produksi
Masalah selanjutnya yang harus dipikirkan masyarakat adalah: bagaimanakah pendapatan keseluruhan masyarakat didistribusikan kepada berbagai golongan dan individu dalam masyarakat itu? Untuk menjawab persoalan ini, yang pertama sekali harus dilakukan adalah melihat cara-cara pendapatan dari faktor-faktor produksi ditentukan. Di sini yang akan diperhatikan adalah bagaimana caranya upah tenaga kerja, sewa tanah, bunga modal, dan keuntungan para pengusaha ditentukan. analisis ini akan memberikan jawaban kepada persoalan bagaimana pendapatan keseluruhan masyarakat didistribusikan. Dalam memikirkan masalah, untuk siapa barang-barang diproduksi? Bukan saja harus dipikirkan tentang bagaimana pendapatan keselurahan masyarakat didistribusikan? , akan tetapi juga tentang apakah distribusi itu sesuai dengan kepentingan keseluruhan masyarakat? Untuk memperoleh jawaban kepada persoalan yang paling akhir ditanyakan ini, dua persoalan ini harus dianalisis.
Sekiranya pendapatan individu-individu didasarkan kepada pembayaran untuk faktor-faktor produksi yang mereka miliki dan mereka tawarkan, maka maslaah ketidakseimbangan dalam distribusi pendapatan akan timbul. Yang kaya akan bertambah kaya, sedangkan yang miskin akan menghadapi banyak kesulitan untuk memperoleh pendapatan yang lumayan. Sebaliknya, kalau meratakan distribusi pendapatan yang ditekankan biasanya dilakukan dengan meggunakan sistem pajak yang sangat progresif kegairahan individu-individu untuk bekerja keras akan berkurang. Kecenderungan ini akan mengurangi pendapatan keseluruhan masyarakat dan memperlambat pertimbuhan ekonomi. Setiap masyarakat harus memecahkan masalah ini. Mereka harus memikirkan cara untuk mendistribusikan pendapatan secara adil tanpa mengurangi kegairahan individu-individu bekerja sehingga kepuncak kesanggupanya. Apabila tujuan ini dapat dicapai maka perataan pendapatan dapat diwujudkan tanpa menghambat pertumbuhan ekonomi. Campur tangan pemerintah diperlukan untuk mencapai tujuan ini.[3]
A.    Sistem-sistem perekonomian
Kegiatan perekonomian pada masing-masing negara di dunia ini berbeda-beda tergantung pada sistem perekonomian yang dilakukan oleh masing-masing negara tersebut. Secara umum sistem-sistem perekonomian yang biasa dilakukan pada berbagai negara antara lain, sitem ekonomi bebas, sitem ekonomi campuran, dan sistem ekonomi terpimpin.[4]





1.      Sistem Ekonomi Bebas
Sistem ekonomi sebebas berarti masyarakat bebas sepenuhnya menentukan kegiatan ekonomi. Pemerintah tidak ikut campur dalam kegiatan ekonomi yang dilaksanakan masyarakat. Sitem ini sering juga disebut sebagai sistem ekonomi pasar, karena pasarlah yang menentukan cara memproduksi dan menentukan konsumen dari barang yang di produksi oleh produsen.
Sistem ekonomi bebas atau pasar biasa juga disebut sebagai laissez faire (bahasa perancis) yang berarti, ‘biarlah mereka melakukan pekerjaan yang sesuai dengan keinginannya’. Dalam pengertian ini masyarakat diberikan kebebasan sepenuhnya menggunakan faktor-faktor produksi yang dimilikinya. Masyarakat konsumen bebas mengkonsumsi barang yang di produksi oleh produsen, dan sebaliknya, masyarakat produsen bebas menentukan barang yang di produksinya dalam memperoleh keuntungan.
2.      Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi campuran berarti adanya campur tangan pemerintah dalam kegiatan perekonomian. Kegiatan ekonomi tetap dilakukan oleh masyarakat, tetapi dalam beberapa hal tertentu ada campur tangan dari pemerintah. Hal ini bertujuan agar tidak ada yang dirugikan baik masyarakat konsumen maupun masyarakat produsen/perusahaan. Oleh karena itu, ada pengawasan oleh pemerintah dalam kegiatan perekonomian.
Ada tiga bentuk campur tangan pemerintah, yakni;
a.       Pemerintah membuat peraturan-peraturan dalam menentukan kegiatan ekonomi. Khusus barang –barang strategis, pemerintah menentukan harga dasar dan dan harga tertinggi.
b.      Pemerintah secara langsung melakukan kegiatan ekonomi. Campur tangan ini dilakukan oleh pemerintah karena masyarakat produsen/perusahaan belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen.
c.       Pemerintah melaksanakan kebijaksanaan moneter dan fiskal. Melalui kebijaksanaan fiskal, pemerintah dapat mengendalikan jumlah uang beredar, sehingga dapat menekan tingkat inflasi.
3.   Sistem Ekonomi Terpimpin
Sistem ekonomi terpimpin merupakan kebalikan dari sistem ekonomi bebas, di mana pemerintah sepenuhnya menentukan kegiatan ekonomi. Masyarakat konsumen tidak bebas menggunakan faktor-faktor produksi yang dimilikinya. Demikian juga masyarakat produsen tidak bebas menentukan barang yang diproduksinya. Kegiatan ekonomi sepenuhnya ditangani oleh pemerintah. Sistem ekonomi terpimpin biasa juga disebut ekonomi komndo (command economy), yaitu kegiatan ekonomi yang dikendalikan oleh pemerintah.[5]
Dalam sistem perekonomian pasar bebas, faktor-faktor produksi dimiliki oleh pihak swasta dan mereka mempunyai kebebasan untuk menggunakannya. Sektor perusahaan akan berusaha untuk menggunakan secara paling efisien dan memberi keuntungan yang paling maksimum. Sistem perekonomian pasar bebas mencapai tujuan tersebut memalui interaksi di antara pengusaha dan pembeli (perusahaan dan rumah tangga) di dalam pasaran. Mekanisme pasar akan memberi petunjuk dalam usaha masyarakat untuk menyelesaikan masalah “apa”, “bagaimana” , dan “untuk siapa”.[6]
Masalah ekonomi timbul sebagai akibat dari ketidak seimbangan di antara keinginan manusia untuk mendapat barang dan jasa dengan kemampuan faktor – faktor produksi menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Keinginan manusia jumlahnya adalah jauh melebihi kemampuan faktor- faktor produksi yang tersedia untuk memenuhinya. Oleh sebab itu masyarakat harus membuat pilihan – pilihan sehingga mereka dapat mencapai kesejahteraan yang paling tinggi dalam menggunakan faktor – faktor produksi yang tersedia.[7]
Kurva kemungkinan produksi dan pertumbuhan ekonomi
Kurva kemungkinan produksi yaitu batas maksimum produksi yang dapat di ciptakan sesuatu Negara pada suatu waktu tertentu. Dalam Negara yang kurva batas produksinya adalah AB, kemakmuran masyarakat mencapai paling maksimum apabila kombinasi barang industri dan barang pertanian adalah seperti di tunjukkan oleh salah satu titik pada kurva AB misalnya di titik P. berarti untuk memaksimumkan kemakmuran masyarakat, Negara itu harus menghasilkan  X0 barang industri dan Y0 barang pertanian. Dalam kenyataannya misalkan tingkat produksi yang dicapai Negara tersebut hanyalah seperti di tunjukkan oleh titik M, yaitu menghasilkan X1 barang industri dan Y1 barang pertanian.[8]
1.      Masalah pengangguran
Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Seseorang yang tidak bekerja, tetapi tidak secara aktif mencari pekerjaan tidak tergolong sebagai penganggur. Contohnya seorang ibu rumah tangga dan juga seorang anak keluarga kaya yang tidak mau bekerja karena gajinya lebih rendah dari yang di inginkannya.[9]
Ø  Description: 2684F2D5
Dimisalkan, pada waktu kurva kemungkinan produksi adalah seperti yang ditunjukkan oleh kurva AB, tingkat produksi yang dicapai oleh masyarakat adalah seprti yang ditunjukkan oleh titik C. Berarti pangangguran atau faktor produksi berlaku dalam teori makroekonomi diterangkan mengapa tingkat kegiatan ekonomi masyarakat hanya dapat mencapai C dan bagaimana caranya agar tingkat kegiatan pereekonomian dapat mencapai titik-titik pada kurva AB.
Keadaan dimana tingkat produksi adalah dibawah tingkat yang maksimum yaitu keadaan seperti yang ditunjukkan oleh titk C, adalah keadaan yang sering berlaku dalam perekonomian sebab berlakunya keadaan seperti itu ditunjukkan oleh keynes. Dalam menerangkan teori makro ekonomi didalam bab satu telah ditunjukkan bahwa perekonomian tidak selalu mencapai tingkat kesempatan kerja penuh. Oleh karena itu tingkat produksi nasional ditunjukkan oleh titik-titik dibawah garis AB dan salah satu contohnya adalah titik C yang ditunjukkan dalam gambar diatas berdasarkan kepada analisis keynes alasan dari berlakunya masalah tersebut.[10]
a.       Sebab berlakunya pengangguran
Faktor utama yang menimbulkan pengangguran adalah kekurangan pengeluaran agregat. Para pengusaha memproduksi barang dan jasa dengan maksud untuk mencari keuntungan. Keuntungan tersebut hanya akan dapat diperoleh apabila para pengusaha dapat menjual barang yang mereka produksikan. Semakin besar permintaan, semakin banyak barang dan jasa yang mereka wujudkan. Kenaikan produksi yang di lakukan akan menambah penggunaan tenaga kerja. Dengan demikian terdapat perhubungan yang erat di antara tingkat pendapatan nasional yang di capai dengan penggunaan tenaga kerja yang dilakukan, semakin tinggi pendapatan nasional, semakin banyak penggunaan tenaga kerja dalam perekonomian. Uraian sebelumnya pengeluaran agregat yang terwujud dalam perekonomian lebih rendah dari pengeluaran agregat yang diperlukan. Kekurangan permintaan agregat ini adalah faktor penting yang menimbulkan pengangguran. Disamping itu faktor faktor lain yang menimbulkan pengangguran adalah (1) menganggur karena ingin mencari kerja lain yang lebih baik (2) pengusaha menggunakan peralatan produksi modern yang mengurangi tenaga kerja (3) ketidaksesuaian diantara ketrampilan pekerja yang sebenarnya dengan ketrampilan yang di perlukan dalam industri.[11]
b.      Akibat buruk pengangguran
Ditinjau dari sudut individu yang menentukan kemakmuran masyarakat adalah tingkat pendapatannya. Pengangguran mengurangi pendapatan masyarakat dan ini mengurangi tingkat kemakmuran yang mereka capai. Pengangguran menimbulkan berbagai masalah ekonomi dan social kepada yang mengalaminya. Apabila keadaan pengangguran di suatu Negara sangat buruk, kekacauan politik dan social selalu berlaku dan menimbulkan efek yang buruk kepada kesejahteraan masyarakat dan prospek pembangunan ekonomi dalam jangka panjang.[12]
2.      Masalah pertumbuhan ekonomi yang tidak teguh
Dalam gambar dibawah dimisalkan pada mulanya kurva kemungkinan produksi adalah AB. Pertambahan faktor-faktor produksi dan perkembangan teknologi memindahkan kurva tersebut menjadi PQ. Perubahan itu berarti pada masa ini perekonomian dapat memproduksi barang lebih bnayak daripada periode sebelumnya.[13]



Dalam perekonomian keadaan yang paling ideal adalah: mencapai tingkat kesempatan kerja penuh dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dengan perkataan lain, setiap perekonomian selalu mengharapkan agar tingkat pertumbuhan ekonomi selalu teguh sehingga pengguna tenaga kerja dan faktor-faktor produksi lain secara sepenuhnya selalu akan dicapai dari satu periode ke periode lainnya. Dalam gambar dibawah keadaan yang ideal ini digambarkan sebagai pergerakan dari satu titik Pada kurva AB ke satu titik pada kurva PQ. Keadaan seperti itu antara lain ditunjukkan oleh pergerakan dari titik R ke titik  S.[14]
Ø  Description: 2947BD24
Keadaan yang ideal diatas tidak selalu akan tercapai dalam perekonomian. Sering pada mulanya perekonomian menghadapi masalah pengangguran dan dalam jangka panjang masalah ini tidak dapat diatasi dan adakalanya masalah tersebut menjadi semakin buruk. Keadaan seperti ini (1) pada mulanya tingkat produksi masyarakat belum mencapai tingkat maksimum (2) dalam periode selanjutnya tingkat produksi mamsyarakat belum mencapai keadaan yang ideal. Pergerakan dari titik C menjadi titik D menggambarkan pertumbuhan kegiatan ekonomi yang kesepakatannya adalah dibawah pertambahan kemampuan faktor-faktor produksi dan teknologi untuk menaikkan produksi dalam jangka panjang. Dengan demikian pergerakan tersebut menggambarkan pertumbuhahn ekonomi yang tidak teguh. Pertumbuhan yang teguh tercapai apabila tingkat produksi berubah dari titik C ke titik S atau titik lain pada kurva PQ. [15]
3.      Masalah inflasi
Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Adakalanya tingkat inflasi adalah rendah yaitu mencapai di bawah 2 atau 3 persen. Tingkat inflasi berbeda dari satu periode ke periode lainnya dan bebeda pula dari satu Negara ke Negara lain. Tingkat inflasi yang moderat mencapai diantara 4 sampai 10 persen inflasi yang snagat serius dapat mencapai tingkat beberapa puluh atau beberapa ratus persen dalam setahun.
1.      Faktor-faktor penyebab inflasi di Indonesia
a.       Peningkatan kebutuhan
b.      Inflasi dorongan biaya
c.       Meningkatnya upah
d.      Harga impor
e.       Harga bahan baku
f.       Dorongan laba inflasi
g.      Produktifitas menurun
h.      Pajak yang lebih tinggi
i.        Meningkatnya harga rumah
j.        Mencetak lebih banyak uang[16]








BAB III
PENUTUP
         
A.    Kesimpulan
1.      merupakan faktor yang utama yang akan menentukan corak penggunaan faktor-faktor produksi. Barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu perekonomian sangat banyak jenisnya, yaitu dari barang yang sangat sederhana (misalnya beras dan tape) kepada barang yang sangat komplek (misalnya kapal terbang). Setiap tahun suatu perekonomian harus menentukan jenis-jenis barang yang diperlukan oleh masyarakat dan jumlah produksi dari barang dan jasa tersebut
2.      Biasanya dapat beberapa cara untuk menghasilkan suatu barang. Adanya beberapa kemungkinan untuk menghasilkan suatu barang dan dapat dengan jelas dilihat misalnya dalam kegiatan pertanian. Dalam sektor pertanian sejumlah produksi tertentu dapat dihasilkan dengan menggunakan tanah yang luas. Atau ia dapat pula dicapai dengan mengurangi keluasan tanah yang digunakan tetapi lebih banyak menggunakan modal dan teknologi yang lebih tinggi. Dalam memikirkan masalah efisiensi kegiatan memproduksi, yang harus dipikirkan tidaklah terbatas hanya kepada masalah efisiensi dari segi teknik. Penggunaan tekknik yang paling up to date belum tentu menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah besarnya jumlah permintaan. Apabila permintaan sangat besar maka penggunaan teknik yang sangat modern akan menaikkan efisiensi.
3.      yang pertama sekali harus dilakukan adalah melihat cara-cara pendapatan dari faktor-faktor produksi ditentukan. Di sini yang akan diperhatikan adalah bagaimana caranya upah tenaga kerja, sewa tanah, bunga modal, dan keuntungan para pengusaha ditentukan. analisis ini akan memberikan jawaban kepada persoalan bagaimana pendapatan keseluruhan masyarakat didistribusikan.
1.      Sistem Ekonomi Bebas
2.      Sistem Ekonomi Campuran
3.      Sistem Ekonomi Terpimpin
4.      a.  Masalah pengangguran.
b.      Masalah pertumbuhan ekonomi yang tidak teguh.
c.       Masalah inflasi
B.     Saran
Pembuatan makalah ini disusun dengan penuh kesederhanaan dan mengambil dari beberapa refenrensi yang saya ketahui tentang unsur-unsur jasmani dan rohani. Dan saya akui masih jauh dari kata sempurna baik dari tata cara penulisan dan bahasa yang dipergunakan maupun dari segi penyajian materinya. Semoga makalah ini bisa member manfaat. 


















DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono. 2013, Mikroekonomi Teori Pengantar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sukirno, Sadono. 2011,Makroekonomi Teori Pengantar, Jakarta: Rajawali Pers.





























[1] Sadono Sukirno, Mikroekonomi Teori Pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013)., hlm 52  
[2] Ibid., hlm 52
[3] Ibid., hlm 53
[4] Ibid., hlm 64
[5] Sadono sukirno, mikroekonomi teori pengantar. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2013)., hlm. 64 – 65
[6] Ibid., hlm
[7] Sadono sukirno, mikroekonomi teori pengantar. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2013)., hlm. 51
[8]  Ibid., hlm 55 – 56 
[9] Ibid., hlm 62
[10] Ibid., hlm 62
[11] Ibid., hlm 62
[12] Ibid., hlm 62
[13] Ibid., hlm 63
[14] Ibid., hlm 63
[15] Ibid., hlm 63
[16] Sadono sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar (Jakarta:Rajawalipers,2011),. hlm.30