Saturday 23 March 2019

1. Bagaimana konsep elastisitas permintaan ? 2. Bagaimana konsep elastisitas penawaran ?


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam analisis ekonomi, secara teori maupun dalam praktek sehari-hari adalah sangat berguna untuk mengetahui sampai sejauh mana responsifnya permintaan terhadap perubahan harga. Oleh karena itu, perlu dikembengkan suatu pengukuran kuantitatif yang menunjukkan sampai dimana besarnya pengaruh perubahan harga terhadap perubahan permintaan. Perubahan harga juga menimbulkan akibat yang berbeda terhadap jumlah penawaran berbagai barang. Ukuran kuantitatif sebagai akibat perubahan harga terhadap perubahan jumlah barang yang ditawarkan dinamakan elastisitas penawaran.
Ada beberapa jenis produk yang dengan menurunkan harga sedikit saja akan meningkatkan penjualan dalam jumlah besar. Produk-produk tersebut sangat peka terhadap perubahan harga. Sebaliknya, ada juga produk- produk yang meskipun harganya diturunkan atau dinaikkan, penjualannya tetap tidak berubah.produk-produk tersebut kurang begitu peka atau bahkan tidak peka sama sekali terhadap perubahan harga.
Begitu juga dengan produk-produk yang ditawarkan, ada beberapa produk yang penawarannya berubah demikian besar meskipun harganya hanya berubah sedikit. Sebaliknya, ada pula produk yang penawarannya hanya berubah sedikit atau bahkan tidak berubah sama sekali meskipun harganya berubah demikian besar. Penawaran produk-produk tersebut kurang begitu peka atau bahkan tidak peka sama sekali terhadap perubahan harga.
Oleh karena itu, disebabkan dengan berbagai permasalahan diatas, penulis mengangkat judul makalah ini yaitu, “Elastisitas Permintaan dan Penawaran”.

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada pembahasan ini meliputi sebagai berikut:
1.      Bagaimana konsep elastisitas permintaan ?
2.      Bagaimana konsep elastisitas penawaran ?

C.    Tujuan Pembahasan
            Adapun tujuan  pada pembahasan ini meliputi sebagai berikut:
1.      Mengetahui konsep elastisitas permintaan.
2.      Mengetahui konsep elastisitas penawaran.



























BAB II
PEMBAHASAN

A.    Konsep Elastisitas Penawaran
a.1 Pengertian Elastisitas Permintaan
Elastisitas adalah ukuran besarnya respons jumlah permintaan atau penawaran terhadap perubahan salah satu penentunya.[1] Elastisitas mengukur sensitivitas dari satu variabel terhadap variabel lain. Secara spesifik, elastisitas adalah jumlah yang memberitahukan persesntase perubahan yang akan terjadi pada salah satu variabel dalam merespons peningkatan 1 persen pada variabel lain.[2]  Elastisitas permintaan adalah pengaruh perubahan harga barang terhadap besar kecilnya jumlah barang yang diminta atau tingkat kepekaan peerubahan jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga barang.[3] Definisi lain menyatakan, elastisitas harga permintaan adalah ukuran besarnya respons jumlah suatu barang terhadap perubahan barang itu, dihitung sebagai perubahan persentase jumlah permintaan dibagi dengan perubahan persentase harga.
Hukum permintaan mengatakan bahwa menurunnya harga suatu barang meningkatkan jumlah permintaan. Elastisitas harga permintaan (price elasticity of demand) mengukur seberapa besar jumlah permintaan berubah seiring perubahan harga. Permintaan suatu barang dikatakan elastis apabila jumlah permintaan berubah banyak karena harga berubah, sedangakan permintaan dikatakan inelastis apabila jumlah permintaan mengalami sedikit perubahan ketika harga berubah.[4]
a.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan
a)      Tersedianya barang pengganti (substitutability)
Semakin banyak serta baik barang pengganti (substitute) yang dimiliki oleh suatu barang tertentu, semakin elastis permintaannya. Sebaliknya, semakin sedikit atau buruk barang pengganti (substitute) yang tersedia untuknya semakin inelastislah permintaanya.
Jika peranan suatu barang dapat dengan mudah digantikan oleh barang lain, maka, ketika harganya naik orang akan segera berpindah untuk menggunakan barang penggantinya itu sehingga permintaan barang yang harganya telah naik itupun banyak merosot. Sebaliknya jika barang itu tidak mempunyai barang pengganti, atau mempunyai, tetapi tidak atau kurang begitu baik maka, ketika harganya naik, orang tidak akan segera berfikir untuk meninggalkan pemakaiannya serta menggantikannya dengan memakai barang lain.
b)      Pentingnya bagi kehidupan (urgency)
Semakin penting arti suatu barang bagi kehidupan manusia, semakin ineslastislah permintaannya. Sebaliknya, semakin tidak penting arti suatu barang tersebut bagi kehidupan manusia, semakin elastislah permintaannya.
Barang yang penting tentu orang tidak ingin meninggalkannya. Jika harganya naik, orang akan berpikir untuk tetap membelinya. Demikianpun jika harganya turun, orang tidak akan memborong dengan membelinya banyak-banyak sebab biasanya kebutuhan orang akan barang perlu (necessities) itu sudah tetentu jumlahnya. Akibatnya, jumlahnya yang diminta tidak akan banyak terpengaruh oleh perubahan harganya, naik maupun turun.
c)      Mahalnya (expensiveness) atau besarnya bagian dari pendapatan konsumen yang dipakai untuk membeli suatu barang.
Semakin mahal harga suatu barang, semakin elastislah permintaannya. Barang yang berharga murah lebih memudahkan konsumen untuk membelinya. Jika harganya naik, kenaikannya itu belum akan mengganggu anggaran konsumen secara signifikan sehingga mereka akan tetap membelinya. Sebaliknya, jika harganya turun, penurunannya itu juga tidak banyak sehingga tidak akan secara signifikan menguntungkan anggaran konsumen. Dengan demikian, mereka akan sedikit saja menambah pembelian mereka. Dengan kata lain, permintaan akan barang yang murah harganya ini adalah inelastis.
Sebaliknya, konsumen akan banyak berpikir sebelum membeli barang yang berharga mahal. Jika harga barang seperti ini naik, kenaikan harga ini mengganggu anggaran konsumen sehingga ia akan mengurungkan atau mengurangi pembeliannya, mungkin menunggu nanti jika harganya turun. jika harganya turun, kini anggaran konsumen akan terasa lebih longgar, dan barulah kini konsumen membelinya. Dengan kata lain, permintaan akan barang murah tidak aka banyak terpengaruh oleh perubahan harganya, yakni inelastis; dan permintaan akan barang mahal akan amat terpengaruh oleh perubahan harganya, yakni elastis.
d)     Serbagunanya  (versatility)
Semakin serba guna, semakin ineslastislah permintaan, dan semakin sedikit guna suatu barang semakin elastilah permintaan suatu barang. Barang yang serba guna, yakni luas kemungkinan penggunaannya, akan amat di butuhkan. Jika orang tidak memerlukannya untuk suatu keperluan, dia toh masih memerlukannya untuk keperluan yang lain. Jika barang seperti ini naik harganya, konsumen akan sulit meninggalkannya karena banyak gunanya tadi itu. Jika harganya turun konsumen tidak akan banyak menambah pembeliannya karena biasanya konsumen memasang suatu batas jumlah pemilikan tertentu untuk barang seperti itu.
Sebaliknya, jika barang yang sempit penggunaannya mengalami kenaikan harga, konsumen akan berpikir untuk tidak lagi memakai barang itu karena toh hanya sedikit saja keperluannya yang akan terganggu karenanya. Jika harganya turun, jelas konsumen akan segera membelinya karena sekalipun sedikit ada juga guna barang itu.
e)      Sifat tahan lamanya (durability) suatu barang
Semakin tahan lama suatu barang, semakin elastislah permintaan terhadapnya, dan demikian pula sebaliknya, semakin tidak tahan lama suatu barang, maka semakin inelastis pulalah permintaan terhadapnya.
            Untuk barang tahan lama, jika terjadi kenaikan harga, orang masih dapat menangguhkan pembeliannya. Atau dengan perkataan lain, jika harganya naik, orang tidak akan membeli disebabkan oleh barang yang sama yang telah dimilikinya masih dapat dipakai berhubung karena sifat tahan lamanya itu. Sekalipun harganya telah naik, orang tetap harus membelinya sebab ia sudah tidak lagi memiliki persediaan barang serupa lagi dirumahnya karena sifat tidak tahan lamanya itu. Demikianpun jika harganya turun orang tidak dapat segera membelinya dalam jumlah yang banyak karena barang itu tidak akan tahan lama disimpan.
f)       Waktu (time)
Permitaan cenderung lebih inelastis atau tidak peka dalam jangka pendek dari    pada dalam jangka panjang. Semakin banyak waktu yang dimiliki konsumen untuk mereaksi perubahan harga, semakin elastislah permintaan barang itu. Secara konseptual, waktu yang lebih panjang memungkinkan konsumen untuk mencari pengganti barang tersebut.
Demikianlah, semakin banyak konsumen mmiliki waktu untuk mereaksi perubahan harga, semakin elastis atau pekalah permintaan akan barang itu terhadap perubahan harga. Sebaliknya, semakin sedikit waktu yang dimiliki oleh konsumen untuk mereaksi perubahan harga, semakin inelastis atau tidak pekalah permintaannya terhadap perubahan harga.[5]

a.3 Koefisien Elastisitas Permintaan
Koefisien elastisitas permintaan merupakan nilai perbandingan antara persentasi perubahan jumlah diminta dengan persentasi perubahan harga.[6]  Adapun koefisien elastisitas permintaan (Ed) itu adalah angka yang menunjukkan elastisitas permintaan. Jadi, koefisien elastisitas permintaan selalu ditunjukkan dalam bentuk angka. Dengan adanya koefisien elastisitas permintaan semacam ini akan menjadi sangat mudah bagi setiap orang untuk melihat barang manakah yang lebih elastis, dan manakah yang kurang elastis atau inelastis.[7]
            Rumus penghitungan koefisien elastisitas permintaan:
                       
                          
            Keterangan:    
                                   
                                   
                                   
                                     [8]
            Tolak ukur yang dipakai untuk elastisitas permintaan adalah sebagai berikut. Jika koefisien elastisitas permintaan itu menunjukkan angka :
1. Tak terhingga ) , elastisitas permintaannya adalah elastis sempurna (perfect elastic).
2. Lebih besar daripada satu (>1), maka elastisitas permintaannya adalah elastis (elastic atau relatively elastic).
3. Sama dengan satu (=1), maka elastisitas permintaannya adalah unit (satu), atau biasa disebut unitary elastic, atau unit elasticity.
4. Lebih kecil dari satu (<1), maka elastisitsa permintaannya adalah inelastis (inelastic atau relatively inelastic),
5. Sama dengan nol (=0), maka elastisitas permintaannya adalah inelastis sempurna (perfect inelastic).[9]

a.4 Kurva Elastisitas Permintaan
Nilai koefesien elastisitas berkisar diantara nol dan tak terhingga. Elastisitas adalah nol apabila perubahan harga tidak akan mengubah jumlah yang diminta, yaitu yang diminta tetap saja jumlahnya walaupun harga mengalami kenaikan atau menurun. Kurva permintaan yang koefisien elasititasnya bernilai nol bentuknya adalah sejajar dengan sumbu tegak. Jadi bentuknya adalah seperti yang ditunjukkan dalam gambar 2.1 (i). Kurva permintaan yang seperti itu adalah kurva permintaan tidak elastis sempurna (inelastis sempurna).
Koefiseien elastisitas permintaan bernilai tidak terhingga apabila pada suatu harga tertentu pasar sanggup membeli semua barang yang ada di pasar. Berapa pun banyaknya barang yang ditawkan oleh para penjual pada harga tersebut, semuanya akan dapat terjual. Kurva permintaan yang koefisien elastisitanya tidak terhingga berbentuk sejajar dengan sumber datar dan sifat permintaan itu dikenal sebagai elastis sempurna. Gambar 2.1 (ii) mengemukakan satu contoh kurva permintaan yang bersifat elastis sempurna.
Pada gambar 2.1 (iii), kurva itu mempunyai koefisien elastisitas permintaan sebesar 1 dan laazim disebut sebagai kurva permintaan yang elastisitasnya bersifat elastisitas uniter.
Pada umumnya,  sifat permintaan terhadap kebanyakan barang adalah seperti yang ditunjukkan dalam gambar 2.1 (iv) dan (v). Permintaan yang terdapat dalam gambar 2.1 (iv) adalah permintaan yang bersifat inelastis. Dikatakan suatu permintaan bersifat tidak elastis apabila koefisien elastisitas permintaan tersebut diantara nol dan satu. Koefisien permintaan mempunyai nilai yang demikian apabila persentasi perubahan harga lebih besar daripada perubahan persentasi jumlah yang diminta.
Kurva yang terdapat dalam gambar 2.1 (v) adalah bersifat elastis yaitu kurva itu menggambarkan bahwa apabila harga berubah maka permintaan akan mengalami perubahan dengan persentasi yang melebihi persentasi perubahan harga. Nilai koefisien elastisitas dari permintaan yang bersifat elastis adalah lebih dari satu. [10]









 Gambar 2.1
Jenis-jenis Elastisitas Permintaan











B.     Konsep Elastisitas Penawaran
a.1 Pengertian Elastisitas Penawaran
            Elastisitas penawaran adalah ukuran kepekaan tentang besarnya peprubahan jumlah yang ditawarkan jika harganya berubah. Pengertian elastisitas penawaran seperti yang baru saja disebutkan itu dapat diterjemahkan sebagai berikut: elastisitas penawaran adalah ratio (perbanadingan) antara perubahan relatif jumlah yang ditawarkan dengan perubahan relatif harga.[11]
Elastisitas harga penawaran adalah persentase perubahan harga. Elastisitas ini biasanya positif karena harga yang lebih tinggi memberikan insentif bagi produsen untuk meningkatkan output. Kita juga dapat mengaitkan elastisitas penawaran dengan berbagai variabel seperti tingkat bunga, upah, dan harga bahan mentah dan barang setengah jadi lainnya yang digunakan untuk produksi suatu barang.[12]
            Hukum penawaran mengatakan bahwa harga yang lebih tinggi meningkatkan jumlah yang ditawarkan. Elastisitas harga penawaran (price elasticity of supply) mengukur seberapa besar perubahan jumlah yang ditawarkan sebagai respons terhadap perubahan harga.[13]

a.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Penawaran
a)      Waktu yang dibutuhkan untu berproduksi
Untuk memproduksi produk, dibutuhkan waktu. Produk-produk yang karena berbagai alasan memerlukan waktu lama untuk diproduksi, penawarannya bersifat inelastis. Hal ini karena walaupun harga naik, produsen tidak dapat dengan cepat menambah persediaan produknya.
b)      Daya tahan barang
Ada produk yang dapat disimpan dalam waktu lama (durable goods).Namun ada juga produk yang dalam waktu relatif singkat mudah rusak, misalnya produk pertanian berupa buah-buahan. Walaupun harga buah-buahan menurun, namun jika daya tahannya sudah berkurang, produk tersebut harus segera dijual untuk menghindari kerugian yang lebih besar. Oleh sebab itu elastisitas penawaran produk-produk yang tidak tahn lama cenderung bersifat tidak elastis. Sebaliknya, produk-produk yang dapat disimpan dalam waktu lama, cenderung memiliki elastisitas penawaran yang bersifat elastis.
c)      Mobilitas faktor produksi
Faktor produksi dikatakan memiliki mobilitas tinggi apabila mudah berpindahdari satu tempat ke tempat lainnya. Jika faktor produksi memiliki mobilitas tinggi, maka produsen dapat menyesuaikan kapasitas produksinya (besarnya produksi) dan penawarannya cenderung bersifat lebih elastis.
Beberapa jenis produk memerlukan tenaga-tenaga ahli atau mesin-mesin khusus untuk memproduksinya. Penawaran barang-barang seperti ini cenderung kurang elastis karena tenaga kerja yang berkeahlian tinggi atau peralatan khusus yang canggih agak sulit diperoleh. Sebaliknya, pada produk-produk yang tidak memerlukan tenaga ahli atau mesin–mesin khusus penawarannya bersifat lebih elastis.
d)     Kemudahan produsen baru untuk memasuki pasar
Pasar produk-produk tertentu ada yang mudah dimasuki oleh produsen baru, ada yang sulit. Kita lihat pasar untuk pisang molen. Ketika orang mulai menyukai pisang molen, harga pisang molen sedikit demi sedikit mulai naik. Hal ini menarik para pedagang lain untuk membuka usaha pisang molen. Mereka dengan mudah dapat membuka usaha tersebut karena tidak begitu banyak membutuhkan modal dan cepat untuk merealisasikannya. Oleh karena itu, jika sebuah pasar memiliki sifat mudah dimasuki oleh produsen baru, maka penawarannya cenderung bersifat lebih elastis.[14]

Dua faktor lain yang dapat dianggap sebagai faktor yang sangat penting didalam menentukan elastisitas penawaran, yaitu: sifat dari perubahan biaya produksi dan jangka waktu dimana penawaran tersebut di analisis.
            Pada sifat perubahan biaya produksi, bagaimana biaya produksi akan berubah sekiranya harus dilakukan pertambahan produksi, sangat besar pengaruhnya kepada elastisitas penawaran. Penawaran akan bersifat tidak elastis apabila kenaikan penawaran hanya dapat dilakukan dengan mengeluarkan biaya yang sangat tinggi. Tetapi kalau penawaran dapat ditambah dengan mengeluarkan biaya tambahan yang tidak terlalu besar, penawaran akan bersifat elastis.
            Pada jangka waktu analisis, di dalam menganalisis pengaruh waktu kepada elastisitas penawaran, biasanya dibedakan tiga jenis jangka waktu, yaitu: masa amat singkat, jangka pendek, dan jangka panjang.
            1. Masa amat singkat, maksudnya adalah jangka waktu dimana para penjual tidak dapat menambah penawarannya. Dengan demikian penawarannya bersifat tidak elastis sempurna.






            2. Jangka pendek, di dalam jangka pendek kapasitas alat-alat produksi yang ada tidak dapat ditambah. Tetapi setiap perusahaan masih dapat menaikkan produksi dengan kapasitas yang tersedia itu dengan cara menggunakan faktor-faktor produksi, termasuk barang modal, secara lebih intensif. Antara lain caranya ialah memperpanjang jam kerja, memperbaiki manajemenproduksi, menggunakan tenaga kerja lebih efektif dan sebagainya.







            3. Jangka panjang, produksi dan jumlah barang yang ditawarkan dapat dengan mudah ditambah dalam jangka panjang. Oleh karenanya, penawaran bersifat elastis. [15]







a.3 Koefisien Elastisitas Penawaran
            Penawaran suatu barang dikatakan elastis  apabila jumlah yang ditawarkan berubah banyak jika harganya berubah. Penawaran dikatakan inelastis  apabila jumlah yang ditawarkan berubah hanya sedikit jika harganya berubah.[16] Elastisitas penawaran merupakan tingkat perubahan penawaran atas barang dan jasa karena adanya perubahan jumlah barang terhadap perubahan harga barang tersebut. Besar kecil tingkat perubahan tersebut dapat diukur dengan angka atau koefisien elastisitas. Elastisitas penawaran dinyatan dengan koefisien elastisitas penawaran (Es). Elastisitas penawaran mengukur responsif penawaran sebagai akibat perubahan harga.
             Rumus penghitungan koefisien elastisitas permintaan:
                       
                           
            Keterangan:    
                                   
                                   
                                   
                                     [17]

a.4 Kurva Elastisitas Penawaran
            Elastisitas penawaran mempunyai sifat-sifat yang bersamaan dengan elastisitas permintaan, yaitu terdapat lima tingkat elastisitas: elastis sempurna, elastis, elastis uniter, tidak elastis, dan tidak elastis sempurna. Elastis sempurna wujud apabila para penjual bersedia menjual semua barangnya pada suatu harga tertentu. Apabila penawaran sesuatu barang bersifat elastis sempurna, kurva penawarannya sejajar dengan sumbu datar.
Tidak elastis sempurna (kurva penawaran sejajar sumbu tegak) wujud apabila penjual sama sekali tidak dapat menambah penawarannya walaupun harga bertambah tinggi. Gambar 2.2 (i) dan (ii) menggambarkan bentuk dari elastisitas penawaran yang yang elastis empurna(S0) dan tidak elastis sempurna / inelastis sempurna (S1).
Kurva penawaran yang tidak elastis, elastisnya uniter, dan elastis ditunjukkan dalam gambar 2.2 (iii), (iv), dan (v). Kurva penawaran yang elastisitanya uniter(S3) apabila kurva tersebut bermula dari titik 0. Kurva penawaran yang tidak elastis (S4) apabila perubahan harga menimbulkan perubahan yang relatif kecil terhadap penawaran. Dan kurva penawaran elastis (S5) apabila perubahan harga menyebabkan perubahan yang relatif besar terhadap penawaran. [18]
Gambar 2.2
Jenis Elastisitas Penawaran
 


           





           











BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Elastisitas permintaan adalah pengaruh perubahan harga barang terhadap besar kecilnya jumlah barang yang diminta atau tingkat kepekaan peerubahan jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga barang. Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan adalah tersedianya barang pengganti (substitutability), pentingnya bagi kehidupan, mahalnya (expensiveness) atau besarnya bagian dari pendapatan konsumen yang dipakai untuk membeli suatu barang, serbagunanya  (versatility), sifat tahan lamanya (durability), dan waktu (time). Koefisien elastisitas permintaan merupakan nilai perbandingan antara persentasi perubahan jumlah diminta dengan persentasi perubahan harga.  Adapun koefisien elastisitas permintaan (Ed) itu adalah angka yang menunjukkan elastisitas permintaan.
Elastisitas penawaran adalah ukuran kepekaan tentang besarnya peprubahan jumlah yang ditawarkan jika harganya berubah. Fator-faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran adalah waktu yang dibutuhkan untuk berproduksi, daya tahan barang, mobilitas faktor produksi, dan kemudahan produsen baru untuk memasuki pasar. Penawaran suatu barang dikatakan elastis  apabila jumlah yang ditawarkan berubah banyak jika harganya berubah. Penawaran dikatakan inelastis  apabila jumlah yang ditawarkan berubah hanya sedikit jika harganya berubah.
B.     Saran
Pada makalah ini terdapat banyak kekurangan, baik dari segi susunan kata, penulisan dan lain sebagainya. Maka kami sebagai pemakalah mohon maaf yang sebesar – besarnya atas kekurangan kami, karena kami hanya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Dan kami juga mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dan semoga dengan kritik dan saran yang di berikan bisa kami jadikan pelajaran untuk memperbaiki makalah kami kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA
Aryanti, Harninda Gigih. Ekonomi Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Klaten. PT Intan Pariwara, 2014.

Mankiw, N Gregory. Principles of Economics Pengantar Ekonomi Mikro Edisi 3. Jakarta. Salemba Empat, 2011.

Pindyck, Robert S dan Daniel, Mikroekonomi Edisi Kedelapan. Jakarta. Penerbit Erlangga, 2012.

Rosyidi, Suherman. Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan Kepada Teori Mikro dan Mikro. Depok. PT Raja Grafindo Persada, 2009.

S, Alam.  Ekonomi Untuk SMA dan MA. Jakarta. Esis, 2007.

Sukirno, Sadono. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada, 2012.





[1] N Gregory Mankiw, Principles of Economics Pengantar Ekonomi Mikro Edisi 3 (Jakarta: Salemba Empat, 2011) hlm. 108.
[2] Robert  S Pindyck dan Daniel, Mikroekonomi Edisi Kedelapan (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2012) hlm. 36.
[3] Harninda Gigih Aryanti dkk, Ekonomi Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial (Klaten: PT Intan Pariwara, 2014) hlm. 85
[4] N Gregory Mankiw., log.cit.
[5] Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan Kepada Teori Mikro dan Mikro (Depok:PT Raja Grafindo Persada, 2009 ) hlm.326-330.
[6] Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi Teori Pengantar (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012) hlm. 105-106.
[7] Suherman Rosyidi., Op.cit. hlm. 332.
[8] Alam S, Ekonomi Untuk SMA dan MA (Jakarta: Esis, 2007) hlm. 93.
[9] Suherman Rosyidi., log.cit.
[10] Sadono Sukirno., Op.cit. hlm 110-112.
[11] Suherman Rosyidi., Op.cit. hlm. 362.
[12] Robert  S Pindyck dan Daniel., Op.cit. hlm. 39.
[13] N Gregory Mankiw., Op.cit hlm. 121.
[14] Alam S., Op.cit. hlm 105-106.
[15] Sadono Sukirno., Op.cit. hlm 119-120.
[16] N Gregory Mankiw., log.cit.
[17] Alam S., Op.cit. hlm. 101.
[18] Sadono Sukirno., Op.cit. hlm. 119.