Saturday 23 March 2019

1. Bagaimana masuknya Islam ke Spanyol? 2. Bagaimana perkembangan Islam di Spanyol? 3. Bagaiman kemajuan peradaban Islam di Spanyol?


BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Agama Islam adalah agama yang mudah oleh karena itu tidak diragukan apabila perkembangan Islam begitu cepat tidak terbatas hanya di Asia saja namun merata keseluruh dunia. Salah satunya yaitu Spanyol. Spanyol adalah jazirah Iberia yang oleh orang Arab diberi nama Andalusia.
Awalnya sebelum Islam memasuki Spanyol, bangsa Yunani dan Romawi telah mendiami Spanyol. Mereka menempatkan ibukotanya di kota Toledo, disebabkan kota ini terletak di jantung Andalusia. Mereka memperkuat usaha penjagaan kota ini untuk mempertahankan kepemilikan mereka atas kota ini.
Pemerintahan Islam pada saat Islam masuk ke Spanyol ialah pada masa kekuasaan khalifah Umayyah, yaitu pada masa khalifah al-Walid bin Abd Malik. Beliau adalah salah seorang khaifah besar dari dinasti ini. Dengan masuknya Islam ke Spanyol, memasuki masa gemilang. Sejarah telah mencatat bahwa peradaban Islam mencapat puncak kejayaannya berkat adanya ketekunan pemeluk Islam dalam mencari dan menyebarkan ilmu pengetahuan. Hal tersebut dikarenakan adanya dorongan yang kuat dari ajaran Islam itu sendiri, yang dapat membuat pemeluknya lebih giat dalam menggali dan menemukan sesuatu yang baru dan berguna bagi umat manusia.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang sejarah masuknya Islam di Spanyol, saya akan membahas tentang msuknya Islam ke Spanyol serta perkembangannya.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana masuknya Islam ke Spanyol?
2.      Bagaimana perkembangan Islam di Spanyol?
3.      Bagaiman kemajuan peradaban Islam di Spanyol?
C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui masuknya Islam ke Spanyol
2.      Untuk mengetahui perkembangan Islam di Spanyol
3.      Untuk mengetahui kemajuan peradaban Islam di Spanyol



BAB II

PEMBAHASAN

A.     Sejarah Masuknya Islam di Spanyol (Andalusia)
Sebelum ditaklukkan oleh bangsa visighots (Gonthik) pada tahun 507 M, semenanjun Ibrea, didiami oleh bangsa vandals. Dari kata vandal inilah mereka itu disebut dengan vandalusia. Dengan mengubah ejaan dan cara membunyikannya, bangsa Arab menyebut semenanjung Ibrea dengan Andalusia.[1]
Semenanjung Iberia meliputi wilayah Spanyol dan portugal sekaran ini. Semenanjung yang ujungnya menjorok ke selatan ini hanya dipisahkan oleh sebuah selat sempit dengan ujung Benua Afrika. Bangsa Grit kuno menyebut selat sempit itu dengan tiang-tiang Hercules dan di seberang selat sempit itu memisahkan laut Tengah dengan laut Atlantik. Islam mulai memasuki Spanyol pada masa khalifah Al-Walid dari Dinasti Umayyah yang berpusat di Demaskus. Sebelum melakukan invansi ke daratan Eropa, umat muslim ketika itu telah berhasil menguasai Afrika Utara dan dijadikan sebagai salah satu provinsi dari Dinasti Umayyah. Penaklukan atas Afrika Utara memakan waktu selama 53 tahun, yaitu mulai tahun 30 H (masa pemerintahan khlifah Mu’awiyah bi Abi Sufyan) sampai tahun 83 H (masa Al-Walid).[2]
Dalam proses penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan Islam yang dapat dikatakan paling berjasa memimpin satuan-satuan pasukan ke sana. Mereka adalah Tharif ibn Malik, Tharik ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair. Tharif dapat disebut sebagai perintis dan penyelidik. Ia menyebrangi selat yang berada diantara Maroko dan benua Eropa itu dengan pasukan perang lima ratus orang di antaranya adalah tentara berkuda, mereka meniki empat buah kapal yang disediakan oleh Julian. Ia menang dan kembali ke Afrika Utara membawa harta rampasan yang tidak sedikit jumlahnya. Didorong oleh keberhasilan Tharif dan kemelut yang terjadi dalam tubuh kerajaan Visigothic yang berkuasa di Spanyol pada saat itu, serta dorongan yang besar untuk memperoleh harta rampasan perang, Musa ibn Nushair pada tahun 711 M mengirim pasukan ke Spanyol sebanyak 700 orang di bawah pimpinan Thariq ibn Zayad. Thariq ibn Ziyad lebih banyak dikenal sebagai penaklukan Spanyol karena pasukannya lebih banyak dan hasilnya lebih nyata. Pasukannya terdiri dari sebagian besar suku Barbar yang didukung oleh Musa ibn Nushair dan sebagian lagi orang Arab yang dikirim khalifah al-Walid. Pasukan itu kemudian menyebrangi selat di bawah pimpinan Thariq ibn Ziyad. Sebuah gunung tempat pertama kali Thariq  dan pasukannya mendarat dan menyiapkan pasukannya,dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Thariq). Dalam pertempuran di Bakkah, Raja Roderck dapat dikalahkan.[3]

B.     Perkebangan Islam Di Spanyol
Sejak pertam kali menginjakkan kaki di tanah Spanyol hingga jatuhnya kerajaan Islam terakhir di sana, Islam memainkan peranan yang sangat besar. Masa itu berlangsung lebih dari tujuh setengah abad. Sejarah panjang yang dilalui umat Islam di Spanyol itu dapat dibagi menjadi beberapa periode, yaitu:

1.      Periode Pertama (711-755 M)
Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh Khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas politik negri Spanyol belum tercapai secara sempurna, gangguan-gangguan masih terjadi, baik datang dari dalam maupun dari luar. Gangguan dari dalam antara lain berupa perselisihan di antara elite penguasa, terutama akibat perbedaaan etnis dan golongan. Di samping itu, terdapat perbedaan pandangan antara khalifah di Damaskus dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan. Masing-masing mengaku bahwa merekalah yang paling berhak menguasai daerah Spanyol ini. Oleh karena itu, terjadi dua puluh kali pergantian wali (gubernur) Spanyol dalam jangka waktu yang amat singkat. Perbedaan pandangan politik itu menyebabkan seringnya terjadi perang antara Barbar asal Afrika Utara dan Arab.[4]

2.      Periode kedua (755-912 M)
Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintah seorang yang bergelar amir (panglima atau gubernur) tetapi tidak tuduk kepada pemerintahan Islam, yang ketika itu dipegang oleh khlifah Abbasiyah di Baghdad. Amir pertama adalah Abdurrahman I yang memasuki Spanyol tahun 138 H/755 M dan diberi gelar Al-Dakhil yang masuk ke Spanyol. Dia adalah keturunan Bani Umayyah yang berhasil lolos dari kerajaan Bani Abbas ketika yang terakhir ini berhasil menaklukkan Bani Umayyah di Damaskus. Selanjutnya, ia berhasil mendirikan dinasti Bani Umayyah di Spanyol. Pada periode ini, umat Islam Spanyol mulai memperoleh kemajuan-kemajuan, baik dalam bidang maupun dalam bidang peradaban. Abd al-Rahman al-Dakhil mendirikan mesjid Cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar Spanyol. Hisyam dikenal berjasa dalam menegakkan hukum Islam, dan Hakam dikenal sebagai pembaharu dalam bidang kemiliteran. Dialah yang memprakarsai tentara bayaran di Spanyol. Sedangkan Abd al-Rahman al-Ausath dikenal sebagai penguasa yang cinta ilmu. Pemikiran filsafat juga mulai masuk pada periode ini, terutama di zaman Abdurrahman al-Aushat. Ia mengundang para ahli dari dunia Islam lainnya untuk datang ke Spanyol sehingga kegiatan ilmu pengetahuan di Spanyol mulai berkembang.[5]

C.     Kemajuan Peradaban Islam di Spanyol
Dalam masa lebih dari tujuh abad kekuasaan Islam di Spanyol, umat Islam telah mencapai kejayaannya di sana. Banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan pengaruhnya membawa Eropa, dan kemudian duni, kepada kemajuan yang lebih kompleks. Berikut ini merupakan kemajuan-kemajuan Islam di Spanyol:
1.      Bidang Filsafat
Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian dalam bentangan sejarah Isalam. Ia berperan sebagai jembatan penyebrangan yang dilalui ilmu pengetahuan Yunani Arab ke Eropa pada abad ke-12. Minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M selama pemerintahan penguasa Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad ibn Abd al-Rahman.[6]
Selain itu, dengan adanya pusat kegiatan ilmiah yang terletak di Damaskus, Kufah, dan Basrah (Irak), Makkah, Madinah, Mesir, serta Spanyol, bermunculan ulam dan ilmuan di berbagai bidang diantara ilmu-ilmu yang dikembangkan adalah kedokteran, Filsafat, Astronomi, Ilmu pasti (Matematika), dan Ilmu sastra.
2.      Sains
Ilmu-ilmu kedokteran, musik, matematika, astronomi, kimia, dan lain-lain juga berkembang dengan baik. Abbas ibn Farnas termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi. Iyalah orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu. Ibrahim ibn Yahya al-Naqqash terkenal dalam ilmu astronomi. Iya dapat menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya. Iy juga berhasil membuat tropong modern yang dapat menentukan jarak antara tatasurya dan bintang-bintang. Ahmad ibn Ibas dari Cordova adalah ahli dalam bidang obat-obatan. Umm al-Hasan bin Abi Ja’far dan saudara perempuan al-Hafidz adalah dua orang ahli kedokreran dari kalangan wanita.[7]


3.      Musik dan Kesenian
Dalam bidang musik dan seni suara, Spanyol Islam mencapai kecemerlangan dengan tolohnya al-Hasan ibn Nafi yang dijuluki Zaryab. Setiap kali diselenggarakan pertemuan dan jamuan, Zaryab selalu tampil mempertunjukkan kebolehannya. Iya juga terkenal sebagai pengubah lagu. Ilmu yang dimilikinya itu diturunkan kepada anak-anaknya baik pria maupun wanita, dan juga kepada budak-budak, sehingga kemasyhurannya tersebar luas.[8]










BAB III

PENUTUP

A.     Kesimpulan
Dari berbagi penjelasan di atas dapat saya simpulkan sebagai berikut:
1)      Islam masuk ke Spanyol pada zaman khaslifah Al-Walid (705-715) yaitu salah seorang khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Dalam proses penaklukan spanyol ada tiga pemimpin, mereka adalah Tharif ibn Malik, Thariq ibn ziyad, dan Musa ibn Nushair.
2)      Perkemabangan islam di Spanyol sangat menonjol kurang lebih selam enam abad atau periode.
3)      Islam menguasai Spanyol kurang lebih tuju abad yang diantaranya kemajuan Filasafat, Sains, dan Musik/ Kesenian.
B.     Saran
Menyadari bahwa manusia diciptakan tidak ada yang sempura dan tercipta dengan keadaan yang lemah, namun manusi bisa lebih mulia dibandingkan malaikat karena Ilmu pengetahuan yang dia miliki, oleh karena itu penulis berharap kepada Allah swt supaya Ilmu yang ia miliki dan Makalah  yang dibuatnya bisa ia amalkan sehingga penulis bisa mendapatkan kebahagian di dunia maupun di akherat, dan berharap semoga makalah ini bisa menjadi sebuah motivasi bagi para pembaca untuk mengetahui Sejarah Peradaban Islam yang tersebar di belahan dunia. Selanjutnya saran dan kritiknya untuk para pembaca, agar penulis bisa memperbaiki makalah selanjutnya.



DAFTAR PUSTAKA

Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT Raja Gravindo:2000

Syakur, Abdul,al-Azizi, Sejarah Terlengkap Peradan Islam, Yogyakarta:Noktah Sampangan Gg.

Fahri Majid, Sejarah Filsafat Islam, Jakarta: Pusat Jaya, 2004.











[1] Abdul Syakur al-Aziz, History of The Arabs, (Yogyakarta: Sampangan, 2017), hal: 457.
[2] Ibid, hal: 458.
[3] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, PT: Gravindo Persada:2000, hal.89.
[4] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam,hal. 94.
[5] Ibid, hal. 95.
[6] Majid Fakhri, Sejarah Filsafat Islam, (Jakarta: Pusat Jaya, 2004), hal.103.
[7] Ibid, hal. 102
[8] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, hal. 103.