Wednesday 13 March 2019

IMAN KEPADA ALLAH


KATA PENGANTAR

       Puji syukur kami panjatkan Kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul ”BERIMAN KEPADA ALLAH” tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi SAW.
Selesainya makalah ini tidak mungkin lepas dari bimbingan, bantuan dan dukungan dari:
1.      Kedua orang tua,keluarga yang telah memberikan motivasi kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
2.      Bapak Moh.Laili, M.pd selaku dosen pembimbing materi ilmu tauhit yang telah memberikan arahan kepada penulis
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna,kritik dan saran kami harapkan untuk kedepannya agar lebih baik lagi dalam penyusunan makalah ini
  
Camplong,29 september 2018

 PENULIS







                                                               DAFTAR ISI        

KATA PENGANTAR ........................................................................... 1
DAFTAR ISI .......................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG ....................................................................... 3
B.     RUMUSAN MASALAH .................................................................. 3
C.     TUJUAN MASALAH .......................................................................   3  
 BAB II PEMBAHASAN
A.    IMAN KEPADA ALLAH ................................................................ 4
B.     CIRI – CIRI ORANG YANG BERIMAN ...................................... 4
C.     SIFAT – SIFAT ALLAH DAN CIRI – CIRI
ORANG YANG BERIMAN KEPADA SIFAT ALLAH ............... 5
D.    IMAN KEPADA ALLAH MENGANDUNG 4 KARAKTER ....... 7
E.     PENGARUH IMAN KEPADA ALLAH .........................................  16
BAB III PENUTUP
A.    KESIMPULAN ................................................................................. 20
B.     PENUTUP .......................................................................................... 20
C.     SARAN .............................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 21





BAB I
PENDAHULULUAN

A.    LATAR BELAKANG
       Dalam agama islam dikenal empat buah kitab yang wajib kita pecaya serta kita Imani.
Jumlah kitab suci sebenarnya tidak dijelaskan dalam Al-quran juga dalam Hadits.selain dari kitabAllah yang diturunkan melalui rasul melalui malaikat jibril, kita juga berpedoman pada Hadist nabi Muhammad SAW dan sahifah-sahifa/suhuf/lembaran firman Allah SWT yang diturunkan kepada nabi Adam,Ibrahim, dan Musa AS.
Percaya kepada Kitab-kitab Allah SWT hukumnya adalah wajib’ain atau wajib bagi seluruh warga muslim diseluruh dunia. Dialah dari pengertian atau arti defensi, kitab Allah SWT adalah kitab suci yang merupakan wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT melalui rasul-rasulnya untuk dijadikan pedoman hidup ummat manusia sepanjang masa.Orang yang mengingkari serta tidak percaya kepada Al-quran disebut orang-orang murtad.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Jelaskan pengertian kepada Allah SWT dan ciri-cirinya?
2.      Jelaskan tentang sifat-sifat Allah SWT.?
3.      Jelaskan pengaruh Iman kepada Allah?

C.    TUJUAN MASALAH
1.      Untuk mengetahui apa itu beriman kepada Allah.
2.      Untuk mengetahui bagaimana cara mengaplikasikan iman kepada Allah dalam kehidupan sehari – hari.
3.      Untuk mengetahui pengaruh iman kepada Allah.



BAB II
                                                                PEMBAHASAN

A.    IMAN KEPADA ALLAH
Ø  Pengertian iman kepada Allah
       Iman menurut bahasa artinya percaya atau menbenarkan.menurut istilah dalam ilmu tauhit,iman artinya membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan,dan mengamalkan dengan perbuatan.
الايمان معرفة بالقلب و قول باللسا ن و عمل بالاركان (رواه الطبران)
Artinya: Iman adalah percaya dalam hati, mengucapkan dengan lisan dan mengerjakan dengan anggota badan (HR.Thobroni).
       Iman Kepada Allah SWT yaitu keyakinan yang sesungguhnya bahwa Allah adalah wahid (satu), tidak beranak dan tidak beristri. Dalam pengertian lain Iman kepada Allah adalah meyakini dengan akal wujud dan Kebenaran-Nya sebagai pencipta, pemelihara dan Tuhan seluruh makhluk Ciptaan-Nya. DEngan demikian pengertian iman kepada Allah adlah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu di ikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata.

B.     CIri-ciri orang yang beriman kepada Allah
a.       Apabila disebut Nama Allah akan bergetar hatinya.
b.      Apabila di bacakan ayat-ayat Allah kepada mereka bertambahlah iman mereka.
c.       Mereka yang benar-benar mendirikan Sholat dan menafkahkan sebagian hartanya di jalan Allah
d.      Hanya kepada Allah-lah mereka bertawakkal atau berserah diri.


C.    Sifat Allah SWT dan ciri orang yang Beriman kepada sifat Allah.
1.      Sifat sifat allah
       Sifat adalah kualitas yang melekat pada dzat sifat tidat memiliki arti tanpa adanya dzat. Sifat Allah yang terkandung dalam Asma- Nya sebagaimana tercantum dalam Al-Quran, secara keseluruhan menggambarkan kesempurnaan mutlak bagi Allah dan tidak ada satupun yang menyamainya kerena itu selain allah, tidak ada yang boleh di lekati sifat-sifat ke-Tuhannya. Adapun sifat Allah diklarifikasikan menjadi tiga, yakni sifat wajib, sifat mustahil, dan sifat jaiz bagi Allah.

a)      Sifat Wajib Allah Swt
       Adalah sifat – sifat yang pasti dimiliki oleh Allah swt. Yang sesuai dengan keagungannnya sebagai pencipta alam seisinya. Dalam ilmu aqa’id, disebutkan bahwa sifat wajib Allah swt ada dua puluh yaitu :
Sifat Wajib
Tulisan Arab
Maksud
Wujud
ﻭﺟﻮﺩ
Ada
Qidam
ﻗﺪﻡ
Terdahulu
Baqa
ﺑﻘﺎﺀ
Kekal
Mukhalafatuhu lilhawadis
ﻣﺨﺎﻟﻔﺘﻪ ﻟﻠﺤﻮﺍﺩﺙ
Berbeda dengan makhluk-Nya
Qiyamuhu binafsih
ﻗﻴﺎﻣﻪ ﺑﻨﻔﺴﻪ
Berdiri sendiri
Wahdaniyat
ﻭﺣﺪﺍﻧﻴﺔ
Esa (satu)
Qudrat
ﻗﺪﺭﺓ
Kuasa
Iradat
ﺇﺭﺍﺩﺓ
Berkehendak (berkemauan)
Ilmu
ﻋﻠﻢ
Mengetahui
Hayat
ﺣﻴﺎﺓ
Hidup
Sam'un
ﺳﻤﻊ
Mendengar
Basar
ﺑﺼﺮ
Melihat
Kalam
ﻛﻼ ﻡ
Berbicara
Kaunuhu qaadiran
ﻛﻮﻧﻪ ﻗﺎﺩﺭﺍ
Keadaan-Nya yang berkuasa
Kaunuhu muriidan
ﻛﻮﻧﻪ ﻣﺮﻳﺪﺍ
Keadaan-Nya yang berkehendak menentukan
Kaunuhu 'aliman
ﻛﻮﻧﻪ ﻋﺎﻟﻤﺎ
Keadaan-Nya yang mengetahui
Kaunuhu hayyan
ﻛﻮﻧﻪ ﺣﻴﺎ
Keadaan-Nya yang hidup
Kaunuhu sami'an
ﻛﻮﻧﻪ ﺳﻤﻴﻌﺎ
Keadaan-Nya yang mendengar
Kaunuhu bashiiran
ﻛﻮﻧﻪ ﺑﺼﻴﺭﺍ
Keadaan-Nya yang melihat
Kaunuhu mutakalliman
ﻛﻮﻧﻪ ﻣﺘﻜﻠﻤﺎ
Keadaan-Nya yang berbicara

b)      Sifat Mustahil Allah Swt
Yaitu sifat – sifat yang secara akal tidak mungkin dimiliki Allah Swt. Dalam ilmu tauhid dinyatakan bahwa sifat mustahil Allah Swt ada dua puluh, yaitu :
Sifat Mustahil
Tulisan Arab[[Berkas:
Maksud
Adam
ﻋﺪﻡ
Tiada
Huduts
ﺣﺪﻭﺙ
Baru
Fana
ﻓﻨﺎﺀ
Berubah-ubah (akan binasa)
Mumathalatuhu lilhawadith
ﻣﻤﺎﺛﻠﺘﻪ ﻟﻠﺤﻮﺍﺩﺙ
Menyerupai sesuatu
Qiamuhu bighairih
ﻗﻴﺎﻣﻪ ﺑﻐﻴﺮﻩ
Berdiri-Nya dengan yang lain
Ta'addud
ﺗﻌﺪﺩ
Lebih dari satu (berbilang)
Ajzun
ﻋﺟﺰ
Lemah
Karahah
ﻛﺮﺍﻫﻪ
Tidak berkemauan (terpaksa)
Jahlun
ﺟﻬﻞ
Bodoh
Al-Maut
ﺍﻟﻤﻮﺕ
Mati
Sami
ﺍﻟﺻمم
Tuli
Al-Umyu
ﺍﻟﻌﻤﻲ
Buta
Al-Bukmu
ﺍﻟﺑﻜﻢ
Bisu
Kaunuhu ajizan
ﻛﻮﻧﻪ ﻋﺎﺟﺰﺍ
Keadaan-Nya yang lemah
Kaunuhu mukrahan
ﻛﻮﻧﻪ مكرها
Keadaan-Nya yang tidak menentukan (terpaksa)
Kaunuhu jahilan
ﻛﻮﻧﻪ ﺟﺎﻫﻼ
Keadaan-Nya yang bodoh
Kaunuhu mayitan
ﻛﻮﻧﻪ ﻣﻴﺘﺎ
Keadaan-Nya yang mati
Kaunuhu ashamma
ﻛﻮﻧﻪ ﺃﺻﻢ
Keadaan-Nya yang tuli
Kaunuhu a'maa
ﻛﻮﻧﻪ ﺃﻋﻤﻰ
Keadaan-Nya yang buta
Kaunuhu abkam
ﻛﻮﻧﻪ ﺃﺑﻜﻢ
Keadaan-Nya yang bisu






D.    Iman kepada allah mengandung 4 karakter :
1.      Beriman dengan adanya allah
       Allah telah memberikan fitrah ( Insting ) kepada setiap makhluk untuk beriman kepada penciptanya.
2.      Beriman dan percaya bahwa Allah adalah rabb satu – satunya, tidak ada sekutu bagi-nya.
       Rabb adalah yang memiliki ciptaan, kerajaan, dan perkara. Maka tiada yang menciptakan kecuali Allah, dan semua perkara adalah milik-Nya. Makhluk adalah makhluk-Nya kerajaan adalah kerajaan-Nya, perkara adalah perkara-Nya.Yang maha perkasa lagi maha penyayang, yang maha kaya lagi maha terpuji. Mengasihi apabila diminta kasih sayamg-Nya, mengampuni apabila diminta ampunan-Nya, memberi apabila diminta, dan mengabulkan apabila dimohon. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus ( Makhluk-Nya ), tidak pernah mengantuk dan tidak pula tidur.[1]
3.      Beriman kepada uluhiyah Allah
       Kita mengetahui dan menyakini bahwa hanya Allah saja ialah yang sebenarnya, tidak ada sekutu bagi-Nya. Hanya dia yang hendak disembah. Dia-lah Rabb semesta alam jagad raya. Kita menyembah-Nya dengan cara dia syari’atkan, kesempurnaan cinta dan kesempurnaan pengagungnya.
4.      Beriman kepada Asma Allah
       Pengertiannya yakni memahami asma dan sifat Allah,menghafalnya, mengakuinya menyembah kepada allah denganya, dan mengamalkan tuntutannya dan keagungan Allah mengisi hati semua hamba dengan rasa takut dan pengagungan terhadap-Nya.
a.       Asma’ul husna
Pengertian asma’ul husna
       Menurut bahasa, asma berarti nama, sedangkan asma’ul adalah bentuk jamaknya yamg artinya nama-nama, dan husna berarti baik. Sehingga “ Asma’ul husna” artinya “Nama-Nama yang Baik”. Sedangkan menurut istilah, “Asmau’ul husna” ialah nama –nama baik yang hanya dimiliki oleh allah SWT ( sifat wajib Allah ), sebagai bukti akan keagungan-Nya. Sesuai Firman allah dalam al-Quran, surat Al-Isra’ : 110
No.
Nama
Arab
Indonesia
1
Ar Rahman
الرَّحْمَنُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Pemurah
2
Ar Rahiim
الرَّحِيمُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Penyayang
3
Al Malik
الْمَلِكُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Merajai/Memerintah
4
Al Quddus
الْقُدُّوسُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Suci
5
As Salaam
السَّلاَمُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Memberi Kesejahteraan
6
Al Mu’min
الْمُؤْمِنُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Memberi Keamanan
7
Al Muhaimin
الْمُهَيْمِنُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Pemelihara
8
Al ‘Aziiz
الْعَزِيزُ
Yang Memiliki Mutlak Kegagahan
9
Al Jabbar
الْجَبَّارُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Perkasa
10
Al Mutakabbir
الْمُتَكَبِّرُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Megah,
Yang Memiliki Kebesaran
11
Al Khaliq
الْخَالِقُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Pencipta
12
Al Baari’
الْبَارِئُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Melepaskan
(Membuat, Membentuk, Menyeimbangkan)
13
Al Mushawwir
الْمُصَوِّرُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Yang
Membentuk Rupa (makhluknya)
14
Al Ghaffaar
الْغَفَّارُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Pengampun
15
Al Qahhaar
الْقَهَّارُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Memaksa
16
Al Wahhaab
الْوَهَّابُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Pemberi Karunia
17
Ar Razzaaq
الرَّزَّاقُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Pemberi Rejeki
18
Al Fattaah
الْفَتَّاحُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Pembuka Rahmat
19
Al ‘Aliim
اَلْعَلِيْمُ
Yang Memiliki Mutlak sifat
Mengetahui (Memiliki Ilmu)
20
Al Qaabidh
الْقَابِضُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Yang
Menyempitkan (makhluknya)
21
Al Baasith
الْبَاسِطُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Yang
Melapangkan (makhluknya)
22
Al Khaafidh
الْخَافِضُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Yang
Merendahkan (makhluknya)
23
Ar Raafi’
الرَّافِعُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Yang
Meninggikan (makhluknya)
24
Al Mu’izz
الْمُعِزُّ
Yang Memiliki Mutlak sifat Yang
Memuliakan (makhluknya)
25
Al Mudzil
المُذِلُّ
Yang Memiliki Mutlak sifat
Yang Menghinakan (makhluknya)
26
Al Samii’
السَّمِيعُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mendengar
27
Al Bashiir
الْبَصِيرُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Melihat
28
Al Hakam
الْحَكَمُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Menetapkan
29
Al ‘Adl
الْعَدْلُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Adil
30
Al Lathiif
اللَّطِيفُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Lembut
31
Al Khabiir
الْخَبِيرُ
Yang Memiliki Mutlak sifat
Maha Mengetahui Rahasia
32
Al Haliim
الْحَلِيمُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Penyantun
33
Al ‘Azhiim
الْعَظِيمُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Agung
34
Al Ghafuur
الْغَفُورُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pengampun
35
As Syakuur
الشَّكُورُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha
Pembalas Budi (Menghargai)
36
Al ‘Aliy
الْعَلِيُّ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Tinggi
37
Al Kabiir
الْكَبِيرُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Besar
38
Al Hafizh
الْحَفِيظُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Menjaga
39
Al Muqiit
المُقيِت
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pemberi Kecukupan
40
Al Hasiib
الْحسِيبُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha
Membuat Perhitungan
41
Al Jaliil
الْجَلِيلُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mulia
42
Al Kariim
الْكَرِيمُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pemurah
43
Ar Raqiib
الرَّقِيبُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengawasi
44
Al Mujiib
الْمُجِيبُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengabulkan
45
Al Waasi’
الْوَاسِعُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Luas
46
Al Hakiim
الْحَكِيمُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maka Bijaksana
47
Al Waduud
الْوَدُودُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pencinta
48
Al Majiid
الْمَجِيدُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mulia
49
Al Baa’its
الْبَاعِثُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Membangkitkan
50
As Syahiid
الشَّهِيدُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Menyaksikan
51
Al Haqq
الْحَقُّ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Benar
52
Al Wakiil
الْوَكِيلُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Memelihara
53
Al Qawiyyu
الْقَوِيُّ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Kuat
54
Al Matiin
الْمَتِينُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Kokoh
55
Al Waliyy
الْوَلِيُّ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Melindungi
56
Al Hamiid
الْحَمِيدُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Terpuji
57
Al Mushii
الْمُحْصِي
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengkalkulasi
58
Al Mubdi’
الْمُبْدِئُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Memulai
59
Al Mu’iid
الْمُعِيدُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha
Mengembalikan Kehidupan
60
Al Muhyii
الْمُحْيِي
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Menghidupkan
61
Al Mumiitu
اَلْمُمِيتُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mematikan
62
Al Hayyu
الْحَيُّ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Hidup
63
Al Qayyuum
الْقَيُّومُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mandiri
64
Al Waajid
الْوَاجِدُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Penemu
65
Al Maajid
الْمَاجِدُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mulia
66
Al Wahiid
الْواحِدُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Tunggal
67
Al ‘Ahad
اَلاَحَدُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Esa
68
As Shamad
الصَّمَدُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha
Dibutuhkan, Tempat Meminta
69
Al Qaadir
الْقَادِرُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha
Menentukan, Maha Menyeimbangkan
70
Al Muqtadir
الْمُقْتَدِرُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Berkuasa
71
Al Muqaddim
الْمُقَدِّمُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mendahulukan
72
Al Mu’akkhir
الْمُؤَخِّرُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengakhirkan
73
Al Awwal
الأوَّلُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Awal
74
Al Aakhir
الآخِرُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Akhir
75
Az Zhaahir
الظَّاهِرُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Nyata
76
Al Baathin
الْبَاطِنُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Ghaib
77
Al Waali
الْوَالِي
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Memerintah
78
Al Muta’aalii
الْمُتَعَالِي
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Tinggi
79
Al Barri
الْبَرُّ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Penderma
80
At Tawwaab
التَّوَابُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Penerima Tobat
81
Al Muntaqim
الْمُنْتَقِمُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Penuntut Balas
82
Al Afuww
العَفُوُّ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pemaaf
83
Ar Ra`uuf
الرَّؤُوفُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pengasih
84
Malikul Mulk
مَالِكُ الْمُلْكِ
Yang Memiliki Mutlak sifat
Penguasa Kerajaan (Semesta)
85
Dzul Jalaali
Wal Ikraam
ذُوالْجَلاَلِ
وَالإكْرَامِ
Yang Memiliki Mutlak sifat Pemilik
Kebesaran dan Kemuliaan
86
Al Muqsith
الْمُقْسِطُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Adil
87
Al Jamii’
الْجَامِعُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengumpulkan
88
Al Ghaniyy
الْغَنِيُّ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Berkecukupan
89
Al Mughnii
الْمُغْنِي
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Memberi Kekayaan
90
Al Maani
اَلْمَانِعُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mencegah
91
Ad Dhaar
الضَّارَّ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Memberi Derita
92
An Nafii’
النَّافِعُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Memberi Manfaat
93
An Nuur
النُّورُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Bercahaya
(Menerangi, Memberi Cahaya)
94
Al Haadii
الْهَادِي
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pemberi Petunjuk
95
Al Baadii
الْبَدِيعُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pencipta
96
Al Baaqii
اَلْبَاقِي
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Kekal
97
Al Waarits
الْوَارِثُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pewaris
98
Ar Rasyiid
الرَّشِيدُ
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pandai
99
As Shabuur
الصَّبُورُ
Yang Memiliki Mutlak 
E.     Pengaruh iman kepada Allah
       Dr. Muhammad Abdul Qadir Abu Faris dalam bukunya usul Fi Ath-Thashawwur Al-Islami menyebutkan delapan dampak iman kepada Allah. Berikut ini akan disebutkan secara ringkas.
1.      Terbebasnya jiwa manusia dari takut mati.
       Hal itu karena seorang mukmin yakni bahwa manunsia pasti mati, kematian itu ada ditangan Allah. Kalau ajal manusia telah tiba, maka ajal itu tidak bisa ditunda saatpun juga, dan ia tidak bisa lari dari kematian itu walaupun ia berada di benteng yang sangat kuat. Firman Allah :

وَلَن يُؤَخِّرَ ٱللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَآءَ أَجَلُهَا ۚ وَٱللَّهُ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ
 “ Dan sekali kali tidak akan menangguhkan ( kematian ) seseorang apabila datang waktu kematiannya “. (QS.Al – Munafiqun : 11 )


2.      Terbebasnya jiwa manusia dari takut tidak mendapatkan rizqi
       Seorang mukmin yakni bahwa rizqi ada ditangan Allah. Seseorang baerapapun tinggi jabatannya dan kedudukannya tidak bisa mengurangi rizqi siapapun juga. Firman Allah :
إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلرَّزَّاقُ ذُو ٱلْقُوَّةِ ٱلْمَتِينُ
 “ sesungguhnya allah dialah yang memberi rizqi yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh “. ( QS.Adz-Dzariyat/51 : 58 ).
3.      Terbebasnya jiwa manusia dari sifat egois, kikir dan rakus.
       Tabi’at manusia sangat mencintai harta, ia kikir dan rakus. Firman Allah :
وَتُحِبُّونَ ٱلْمَالَ حُبًّا جَمًّا
 “ dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan “. ( QS.Al-Fajr/89 : 20 ).
4.      Hati yang selalu ingat kepada allah
       Seorang muslim yakni bahwa allah sellu mengetahui dan mengawasi tingkah laku hambanya baik yang dilakukan terang – terangan ataupun secara sembunyi. Orang yang hatinya selalu ingat kepada Allah yang selalu mengawasinya akan meninggalkan larangan – larangan allah, ia tidak mencuri, menipu, berkhianat, dan sebagainyan.Ia tidak akan mengambil sedikitpun harta yang bukan miliknya sekalipun harta itu melimpah ruah, dan sekalipun ia seorang fakir miskin. Jadi, orang yang kuat imannya akan selalu meninggalkan maksiat, karena ia yakin bahwa allah selalu melihatnya walaupun tidak seorangpun yang melihatnya. Orang yang melakukan maksiat menunjukkan bahwa hatinya sedang lemah. Firman Allah :
أَلَمْ تَرَ أَنَّ ٱللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۖ مَا يَكُونُ مِن نَّجْوَىٰ ثَلَٰثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ وَلَا خَمْسَةٍ إِلَّا هُوَ سَادِسُهُمْ وَلَآ أَدْنَىٰ مِن ذَٰلِكَ وَلَآ أَكْثَرَ إِلَّا هُوَ مَعَهُمْ أَيْنَ مَا كَانُوا۟ ۖ ثُمَّ يُنَبِّئُهُم بِمَا عَمِلُوا۟ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ
 “ tidaklah kamu perhatikan bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi ? tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan dialah yang keempatnya. Dan tiada pembicaraan antara ) lima orang, melainkan dialah yang  keenamnya dan tiada ( pula ) pembicaraan antara ( jumlah ) yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan dia ada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian dia akan memberikan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya allah maha mengetahui segala sesuatu “ ( QS.Al- Mujadalah/58 : 7 )
5.      Terbebasnya manusia dari penghambaan terhadap nilai – nilai jahiliyah.
       Islam membagi masyarakat kepada dua bagian : masyarakat islam dan masyarakat jahiliyah.masing- masing masyarakat ini mempunyai standart nilai dan ciri yang berbeda-beda. Diantara ciri masyarakat jahiliyah adalah punya sangkaan atau pandangan yang tidak benar terhadap allah ( QS.Ali-Imron/3 :154 ), seperti keyakinan orang-orang musyrikin jahiliyah bahwa malaikat anak allah.
6.      Sabar dalam menghadapi kesulitan dan cobaan.
       Seorang mukmin ketika menyakini bahwa segala urusan ada di tangan Allah, tidak seorangpun yang mampu memberikan manfaat dan bahaya, ia akan menghadapi segala kesulitan dengan lapang dada penuh kerelaan dan pasrah diri, sehingga ia beersikap sabar serta mengharapkan pahala dari allah. Pada waktu yang sama keimanan dapat meringankan rasa sakit dan kesedihan. Fiman Allah :
مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۗ وَمَن يُؤْمِنۢ بِٱللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُۥ ۚ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ
 “ tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin allah dan barang siapa yang beriman kepada allah, niscaya dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan allah maha mengetahui segala sesuatu ( QS.At-Taghabun/64 : 11 ).

7.      Terbebasnya jiwa manusia dari sikap zalim.
       Islam mewajibkan umatnya bersikap adil dan sekaligus melarang mereka bersikap zalim, serta memerintahkan mereka untuk mencegah kezaliman dari orang lain. Misi umat islam dalam setiap ekspansi ( futuhat ) adalah menganjurkan umat manusia dari sempitnya dunia kepada luasnya akhirat dan dari zalimnya agama-agama kepada adilnya islam. Dalam menegaskan keadilan, islam tidak membeda bedakan kerabat dan keturunan seperti tekad rasulullah yang akan memotong tangan putrinya Fatimah jika mencuri.
8.      Terbebasnya akal manusia dari segala bentuk khurafat
       Jika seorang mukmin menyakini dengan sepenuh hati bahwa hanya allah yang mengetahui hal – hal yang ghaib, memiliki manfaat dan bahaya, maka sudah barang tentu ia akan terbebas dari anggapan – anggapan bahwa ada kekuatan selain allah yang dapat mengetahui hal – hal yang ghaib serta dapat memberika manfaat kepada seseorang dan dapat menghindarkannya dari bahaya. Dengan demikian ia tidak akan meminta pertolongan kepada tukan sihir, dukun, paranormal, atau siapapun juga, karena mereka tidak mengetahui hal – hal yang ghaib dan tidak memiliki manfaat dan bahaya untuk diriya sendiri dan orang lain. Meminta pertolongan kepada mereka untuk mendapatkan manfaat seperti mendapatkan pekerjaan, naik jabatan, mendapatkan jodoh, dan sebagainya. Atau agar terhindar dari bahaya seperti sembuh dari penyakit, aman dari orang yang memburunya dan semacamnya, dengan keyakinan mereka itu bisa memberikan manfaat dan menghindarkan dari bahaya yang mengancamnya adalah merupakan perbuatan syirik yang dapat mengeluarkannya dari keimanan.









BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
       Iman adalah pengakuan yang diucapkan dalam hati dan lisan serta bersedia melakukan yang dibenarkannya melalui amal hati. Sebagaimana kita ketahui dalam agama islam memiliki rukun iman, yakni beriman kepada Allah, malikat- malaikatnya, kitab – kitab nya, rasul – rasulnya, hari kiamat, dan beriman kepada qada’ dan qadar (ketentuan). Seseorang muslim yang beriman kepada Allah adalah yang membenarkan adanya tuhan Maha Pencipta langit dan bumi. Dia mengatahui alam ghaib dan alam nyata. Maha pengatur, raja segala sesuatu. Tiada Tuhan melainkan dia. Dialah yang Maha Agung, yang memiliki sifat – sifat Maha sempurna. Untuk pertama kalinya kita mendapatkan petunjuk-Nya. Iman kepada Allah Swt adalah salah satu asas dan inti kaidah islamiyah.

B.     SARAN
       Menyadari penulisan dalam makalah masih jauh dari kata sempurna, untuk ini kedepannya penulisan akan lebih baik lagi dalam penyusunan makalah diatas dan dapat lebih dipertanggung jawabkan lagi dalam membuat referensi.
       Maka dari itu penulis menerima kritik yang bersifat membangun terhadap penulisan makalah tersebut.








DAFTAR PUSTAKA

Ajid Thohir, PERKEMBANGAN PERADABAN DIKAWASAN DUNIA ISLAM, cet 1, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persad, 2004)
Badri yatim, SEJARAH PERADABAN ISLAM, (Jakarta : PT. Raja Grafindo persada, 2008)
Nizar Samsul, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta : Kencana, 2011.
Umam Chatibul, Sejarah Kebudayaan islam MTS Semarang : menara kudus, 1995.
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta : PT. Raja Grafindo persada, 2001), h.4
Rozak, Abdul, Rosihon Anwar, Ilmu Kalam Untuk UIN STAIN PT. AIS, Pustaka setia, bandung, 2010.




[1] Ajid Thohir, PERKEMBANGAN PERADABAN DIKAWASAN DUNIA ISLAM, cet 1, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persad, 2004)

[2] Badri yatim, SEJARAH PERADABAN ISLAM, (Jakarta : PT. Raja Grafindo persada, 2008)

[3] Nizar Samsul, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta : Kencana, 2011.