KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan Kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah yang berjudul ”BERIMAN KEPADA ALLAH” tepat pada waktunya. Sholawat
serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi SAW.
Selesainya makalah ini tidak mungkin lepas dari bimbingan, bantuan
dan dukungan dari:
1.
Kedua
orang tua,keluarga yang telah memberikan motivasi kepada penulis, sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini.
2.
Bapak
Moh.Laili, M.pd selaku dosen pembimbing materi ilmu tauhit yang telah
memberikan arahan kepada penulis
Makalah ini
masih jauh dari kata sempurna,kritik dan saran kami harapkan untuk kedepannya
agar lebih baik lagi dalam penyusunan makalah ini
Camplong,29
september 2018
PENULIS
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................... 1
DAFTAR ISI .......................................................................................... 2
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG ....................................................................... 3
B.
RUMUSAN
MASALAH .................................................................. 3
C.
TUJUAN
MASALAH ....................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A.
IMAN
KEPADA ALLAH ................................................................ 4
B.
CIRI
– CIRI ORANG YANG BERIMAN ...................................... 4
C.
SIFAT
– SIFAT ALLAH DAN CIRI – CIRI
ORANG YANG
BERIMAN KEPADA SIFAT ALLAH ............... 5
D.
IMAN
KEPADA ALLAH MENGANDUNG 4 KARAKTER ....... 7
E.
PENGARUH
IMAN KEPADA ALLAH ......................................... 16
BAB III PENUTUP
A.
KESIMPULAN
................................................................................. 20
B.
PENUTUP
.......................................................................................... 20
C.
SARAN
.............................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 21
BAB I
PENDAHULULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Dalam
agama islam dikenal empat buah kitab yang wajib kita pecaya serta kita Imani.
Jumlah kitab suci sebenarnya tidak
dijelaskan dalam Al-quran juga dalam Hadits.selain dari kitabAllah yang
diturunkan melalui rasul melalui malaikat jibril, kita juga berpedoman pada
Hadist nabi Muhammad SAW dan sahifah-sahifa/suhuf/lembaran firman Allah SWT
yang diturunkan kepada nabi Adam,Ibrahim, dan Musa AS.
Percaya kepada Kitab-kitab Allah SWT
hukumnya adalah wajib’ain atau wajib bagi seluruh warga muslim diseluruh dunia.
Dialah dari pengertian atau arti defensi, kitab Allah SWT adalah kitab suci
yang merupakan wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT melalui rasul-rasulnya
untuk dijadikan pedoman hidup ummat manusia sepanjang masa.Orang yang
mengingkari serta tidak percaya kepada Al-quran disebut orang-orang murtad.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Jelaskan
pengertian kepada Allah SWT dan ciri-cirinya?
2.
Jelaskan
tentang sifat-sifat Allah SWT.?
3.
Jelaskan
pengaruh Iman kepada Allah?
C.
TUJUAN MASALAH
1.
Untuk
mengetahui apa itu beriman kepada Allah.
2.
Untuk
mengetahui bagaimana cara mengaplikasikan iman kepada Allah dalam kehidupan
sehari – hari.
3.
Untuk
mengetahui pengaruh iman kepada Allah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
IMAN KEPADA ALLAH
Ø Pengertian iman kepada Allah
Iman menurut bahasa artinya percaya atau
menbenarkan.menurut istilah dalam ilmu tauhit,iman artinya membenarkan dengan
hati, mengucapkan dengan lisan,dan mengamalkan dengan perbuatan.
الايمان
معرفة بالقلب و قول باللسا ن و عمل بالاركان (رواه الطبران)
Artinya: Iman adalah percaya dalam hati,
mengucapkan dengan lisan dan mengerjakan dengan anggota badan (HR.Thobroni).
Iman Kepada Allah SWT yaitu keyakinan
yang sesungguhnya bahwa Allah adalah wahid (satu), tidak beranak dan tidak
beristri. Dalam pengertian lain Iman kepada Allah adalah meyakini dengan akal
wujud dan Kebenaran-Nya sebagai pencipta, pemelihara dan Tuhan seluruh makhluk
Ciptaan-Nya. DEngan demikian pengertian iman kepada Allah adlah membenarkan
dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan
kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu di ikrarkan dengan lisan, serta
dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata.
B.
CIri-ciri orang yang beriman kepada Allah
a.
Apabila
disebut Nama Allah akan bergetar hatinya.
b.
Apabila
di bacakan ayat-ayat Allah kepada mereka bertambahlah iman mereka.
c.
Mereka
yang benar-benar mendirikan Sholat dan menafkahkan sebagian hartanya di jalan
Allah
d.
Hanya
kepada Allah-lah mereka bertawakkal atau berserah diri.
C.
Sifat Allah SWT dan ciri orang yang Beriman kepada sifat Allah.
1.
Sifat
sifat allah
Sifat adalah kualitas
yang melekat pada dzat sifat tidat memiliki arti tanpa adanya dzat. Sifat Allah
yang terkandung dalam Asma- Nya sebagaimana tercantum dalam Al-Quran, secara
keseluruhan menggambarkan kesempurnaan mutlak bagi Allah dan tidak ada satupun
yang menyamainya kerena itu selain allah, tidak ada yang boleh di lekati
sifat-sifat ke-Tuhannya. Adapun sifat Allah diklarifikasikan menjadi tiga,
yakni sifat wajib, sifat mustahil, dan sifat jaiz bagi Allah.
a)
Sifat
Wajib Allah Swt
Adalah sifat – sifat yang pasti dimiliki
oleh Allah swt. Yang sesuai dengan keagungannnya sebagai pencipta alam
seisinya. Dalam ilmu aqa’id, disebutkan bahwa sifat wajib Allah swt ada dua
puluh yaitu :
Sifat Wajib
|
Tulisan Arab
|
Maksud
|
Wujud
|
ﻭﺟﻮﺩ
|
Ada
|
Qidam
|
ﻗﺪﻡ
|
Terdahulu
|
Baqa
|
ﺑﻘﺎﺀ
|
Kekal
|
Mukhalafatuhu
lilhawadis
|
ﻣﺨﺎﻟﻔﺘﻪ ﻟﻠﺤﻮﺍﺩﺙ
|
Berbeda
dengan makhluk-Nya
|
Qiyamuhu
binafsih
|
ﻗﻴﺎﻣﻪ ﺑﻨﻔﺴﻪ
|
Berdiri
sendiri
|
Wahdaniyat
|
ﻭﺣﺪﺍﻧﻴﺔ
|
Esa
(satu)
|
Qudrat
|
ﻗﺪﺭﺓ
|
Kuasa
|
Iradat
|
ﺇﺭﺍﺩﺓ
|
Berkehendak
(berkemauan)
|
Ilmu
|
ﻋﻠﻢ
|
Mengetahui
|
Hayat
|
ﺣﻴﺎﺓ
|
Hidup
|
Sam'un
|
ﺳﻤﻊ
|
Mendengar
|
Basar
|
ﺑﺼﺮ
|
Melihat
|
Kalam
|
ﻛﻼ ﻡ
|
Berbicara
|
Kaunuhu
qaadiran
|
ﻛﻮﻧﻪ ﻗﺎﺩﺭﺍ
|
Keadaan-Nya
yang berkuasa
|
Kaunuhu
muriidan
|
ﻛﻮﻧﻪ ﻣﺮﻳﺪﺍ
|
Keadaan-Nya
yang berkehendak menentukan
|
Kaunuhu
'aliman
|
ﻛﻮﻧﻪ ﻋﺎﻟﻤﺎ
|
Keadaan-Nya
yang mengetahui
|
Kaunuhu
hayyan
|
ﻛﻮﻧﻪ ﺣﻴﺎ
|
Keadaan-Nya
yang hidup
|
Kaunuhu
sami'an
|
ﻛﻮﻧﻪ ﺳﻤﻴﻌﺎ
|
Keadaan-Nya
yang mendengar
|
Kaunuhu
bashiiran
|
ﻛﻮﻧﻪ ﺑﺼﻴﺭﺍ
|
Keadaan-Nya
yang melihat
|
Kaunuhu
mutakalliman
|
ﻛﻮﻧﻪ ﻣﺘﻜﻠﻤﺎ
|
Keadaan-Nya yang berbicara
|
b)
Sifat
Mustahil Allah Swt
Yaitu
sifat – sifat yang secara akal tidak mungkin dimiliki Allah Swt. Dalam ilmu
tauhid dinyatakan bahwa sifat mustahil Allah Swt ada dua puluh, yaitu :
Sifat Mustahil
|
Tulisan Arab[[Berkas:
|
Maksud
|
Adam
|
ﻋﺪﻡ
|
Tiada
|
Huduts
|
ﺣﺪﻭﺙ
|
Baru
|
Fana
|
ﻓﻨﺎﺀ
|
Berubah-ubah
(akan binasa)
|
Mumathalatuhu
lilhawadith
|
ﻣﻤﺎﺛﻠﺘﻪ ﻟﻠﺤﻮﺍﺩﺙ
|
Menyerupai
sesuatu
|
Qiamuhu
bighairih
|
ﻗﻴﺎﻣﻪ ﺑﻐﻴﺮﻩ
|
Berdiri-Nya
dengan yang lain
|
Ta'addud
|
ﺗﻌﺪﺩ
|
Lebih
dari satu (berbilang)
|
Ajzun
|
ﻋﺟﺰ
|
Lemah
|
Karahah
|
ﻛﺮﺍﻫﻪ
|
Tidak
berkemauan (terpaksa)
|
Jahlun
|
ﺟﻬﻞ
|
Bodoh
|
Al-Maut
|
ﺍﻟﻤﻮﺕ
|
Mati
|
Sami
|
ﺍﻟﺻمم
|
Tuli
|
Al-Umyu
|
ﺍﻟﻌﻤﻲ
|
Buta
|
Al-Bukmu
|
ﺍﻟﺑﻜﻢ
|
Bisu
|
Kaunuhu
ajizan
|
ﻛﻮﻧﻪ ﻋﺎﺟﺰﺍ
|
Keadaan-Nya
yang lemah
|
Kaunuhu
mukrahan
|
ﻛﻮﻧﻪ مكرها
|
Keadaan-Nya
yang tidak menentukan (terpaksa)
|
Kaunuhu
jahilan
|
ﻛﻮﻧﻪ ﺟﺎﻫﻼ
|
Keadaan-Nya
yang bodoh
|
Kaunuhu
mayitan
|
ﻛﻮﻧﻪ ﻣﻴﺘﺎ
|
Keadaan-Nya
yang mati
|
Kaunuhu
ashamma
|
ﻛﻮﻧﻪ ﺃﺻﻢ
|
Keadaan-Nya
yang tuli
|
Kaunuhu
a'maa
|
ﻛﻮﻧﻪ ﺃﻋﻤﻰ
|
Keadaan-Nya
yang buta
|
Kaunuhu
abkam
|
ﻛﻮﻧﻪ ﺃﺑﻜﻢ
|
Keadaan-Nya
yang bisu
|
D.
Iman kepada allah mengandung 4 karakter :
1.
Beriman
dengan adanya allah
Allah telah memberikan
fitrah ( Insting ) kepada setiap makhluk untuk beriman kepada penciptanya.
2.
Beriman
dan percaya bahwa Allah adalah rabb satu – satunya, tidak ada sekutu bagi-nya.
Rabb adalah yang
memiliki ciptaan, kerajaan, dan perkara. Maka tiada yang menciptakan kecuali Allah,
dan semua perkara adalah milik-Nya. Makhluk adalah makhluk-Nya kerajaan adalah
kerajaan-Nya, perkara adalah perkara-Nya.Yang maha perkasa lagi maha penyayang,
yang maha kaya lagi maha terpuji. Mengasihi apabila diminta kasih sayamg-Nya,
mengampuni apabila diminta ampunan-Nya, memberi apabila diminta, dan
mengabulkan apabila dimohon. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus ( Makhluk-Nya
), tidak pernah mengantuk dan tidak pula tidur.[1]
3.
Beriman
kepada uluhiyah Allah
Kita mengetahui dan
menyakini bahwa hanya Allah saja ialah yang sebenarnya, tidak ada sekutu
bagi-Nya. Hanya dia yang hendak disembah. Dia-lah Rabb semesta alam jagad raya.
Kita menyembah-Nya dengan cara dia syari’atkan, kesempurnaan cinta dan
kesempurnaan pengagungnya.
4.
Beriman
kepada Asma Allah
Pengertiannya yakni
memahami asma dan sifat Allah,menghafalnya, mengakuinya menyembah kepada allah
denganya, dan mengamalkan tuntutannya dan keagungan Allah mengisi hati semua
hamba dengan rasa takut dan pengagungan terhadap-Nya.
a.
Asma’ul
husna
Pengertian asma’ul husna
Menurut bahasa, asma berarti nama, sedangkan asma’ul adalah bentuk
jamaknya yamg artinya nama-nama, dan husna berarti baik. Sehingga “ Asma’ul
husna” artinya “Nama-Nama yang Baik”. Sedangkan menurut istilah, “Asmau’ul husna”
ialah nama –nama baik yang hanya dimiliki oleh allah SWT ( sifat wajib Allah ),
sebagai bukti akan keagungan-Nya. Sesuai Firman allah dalam al-Quran, surat
Al-Isra’ : 110
No.
|
Nama
|
Arab
|
Indonesia
|
1
|
Ar
Rahman
|
الرَّحْمَنُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Pemurah
|
2
|
Ar
Rahiim
|
الرَّحِيمُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Penyayang
|
3
|
Al
Malik
|
الْمَلِكُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Merajai/Memerintah
|
4
|
Al
Quddus
|
الْقُدُّوسُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Suci
|
5
|
As
Salaam
|
السَّلاَمُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Memberi Kesejahteraan
|
6
|
Al
Mu’min
|
الْمُؤْمِنُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Memberi Keamanan
|
7
|
Al
Muhaimin
|
الْمُهَيْمِنُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Pemelihara
|
8
|
Al
‘Aziiz
|
الْعَزِيزُ
|
Yang
Memiliki Mutlak Kegagahan
|
9
|
Al
Jabbar
|
الْجَبَّارُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Perkasa
|
10
|
Al
Mutakabbir
|
الْمُتَكَبِّرُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Megah,
Yang Memiliki Kebesaran |
11
|
Al
Khaliq
|
الْخَالِقُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Pencipta
|
12
|
Al
Baari’
|
الْبَارِئُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Yang Melepaskan
(Membuat, Membentuk, Menyeimbangkan) |
13
|
Al
Mushawwir
|
الْمُصَوِّرُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Yang
Membentuk Rupa (makhluknya) |
14
|
Al
Ghaffaar
|
الْغَفَّارُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Pengampun
|
15
|
Al
Qahhaar
|
الْقَهَّارُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Memaksa
|
16
|
Al
Wahhaab
|
الْوَهَّابُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Pemberi Karunia
|
17
|
Ar
Razzaaq
|
الرَّزَّاقُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Pemberi Rejeki
|
18
|
Al
Fattaah
|
الْفَتَّاحُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Pembuka Rahmat
|
19
|
Al
‘Aliim
|
اَلْعَلِيْمُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat
Mengetahui (Memiliki Ilmu) |
20
|
Al
Qaabidh
|
الْقَابِضُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Yang
Menyempitkan (makhluknya) |
21
|
Al
Baasith
|
الْبَاسِطُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Yang
Melapangkan (makhluknya) |
22
|
Al
Khaafidh
|
الْخَافِضُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Yang
Merendahkan (makhluknya) |
23
|
Ar
Raafi’
|
الرَّافِعُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Yang
Meninggikan (makhluknya) |
24
|
Al
Mu’izz
|
الْمُعِزُّ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Yang
Memuliakan (makhluknya) |
25
|
Al
Mudzil
|
المُذِلُّ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat
Yang Menghinakan (makhluknya) |
26
|
Al
Samii’
|
السَّمِيعُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Mendengar
|
27
|
Al
Bashiir
|
الْبَصِيرُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Melihat
|
28
|
Al
Hakam
|
الْحَكَمُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Menetapkan
|
29
|
Al
‘Adl
|
الْعَدْلُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Adil
|
30
|
Al
Lathiif
|
اللَّطِيفُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Lembut
|
31
|
Al
Khabiir
|
الْخَبِيرُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat
Maha Mengetahui Rahasia |
32
|
Al
Haliim
|
الْحَلِيمُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Penyantun
|
33
|
Al
‘Azhiim
|
الْعَظِيمُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Agung
|
34
|
Al
Ghafuur
|
الْغَفُورُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Pengampun
|
35
|
As
Syakuur
|
الشَّكُورُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha
Pembalas Budi (Menghargai) |
36
|
Al
‘Aliy
|
الْعَلِيُّ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Tinggi
|
37
|
Al
Kabiir
|
الْكَبِيرُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Besar
|
38
|
Al
Hafizh
|
الْحَفِيظُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Menjaga
|
39
|
Al
Muqiit
|
المُقيِت
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Pemberi Kecukupan
|
40
|
Al
Hasiib
|
الْحسِيبُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha
Membuat Perhitungan |
41
|
Al
Jaliil
|
الْجَلِيلُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Mulia
|
42
|
Al
Kariim
|
الْكَرِيمُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Pemurah
|
43
|
Ar
Raqiib
|
الرَّقِيبُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Mengawasi
|
44
|
Al
Mujiib
|
الْمُجِيبُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Mengabulkan
|
45
|
Al
Waasi’
|
الْوَاسِعُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Luas
|
46
|
Al
Hakiim
|
الْحَكِيمُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maka Bijaksana
|
47
|
Al
Waduud
|
الْوَدُودُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Pencinta
|
48
|
Al
Majiid
|
الْمَجِيدُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Mulia
|
49
|
Al
Baa’its
|
الْبَاعِثُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Membangkitkan
|
50
|
As
Syahiid
|
الشَّهِيدُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Menyaksikan
|
51
|
Al
Haqq
|
الْحَقُّ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Benar
|
52
|
Al
Wakiil
|
الْوَكِيلُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Memelihara
|
53
|
Al
Qawiyyu
|
الْقَوِيُّ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Kuat
|
54
|
Al
Matiin
|
الْمَتِينُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Kokoh
|
55
|
Al
Waliyy
|
الْوَلِيُّ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Melindungi
|
56
|
Al
Hamiid
|
الْحَمِيدُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Terpuji
|
57
|
Al
Mushii
|
الْمُحْصِي
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Mengkalkulasi
|
58
|
Al
Mubdi’
|
الْمُبْدِئُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Memulai
|
59
|
Al
Mu’iid
|
الْمُعِيدُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha
Mengembalikan Kehidupan |
60
|
Al
Muhyii
|
الْمُحْيِي
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Menghidupkan
|
61
|
Al
Mumiitu
|
اَلْمُمِيتُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Mematikan
|
62
|
Al
Hayyu
|
الْحَيُّ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Hidup
|
63
|
Al
Qayyuum
|
الْقَيُّومُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Mandiri
|
64
|
Al
Waajid
|
الْوَاجِدُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Penemu
|
65
|
Al
Maajid
|
الْمَاجِدُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Mulia
|
66
|
Al
Wahiid
|
الْواحِدُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Tunggal
|
67
|
Al
‘Ahad
|
اَلاَحَدُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Esa
|
68
|
As
Shamad
|
الصَّمَدُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha
Dibutuhkan, Tempat Meminta |
69
|
Al
Qaadir
|
الْقَادِرُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha
Menentukan, Maha Menyeimbangkan |
70
|
Al
Muqtadir
|
الْمُقْتَدِرُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Berkuasa
|
71
|
Al
Muqaddim
|
الْمُقَدِّمُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Mendahulukan
|
72
|
Al
Mu’akkhir
|
الْمُؤَخِّرُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Mengakhirkan
|
73
|
Al
Awwal
|
الأوَّلُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Awal
|
74
|
Al
Aakhir
|
الآخِرُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Akhir
|
75
|
Az
Zhaahir
|
الظَّاهِرُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Nyata
|
76
|
Al
Baathin
|
الْبَاطِنُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Ghaib
|
77
|
Al
Waali
|
الْوَالِي
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Memerintah
|
78
|
Al
Muta’aalii
|
الْمُتَعَالِي
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Tinggi
|
79
|
Al
Barri
|
الْبَرُّ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Penderma
|
80
|
At
Tawwaab
|
التَّوَابُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Penerima Tobat
|
81
|
Al
Muntaqim
|
الْمُنْتَقِمُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Penuntut Balas
|
82
|
Al
Afuww
|
العَفُوُّ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Pemaaf
|
83
|
Ar
Ra`uuf
|
الرَّؤُوفُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Pengasih
|
84
|
Malikul
Mulk
|
مَالِكُ الْمُلْكِ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat
Penguasa Kerajaan (Semesta) |
85
|
Dzul
Jalaali
Wal Ikraam |
ذُوالْجَلاَلِ
وَالإكْرَامِ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Pemilik
Kebesaran dan Kemuliaan |
86
|
Al
Muqsith
|
الْمُقْسِطُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Adil
|
87
|
Al
Jamii’
|
الْجَامِعُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Mengumpulkan
|
88
|
Al
Ghaniyy
|
الْغَنِيُّ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Berkecukupan
|
89
|
Al
Mughnii
|
الْمُغْنِي
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Memberi Kekayaan
|
90
|
Al
Maani
|
اَلْمَانِعُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Mencegah
|
91
|
Ad
Dhaar
|
الضَّارَّ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Memberi Derita
|
92
|
An
Nafii’
|
النَّافِعُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Memberi Manfaat
|
93
|
An
Nuur
|
النُّورُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Bercahaya
(Menerangi, Memberi Cahaya) |
94
|
Al
Haadii
|
الْهَادِي
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Pemberi Petunjuk
|
95
|
Al
Baadii
|
الْبَدِيعُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Pencipta
|
96
|
Al
Baaqii
|
اَلْبَاقِي
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Kekal
|
97
|
Al
Waarits
|
الْوَارِثُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Pewaris
|
98
|
Ar
Rasyiid
|
الرَّشِيدُ
|
Yang
Memiliki Mutlak sifat Maha Pandai
|
99
|
As
Shabuur
|
الصَّبُورُ
|
Yang
Memiliki Mutlak
|
E.
Pengaruh iman kepada Allah
Dr. Muhammad Abdul Qadir Abu Faris dalam
bukunya usul Fi Ath-Thashawwur Al-Islami menyebutkan delapan dampak iman kepada
Allah. Berikut ini akan disebutkan secara ringkas.
1.
Terbebasnya
jiwa manusia dari takut mati.
Hal itu karena seorang mukmin yakni
bahwa manunsia pasti mati, kematian itu ada ditangan Allah. Kalau ajal manusia telah
tiba, maka ajal itu tidak bisa ditunda saatpun juga, dan ia tidak bisa lari
dari kematian itu walaupun ia berada di benteng yang sangat kuat. Firman Allah
:
وَلَن يُؤَخِّرَ ٱللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَآءَ أَجَلُهَا ۚ وَٱللَّهُ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ
“ Dan sekali kali tidak akan
menangguhkan ( kematian ) seseorang apabila datang waktu kematiannya “. (QS.Al
– Munafiqun : 11 )
2.
Terbebasnya
jiwa manusia dari takut tidak mendapatkan rizqi
Seorang mukmin yakni bahwa rizqi ada
ditangan Allah. Seseorang baerapapun tinggi jabatannya dan kedudukannya tidak
bisa mengurangi rizqi siapapun juga. Firman Allah :
إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ
ٱلرَّزَّاقُ ذُو ٱلْقُوَّةِ ٱلْمَتِينُ
“ sesungguhnya allah dialah
yang memberi rizqi yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh “. (
QS.Adz-Dzariyat/51 : 58 ).
3.
Terbebasnya
jiwa manusia dari sifat egois, kikir dan rakus.
Tabi’at manusia sangat mencintai harta,
ia kikir dan rakus. Firman Allah :
وَتُحِبُّونَ
ٱلْمَالَ حُبًّا جَمًّا
“ dan kamu mencintai harta
benda dengan kecintaan yang berlebihan “. ( QS.Al-Fajr/89 : 20 ).
4.
Hati
yang selalu ingat kepada allah
Seorang muslim yakni bahwa allah sellu
mengetahui dan mengawasi tingkah laku hambanya baik yang dilakukan terang –
terangan ataupun secara sembunyi. Orang yang hatinya selalu ingat kepada Allah
yang selalu mengawasinya akan meninggalkan larangan – larangan allah, ia tidak
mencuri, menipu, berkhianat, dan sebagainyan.Ia tidak akan mengambil sedikitpun
harta yang bukan miliknya sekalipun harta itu melimpah ruah, dan sekalipun ia
seorang fakir miskin. Jadi, orang yang kuat imannya akan selalu meninggalkan
maksiat, karena ia yakin bahwa allah selalu melihatnya walaupun tidak
seorangpun yang melihatnya. Orang yang melakukan maksiat menunjukkan bahwa
hatinya sedang lemah. Firman Allah :
أَلَمْ تَرَ أَنَّ
ٱللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۖ مَا يَكُونُ مِن
نَّجْوَىٰ ثَلَٰثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ وَلَا خَمْسَةٍ إِلَّا هُوَ
سَادِسُهُمْ وَلَآ أَدْنَىٰ مِن ذَٰلِكَ وَلَآ أَكْثَرَ إِلَّا هُوَ مَعَهُمْ
أَيْنَ مَا كَانُوا۟ ۖ ثُمَّ يُنَبِّئُهُم بِمَا عَمِلُوا۟ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۚ
إِنَّ ٱللَّهَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ
“ tidaklah kamu perhatikan
bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di
bumi ? tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan dialah yang
keempatnya. Dan tiada pembicaraan antara ) lima orang, melainkan dialah
yang keenamnya dan tiada ( pula )
pembicaraan antara ( jumlah ) yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan
dia ada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian dia akan memberikan
kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya
allah maha mengetahui segala sesuatu “ ( QS.Al- Mujadalah/58 : 7 )
5.
Terbebasnya
manusia dari penghambaan terhadap nilai – nilai jahiliyah.
Islam membagi
masyarakat kepada dua bagian : masyarakat islam dan masyarakat jahiliyah.masing-
masing masyarakat ini mempunyai standart nilai dan ciri yang berbeda-beda.
Diantara ciri masyarakat jahiliyah adalah punya sangkaan atau pandangan yang
tidak benar terhadap allah ( QS.Ali-Imron/3 :154 ), seperti keyakinan orang-orang
musyrikin jahiliyah bahwa malaikat anak allah.
6.
Sabar
dalam menghadapi kesulitan dan cobaan.
Seorang mukmin ketika menyakini bahwa
segala urusan ada di tangan Allah, tidak seorangpun yang mampu memberikan
manfaat dan bahaya, ia akan menghadapi segala kesulitan dengan lapang dada
penuh kerelaan dan pasrah diri, sehingga ia beersikap sabar serta mengharapkan
pahala dari allah. Pada waktu yang sama keimanan dapat meringankan rasa sakit
dan kesedihan. Fiman Allah :
مَآ أَصَابَ مِن
مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۗ وَمَن يُؤْمِنۢ بِٱللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُۥ
ۚ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ
“ tidak ada sesuatu
musibahpun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin allah dan barang siapa
yang beriman kepada allah, niscaya dia akan memberi petunjuk kepada hatinya.
Dan allah maha mengetahui segala sesuatu ( QS.At-Taghabun/64 : 11 ).
7.
Terbebasnya
jiwa manusia dari sikap zalim.
Islam mewajibkan
umatnya bersikap adil dan sekaligus melarang mereka bersikap zalim, serta memerintahkan
mereka untuk mencegah kezaliman dari orang lain. Misi umat islam dalam setiap
ekspansi ( futuhat ) adalah menganjurkan umat manusia dari sempitnya dunia
kepada luasnya akhirat dan dari zalimnya agama-agama kepada adilnya islam.
Dalam menegaskan keadilan, islam tidak membeda bedakan kerabat dan keturunan
seperti tekad rasulullah yang akan memotong tangan putrinya Fatimah jika
mencuri.
8.
Terbebasnya
akal manusia dari segala bentuk khurafat
Jika seorang mukmin menyakini dengan
sepenuh hati bahwa hanya allah yang mengetahui hal – hal yang ghaib, memiliki
manfaat dan bahaya, maka sudah barang tentu ia akan terbebas dari anggapan –
anggapan bahwa ada kekuatan selain allah yang dapat mengetahui hal – hal yang
ghaib serta dapat memberika manfaat kepada seseorang dan dapat menghindarkannya
dari bahaya. Dengan demikian ia tidak akan meminta pertolongan kepada tukan
sihir, dukun, paranormal, atau siapapun juga, karena mereka tidak mengetahui
hal – hal yang ghaib dan tidak memiliki manfaat dan bahaya untuk diriya sendiri
dan orang lain. Meminta pertolongan kepada mereka untuk mendapatkan manfaat
seperti mendapatkan pekerjaan, naik jabatan, mendapatkan jodoh, dan sebagainya.
Atau agar terhindar dari bahaya seperti sembuh dari penyakit, aman dari orang
yang memburunya dan semacamnya, dengan keyakinan mereka itu bisa memberikan
manfaat dan menghindarkan dari bahaya yang mengancamnya adalah merupakan
perbuatan syirik yang dapat mengeluarkannya dari keimanan.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Iman adalah pengakuan
yang diucapkan dalam hati dan lisan serta bersedia melakukan yang dibenarkannya
melalui amal hati. Sebagaimana kita ketahui dalam agama islam memiliki rukun
iman, yakni beriman kepada Allah, malikat- malaikatnya, kitab – kitab nya,
rasul – rasulnya, hari kiamat, dan beriman kepada qada’ dan qadar (ketentuan).
Seseorang muslim yang beriman kepada Allah adalah yang membenarkan adanya tuhan
Maha Pencipta langit dan bumi. Dia mengatahui alam ghaib dan alam nyata. Maha
pengatur, raja segala sesuatu. Tiada Tuhan melainkan dia. Dialah yang Maha
Agung, yang memiliki sifat – sifat Maha sempurna. Untuk pertama kalinya kita
mendapatkan petunjuk-Nya. Iman kepada Allah Swt adalah salah satu asas dan inti
kaidah islamiyah.
B.
SARAN
Menyadari penulisan
dalam makalah masih jauh dari kata sempurna, untuk ini kedepannya penulisan
akan lebih baik lagi dalam penyusunan makalah diatas dan dapat lebih
dipertanggung jawabkan lagi dalam membuat referensi.
Maka dari itu penulis
menerima kritik yang bersifat membangun terhadap penulisan makalah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Ajid Thohir, PERKEMBANGAN PERADABAN DIKAWASAN DUNIA ISLAM, cet 1,
(Jakarta : PT. Raja Grafindo Persad, 2004)
Badri yatim, SEJARAH PERADABAN ISLAM, (Jakarta : PT. Raja Grafindo
persada, 2008)
Nizar Samsul, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta : Kencana, 2011.
Umam Chatibul, Sejarah Kebudayaan islam MTS Semarang : menara
kudus, 1995.
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta : PT. Raja Grafindo
persada, 2001), h.4
Rozak, Abdul, Rosihon Anwar, Ilmu Kalam Untuk UIN STAIN PT. AIS,
Pustaka setia, bandung, 2010.