MAKALAH
KARAKTERISTIK KELOMPOK
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Konseling Kelompok
Yang di bina oleh Bapak. Febrihada
Gahas Candramukti, M.A
Disusun oleh:
FIRMAN WAHYUDI
KAROMATUL FADILAH
SAYANAH
JURUSAN TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr. Wb
Alhamdulillah puji syukur kami ucapkan atas
kehadirat ALLAH SWT . karena atas limpahan karunia dan rahmatnya Yang telah
diberikan kepada kita sehingga makalah ini yang berjudul
Proses dan
Tahap Konseling Keluarga“ dapat diselesaikan
dengan waktu yang ditentukan.
Dengan
penyelesaian makalah ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan
berbagai pihak . penulis mengatur ucapan terima kasih banyak kepada :
1.
Bapak
Febrihada Gahas Candramukti, M.A selaku dosen pengampu mata kuliah Konseling
Kelompok
2.
Kepada
orang tua yang memberi dorongan dan bantuan baik moral, materi, dan do’a yang
tulus.
3.
Teman-
teman yang berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Kami mengetahui bahwa makalah ini sangat jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan demi
penyempurnaan makalah yang berikutnya.
Wassalamu’alaikum
Wr.Wb.
|
|
Pamekasan,
19 Maret2019
Kelompok 3
|
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................. 1
KATA PENGANTAR............................................................................... 2
DAFTAR ISI.............................................................................................. 3
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang......................................................................................... 4
B.
Rumusan masalah.................................................................................... 5
C.
Tujuan...................................................................................................... 5
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Karakteritik Konseling............................................................................ 6
B.
kelompok dalam bimbingan dan konseling..........................................6
C.
faktor-faktor yang mempengaruhi konseling.......................................7
D.
Interaksi Dalam Konseling Kelompok................................................ 8
BAB III PENUTUP
Kesimpulan.................................................................................................. 9
Saran............................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 10
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Keunikan
kepribadian seorang anak membuat kita sebagai orang dewasa harus benar-benar
paham akan bagaimana cara untuk memahami seorang anak. Setiap anak berbeda baik
dari segi kemampuan hingga kelemahan yang dimilikinya dan hal itu merupakan
potensi yang harus dikembangkan untuk menjadi bekal hidupnya kelak. Berhubungan
dengan anak sebagai pribadi yang unik, maka setiap pribadi pasti memiliki
masalah, tidak terkecuali seorang anak.
Masalah-masalah tersebut adalah yang berhubungan dengan aspek belajar,
sosial, maupun dirinya sendiri, baik di lingkungan keluarga dimana ia tumbuh
dan berkembang maupun di lingkungan sekolah yang merupakan instansi ke dua bagi
anak untuk menghabiskan waktunya sehari-hari.
Anak sebagai
peserta didik merupakan pribadi-pribadi yang unik, sebagai individu yang
dinamis dan berada dalam proses perkembangan mempunyai berbagai macam kebutuhan
dan dinamika dalam interaksinya dengan lingkungan sekitar. Pada diri anak
senantiasa terjadi adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar. Hal
tersebut merupakan aspek-aspek psikologis dalam pendidikan yang bersumber dari
dalam diri anak sehingga menuntut adanya pendekatan psikologis untuk
memfasilitasi perkembangan anak
tersebut. Oleh karena itu, bimbingan konseling memiliki andil yang
sangat besar dalam membantu setiap peserta didik agar dapat mandiri dan dapat
berkembang secara optimal, dan dalam hal permasalahan dalam belajar siswa,
bimbingan konseling turut berperan dalam membantu proses dan pencapaian tujuan
pendidikan. Namun, masih sangat dirasakan bahwa memberikan layanan bimbingan
dan konseling untuk anak agak sulit. Disamping melihat dari segi kematangannya,
konselor juga harus ingat bahwa anak memiliki karakteristik khusus maka dalam
pemberian layanan pun harus disesuaikan.
Bimbingan dan
konseling kelompok, merupakan wahana efektif yang bisa menjadi pilihan konselor
untuk memberi layanan bimbingan konseling pada anak. Anak-anak sering
berinteraksi dengan lingkungan, dan anak-anak juga biasanya menghabiskan banyak
waktu dengan saling berinteraksi dalam kelompok, maka diperlukan pengaturan
ideal untuk menempatkan bimbingan sebagai media informasi atau bisa juga
pencegahan dan konseling sebagai peran kuratifnya agar anak dapat berinteraksi
dengan baik, dan menyesuaikan diri dengan baik pula
dalam rangka menguasai tugas perkembangannya. Hal-Hal paling mendasar yang
mendasari prinsip berhadapan dengan anak-anak dalam kelompok adalah pada
lingkungan alami masa kanak-kanak dan penyesuaian terhadap karakteristik dan
masalah anak.
Di Sekolah Dasar
dan Sekolah menengah (di mana kebanyakan anak-anak usianya di bawah 14 tahun),
bimbingan kelompok digunakan untuk membantu anak-anak tidak hanya mempelajari
keterampilan baru tetapi juga memiliki kesadaran akan nilai-nilai, prioritas,
dan masyarakat. Kelompok kecil memberi anak untuk " menyelidiki dan
membahas lingkungan sosial dan tantangan emosional dengan orang lain yang sedang mengalami perasaan
yang sama". Sebagai Contoh, konseling kelompok
diberikan kepada anak-anak yang mempunyai life-event khusus yang berhubungan
seperti kerugian dari orangtua akibat perceraian
atau tidak berhasil dalam nilai/kelas (Boutwell& Myrick, 1992). Konseling
kelompok juga untuk anak-anak yang mempunyai permasalahan perilaku "
seperti perkelahian yang berlebihan, ketidak-mampuan untuk bergaul akrab,
ledakan yang kejam, kelelahan yang kronis, ketiadaan pengawasan di rumah, dan
melalaikan penampilan".
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa saja karakteristik kelompok ?
2.
Bagaimana kelompok dalam bimbingan dan konseling ?
3.
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi koneling kelompok ?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui
karakteristik kelompok
2.
untuk mengetahui bagaimana kelompok dalam konseling
3.
untk mengetahui faktor-faktor ang mempengaruhi konseling kelompok
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Karakteristik Kelompok
-
terdiri dari dua orang atau lebih dalam interaksi sosial baik secara verbal maupun non verbal
-
anggota kelompok harus mempunyai pengaruh satu sama lain supaya
dapat diakui menjadi anggota suatu kelompok
-
mempunyai struktur hubungan yang stabil sehingga dapat menjaga
anggota kelompok secara bersama dan berungsi sebagai satu unit
-
anggota kelompok adalah orang yang mempunyai tujuan atau minat yang
sama
-
individu yang tergabung dalam kelompok, saling mengenal satu sama
lain serta dapat membedakan orang-orang yang bukan anggota kelompoknya[1]
B.
kelompok dalam bimbingan dan konseling
kelompok
yang aik ialah apaila kelompok terebut diarnai oleh emangat yang tinggi, kerja
sama yang lancar dan mantap, serta adanya saling mempercayai diantara
anggota-anggotanya, mengerti dan menerima secara positif tujuan bersama, setia
pada kelopmok serta mau bekerja keras atau bahkan berkorban untuk kelompok.
Kekuatan yang mendorong kehidupan kelompok itu dikenal sebagai dinamika
kelompok.
kelompok
yang baik ditubuhkan (melalui dinamika kelompoknya sendiri), oleh
anggota-anggotanya. apabila anggota kelompok merasa bahwa kelompok itu adalah
baik, maka kedaannya seperti itu dapat membuat anggota tersebut lebih mudah
mematuhi norma-norma dan aturan yang berlaku dalam kelompok itu. Jadi kelompok
dalam kegiatan bimbingan dan konseling diharapkan tumbuh dan berkembangnya
dinamika kelompok Artinya, merupakan pengerahan secara serentak semua faktor
yang dapat digerakkandalam kelompok itu. Dengan demikian, dinamika kelompok
merupakan jia yang menghidupkan dan menghidupi uatu kelompok.[2]
C.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konseling Kelompok
Untuk
mencapi tujuan dalam konseling kelompok, maka konelor perlu memperhatikan
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
keberhasilan proes konseling kelompok. Yalom menyebutnya sebagai faktor
kuratif, faktor-faktor tersebut antara lain
1.
Membina Harapan
Harapan
akan menimbulkan peraaan optimis pada diri klien untuk dapat menyelesaikan
masalahnya. Melalui harapan, klien akan belajar memahami dan mengembangkan
kemampuan/potensi yang dimilikinya. adanya keterlibatan dalam kelompok juga
akan menguatkan semangat klien untuk saling membantu mewujudkan tujuan bersama
yang ingin dicapai
2.
Universalitas
Universalitas
akan mengurangi tingkat kecemasan klien karena mengetahui bahwa bukan hanya
dirinya yang memiliki masalah. Teman-teman satu kelompoknya juga memiliki
masalah walaupun dalam dimensi yang berbeda. Utuk itulah memberikan pemahaman
pada klien bahwa permasalahan adalah hal yang wajar dalam kehidupan sangat
diperlukan agarklien tertantang untuk mengatasi masalahnya
3.
Pemberian Informasi
Informasi
dapat diperoleh melalui pemimpin kelompok (konsellor) maupun dari anggota
kelompok lain. Informasi ini meliputi pengalaman dari anggota kelompok,
pemecahan masalah yan ditawarkan oleh konelor atau anggota kelompok dan hal
yang bermakna bagi kehidupan klien
4.
Altruisme
Altruisme
mengacu kepada proses memberi dan menerima klien yang merasa bahwa kelompoknya
telah memberikan banyak masukan dan kebaikan kepada dirinya selama menjalani
proses konseling, akan melakukan hal sama terhadap anggota kelomoknya. Ha ini
akan mendorong umpan balik antar anggota
5.
Pengulanan Korektif Keluarga Primer
Pengulangan
koreftif keluarga primer dimaksudkan untuk menjalin kedekatan emosional antar
anggota dan konselor. Masing-maing klien diharapkan dapat merasa sebagai satu
keluarga yang salin mendukung dan memberi perhatian layaknya hubungan saudara
6.
Pengembangan Teknik Sosialisasi
Teknik
sosialisasi berhubungan dengan anggota kelompok menjalin ubungan interpersonal.
Masing-masing anggota belajar untuk mengomunisasikan keinginannya dengan tepat,
memberikan perhatian dan dapat memahamiorang lain. Hal ini jua meliputi
bagaimana kesiapan anggota memperoleh umpan balik dari kelompok yang
ditunjukkan untuk dirinya
7.
Peniruan Tingkah Laku
Peniruan
tingkah laku diperoleh dari pengalaman atau hasil identifikasi anggota kelompok
yang diraakan layak untuk ditiru. mendapatkan model positi yang dapat ditiru
akan sangat meguntungkan anggota larena memudahkan dalam mempelajari tinkah
laku yang baru yang lebih positif
8.
Belajar Menjalin Hubungan Interpersonal
Anggota
kelompok diharapkan saling belajar menjalin hubungan interpersonal enan
kelompoknya. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain։ berani
mengekpresikan dirinya dihadapn kelompok, merespon apa yan disampaikan angota
kelompok serta meningkatkan sensitivitas terhadap maalah anggota kelompok
9.
Kohesivitas kelompok
Kohesivita
tidak terjadi begitu saja. Aada bentuk penerimaan yang hangat dari
masing-masing anggota serta keinginan untuk terus menerus menjalin hubungan
interpersonal yang akrab. Apabila kohesivitas telah terbentuk, masing-masing
anggota akan berinetraksi secara optimal dan tanpa keraguan memerikan umpan
balik demi kamajuan anggota kelompoknya
10.
Katarsis
Anggota
kelompok diharapkan dapat melepaskan katarsis yang dimiikinya melalui
pengungkapan perasaan baik secara positif maupun negatif
11.
Faktor-Faktor Eksistensial
Faktor-faktor
eksistensial dibicarakan dan menjadi bahan diskusi bagi anggota kelompok. hal
ini penting untuk memerikan pemahaman pada kelompok bahwa banyak hal yang harus
dimengerti dan dicapai dalam hidup
D.
Interaksi Dalam Konseling Kelompok
Mempertemukan
klien-klien dalam latar belakang kehidupan yang berbeda walaupun telah
memilihnya berdaarkan homogenitas akan menimbulkan dua proses interaksi yang
berbeda. Interaksi dapat berlangsung positif apabila pada interaksi kelompok tersebut terjadi
kohesitas, saling memberi umpan balik, dan terjalin kedekatan emosional antar
anggota. Sebaliknya, interaksi dapat berlangsung negatif apabila pada interaksi
terjadi hal-hal yang mengacaukan proses
konseling. Latipun mengemukakan
interaksi negatif tersebut seperti berikut։
1.
Konflik, yaitu terjadinya pertentangan antar anggota kelompok yang
dapat dissebabkan karena ketidaksiapan menerima umpan balik, atau umpan balik
disampaikan secara negatif
2.
Kecemasan, kecemasan ini kemungkinan disebabkan sikap tertutup pada
anggota yang sulit membuka diri dan berinteraksi dengan anggota kelompok lain.
Hal ini biasa terjadi pada klien yang memiliki rendah diri
3.
Tranferensi, anggota kelompok kemungkinan melimpahkan pengalaman masa lalunya yang
tidak menyenangkan pada konelor atau anggota kelompoknya. Hal ini akan
menghambat proses konseling apabila konelor tidak dapat mengendalikannya
4.
Dominasi, terjadi apabila alah satu anggota menguasai pembicaraan
sementara anggota lain tidak diberikan kesempatan untuk mengemukakan
masalahnya. Hal ini akan membuat anggota kelompoknya lebih banyak diam dan
menolak menyampaikan umpan balik[3]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Karakteristik
Kelompok
-
terdiri dari dua orang atau lebih dalam interaksi sosial baik secara verbal maupun non verbal
-
anggota kelompok harus mempunyai pengaruh satu sama lain supaya
dapat diakui menjadi anggota suatu kelompok
-
mempunyai struktur hubungan yang stabil sehingga dapat menjaga
anggota kelompok secara bersama dan berungsi sebagai satu unit
-
anggota kelompok adalah orang yang mempunyai tujuan atau minat yang
sama
-
individu yang tergabung dalam kelompok, saling mengenal satu sama
lain serta dapat membedakan orang-orang yang bukan anggota kelompoknya
·
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konseling Kelompok
Yalom menyebutnya sebagai faktor
kuratif, faktor-faktor tersebut antara lain
1.
Membina Harapan
2.
Universalitas
3.
Pemberian Informasi
4.
Altruisme
5.
Pengulanan Korektif Keluarga Primer
6.
Pengembangan Teknik Sosialisasi
7.
Peniruan Tingkah Laku
8.
Belajar Menjalin Hubungan Interpersonal
9.
Kohesivitas Kelompok
10.
Katarsis
11.
Faktor-Faktor Eksistensial
·
Latipun mengemukakan interaksi negatif tersebut seperti berikut։
1.
Konflik, yaitu terjadinya pertentangan antar anggota kelompok yang
dapat dissebabkan karena ketidaksiapan menerima umpan balik, atau umpan balik
disampaikan secara negatif
2.
Kecemasan, kecemasan ini kemungkinan disebabkan sikap tertutup pada
anggota yang sulit membuka diri dan berinteraksi dengan anggota kelompok lain.
Hal ini biasa terjadi pada klien yang memiliki rendah diri
3.
Tranferensi, anggota kelompok kemungkinan melimpahkan pengalaman masa lalunya yang
tidak menyenangkan pada konelor atau anggota kelompoknya. Hal ini akan
menghambat proses konseling apabila konelor tidak dapat mengendalikannya
4.
Dominasi, terjadi apabila alah satu anggota menguasai pembicaraan
sementara anggota lain tidak diberikan kesempatan untuk mengemukakan
masalahnya. Hal ini akan membuat anggota kelompoknya lebih banyak diam dan
menolak menyampaikan umpan balik
B.
Saran
Saran kami kepada pembaca yaitu alangkah
lebih baiknya apabila pembaca membaca materi-materi kami dari sumber yang lain,
sebab keilmuan kami masih jauh dari standart intelek mahasiswa. Jika nanti ada
kekeliruan utamanya dari penjeasan, mohon kesudianya memberikan saran kepada
kami, agar kami tidak perpegang teguh pada pemahaman yang salah.
DAFTAR PUSTAKA
https։//www.google.com/amp/s/ahmadzackyfitra.wordpress.com/2014/05/01/makalahpenertian-dan-karakteristik-kelompok/amp/.
diakses tanggal 19 maret 2019
Dr. A.A. Ngurah Adiputra, konseling kelompok
(yogyakarta, media akademi, 2015)., hlm 5
DR. Namaro Lumongga
Lubis, memahami dasar dasar konseling, (jakarta, kencana, 2011)., hllm
207-217
[1] https։//www.google.com/amp/s/ahmadzackyfitra.wordpress.com/2014/05/01/makalahpenertian-dan-karakteristik-kelompok/amp/.
diakses tanggal 19 maret 2019
[2] Dr. A.A. Ngurah Adiputra, konseling kelompok (yogyakarta, media
akademi, 2015)., hlm 5
[3] DR. Namaro Lumongga Lubis, memahami dasar dasar konseling, (jakarta,
kencana, 2011)., hllm 207-217