Friday, 22 March 2019

MAKALAH KARAKTERISTIK KELOMPOK


MAKALAH
KARAKTERISTIK KELOMPOK
Disusun untuk memenuhi tugas  mata kuliah Konseling Kelompok
Yang di bina oleh Bapak. Febrihada Gahas Candramukti, M.A


Disusun oleh:
FIRMAN WAHYUDI
KAROMATUL FADILAH
SAYANAH




JURUSAN TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
TAHUN AJARAN 2019
KATA  PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdulillah puji syukur kami ucapkan atas kehadirat ALLAH SWT . karena atas limpahan karunia dan rahmatnya Yang telah diberikan kepada kita sehingga makalah ini yang berjudul Proses dan Tahap Konseling Keluarga“ dapat diselesaikan dengan waktu yang ditentukan.
     Dengan penyelesaian makalah ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan berbagai pihak . penulis mengatur ucapan terima kasih banyak kepada :
1.        Bapak Febrihada Gahas Candramukti, M.A selaku dosen pengampu mata kuliah Konseling Kelompok
2.        Kepada orang tua yang memberi dorongan dan bantuan baik moral, materi, dan do’a yang tulus.
3.        Teman- teman yang berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Kami mengetahui bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah yang berikutnya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.



Pamekasan, 19 Maret2019



Kelompok 3







DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................. 1    
KATA PENGANTAR............................................................................... 2    
DAFTAR ISI.............................................................................................. 3    
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang......................................................................................... 4    
B.     Rumusan masalah.................................................................................... 5
C.     Tujuan...................................................................................................... 5    
BAB II PEMBAHASAN
A.    Karakteritik Konseling............................................................................ 6  
B.     kelompok dalam bimbingan dan konseling..........................................6
C.     faktor-faktor yang mempengaruhi konseling.......................................7
D.    Interaksi Dalam Konseling Kelompok................................................ 8
BAB III PENUTUP
Kesimpulan.................................................................................................. 9
Saran............................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 10










BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Keunikan kepribadian seorang anak membuat kita sebagai orang dewasa harus benar-benar paham akan bagaimana cara untuk memahami seorang anak. Setiap anak berbeda baik dari segi kemampuan hingga kelemahan yang dimilikinya dan hal itu merupakan potensi yang harus dikembangkan untuk menjadi bekal hidupnya kelak. Berhubungan dengan anak sebagai pribadi yang unik, maka setiap pribadi pasti memiliki masalah, tidak terkecuali seorang anak.  Masalah-masalah tersebut adalah yang berhubungan dengan aspek belajar, sosial, maupun dirinya sendiri, baik di lingkungan keluarga dimana ia tumbuh dan berkembang maupun di lingkungan sekolah yang merupakan instansi ke dua bagi anak untuk menghabiskan waktunya sehari-hari.
Anak sebagai peserta didik merupakan pribadi-pribadi yang unik, sebagai individu yang dinamis dan berada dalam proses perkembangan mempunyai berbagai macam kebutuhan dan dinamika dalam interaksinya dengan lingkungan sekitar. Pada diri anak senantiasa terjadi adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar. Hal tersebut merupakan aspek-aspek psikologis dalam pendidikan yang bersumber dari dalam diri anak sehingga menuntut adanya pendekatan psikologis untuk memfasilitasi perkembangan anak  tersebut. Oleh karena itu, bimbingan konseling memiliki andil yang sangat besar dalam membantu setiap peserta didik agar dapat mandiri dan dapat berkembang secara optimal, dan dalam hal permasalahan dalam belajar siswa, bimbingan konseling turut berperan dalam membantu proses dan pencapaian tujuan pendidikan. Namun, masih sangat dirasakan bahwa memberikan layanan bimbingan dan konseling untuk anak agak sulit. Disamping melihat dari segi kematangannya, konselor juga harus ingat bahwa anak memiliki karakteristik khusus maka dalam pemberian layanan pun harus disesuaikan.
Bimbingan dan konseling kelompok, merupakan wahana efektif yang bisa menjadi pilihan konselor untuk memberi layanan bimbingan konseling pada anak. Anak-anak sering berinteraksi dengan lingkungan, dan anak-anak juga biasanya menghabiskan banyak waktu dengan saling berinteraksi dalam kelompok, maka diperlukan pengaturan ideal untuk menempatkan bimbingan sebagai media informasi atau bisa juga pencegahan dan konseling sebagai peran kuratifnya agar anak dapat berinteraksi dengan baik, dan menyesuaikan diri dengan baik pula dalam rangka menguasai tugas perkembangannya. Hal-Hal paling mendasar yang mendasari prinsip berhadapan dengan anak-anak dalam kelompok adalah pada lingkungan alami masa kanak-kanak dan penyesuaian terhadap karakteristik dan masalah anak.
Di Sekolah Dasar dan Sekolah menengah (di mana kebanyakan anak-anak usianya di bawah 14 tahun), bimbingan kelompok digunakan untuk membantu anak-anak tidak hanya mempelajari keterampilan baru tetapi juga memiliki kesadaran akan nilai-nilai, prioritas, dan masyarakat. Kelompok kecil memberi anak untuk " menyelidiki dan membahas lingkungan sosial dan tantangan emosional dengan orang lain yang sedang mengalami perasaan yang sama". Sebagai Contoh, konseling kelompok diberikan kepada anak-anak yang mempunyai life-event khusus yang berhubungan seperti kerugian dari orangtua akibat perceraian atau tidak berhasil dalam nilai/kelas (Boutwell& Myrick, 1992). Konseling kelompok juga untuk anak-anak yang mempunyai permasalahan perilaku " seperti perkelahian yang berlebihan, ketidak-mampuan untuk bergaul akrab, ledakan yang kejam, kelelahan yang kronis, ketiadaan pengawasan di rumah, dan melalaikan penampilan".
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja karakteristik kelompok ?
2.      Bagaimana kelompok dalam bimbingan dan konseling ?
3.      Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi koneling kelompok ?
C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui  karakteristik kelompok
2.      untuk mengetahui bagaimana kelompok dalam konseling
3.      untk mengetahui faktor-faktor ang mempengaruhi konseling kelompok







BAB II
PEMBAHASAN

A.    Karakteristik Kelompok
-          terdiri dari dua orang atau lebih dalam interaksi  sosial baik secara verbal maupun non verbal
-          anggota kelompok harus mempunyai pengaruh satu sama lain supaya dapat diakui menjadi anggota suatu kelompok
-          mempunyai struktur hubungan yang stabil sehingga dapat menjaga anggota kelompok secara bersama dan berungsi sebagai satu unit
-          anggota kelompok adalah orang yang mempunyai tujuan atau minat yang sama
-          individu yang tergabung dalam kelompok, saling mengenal satu sama lain serta dapat membedakan orang-orang yang bukan anggota kelompoknya[1]

B.     kelompok dalam bimbingan dan konseling
kelompok yang aik ialah apaila kelompok terebut diarnai oleh emangat yang tinggi, kerja sama yang lancar dan mantap, serta adanya saling mempercayai diantara anggota-anggotanya, mengerti dan menerima secara positif tujuan bersama, setia pada kelopmok serta mau bekerja keras atau bahkan berkorban untuk kelompok. Kekuatan yang mendorong kehidupan kelompok itu dikenal sebagai dinamika kelompok.
kelompok yang baik ditubuhkan (melalui dinamika kelompoknya sendiri), oleh anggota-anggotanya. apabila anggota kelompok merasa bahwa kelompok itu adalah baik, maka kedaannya seperti itu dapat membuat anggota tersebut lebih mudah mematuhi norma-norma dan aturan yang berlaku dalam kelompok itu. Jadi kelompok dalam kegiatan bimbingan dan konseling diharapkan tumbuh dan berkembangnya dinamika kelompok Artinya, merupakan pengerahan secara serentak semua faktor yang dapat digerakkandalam kelompok itu. Dengan demikian, dinamika kelompok merupakan jia yang menghidupkan dan menghidupi uatu kelompok.[2]
C.     Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konseling Kelompok
Untuk mencapi tujuan dalam konseling kelompok, maka konelor perlu memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi  keberhasilan proes konseling kelompok. Yalom menyebutnya sebagai faktor kuratif, faktor-faktor tersebut antara lain
1.      Membina Harapan
Harapan akan menimbulkan peraaan optimis pada diri klien untuk dapat menyelesaikan masalahnya. Melalui harapan, klien akan belajar memahami dan mengembangkan kemampuan/potensi yang dimilikinya. adanya keterlibatan dalam kelompok juga akan menguatkan semangat klien untuk saling membantu mewujudkan tujuan bersama yang ingin dicapai
2.      Universalitas
Universalitas akan mengurangi tingkat kecemasan klien karena mengetahui bahwa bukan hanya dirinya yang memiliki masalah. Teman-teman satu kelompoknya juga memiliki masalah walaupun dalam dimensi yang berbeda. Utuk itulah memberikan pemahaman pada klien bahwa permasalahan adalah hal yang wajar dalam kehidupan sangat diperlukan agarklien tertantang untuk mengatasi masalahnya
3.      Pemberian Informasi
Informasi dapat diperoleh melalui pemimpin kelompok (konsellor) maupun dari anggota kelompok lain. Informasi ini meliputi pengalaman dari anggota kelompok, pemecahan masalah yan ditawarkan oleh konelor atau anggota kelompok dan hal yang bermakna bagi kehidupan klien
4.      Altruisme
Altruisme mengacu kepada proses memberi dan menerima klien yang merasa bahwa kelompoknya telah memberikan banyak masukan dan kebaikan kepada dirinya selama menjalani proses konseling, akan melakukan hal sama terhadap anggota kelomoknya. Ha ini akan mendorong umpan balik antar anggota
5.      Pengulanan Korektif Keluarga Primer
Pengulangan koreftif keluarga primer dimaksudkan untuk menjalin kedekatan emosional antar anggota dan konselor. Masing-maing klien diharapkan dapat merasa sebagai satu keluarga yang salin mendukung dan memberi perhatian layaknya hubungan saudara
6.      Pengembangan Teknik Sosialisasi
Teknik sosialisasi berhubungan dengan anggota kelompok menjalin ubungan interpersonal. Masing-masing anggota belajar untuk mengomunisasikan keinginannya dengan tepat, memberikan perhatian dan dapat memahamiorang lain. Hal ini jua meliputi bagaimana kesiapan anggota memperoleh umpan balik dari kelompok yang ditunjukkan untuk dirinya
7.      Peniruan Tingkah Laku
Peniruan tingkah laku diperoleh dari pengalaman atau hasil identifikasi anggota kelompok yang diraakan layak untuk ditiru. mendapatkan model positi yang dapat ditiru akan sangat meguntungkan anggota larena memudahkan dalam mempelajari tinkah laku yang baru yang lebih positif
8.      Belajar Menjalin Hubungan Interpersonal
Anggota kelompok diharapkan saling belajar menjalin hubungan interpersonal enan kelompoknya. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain։ berani mengekpresikan dirinya dihadapn kelompok, merespon apa yan disampaikan angota kelompok serta meningkatkan sensitivitas terhadap maalah anggota kelompok
9.      Kohesivitas kelompok
Kohesivita tidak terjadi begitu saja. Aada bentuk penerimaan yang hangat dari masing-masing anggota serta keinginan untuk terus menerus menjalin hubungan interpersonal yang akrab. Apabila kohesivitas telah terbentuk, masing-masing anggota akan berinetraksi secara optimal dan tanpa keraguan memerikan umpan balik demi kamajuan anggota kelompoknya
10.  Katarsis
Anggota kelompok diharapkan dapat melepaskan katarsis yang dimiikinya melalui pengungkapan perasaan baik secara positif maupun negatif
11.  Faktor-Faktor Eksistensial
Faktor-faktor eksistensial dibicarakan dan menjadi bahan diskusi bagi anggota kelompok. hal ini penting untuk memerikan pemahaman pada kelompok bahwa banyak hal yang harus dimengerti dan dicapai dalam hidup
D.    Interaksi Dalam Konseling Kelompok
Mempertemukan klien-klien dalam latar belakang kehidupan yang berbeda walaupun telah memilihnya berdaarkan homogenitas akan menimbulkan dua proses interaksi yang berbeda. Interaksi dapat berlangsung positif apabila  pada interaksi kelompok tersebut terjadi kohesitas, saling memberi umpan balik, dan terjalin kedekatan emosional antar anggota. Sebaliknya, interaksi dapat berlangsung negatif apabila pada interaksi terjadi hal-hal  yang mengacaukan proses konseling.  Latipun mengemukakan interaksi negatif tersebut seperti berikut։
1.      Konflik, yaitu terjadinya pertentangan antar anggota kelompok yang dapat dissebabkan karena ketidaksiapan menerima umpan balik, atau umpan balik disampaikan secara negatif
2.      Kecemasan, kecemasan ini kemungkinan disebabkan sikap tertutup pada anggota yang sulit membuka diri dan berinteraksi dengan anggota kelompok lain. Hal ini biasa terjadi pada klien yang memiliki rendah diri
3.      Tranferensi, anggota kelompok kemungkinan  melimpahkan pengalaman masa lalunya yang tidak menyenangkan pada konelor atau anggota kelompoknya. Hal ini akan menghambat proses konseling apabila konelor tidak dapat mengendalikannya
4.      Dominasi, terjadi apabila alah satu anggota menguasai pembicaraan sementara anggota lain tidak diberikan kesempatan untuk mengemukakan masalahnya. Hal ini akan membuat anggota kelompoknya lebih banyak diam dan menolak menyampaikan umpan balik[3]





BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Karakteristik Kelompok
-          terdiri dari dua orang atau lebih dalam interaksi  sosial baik secara verbal maupun non verbal
-          anggota kelompok harus mempunyai pengaruh satu sama lain supaya dapat diakui menjadi anggota suatu kelompok
-          mempunyai struktur hubungan yang stabil sehingga dapat menjaga anggota kelompok secara bersama dan berungsi sebagai satu unit
-          anggota kelompok adalah orang yang mempunyai tujuan atau minat yang sama
-          individu yang tergabung dalam kelompok, saling mengenal satu sama lain serta dapat membedakan orang-orang yang bukan anggota kelompoknya
·           Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konseling Kelompok
Yalom menyebutnya sebagai faktor kuratif, faktor-faktor tersebut antara lain
1.   Membina Harapan
2.   Universalitas
3.   Pemberian Informasi
4.   Altruisme
5.   Pengulanan Korektif Keluarga Primer
6.   Pengembangan Teknik Sosialisasi
7.   Peniruan Tingkah Laku
8.   Belajar Menjalin Hubungan Interpersonal
9.   Kohesivitas Kelompok
10.               Katarsis
11.               Faktor-Faktor Eksistensial
·         Latipun mengemukakan interaksi negatif tersebut seperti berikut։
1.      Konflik, yaitu terjadinya pertentangan antar anggota kelompok yang dapat dissebabkan karena ketidaksiapan menerima umpan balik, atau umpan balik disampaikan secara negatif
2.      Kecemasan, kecemasan ini kemungkinan disebabkan sikap tertutup pada anggota yang sulit membuka diri dan berinteraksi dengan anggota kelompok lain. Hal ini biasa terjadi pada klien yang memiliki rendah diri
3.      Tranferensi, anggota kelompok kemungkinan  melimpahkan pengalaman masa lalunya yang tidak menyenangkan pada konelor atau anggota kelompoknya. Hal ini akan menghambat proses konseling apabila konelor tidak dapat mengendalikannya
4.      Dominasi, terjadi apabila alah satu anggota menguasai pembicaraan sementara anggota lain tidak diberikan kesempatan untuk mengemukakan masalahnya. Hal ini akan membuat anggota kelompoknya lebih banyak diam dan menolak menyampaikan umpan balik

B.     Saran
Saran kami kepada pembaca yaitu alangkah lebih baiknya apabila pembaca membaca materi-materi kami dari sumber yang lain, sebab keilmuan kami masih jauh dari standart intelek mahasiswa. Jika nanti ada kekeliruan utamanya dari penjeasan, mohon kesudianya memberikan saran kepada kami, agar kami tidak perpegang teguh pada pemahaman yang salah.














DAFTAR PUSTAKA

https։//www.google.com/amp/s/ahmadzackyfitra.wordpress.com/2014/05/01/makalahpenertian-dan-karakteristik-kelompok/amp/. diakses tanggal 19 maret 2019

Dr. A.A. Ngurah Adiputra, konseling kelompok (yogyakarta, media akademi, 2015)., hlm 5

DR. Namaro Lumongga Lubis, memahami dasar dasar konseling, (jakarta, kencana, 2011)., hllm 207-217



[1] https։//www.google.com/amp/s/ahmadzackyfitra.wordpress.com/2014/05/01/makalahpenertian-dan-karakteristik-kelompok/amp/. diakses tanggal 19 maret 2019
[2] Dr. A.A. Ngurah Adiputra, konseling kelompok (yogyakarta, media akademi, 2015)., hlm 5
[3] DR. Namaro Lumongga Lubis, memahami dasar dasar konseling, (jakarta, kencana, 2011)., hllm 207-217