Wednesday 13 March 2019

Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Likuiditas Pada PerusahanIndustri barang konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2017


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Salah satu komponen untuk menilai keuangan perusahaan adalah rasio likuiditas (liquidity ratio). Rasio likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu.[1] Jika perusahaan mampu melakukan pembayaran artinya perusahaan dalamkeadaan likuid, sedangkan jika perusahaan berada dalam keadaan tidak memiliki kemampuan membayar kewajiban jangka pendek artinya perusahaan tersebut dalam keadaan tidak likuid.Perusahaan yang tidak likuid akan kehilangan kepercayaan dari pihak luar terutama para kreditur dan pemasok, dan dari pihak dalam yaitu karyawannya.[2]
Tingkat likuiditas perusahaan merupakan indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Tingkat likuiditas perusahaan menjadi penting karena efisiensi suatu perusahaan tidak cukup hanya dilihat dari besarnya laba atau peningkatan volume saja, tetapi yang tidak kalah penting adalah usaha untuk mempertinggi tingkat likuiditasnya yang akan mencerminkan keadaan keuangan perusahaan yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang kas.
Ketidakmampuan perusahaan membayar kewajiban terutama utang jangka pendek disebabkan oleh banyak faktor. Faktor ketidakmampuan perusahaan bisa dikarenakan perusahaan sedang tidak memiliki dana sama sekali atau perusahaan belum memiliki dana yang cukup secara tunai sehingga harus menunggu waktu tertentu untuk membayarnya. Penyebab utama kejadian kekurangan dan ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya tersebut merupakan masalah manajemen perusahaan dalam menjalankan usahanya. Para manajer perlu melakukan analisis keuangan yang berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk membayar utang atau kewajibannya (rasio likuiditas).
Pada dasarnya likuiditas merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar, maka penambahan atau pengurangan pada aktiva lancar  maupun hutang lancar akan mengakibatkan perubahan pada tingkat likuiditas itu sendiri. Oleh karena itu aspek yang dapat mempengaruhi tingkat likuiditas yang dicapai perusahaan diantaranya adalah kas, piutang dan persediaan. Hal ini dikarenakan kas, piutang dan persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang likuid dan biasanya memiliki proporsi yang besar dalam aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.
Perputaran kas adalah perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas rata-rata. Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan kas yang dilakukan oleh perusahaan. Karena tingkat perputaran kas menggambarkan kecpatan arus kas kembalinya kas yang telah ditanamkan di dalam modal kerja. Dalam mengukur tingkat perputaran kas, sumber masuknya kas yang telah tertanam dalam modal kerja adalah berasal dari aktivitas operasional perusahaan. Semakin tinggi perputaran kas akan semakin baik, karena ini berarti semakin  tinggi efisiensi penggunaan kasnya dan keuntungan yang diperoleh akan semakin besar.[3]
Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali (secara rata rata) perusahaan mengumpulkan piutang dalam satu periode. Perputran piutang dihitung dengan membagi penjualan kredit bersih (penjualan bersih dikurangi penjualan tunai) dengan rata rata piutang neto. Rata rata piutang dapat dihitung dari piutang awal dan akhir piutang neto, kecuali  apabila terdapat faktor musiman.[4]
Perputaran persediaan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali (secara rata-rata) persediaan dijual dalam suatu periode. Hal ini dilakukan untuk mengukur likuiditas persediaan. Perputaran persediaan dihitung dengan membagi beban pokok penjualan dengan rata-rata persediaan.[5]Setiap manajemen perusahaan perlu melakukan pengendalian yang optimal atas persediaan melalui perputaran persediaan untuk dapat pengukuran berapa kali dana yang terinvestasi dalam persediaan yang berputar dalam satu tahun.
Tingkat perputaran kas, piutang dan persediaan digunakan untuk menilai kemampuan koperasi dalam mengelola kas, piutang dan persediaan secara efisien. Tingkat perputaran kas menunjukkan kecepatan perubahan kembali aktiva lancar menjadi kas melalui penjualan. Tingkat perputaran piutang menunjukkan kecepatan pelunasan piutang menjadi kas kembali. Sedangkan tingkat perputaran persediaan menunjukkan kecepatan digantinya persediaan barang dagangan melalui penjualan, baik secara tunai maupun kredit.
Beberapa penelitian yang sudah dilakukan terkait dengan perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap likuiditas, menurut penelitian yang dilakukan oleh Lolyta Permata Perputaran Kas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Likuiditas perusahaan pada Perusahaan perdagangan di Bursa Efek Indonesia.[6]Namun menurut Dwinta Mulyanti dan Rani Laras Supriyani perputaran kas memiliki berpengaruh negatif dan signifikan terhadap likuiditas perusahaan pada PT Ultra Jaya, Tbk. [7]
Penelitian yang dilakukan oleh Astri Lestari perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap likuiditas perusahaan pada PT Bakti Tani Nusantara.[8]Sedangkan menurut Romasi Lomban Gaol  perputaran piutang memiliki pengaruh negatif terhadap likuiditas pada perusahaan industri barang dan konsumsi yang terdaftar di BEI.[9]
Penelitian yag dilakukan oleh Pungki Purnomo Wahyu Aji, Dewi Saptantinah Puji Astuti dan Bambang widarno perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas perusahaan pada CV Surya Mandiri Solo.[10]Sedangkan menurut Panggi Yuono perputaran persediaan memiliki pengaruh negatif terhadap likuiditas perusahaan pada Koperasi di Kabupaten Purworejo.[11]
Melihat ketidakkonsistenan baik antara teori dengan hasil penelitian antar hasil likuiditas perusahaan penelitian sebelumnya, mendorong penelitiuntuk melakukan penelitian dengan objek yang berbeda. Pada penelitian ini, peneliti memilih perusahaan yang bergerak di perusahaan sektor industri barang konsumsi.
Dalam Bursa Efek Indonesia indeks sektor industri barang konsumsi mencakup sub sektor makanan dan minuman, sektor rokok, sektor farmasi, sektor kosmetik dan barang keperluan rumah tanga, sektor peralatan rumah tangga dan sektor lainnya.[12]
 Industri barang konsumsi merupakan  salah satu sektor industri yang cukup menarik. Mengutip RTI, Sembilan sektor menyumbang amunisi bagi laju indeks. Barang konsumsi memimpin dengan melesat hingga 5,90%. Diikuti, manufaktur yang naik 2,90%. Lalu, pertambangan, perkebunan,infrastruktur dan keuangan masing-masing naik di atas 1%.[13]
Saat ini Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang paling sukses di dunia  Gross Domestic Product (GDP). Dengan lebih dari 240 juta penduduk, Indonesia telah menjadi sasaran investasi bagi banyak perusahaan di luar negeri. Barang barang konsumen adalah salah satu industri utama berkembang yang sangat berhasil di Indonesia.
Indeks harga konsumen Indonesia telah meningkat 8,614% dalam beberapa tahun terakhir, dari 133,16 pada bulan juli 2012 144,63 pada tahun 2013. Kelas menengah besar di Indonesia juga berkembang pesat, dari hanya 37,7% dari populasi di 2.003 56,5% pada tahun 2012. Hal ini diharapkan dua kali lipat menjadi 141 juta pada tahun 2020. Fakta ini sejalan dengan meningkatnya daya beli, menciptakan peluang penghasilan yang besar dalam industri barang konsumsi.[14]
Berdasarkan uraian diatas maka penulis melakukan penelitian dengan  judul “Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Likuiditas Pada PerusahanIndustri barang konsumsi  Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2017”
B.     Rumusan Masalah
             Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1.      Apakah perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh secara parsial terhadap Likuiditas perusahaan?
2.      Apakah perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh secara simultan terhadap Likuiditas perusahaan?
3.      Manakah variabel yang lebih tinggi pengaruhnya terhadap likuiditas perusahaan?
C.    Tujuan Penelitian
             Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalahan yang dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan tujuan dari penelitian ini antara lain:
1.      Untuk menganalisis apakah perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh secara parsial terhadap Likuiditas perusahaan
2.      Untuk menganalisis apakah perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh secara parsial terhadap Likuiditas perusahaan
3.      Untuk menganalisis variabel mana yang lebih tinggi pengaruhnya terhadap likuiditas perusahaan

D.    Asumsi Penelitian
Asumsi penelitian adalah anggapan dasar atau postulat tentang suatu hal berkenaan dengan masalah penelitian yang kebenarannya sudah diterima oleh peneliti. [15] asumsi yang diajukan dalam pemelitian ini yaitu: kas, piutang dan persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang likuid dan memiliki proporsi yang besar dalam aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Sehingga kondisi kas, piutang dan persediaan akan menentukan kondisi likuiditas.
E.     Hipotesis Penelitian
             Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih diuji secara empiris. Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Hipotesis merupakan rangkuman dari kesimpulan-kesimpulanteoritis yang diperoleh dari kajian pustaka.[16] Hipotesis dalam penelitian ini:
1.      Ha1        = perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh secara parsial terhadap likuiditas perusahaan
2.      Ha2   = perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh secara simultan terhadap likuiditas perusahaan
3.      Ha3    =  perputaran kas memiliki pengaruh yang lebih tinggi terhadap likuiditas perusahaan
F.     Kegunaan Penelitian
             Penelitian ini mempunyai banyak sekali manfaat terhadap beberapa pihak, adapun manfaat penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.      Bagi peneliti, untuk menambah wawasan, pengetahuan dalam bidang akuntansi khususnya mengenai pengaruh Perputaran Kas, Perputaran piutang, dan Perputaran persediaan  terhadap Likuiditas Perusahaan.
2.      Bagi pembaca, untuk menambah pengetahuan dan sebagai referensi untuk melakukan penelitian ataupun menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan penelitian ini.
3.      Bagi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura yaitu diharapkan dapat memberikan kontribusi tambahan kepustakaan dan referensi kepada mahasiswa khususnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.  
G.    Ruang Lingkup Penelitian
             Penelitian ini dibatasi pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2017. Dan untuk data yang akan diteliti melalui laporan keuangan tahunan perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Daftar Efek Syariah periode 2015-2017.
             Sedangkan variabel yang diteliti dibatasi variabel perputaran kas (X1), perputaran piutang (X2),  perputaran persediaan (X3) dan likuiditas (Y). dalam variabel likuiditas (Y) indikator yang digunakan adalah current ratio .
H.    Definisi Istilah
                   Definisi istilah dalam penelitian ini yaitu:
1.      Perputaran kas adalah salah satu bagian dari aktiva yang memiliki sifat paling lancar (paling likuid) dan paling mudah berpindah tangan dalam suatu transaksi.
2.      Perputaran piutang  adalah  rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali (secara rata rata) perusahaan mengumpulkan piutang dalam satu periode.
3.      Perputaran persediaan  adalah rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali (secara rata-rata) persediaan dijual dalam suatu periode.
4.      Likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.











[1] Irham Fahmi, Manajemen Keuangan Perusahaan Dan Pasar Modal, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2014), hlm. 69.
[2] Dewi Utari, dkk, Manajemen Keuangan Kajian Praktik Dan Teori Dalam Meneglola Keuangan Organisasi  Perusahaan (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2014), hlm. 60
[3] Neneng Sri Suprihatin dan Etty M Nasser, “Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang Usaha , Perputaran Persediaan Dan Leverage Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan”, Jurnal Akuntansi. Vol 3 No. 2. (Juli 2016), hlm. 68.
[4] Al Haryono Yusup, Dasar-Dasar Akuntansi Jilid 2 (Yogyakarta: STIE YKPN, 2011), hlm. 496-497.
[5] Ibid., hlm. 498.
[6] Lolyta Permata, “Pengaruh Perputaran Kas Terhadap Likuiditas (Studi Kasus perusahaan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia)”, Jurnal Al-Hikmah Vol. 8, No. 1 (April 2011), hlm. 1
[7] Dwinta Mulyanti dan Rani Laras Supriyani, “Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Persediaan Terhadap Likuiditas (studi kasus pada PT Ultra Jaya, Tbk.)” Jurnal Kajian Ilmiah Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Vol. 18, No.1, (Januari 2018). hlm. 40.
[8] Astri Lestari, Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Likuiditas Perusahaan (Studi Kasus Pada PT Bakti Tani Nusantara)”, Zona Keuangan, Vol 9, No. 2, 2016 :1-7
[9] Romasi Lumban Gaol, “Pengaruh Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Likuiditas (Studi Kasus Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsiyang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)”, JRAK – Vol 1 No. 2,(September2015), hlm. 181.
[10] Pungki Purnomo Wahyu Aji, dkk, “Pengaruh Perputaran Piutang Dagang, Persediaan, Dan Modal Kerja Terhadap Likuiditas Perusahaan (Studi Kasus CV Surya Mandiri Solo)” Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi, Vol. 12 No. 1, Maret 2016: 27-35. hlm. 33.
[11] Panggi Yuono, “Pengaruh Perputaran Kas, Piutang, Persediaan Barang Dagang Terhadap Tingkat Likuiditas (Studi Kasus Koperasi Di Kabupaten Purworejo), Oikonomia, Vol. 4 No.1 (2015), hlm. 56.
[12] Eddy Elly, “Daftar Indeks Sektor Industri Barang Konsumsi”, eddyelly.com, Di akses dari http://www.eddyelly.com/2013/05/daftar-indeks-sektor-industri-barang.html?m=1 pada tanggal 07 oktober 2018
[13] Dupla Kartini, “IHSG Rebound 1,60% Sektor Barang Konsusmsi Memimpin Kenaikan”, Kontan.co.id  Di akses dari https://www.google.co.id/amp/amp.kontan.co.id/news/ihsg-rebound-160-sektor-barang-konsumsi-memimpin-kenaikan pada tanggal 01 Oktober 2018
[14] Tn, “Barang Konsumsi”, Cekindo,  “Di akses dari https://www.cekindo.com/id/sektor/barang-konsumsi pada tanggal 01 Oktober 2018
[15] Tim Penyusunan Pedoman Penukisan Karya Ilmiah, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Pamekasan: STAIN Pamekasan, 2015), hlm. 10.
[16] Ibid., hlm. 11.