Wednesday 13 March 2019

Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Likuiditas Pada PerusahanIndustri barang konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2017


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.    Kajian Teoritik
1.      Tinjauan Tentang Manajemen Keuangan
a.       Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan adalah pengelolaan uang dalam suatu organisasi, apakah itu organisasi pemerintah, sekolah, rumah sakit, bank, perusahaan dan lain-lain.[1]
James C. van Horne dalam Kasmir, mendefinisikan manajemen keuangan adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh.[2]
Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa kegiatan manajemen keuangan adalah berkutat disekitar:
1)      Bagaimana memperoleh dana untuk membiayai usahanya
2)      Bagaimana mengelola dana tersebut sehingga tujuan perusahaan tercapai.
3)      Bagaimana perusahaan mengelola asset yang dimiliki secara efisien dan efektif.
Sementara itu Brigham mengatakan manajemen keuangan adalah seni (art) dan ilmu (science), untuk me-menage uang, yang meliputi proses, instuisi/lembaga, pasar, dan instrument yang terlibat dengan masalah transfer uang di antara individu, bisnis, dan pemerintah.
Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa aktivitas manajemen keuangan berkaitan erat dengan pengelolaan keuangan perusahaan, termasuk lembaga yang berhubungan erat dengan sumber pendanaan dan investasi keuangan perusahaan serta instrument keuangan.
b.      Tujuan Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan memiliki tujuan melalui dua pendekatan, yaitu:
1)      Profit risk approach, dalam hal ini manajer keuangan tidak hanya sekadar mengejar maksimalisasi profit, akan tetapi juga harus mempertimbangkan risiko yang bakal dihadapi. Bukan tidak mungkin harapan yang besar tidak tercapai akibat risiko yang dihadapi juga besar. Disamping itu, manajer keuangan juga harus terus melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap seluruh aktivitas yang dijalankan. Kemudian seorang manajer keuangan dalam menjalankan aktivitasnya harus menggunakan prinsip kehati-hatian. Secara garis besar profit risk approach terdiri dari maksimalisasi profit, minimal risk, maintain control dan achieve flexibility
2)      Liquidity and profitability, merupakan kegiatan yang berhubungan dengan bagimana seorang manajer keuangan mengelola likuiditas dan profitabilitas perusahaan. Dalam hal likuiditas, manajer keuangan harus sanggup untuk menyediakan dana (uang kas) untuk membayar kewajiban yang sudah jatuh tempo secara tepat waktu. Kemudian manajer keuangan juga dituntut untuk mampu me-manage keuangan perusahaan, sehingga mampu meningkatkan laba perusahaan dari waktu ke waktu. Manajer keuangan juga dituntut untuk mampu mengelola dana yang dimiliki termasuk pencarian dana serta mampu mengelola aset perusahaan sehingga terus berkembang, dari waktu ke waktu.[3]
2.      Tinjauan Tentang Laporan Keuangan
a.       Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah laporan tentang hasil yang dicapai perusahaan di masa lalu( bersifat historis).[4]Laporan keuangan pada perusahaan merupakan hasil akhir dari kegiatan akuntansi (siklus akuntansi) yang mencerminkan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan. Informasi tentang kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan sangat berguna bagi berbagai pihak, baik pihak-pihak yang ada di dalam (internal) perusahaan maupun pihak pihak yang ada di luar (eksternal) perusahaan. Oleh karena itu laporan keuangan dapat dipakai sebagai alat untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data keuangan perusahaan, dank arena inilah maka laporan keuangan sering juga disebut “language of business”.[5]
b.      Pembagian Laporan Keuangan
Laporan keuangan perusahaan yang lengkap terdiri atas lima bagian, yaitu:
1)      Neraca
Neraca merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan, yang menunjukkan aktiva (aset), kewajiban (hutang) dan ekuitas (modal) dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu.[6]
2)      Laporan Laba/Rugi
Laporan laba rugi merupakan ringkasan aktivitas usaha perusahaan untuk periode tertentu yang melaporkan hasil usaha bersih atau kerugian yang timbul dari kegiatan usaha dan aktivitas lainnya.[7]
3)      Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menunjukkan perubahan yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode tertentu.
4)      Laporan Arus Kas
Laporan ini menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas dalam aktivitas perusahaan selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.[8]
5)      Catatan Laporan Keuangan Perusahaan
Catatan atas laporan keuangan perusahaan memberikan penjelasan mengenai gambaran umum perusahaan, ikhtisar kebijakan akuntansi, penjelasan pos posa laporan keuangan dan informasi penting lainnya.[9]
c.       Tujuan Pelaporan Keuangan
Tujuan dari keseluruhan pelaporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor dalam pengambilan keputusan investasi dan kredit. Investor sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan yang disusun investee terutama dalam hal pembagian dividen, sedangkan kreditor berkepentingan dalam hal pengembalian jumlah pokok pinjaman berikut bunganya.
Pelaporan keuangan juga seharusnya dapat memberikan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan modal perusahaan untuk membantu investor dan kreditor serta pihak-pihak lainnya untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan dan likuiditas serta solvabilitas.[10]
3.      Tinjauan Tentang Analisis Rasio Keuangan
a.       Pengertian Rasio Keuangan
             Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan antara satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Perbandingan dapat dilakukan antara satu pos dengan pos lainnya dala satu laporan keuangan atau antar pos yang ada di antara laporan keuangan.
b.      Analisis Rasio Keuangan
             Analisis rasio merupakan bagian dari analisi keuangan. Analisis rasio adalah analisis yang dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan yang ada pada laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan. Analisis lapporan keuangan inidapat mengungkapkan hubungan yang penting antar perkiraan laporan keuangan dan dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.[11]
c.       Jenis Jenis Rasio Keuangan
Jenis rasio keuangan:
1)      Rasio Likuiditas
Tujuan rasio ini adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
2)      Rasio Leverage
   Tujuan rasio ini untuk mengukur sampai seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh pihak luar (dengan hutang).
3)      Rasio Aktivitas
   Tujuan rasio ini adalah untuk mengukur efektivitas persahaan dalam mengelola sumber dana perusahaan.
4)      Rasio Profitabilitas
Tujuan rasio ini adalah untuk mengukur efektivitas keseluruhan manajemen yang dapat dilihat dari keuntungan yang dihasilkan.
5)      Rasio Penilaian Saham
Tujuan rasio ini adalah untuk mengukur naik atau turunnya nilai saham perusahaan dan dividen yang diperoleh jika dibandingkan dengan harga pasar yang berlaku.[12]
4.      Tinjauan Tentang Perputaran Kas
a.       Pengertian Kas
            Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang memiliki sifat paling lancar (paling likuid) dan paling mudah berpindah tangan dalam suatu transaksi.[13]Transaksi tersebut misalnya untuk pembayaran gaji atau upah pekerja, membeli aktiva tetap, membayar hutang, membayar deviden dan transaksi lain yang diperlukan perusahaan.
            Dalam laporan posisi keuangan, kas merupakan aset yang paling lancar, dalam arti paling sering berubah. Hampir pada setiap transaksi dengan pihak luar perusahaan kas akan selalu terpengaruh.[14]
b.      Pengertian Perputaran kas
            Perputaran kas adalah perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas rata-rata.[15]Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan kas yang dilakukan oleh perusahaan. Karena tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas yang telah ditanamkan di dalam modal kerja. Dalam mengukur tingkat perputaran kas, sumber masuknya kas yang telah tertanam dalam modal kerja adalah berasal dari aktivitas operasional perusahaan. Rasio ini dapat dihitung dengan Rumus:[16]
            Semakin tinggi tingkat perputaran kas berarti semakin cepat kembalinya kas masuk pada perusahaan. Dengan demikian kas akan dapat dipergunakan kembali untuk membiayai kegiatan operasional sehingga tidak mengganggu kondisi keuangan perusahaan.
5.      Tinjauan Tentang Perputaran Piutang
a.       Pengertian Piutang
Piutang adalah tagihan kepada kreditur atau langganan sebagai akibat adanya penjualan barang dagangan secara kredit.Piutang sebagai elemen dari modal kerja selalu dalam keadaan berputar. Periode perputaran atau periode terikatnya modal dalam piutang adalah tergantung kepada syarat pembayarannya. Makin lama syarat pembayarannya, berarti makin lama modal terikat dalam piutang yang ini berarti bahwa tingkat perputarannya selama periode tertentu makin rendah.
b.      Pengertian Perputaran piutang
Perputaran piutang adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan yang tertanam dalam piutang berputar dalam periode tertentu yaitu dengan membagi total penjualan kredit (netto) dengan piutang rata-rata.[17] Perputaran piutang (receivable turnover) merupakan ukuran efektivitas pengelolaan piutang. Semakin cepat perputaran piutang, semakin efektif perusahaan dalam mengelola piutangnya. Tingkat perputaran piutang dapat diketahui dengan cara membagi penjualan kredit dengan jumlah rata-rata piutang.[18]Tingkat perputaran piutang dapat dihitung dengan menggunakan rumus :[19]
            Rasio perputaran piutang diartikan dengan berapa kali suatu perusahaan dalam setahun mampu “membalikkan” atau menerima kembali kas dari piutangnya. Rasio ini menunjukkan berapa cepat penagihan piutang. Semakin cepat semakin baik karena penagihan piutang dilakukan dengan cepat.[20]
6.      Tinjauan Tentang Perputaran Persediaan
a.       Pengertian Persediaan
                        Persediaan adalah barang-barang yang biasanya dapat dijumpai di gudang tertutup, gudang terbuka, atau tempat-tempat penyimpanan lain, baik berupa bahan baku, barang setengah jadi, barang jadi, barang-barang untuk keperluan operasi, atau barang-barang untuk keperluan suatu proyek.[21]
b.      Pengertian Perputaran Persediaan
            Perputaran persediaan adalah rasio antara harga pokok penjualan terhadap persediaan rata-rata menunjukkan seberapa cepat persediaan tersebut dapat dijual.[22] Perputaran persediaan merupakan rasio yang menunjukan berapa kali jumlah barang persediaan diganti dalam satu tahun. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :[23]
   semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat.[24]
7.      Tinjauan Tentang Likuiditas
a.       Pengertian Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek.[25] Oleh karena itu, rasio ini menjadi penting bagi pimpinan perusahaan, manajer keuangan, bank, atau pemasok yang memberikan kredit penjualan kepada perusahaan.[26] Semakin tinggi likuiditas perusahaan maka kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba semakin rendah. : [27]
b.      Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas
Perhitungan rasio likuiditas memberikan cukup banyak manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan  perhitungan rasio likuiditas tidak hanya berguna bagi perusahaan, namun juga bagi pihak luar perusahaan. Dalam praktiknya terdapat banyak manfaat atau tujuan analisis rasio likuiditas bagi perusahaan, baik bagi pihak pemilik perusahaan, manajemen perusahaan, dan pihak yang memiliki hubungan dengan perusahaan seperti kreditor dan distributor atau supplier. [28]
Berikut ini adalah tujuan dan manafaat yang dapat dipetik dari hasil rasio likuiditas;
1)      Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih. Artinya, kemampuan untuk membayar kewajiban yang sudah waktunya dibayar sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan.
2)      Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya jumlah kewajiban yang berumur di bawah satu tahun atau sama dengan satu tahun, dibandingkan dengan total aktiva lancar.
3)      Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan  sediaan atau piutang. Dalam hal ini aktiva lancar dikurangi sediaan dan utang yang dianggap likuiditasnya lebih rendah.
4)      Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan.
5)      Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.
6)      Sebagai alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan utang.
7)      Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu kewaktu dengan membandingkannya untuk beberapa periode.
8)      Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing masing komponen yang ada di aktiva lancar dan utang lancar.
9)      Menjadi alat pemicu bagi pihak manjemen untuk memperbaiki kinerjanya, dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini. [29]
c.       Jenis Jenis Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas terdiri atas :
1)      Rasio lancar (current Ratio), merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempodengan menggunakan asset lancar yang tersedia.
2)      Rasio sangat lancar atau rasio cepat (Quick Ratio), merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan asset sangat lancar, tanpa memperhitungkan persediaan barang dagang dan asset lancar lainnya.
3)      Rasio kas (cash ratio) merupakan rasio yang digunakan u ntuk mengukur seberapa besar uang kas atau setara kas yang tersedia untuk membayar utang jangka pendek.[30]
Dalam penelitian ini, rasio yang digunakan adalah rasio lancar, karena rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.
Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan suatu perusahaan.[31] Rasio ini dapat dihitung dengan rumus
            Rasio ini bermanfaat untuk mengetahui sampai seberapa jauh perusahaan dapat melunasi hutang jangka pendeknya. Semakin besar rasio yang diperoleh, semakin lancar hutang pembayaran jangka pendeknya.[32] Rasio ini dapat dibuat dalam bentuk berapa kali atau dalam bentuk presentasi. Apabila rasio lancar ini 1:1 atau 100% ini berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua utang lancar. Rasio lancar yang lebih aman adalah jika di atas 1 atau 100%. Artinya aktiva lancar harus jauh di atas jumlah utang lancar.[33]

B.     Teori Hubungan Variabel X dengan Y
1.      Pengaruh Perputaran Kas Terhadap Likuiditas
              Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan kas. Kas diperlukan untuk membiayai operasi perubahan sehari-hari maupun untuk mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap.
              Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi likuiditasnya, berarti bahwa semakin besar jumlah kas yang dimiliki perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya.[34]
2.      Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas
              Kita dapat menhgukur likuiditas dengan mengukur seberapa cepat suatu asset tertentu dapat diubah menjadi kas. Rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas piutang disebut perputaran piutang. Rasio ini mengukur berapa kali (secara rata-rata) perusahaan mengumpulkan piutang dalam satu periode. Perputaran piutang dihitung dengan membagi penjualan kredit bersih (penjualan bersih dikurangi penjualan tunai) dengan rata-rata piutang neto. Kecuali apabila terdapat faktor musiman (catatan: apabila faktor musiman cukup signifikan, maka saldo rata-rata piutang dihitung dari jumlah piutang bulanan).[35]
3.      Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Likuiditas   
              Persediaan merupakan hal yang penting dalam menjaga likuiditas perusahaan hal ini untuk mempertahankan eksitensi perusahaan dengan mencari laba atau keuntungan tertentu.[36]
              Perputaran persediaan mengukur berapa kali (secara rata-rata) persediaan dijual dalam suatu periode. Hal ini dilakukan untuk mengukur likuiditas persediaan.  Perputaran persediaan dihitung dengan membagi beban pokok penjualan dengan rata –rata persediaan.[37]
C.    Penelitian Terdahulu
             Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan hasil penelitian terdahulu untuk lebih memperkuat pencarian data yang penulis baca. Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan dan likuiditas antara lain:
1.      Lolyta Permata, 2011, Pengaruh Perputaran kas terhadap likuiditas, (Studi Kasus Pada Perusahaan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia). Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana diperoleh nilai p sebesar 0,036. 0,036 lebih kecil dari tingkat signifikansi penelitian 0,05 ini menunjukkan bahwa Ho ditolak berarti dan Ha diterimaberarti perputaran kasberpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas pada perusahaan perdagangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.[38]
2.      Eka Astuti, 2014, Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Kas Terhadap Likuiditas (Studi Kasus Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Pengujian hipotesis menggunakan teknik purposive sampling. Pengujian hipotesis menggunakan regresi linear berganda dengan uji t dan uji F. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial perputaran piutang memiliki pengaruh negatif terhadap likuiditas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perputaran kas juga memiliki  pengaruh negatif terhadap likuiditas. Secara simultan, perputaran piutang dan perputaran kas berpengaruh terhadap likuiditas.[39]
3.      Pungki Purnomo Wahyu Aji, dkk, 2016. Pengaruh perputaran piutang dagang, persediaan, dan modal kerja terhadap likuiditas (Studi Kasus perusahaan CV surya Mandiri Solo). Hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa perputaran piutang dan perputaran persediaan  ada pengaruh yang positif dan signifikan terhadap likuiditas perusahaan CV Surya Mandiri Solo.[40]
4.      Dwinta Mulyanti dan Rani Laras Supriyani, 2018. Pengaruh perputaran kas dan perputaran persediaan terhadap likuiditas (Studi Kasus pada PT Ultra Jaya Tbk). Hasil penelitian menunjukkan  pengaruh negatif yang signifikan antara perputaran kas dan perputaran persediaan terhadap likuiditas baik secara parsial maupun secara simultan. Dan dalam penelitian ini digunakan dua indikator likuiditas yaitu rasio lancar dan rasio cepat sehingga memperkaya hasil penelitian terkait dengan tingkat likuiditas perusahaan.[41]
Selain penelitian yang telah penulis sebutkan diatas, tidak menutup kemungkinan masih ada penelitian mengenai  pengaruh perputaran kas, perputaran piutang danperputaran persediaan terhadap likuiditas. Perbedaan tersebut bisa dilihat dari tabel berikut:
Tabel 1.1
Perbedaan Penelitian
No
Judul
Perbedaan
Penelitian Terdahulu
Penelitian Sekarang
Penelitian Terdahulu
Penelitian Sekarang
1
Pengaruh Perputaran Kas Terhadap Likuiditas (Studi Kasus perusahaan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia)
Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI
-   Variabel Independen hanya perputaran kas
-   Objek Penelitian Perusahaan Sektor Perdagangan
-   Periode Penelitian 2006-2008Tahun Penelitian 2011
-   Variabel Independen perputaran kas, piutang dan persediaan
-   Objek Penelitian Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi
-   Periode Penelitian 2015-2017
-   Tahun Penelitian 2018
2
Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Kas Terhadap Likuiditas (Studi Kasus Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI)
Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI
-   Variabel Independen , Tidak ada variabel perputaran persediaan
-   Periode Penelitian 2011
-   Tahun Penelitian 2014
-   Variabel Independen perputaran kas, piutang dan persediaan
-   Periode Penelitian 2015-2017
-   Tahun Penelitian 2018
3
Pengaruh Perputaran Piutang Dagang, Persediaan, Dan Modal Kerja Terhadap Likuiditas Perusahaan CV Surya Mandiri Solo
Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI
-   Variabel Independen, Ada Variabel Modal Kerja
-   Objek Penelitian CV Surya Mandiri Solo
-   Tahun Penelitian 2016
-   Variabel Independen perputaran kas, piutang dan persediaan
-   Objek Penelitian Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi
-   Periode Penelitian 2015-2017
-   Tahun Penelitian 2018
4
Pengaruh Perputaran kas dan perputaran  persediaan terhadap likuiditas (Studi Kasus pada PT Ultra Jaya, Tbk.)
Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI
-   Variabel Independen tidak ada variabel perputaran piutang
-   Objek Penelitian PT Ultra Jaya, Tbk.
-   Periode Penelitian 2010-2014
-   Variabel Independen perputaran kas, piutang dan persediaan
-   Objek Penelitian Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi
-   Periode Penelitian 2015-2017






[1] Abdul Halim, Manajemen Keuangan, (Yogyakarta: BPFE, 2010), hlm. 3.
[2] Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), hlm. 5
[3] Ibid., hlm 13-14
[4] Jopie Jusuf, Analisis Kredit Untuk Account Officer, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007), hlm. 44
[5] Arief Sugiono dan Edy Untung, Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan, (Jakarta: Grasindo, 2016), hlm. 1
[6] Hartono, Konsep Analisa Laporan Keuangan Dengan Pendekatan Rasio dan SPSS, (Yogyakarta: Budi Utama, 2012), hlm. 1
[7] Ibid., hlm. 4
[8] Ibid., hlm. 5
[9] Ibid., hlm. 7.
[10] Hery, Teori Akuntansi, (Jakarta: Prenada Media Group, 2009), hlm. 39.
[11] Hery, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Grasindo, 2016), hlm. 138-139..
[12] Freddy Rangkuti, Analisis Swot, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006), hlm. 69.
[13] Martono dan  Agus Harjito, Manajemen Keuangan, (Yogyakarta: Ekonisia, 2002), hlm. 116. 
[14] Rudianto, Pengantar Akuntansi,(Jakarta, Erlangga, 2012), hlm. 188.
[15]Ibid., Hlm. 95. 
[16] Kasmir. Analisa Laporan Keuangan. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012) hlm. 141. 
[17] Martono. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002) Hlm. 75.
[18] Sutrisno. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi, (Yogyakarta : Ekonisia. 2009), Hlm.220.
[19] Arthur J. Keown, dkk. Manajemen Keuangan Prinsip dan penerapan. (Jakarta: Indeks, 2011), Hlm. 77. 
[20] Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 308
[21] Indrajit. Manajemen Persediaan. (Jakarta: Grasindo, 2003), Hlm. 3  
[22] Asti Lamriama Sianturi dalam Charles T. Horngren. Walter T. Harrison Jr. Michael A. Robinson. Thomas H. Secokusumo. Akuntansi di Indonesia. (Jakarta: Salemba Empat. 1997). Hlm. 250
[23] Irham Fahmi. Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab. (Bandung: Alfabeta, 2014) Hlm.77
[24] Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 308
[25] Kasmir, Analisis Laporan Keuangan. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012) Hlm: 129. 
[26] Kuswadi, Memahami Rasio-Rasio Keuangan Bagi Orang Awam, (Jakarta: Gramedia, 2008), hlm. 6.
[27] Arthur J. Keown, dkk. Manajemen Keuangan Prinsip dan penerapan. (Jakarta: Indeks, 2011) hlm.76
[28] Kasmir, Analisis Laporan Keuangan,(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), hlm. 133-134.
[29] Ibid., hlm. 132-133
[30] Hery, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Grasindo, 2016), hlm. 142.
[31] Kasmir. Analisa Laporan Keuangan. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), Hlm. 134.
[32] Freddy Rangkuti, Analisis Swot: Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006), hlm. 71.
[33] Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 301
[34] Munawir, Analisa Laporan Keuangan Edisi Kedua, (Yogyakarta: Liberty,1983), hlm.158.
[35] Jusup Al-Haryono, Dasar-Dasar Akuntansi Jilid 2, (Yogyakarta: STIE YKPN, 2011), hlm. 496-497.
[36] Qahfi Romula Siregar, Pengaruh Perputaran Persediaan Dan Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas (Studi Kasus Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), Jurnal Imiah Manajemen dan Bisnis, Vol. 7, No. 2 (Oktober 2016), hlm. 118.
[37] Jusup Al-Haryono, Dasar-Dasar Akuntansi Jilid 2, (Yogyakarta: STIE YKPN, 2011), hlm. 498.
[38] Lolyta Permata, “Pengaruh Perputaran Kas Terhadap Likuiditas (Studi Kasus perusahaan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia)”, Jurnal Al-Hikmah Vol. 8, No. 1 (April 2011), hlm. 1
[39]  Eka Astuti, “Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Kas Terhadap Likuiditas (Studi Kasus Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI)”, Jurnal Studia Akuntansi dan Bisnis, Vol. 1, No. 1, hlm. 2.
[40] Pungki Purnomo Wahyu Aji, dkk, “Pengaruh Perputaran Piutang Dagang, Persediaan, Dan Modal Kerja Terhadap Likuiditas Perusahaan CV Surya Mandiri Solo”. Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi, Vol. 12, No. 1 (Maret 2016). hlm. 32-33.
[41] Dwinta Mulyanti dan Rani Laras Supriyani, “Pengaruh Perputaran kas dan perputaran  persediaan terhadap likuiditas (Studi Kasus pada PT Ultra Jaya, Tbk.)”. Jurnal Kajian Ilmiah Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Vol. 18, No. 1, (Januari 2018), hlm. 34.