BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Kajian
Teoritik
1.
Tinjauan
Tentang Manajemen Keuangan
a.
Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan adalah pengelolaan uang
dalam suatu organisasi, apakah itu organisasi pemerintah, sekolah, rumah sakit,
bank, perusahaan dan lain-lain.[1]
James C. van Horne dalam Kasmir, mendefinisikan
manajemen keuangan adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan perolehan,
pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh.[2]
Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa
kegiatan manajemen keuangan adalah berkutat disekitar:
1)
Bagaimana memperoleh dana untuk membiayai
usahanya
2)
Bagaimana mengelola dana tersebut sehingga
tujuan perusahaan tercapai.
3)
Bagaimana perusahaan mengelola asset yang
dimiliki secara efisien dan efektif.
Sementara itu Brigham mengatakan manajemen
keuangan adalah seni (art) dan ilmu (science), untuk me-menage
uang, yang meliputi proses, instuisi/lembaga, pasar, dan instrument yang
terlibat dengan masalah transfer uang di antara individu, bisnis, dan
pemerintah.
Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa
aktivitas manajemen keuangan berkaitan erat dengan pengelolaan keuangan
perusahaan, termasuk lembaga yang berhubungan erat dengan sumber pendanaan dan
investasi keuangan perusahaan serta instrument keuangan.
b.
Tujuan Manajemen Keuangan
Manajemen
keuangan memiliki tujuan melalui dua pendekatan, yaitu:
1)
Profit risk approach, dalam
hal ini manajer keuangan tidak hanya sekadar mengejar maksimalisasi profit,
akan tetapi juga harus mempertimbangkan risiko yang bakal dihadapi. Bukan tidak
mungkin harapan yang besar tidak tercapai akibat risiko yang dihadapi juga
besar. Disamping itu, manajer keuangan juga harus terus melakukan pengawasan
dan pengendalian terhadap seluruh aktivitas yang dijalankan. Kemudian seorang
manajer keuangan dalam menjalankan aktivitasnya harus menggunakan prinsip
kehati-hatian. Secara garis besar profit risk approach terdiri dari
maksimalisasi profit, minimal risk, maintain control dan achieve
flexibility.
2)
Liquidity and profitability,
merupakan kegiatan yang berhubungan dengan bagimana seorang manajer keuangan
mengelola likuiditas dan profitabilitas perusahaan. Dalam hal likuiditas,
manajer keuangan harus sanggup untuk menyediakan dana (uang kas) untuk membayar
kewajiban yang sudah jatuh tempo secara tepat waktu. Kemudian manajer keuangan
juga dituntut untuk mampu me-manage keuangan perusahaan, sehingga mampu
meningkatkan laba perusahaan dari waktu ke waktu. Manajer keuangan juga
dituntut untuk mampu mengelola dana yang dimiliki termasuk pencarian dana serta
mampu mengelola aset perusahaan sehingga terus berkembang, dari waktu ke waktu.[3]
2.
Tinjauan
Tentang Laporan Keuangan
a.
Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah laporan tentang hasil
yang dicapai perusahaan di masa lalu( bersifat historis).[4]Laporan
keuangan pada perusahaan merupakan hasil akhir dari kegiatan akuntansi (siklus
akuntansi) yang mencerminkan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan.
Informasi tentang kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan sangat berguna
bagi berbagai pihak, baik pihak-pihak yang ada di dalam (internal) perusahaan
maupun pihak pihak yang ada di luar (eksternal) perusahaan. Oleh karena itu
laporan keuangan dapat dipakai sebagai alat untuk berkomunikasi dengan
pihak-pihak yang berkepentingan dengan data keuangan perusahaan, dank arena
inilah maka laporan keuangan sering juga disebut “language of business”.[5]
b.
Pembagian Laporan Keuangan
Laporan keuangan perusahaan yang lengkap
terdiri atas lima bagian, yaitu:
1)
Neraca
Neraca merupakan laporan yang menggambarkan
posisi keuangan, yang menunjukkan aktiva (aset), kewajiban (hutang) dan ekuitas
(modal) dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu.[6]
2)
Laporan Laba/Rugi
Laporan laba rugi merupakan ringkasan aktivitas
usaha perusahaan untuk periode tertentu yang melaporkan hasil usaha bersih atau
kerugian yang timbul dari kegiatan usaha dan aktivitas lainnya.[7]
3)
Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang
menunjukkan perubahan yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva
bersih atau kekayaan selama periode tertentu.
4)
Laporan Arus Kas
Laporan ini menunjukkan penerimaan dan
pengeluaran kas dalam aktivitas perusahaan selama periode tertentu dan
diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.[8]
5)
Catatan Laporan Keuangan Perusahaan
Catatan atas laporan keuangan perusahaan
memberikan penjelasan mengenai gambaran umum perusahaan, ikhtisar kebijakan
akuntansi, penjelasan pos posa laporan keuangan dan informasi penting lainnya.[9]
c.
Tujuan Pelaporan Keuangan
Tujuan dari keseluruhan pelaporan keuangan
adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor dalam
pengambilan keputusan investasi dan kredit. Investor sangat berkepentingan
terhadap laporan keuangan yang disusun investee terutama dalam hal
pembagian dividen, sedangkan kreditor berkepentingan dalam hal pengembalian
jumlah pokok pinjaman berikut bunganya.
Pelaporan
keuangan juga seharusnya dapat memberikan informasi mengenai aktiva, kewajiban,
dan modal perusahaan untuk membantu investor dan kreditor serta pihak-pihak
lainnya untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan dan
likuiditas serta solvabilitas.[10]
3.
Tinjauan
Tentang Analisis Rasio Keuangan
a.
Pengertian Rasio Keuangan
Rasio
keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan
yang berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kondisi keuangan dan kinerja
perusahaan. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan
antara satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan
yang relevan dan signifikan. Perbandingan dapat dilakukan antara satu pos
dengan pos lainnya dala satu laporan keuangan atau antar pos yang ada di antara
laporan keuangan.
b.
Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio merupakan bagian dari
analisi keuangan. Analisis rasio adalah analisis yang dilakukan dengan
menghubungkan berbagai perkiraan yang ada pada laporan keuangan dalam bentuk
rasio keuangan. Analisis lapporan keuangan inidapat mengungkapkan hubungan yang
penting antar perkiraan laporan keuangan dan dapat digunakan untuk mengevaluasi
kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.[11]
c.
Jenis Jenis Rasio Keuangan
Jenis rasio keuangan:
1)
Rasio Likuiditas
Tujuan rasio ini adalah untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
2)
Rasio Leverage
Tujuan
rasio ini untuk mengukur sampai seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh pihak
luar (dengan hutang).
3)
Rasio Aktivitas
Tujuan
rasio ini adalah untuk mengukur efektivitas persahaan dalam mengelola sumber
dana perusahaan.
4)
Rasio Profitabilitas
Tujuan rasio ini adalah untuk mengukur
efektivitas keseluruhan manajemen yang dapat dilihat dari keuntungan yang
dihasilkan.
5)
Rasio Penilaian Saham
Tujuan rasio ini adalah untuk mengukur naik
atau turunnya nilai saham perusahaan dan dividen yang diperoleh jika
dibandingkan dengan harga pasar yang berlaku.[12]
4.
Tinjauan
Tentang Perputaran Kas
a.
Pengertian Kas
Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva
yang memiliki sifat paling lancar (paling likuid) dan paling mudah
berpindah tangan dalam suatu transaksi.[13]Transaksi
tersebut misalnya untuk pembayaran gaji atau upah pekerja, membeli aktiva
tetap, membayar hutang, membayar deviden dan transaksi lain yang diperlukan
perusahaan.
Dalam laporan posisi keuangan, kas
merupakan aset yang paling lancar, dalam arti paling sering berubah. Hampir
pada setiap transaksi dengan pihak luar perusahaan kas akan selalu terpengaruh.[14]
b.
Pengertian Perputaran kas
Perputaran kas adalah perbandingan antara
penjualan dengan jumlah kas rata-rata.[15]Tingkat
perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan kas yang dilakukan oleh
perusahaan. Karena tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas
kembalinya kas yang telah ditanamkan di dalam modal kerja. Dalam mengukur
tingkat perputaran kas, sumber masuknya kas yang telah tertanam dalam modal
kerja adalah berasal dari aktivitas operasional perusahaan. Rasio ini dapat
dihitung dengan Rumus:[16]
Semakin
tinggi tingkat perputaran kas berarti semakin cepat kembalinya kas masuk pada
perusahaan. Dengan demikian kas akan dapat dipergunakan kembali untuk membiayai
kegiatan operasional sehingga tidak mengganggu kondisi keuangan perusahaan.
5.
Tinjauan
Tentang Perputaran Piutang
a.
Pengertian Piutang
Piutang adalah tagihan kepada kreditur atau
langganan sebagai akibat adanya penjualan barang dagangan secara kredit.Piutang
sebagai elemen dari modal kerja selalu dalam keadaan berputar. Periode
perputaran atau periode terikatnya modal dalam piutang adalah tergantung kepada
syarat pembayarannya. Makin lama syarat
pembayarannya, berarti makin lama modal terikat dalam piutang yang ini berarti
bahwa tingkat perputarannya selama periode tertentu makin rendah.
b.
Pengertian Perputaran piutang
Perputaran piutang adalah
rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan yang tertanam dalam piutang
berputar dalam periode tertentu yaitu dengan membagi total penjualan kredit (netto)
dengan piutang rata-rata.[17]
Perputaran piutang (receivable turnover) merupakan ukuran efektivitas
pengelolaan piutang. Semakin cepat perputaran piutang, semakin efektif
perusahaan dalam mengelola piutangnya. Tingkat perputaran piutang dapat
diketahui dengan cara membagi penjualan kredit dengan jumlah rata-rata piutang.[18]Tingkat
perputaran piutang dapat dihitung dengan menggunakan rumus :[19]
Rasio
perputaran piutang diartikan dengan berapa kali suatu perusahaan dalam setahun
mampu “membalikkan” atau menerima kembali kas dari piutangnya. Rasio ini
menunjukkan berapa cepat penagihan piutang. Semakin cepat semakin baik karena
penagihan piutang dilakukan dengan cepat.[20]
6.
Tinjauan
Tentang Perputaran Persediaan
a.
Pengertian Persediaan
Persediaan adalah
barang-barang yang biasanya dapat dijumpai di gudang tertutup, gudang terbuka,
atau tempat-tempat penyimpanan lain, baik berupa bahan baku, barang setengah
jadi, barang jadi, barang-barang untuk keperluan operasi, atau barang-barang
untuk keperluan suatu proyek.[21]
b.
Pengertian Perputaran Persediaan
Perputaran
persediaan adalah rasio antara harga pokok penjualan terhadap persediaan
rata-rata menunjukkan seberapa cepat persediaan tersebut dapat dijual.[22]
Perputaran persediaan merupakan rasio yang menunjukan berapa kali jumlah barang
persediaan diganti dalam satu tahun. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :[23]
semakin besar rasio ini semakin baik karena
dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat.[24]
7.
Tinjauan
Tentang Likuiditas
a.
Pengertian Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas (liquidity ratio)
merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban (utang) jangka pendek.[25]
Oleh karena itu, rasio ini menjadi penting bagi pimpinan perusahaan, manajer
keuangan, bank, atau pemasok yang memberikan kredit penjualan kepada
perusahaan.[26] Semakin tinggi likuiditas
perusahaan maka kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba semakin rendah. : [27]
b.
Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas
Perhitungan rasio likuiditas memberikan cukup
banyak manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan perhitungan rasio likuiditas tidak hanya
berguna bagi perusahaan, namun juga bagi pihak luar perusahaan. Dalam
praktiknya terdapat banyak manfaat atau tujuan analisis rasio likuiditas bagi
perusahaan, baik bagi pihak pemilik perusahaan, manajemen perusahaan, dan pihak
yang memiliki hubungan dengan perusahaan seperti kreditor dan distributor atau
supplier. [28]
Berikut ini adalah tujuan dan manafaat yang
dapat dipetik dari hasil rasio likuiditas;
1)
Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar
kewajiban atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih. Artinya,
kemampuan untuk membayar kewajiban yang sudah waktunya dibayar sesuai jadwal
batas waktu yang telah ditetapkan.
2)
Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar
kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya jumlah
kewajiban yang berumur di bawah satu tahun atau sama dengan satu tahun,
dibandingkan dengan total aktiva lancar.
3)
Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar
kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan sediaan atau piutang. Dalam hal ini aktiva
lancar dikurangi sediaan dan utang yang dianggap likuiditasnya lebih rendah.
4)
Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah
sediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan.
5)
Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang
tersedia untuk membayar utang.
6)
Sebagai alat perencanaan ke depan, terutama
yang berkaitan dengan perencanaan kas dan utang.
7)
Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas
perusahaan dari waktu kewaktu dengan membandingkannya untuk beberapa periode.
8)
Untuk melihat kelemahan yang dimiliki
perusahaan, dari masing masing komponen yang ada di aktiva lancar dan utang
lancar.
9)
Menjadi alat pemicu bagi pihak manjemen untuk
memperbaiki kinerjanya, dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini.
[29]
c.
Jenis Jenis Rasio Likuiditas
Rasio
likuiditas terdiri atas :
1)
Rasio lancar (current Ratio), merupakan
rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya yang segera jatuh tempodengan menggunakan asset lancar yang tersedia.
2)
Rasio sangat lancar atau rasio cepat (Quick
Ratio), merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan
asset sangat lancar, tanpa memperhitungkan persediaan barang dagang dan asset
lancar lainnya.
3)
Rasio kas (cash ratio) merupakan rasio
yang digunakan u ntuk mengukur seberapa besar uang kas atau setara kas yang
tersedia untuk membayar utang jangka pendek.[30]
Dalam penelitian ini, rasio yang digunakan
adalah rasio lancar, karena rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang
segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.
Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai
bentuk untuk mengukur tingkat keamanan suatu perusahaan.[31]
Rasio ini dapat dihitung dengan rumus
Rasio
ini bermanfaat untuk mengetahui sampai seberapa jauh perusahaan dapat melunasi
hutang jangka pendeknya. Semakin besar rasio yang diperoleh, semakin lancar
hutang pembayaran jangka pendeknya.[32]
Rasio ini dapat dibuat dalam bentuk berapa kali atau dalam bentuk presentasi.
Apabila rasio lancar ini 1:1 atau 100% ini berarti bahwa aktiva lancar dapat
menutupi semua utang lancar. Rasio lancar yang lebih aman adalah jika di atas 1
atau 100%. Artinya aktiva lancar harus jauh di atas jumlah utang lancar.[33]
B. Teori Hubungan
Variabel X dengan Y
1. Pengaruh Perputaran
Kas Terhadap Likuiditas
Setiap perusahaan dalam
menjalankan usahanya selalu membutuhkan kas. Kas diperlukan untuk membiayai
operasi perubahan sehari-hari maupun untuk mengadakan investasi baru dalam
aktiva tetap.
Kas merupakan aktiva yang paling
likuid atau merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi
likuiditasnya, berarti bahwa semakin besar jumlah kas yang dimiliki perusahaan
akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya.[34]
2. Pengaruh Perputaran
Piutang Terhadap Likuiditas
Kita dapat menhgukur likuiditas
dengan mengukur seberapa cepat suatu asset tertentu dapat diubah menjadi kas.
Rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas piutang disebut perputaran
piutang. Rasio ini mengukur berapa kali (secara rata-rata) perusahaan
mengumpulkan piutang dalam satu periode. Perputaran piutang dihitung dengan
membagi penjualan kredit bersih (penjualan bersih dikurangi penjualan tunai)
dengan rata-rata piutang neto. Kecuali apabila terdapat faktor musiman
(catatan: apabila faktor musiman cukup signifikan, maka saldo rata-rata piutang
dihitung dari jumlah piutang bulanan).[35]
3. Pengaruh Perputaran
Persediaan Terhadap Likuiditas
Persediaan merupakan
hal yang penting dalam menjaga likuiditas perusahaan hal ini untuk
mempertahankan eksitensi perusahaan dengan mencari laba atau keuntungan
tertentu.[36]
Perputaran
persediaan mengukur berapa kali (secara rata-rata) persediaan dijual dalam
suatu periode. Hal ini dilakukan untuk mengukur likuiditas persediaan. Perputaran persediaan dihitung dengan membagi
beban pokok penjualan dengan rata –rata persediaan.[37]
C.
Penelitian
Terdahulu
Sebagai
bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan hasil penelitian
terdahulu untuk lebih memperkuat pencarian data yang penulis baca. Adapun
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan perputaran kas, perputaran piutang,
perputaran persediaan dan likuiditas antara lain:
1.
Lolyta Permata, 2011, Pengaruh Perputaran kas
terhadap likuiditas, (Studi Kasus Pada Perusahaan Perdagangan di Bursa Efek
Indonesia). Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana diperoleh nilai p
sebesar 0,036. 0,036 lebih kecil dari tingkat signifikansi penelitian 0,05 ini
menunjukkan bahwa Ho ditolak berarti dan Ha diterimaberarti
perputaran kasberpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas pada perusahaan
perdagangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.[38]
2.
Eka Astuti, 2014, Pengaruh Perputaran Piutang
dan Perputaran Kas Terhadap Likuiditas (Studi Kasus Pada Perusahaan Barang
Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Pengujian hipotesis
menggunakan teknik purposive sampling. Pengujian hipotesis menggunakan regresi
linear berganda dengan uji t dan uji F. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
secara parsial perputaran piutang memiliki pengaruh negatif terhadap
likuiditas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perputaran kas juga memiliki pengaruh negatif terhadap likuiditas. Secara
simultan, perputaran piutang dan perputaran kas berpengaruh terhadap
likuiditas.[39]
3.
Pungki Purnomo Wahyu Aji, dkk, 2016. Pengaruh
perputaran piutang dagang, persediaan, dan modal kerja terhadap likuiditas
(Studi Kasus perusahaan CV surya Mandiri Solo). Hasil analisis data diperoleh
kesimpulan bahwa perputaran piutang dan perputaran persediaan ada pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap likuiditas perusahaan CV Surya Mandiri Solo.[40]
4.
Dwinta Mulyanti dan Rani Laras Supriyani, 2018.
Pengaruh perputaran kas dan perputaran persediaan terhadap likuiditas (Studi
Kasus pada PT Ultra Jaya Tbk). Hasil penelitian menunjukkan pengaruh negatif yang signifikan antara
perputaran kas dan perputaran persediaan terhadap likuiditas baik secara parsial
maupun secara simultan. Dan dalam penelitian ini digunakan dua indikator
likuiditas yaitu rasio lancar dan rasio cepat sehingga memperkaya hasil
penelitian terkait dengan tingkat likuiditas perusahaan.[41]
Selain penelitian yang telah penulis sebutkan
diatas, tidak menutup kemungkinan masih ada penelitian mengenai pengaruh perputaran kas, perputaran piutang
danperputaran persediaan terhadap likuiditas. Perbedaan tersebut bisa dilihat
dari tabel berikut:
Tabel
1.1
Perbedaan
Penelitian
No
|
Judul
|
Perbedaan
|
||
Penelitian
Terdahulu
|
Penelitian
Sekarang
|
Penelitian
Terdahulu
|
Penelitian
Sekarang
|
|
1
|
Pengaruh Perputaran Kas Terhadap Likuiditas
(Studi Kasus perusahaan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia)
|
Pengaruh
Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap
Likuiditas Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI
|
- Variabel Independen hanya perputaran kas
- Objek Penelitian Perusahaan Sektor
Perdagangan
- Periode Penelitian 2006-2008Tahun Penelitian
2011
|
- Variabel Independen perputaran kas, piutang
dan persediaan
- Objek Penelitian Perusahaan Sektor Industri
Barang Konsumsi
- Periode Penelitian 2015-2017
- Tahun Penelitian 2018
|
2
|
Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran
Kas Terhadap Likuiditas (Studi Kasus Perusahaan Barang Konsumsi Yang
Terdaftar Di BEI)
|
Pengaruh
Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap
Likuiditas Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI
|
- Variabel Independen , Tidak ada variabel
perputaran persediaan
- Periode Penelitian 2011
- Tahun Penelitian 2014
|
- Variabel Independen perputaran kas, piutang
dan persediaan
- Periode Penelitian 2015-2017
- Tahun Penelitian 2018
|
3
|
Pengaruh Perputaran Piutang Dagang,
Persediaan, Dan Modal Kerja Terhadap Likuiditas Perusahaan CV Surya Mandiri
Solo
|
Pengaruh
Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap
Likuiditas Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI
|
- Variabel Independen, Ada Variabel Modal Kerja
- Objek Penelitian CV Surya Mandiri Solo
- Tahun Penelitian 2016
|
- Variabel Independen perputaran kas, piutang
dan persediaan
- Objek Penelitian Perusahaan Sektor Industri
Barang Konsumsi
- Periode Penelitian 2015-2017
- Tahun Penelitian 2018
|
4
|
Pengaruh Perputaran kas dan perputaran persediaan terhadap likuiditas (Studi Kasus
pada PT Ultra Jaya, Tbk.)
|
Pengaruh
Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap
Likuiditas Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI
|
- Variabel Independen tidak ada variabel
perputaran piutang
- Objek Penelitian PT Ultra Jaya, Tbk.
- Periode Penelitian 2010-2014
|
- Variabel Independen perputaran kas, piutang
dan persediaan
- Objek Penelitian Perusahaan Sektor Industri
Barang Konsumsi
- Periode Penelitian 2015-2017
|
[1] Abdul Halim, Manajemen
Keuangan, (Yogyakarta: BPFE, 2010), hlm. 3.
[2] Kasmir, Pengantar
Manajemen Keuangan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), hlm. 5
[3] Ibid., hlm
13-14
[4] Jopie Jusuf, Analisis
Kredit Untuk Account Officer, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007), hlm.
44
[5] Arief Sugiono
dan Edy Untung, Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan,
(Jakarta: Grasindo, 2016), hlm. 1
[6] Hartono, Konsep
Analisa Laporan Keuangan Dengan Pendekatan Rasio dan SPSS, (Yogyakarta:
Budi Utama, 2012), hlm. 1
[7] Ibid., hlm. 4
[8] Ibid., hlm. 5
[9] Ibid., hlm. 7.
[10] Hery, Teori
Akuntansi, (Jakarta: Prenada Media Group, 2009), hlm. 39.
[11] Hery, Analisis
Laporan Keuangan, (Jakarta: Grasindo, 2016), hlm. 138-139..
[12] Freddy
Rangkuti, Analisis Swot, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006), hlm.
69.
[13] Martono
dan Agus Harjito, Manajemen Keuangan,
(Yogyakarta: Ekonisia, 2002), hlm. 116.
[14] Rudianto, Pengantar
Akuntansi,(Jakarta, Erlangga, 2012), hlm. 188.
[16] Kasmir. Analisa
Laporan Keuangan. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012) hlm. 141.
[17]
Martono. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2002) Hlm. 75.
[18]
Sutrisno. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi, (Yogyakarta :
Ekonisia. 2009), Hlm.220.
[19] Arthur J.
Keown, dkk. Manajemen Keuangan Prinsip dan penerapan. (Jakarta: Indeks,
2011), Hlm. 77.
[20] Sofyan Syafri
Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2013), hlm. 308
[21]
Indrajit. Manajemen Persediaan. (Jakarta: Grasindo, 2003), Hlm. 3
[22] Asti Lamriama
Sianturi dalam Charles T. Horngren. Walter T. Harrison Jr. Michael A. Robinson.
Thomas H. Secokusumo. Akuntansi di Indonesia. (Jakarta: Salemba Empat.
1997). Hlm. 250
[23] Irham Fahmi. Pengantar
Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab. (Bandung: Alfabeta, 2014) Hlm.77
[24] Sofyan Syafri
Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2013), hlm. 308
[25] Kasmir,
Analisis Laporan Keuangan. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012) Hlm:
129.
[26] Kuswadi, Memahami
Rasio-Rasio Keuangan Bagi Orang Awam, (Jakarta: Gramedia, 2008), hlm. 6.
[27] Arthur J.
Keown, dkk. Manajemen Keuangan Prinsip dan penerapan. (Jakarta: Indeks,
2011) hlm.76
[28] Kasmir, Analisis
Laporan Keuangan,(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), hlm. 133-134.
[29] Ibid., hlm.
132-133
[30] Hery, Analisis
Laporan Keuangan, (Jakarta: Grasindo, 2016), hlm. 142.
[31] Kasmir. Analisa
Laporan Keuangan. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), Hlm. 134.
[32] Freddy
Rangkuti, Analisis Swot: Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2006), hlm. 71.
[33] Sofyan Syafri
Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2013), hlm. 301
[34] Munawir,
Analisa Laporan Keuangan Edisi Kedua, (Yogyakarta: Liberty,1983), hlm.158.
[35] Jusup
Al-Haryono, Dasar-Dasar Akuntansi Jilid 2, (Yogyakarta: STIE YKPN,
2011), hlm. 496-497.
[36] Qahfi Romula
Siregar, Pengaruh Perputaran Persediaan Dan Perputaran Piutang Terhadap
Likuiditas (Studi Kasus Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia), Jurnal Imiah Manajemen dan Bisnis, Vol. 7, No. 2 (Oktober 2016),
hlm. 118.
[37] Jusup
Al-Haryono, Dasar-Dasar Akuntansi Jilid 2, (Yogyakarta: STIE YKPN, 2011),
hlm. 498.
[38] Lolyta
Permata, “Pengaruh Perputaran Kas Terhadap Likuiditas (Studi Kasus perusahaan
Perdagangan di Bursa Efek Indonesia)”, Jurnal Al-Hikmah Vol. 8, No. 1 (April
2011), hlm. 1
[39] Eka Astuti, “Pengaruh Perputaran Piutang dan
Perputaran Kas Terhadap Likuiditas (Studi Kasus Perusahaan Barang Konsumsi Yang
Terdaftar Di BEI)”, Jurnal Studia Akuntansi dan Bisnis, Vol. 1, No. 1, hlm. 2.
[40] Pungki Purnomo
Wahyu Aji, dkk, “Pengaruh Perputaran Piutang Dagang, Persediaan, Dan Modal
Kerja Terhadap Likuiditas Perusahaan CV Surya Mandiri Solo”. Jurnal Akuntansi
dan Sistem Teknologi Informasi, Vol. 12, No. 1 (Maret 2016). hlm. 32-33.
[41] Dwinta
Mulyanti dan Rani Laras Supriyani, “Pengaruh Perputaran kas dan perputaran persediaan terhadap likuiditas (Studi Kasus
pada PT Ultra Jaya, Tbk.)”. Jurnal Kajian Ilmiah Universitas Bhayangkara
Jakarta Raya, Vol. 18, No. 1, (Januari 2018), hlm. 34.