Tuesday, 12 March 2019

Pengertian Kajian Teori


KATA PENGANTAR


            Bismillahirrahmanirrahim
            Assalamualaikum Wr.wb

Puji syukur kepada Allah atas segala rahmat dan pertolongan-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Pengertian dan Fungsi Kajian Teori dalam Analisis Data Kualitatif.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW. yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang seperti yang kita rasakan sekarang ini.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan disebabkan minimnya literatur yang kami kaji dan dangkalnya cakrawala berpikir kami. Oleh sebab itu kritik dan saran konstruktif dari tangan pembaca senantiasa kami terima dengan hati lapang dada dan tangan terbuka.
Namun kami tetap berharap, semoga makalah ini ada manfaatnya bagi kami dan pembaca yang memiliki kepedulian terhadap makalah ini. Akhirnya hanya kepada Allah kami senantiasa mohon petunjuk.
Wassalamualaikum Wr.wb

Pamekasan, 28 Februari 2019
                                                          
                                                                                                  Penulis




BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Setiap penelitian bermaksud untuk menemukan atau mengembangkan pengetahuan. Pengetahuan itu adakalanya berupa teori, yang merupakan penjelasan terhadap gejala-gejala, dan adakalanya berupa knowledge yang merupakan konsep-konsep atau polapola regulasi yang terdapat di alam ini. Selain itu, penelitian juga bermaksud untuk menemukan pengetahuan yang berupa strategi-strategi untuk pemecahan suatu masalah. Pada dasarnya penelitian kualitatif dapat digunakan untuk ketiga maksud tersebut. Untuk menggali ragam pengetahuan yang disebut di atas, penelitian kualitatif mempunyai caranya sendiri, yang berbeda dari penelitian kuantitatif. Jika penelitian kuantitatif bertolak dari suatu teori dan kemudian bermaksud untuk mengujinya, maka dalam
penelitian kualitatif tidak demikian halnya. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertolak dari ketidaktahuan, artinya peneliti belum memiliki pengetahuan tentang obyek yang diteliti, termasuk jenis data dan kategori-kategori yang mungkin ditemukan. Karena itu, penelitian kualitatif tidak menggunakan teori yang sudah ada sebagai dasar pengembangan teoritiknya. Penelitian kualitatif berangkat dari suatu komitmen untuk memperoleh data secara alamiah: peneliti beranggapan bahwa pemerolehan pengetahuan secara sistematik harus berada dalam suasana alamiah ketimbang dalam suasana artifisial atau buatan seperti eksperiman.

B.     Rumusan Masalah

  1. Bagaimana Pengertian Kajian Teori?
  2. Bagaimana Fungsi Kajian Teori
  3. Bagaimana Contoh Kajian Teori?


C.    Tujuan

  1. Untuk Mengetahui Pengertian Kajian Teori.
  2. Untuk Mengetahui Fungsi Kajian Teori
  3. Untuk Mengetahui Contoh Kajian Teori.


BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Kajian Teori dalam Analisis Data Kualitatif

Teori  merupakan  bahan dasar yang digunakan untuk  meramalkan atau memprediksi  jawaban atas permasalahan penelitian. Teori  menjelaskan mengenai hubungan antar konsep antar variabel serta berbagai penjelasan mengenai  gejala sosial  yang ada.[1] 
Kajian teori untuk rancangan penelitian ,terutama penelitian kualitatif tidak dimaksudkan meltakkan suatu teori untuk diuji ataupun menjadi jawaban poko masalah yang  diajukan, melainkan teori diposisikan sebagai perspektif yang diharapkan  dapat membantu memahami pokok persoalan yang diteliti. Jadi, lebih pasif sifatnya dibandingkan dengan penelitian kuantitatif.[2]
Untuk lebih jelas lagi tentang pengertian dan fungsi teori ini, selanjutnya kita rangkaikan dengan pendapat beberapa ahli lainnya, seperti yang diungkapkan:
Siswoyo bahwa; Teori dapat diartikan sebagai seperangkat konsep dan definisi yang saling berhubungan yang mencerminkan suatu pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menerangkan hubungan antara variable, dengan tujuan untuk menerangkan dan meramalkan fenomena".
Marx dan Goodson menyatakan bahwa teori adalah aturan yang menjelaskan proposisi atau seperangkat proposisi yang berkaitan dengan fenomena alamiah.[3]
Surakhmad menyatakan bahwa "seorang ilmuwan tidak hanya bertujuan menemukan prinsip-prinsip yang berada dibalik fakta. Prinsip utama yang dicari adalah dalil, yakni generalisasi atau kesimpulan yang berlaku umum.[4]
Menurut pernyataan John W. Best, bahwa "teori pada dasarnya adalah berisi gambaran hubungan sebab akibat diantara variabel-variabel. Didalam teori terkandung keunggulan untuk dapat menjelaskan suatu gejala dan berkekuatan untuk memprediksi suatu gejala.[5]
Dari pengertian dan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa teori adalah sebagai pendapat yang telah teruji kebenarannya secara empiris dan dibutuhkan sebagai pegangan pokok secara umum.[6] Oleh karena itu seorang calon peneliti dalam membuat proposal penelitian-nya perlu mencari teori-teori atau prinsip-prinsip yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Teori-teori dan prinsip prinsip itu dapat ditemukan dalam buku-buku, dokumen-dokumen dalam kepustakaan. Dengan demikian maka peneliti harus banyak membaca dari berbagai sumber dan yang tidak kalah pentingnya adalah membaca karya penelitian yang relevan sebagai gambaran dan bandingan hasil yang akan dicapai nantinya. Hasil-hasil penelitian terdahulu itu dapat ditemukan dari sumber acuan khusus, yaitu berupa jurnal, bulletin, tesis, disertasi dan sumber bacaan lain yang memuat laporan hasil penelitian. Sandaran teori sangat perlu untuk ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kuat dan kokoh dan bukan sekedar coba-coba. Oleh karena itu seorang peneliti hendaknya melakukan penelaahan pustaka, karena teori-teori dapat ditemukan berdasarkan bacaan.[7]
Margono menyatakan bahwa, "lebih dari 50% kegiatan.dalam seluruh proses penelitian itu adalah membaca, oleh karena itu sumber bacaan merupakan bagian penunjang penelitian yang esensialn. Untuk dapat menyusun kajian teori yang baik, menurut Tatang. "tidak ada jalan lain kecuali berusaha mengumpulkan sumber bacaan yang relevan sebanyak-banyaknya". Sehubungan dengan itu Tatang juga menyebutkan bahwa meskipun kajian teori yang disajikan itu merupakan ringkasan dari teori-teori yang relevan, namun tidak berarti kajiannya boleh dangkal, kajian tetap harus berbobot.[8]
Selain itu, kualitatif deskriptif juga berbeda pada cara ia memperlakukan teori, yaitu lebih banyak dipengaruhi oleh pandangan-pandangan deduktif-kualitatif. Bahkan di dalam sejarah penelitian kualitatif pendekatan kualitaif-deskriptif ini sendiri tidak sepenuhnya mengakar pada penelitian kualitatif, namun hanya kebiasaan dan pengaruh antara pandangan kualitatif-kualitatif sajalah akhirnya melahirkan tipe penelitian kualitatif deskriptif tersebut, sehingga tipe penelitian kualitatif deskriptif lebih tepat disebut debagai quasi-kualitatif.[9]
            Pada umumnya pula peneliti-peneliti kualitatif-deskriptif berupaya keras agar pembahasan mereka lebih cenderung kualitatif daripada kuantitatif, dengan cara mendekati makna dan ketajaman analisis-logis dan juga dengan cara menjauhi statistik “sejauh-jauhnya” maka kualitatif deskriptif diterima sebagai salah satu tipe penelitian kualitatif.[10]
Pada prinsipnya, penelitian kualitatif menggunakan pendekatan induktif, dengan demikian teori sesungguhnya adalah alat yang akan diuji kemudian dengan data dan instrumen penelitinya.[11] Stereotip ini dipengaruhi oleh salah satu tipe penelitian kualitatif, yaitu deskriptif kualitaif, dimana sesungguhnya tipe penelitian kualitatif itu belum “ benar- benar” kualitatif. Dikatakan belum benar-benar kualitatif karena kendati mengandalkan analisis-analisis kualitatif yang akurat daan andaal, namun pengaruh arus berpikir kuantitatif masih kuat dan mengakar pada penelitian ini.[12]
Karena itu wacana yang berkembang adalah bagaimana sesungguhnya kedudukan teori dalam penelitian kualitatif. Mungkinkah teori sebagai alat penelitian atau teori sebagai alat analisis atau teori sebagai subjek yang akan diuji?[13]
            Menurut Punvadarminta mengartikan bahwa "teori sarna dengan pendapat yang dikemukakan sebagai suatu keterangan rnengenai sesuatu peristiwa, dan asas asas, hukum-hukum umum yang menjadi dasar bagi ilmu pengetahuan dan dijadikan sebagai cara dan aturan-aturan dalam melakukan sesuatu kegiatann.
Sandaran teori sangat perlu untuk ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kuat dan kokoh dan bukan sekedar coba-coba. Oleh karena itu seorang peneliti hendaknya melakukan penelaahan pustaka, karena teori-teori dapat ditemukan berdasarkan bacaan.[14]
Beberapa ahli penelitian kualitatif sepakat bahwa teorisasi dalam penelitian kualitatif menggunakan beberapa model :
1.      Model deduksi, dimana teori masih menjadi alat penelitian sejak memilih dan menemukan masalah, membangun hipotesis, maupun melalakukan pengamatan dilapangan sampai dengan menguji data. Model penggunaan teori inilah yang biasa dilakukan pada penelitian deskriptif-kualitatif.
2.      Model induksi, dimaksud bahwa peneliti tak perlu tau tentang sesuat teori, akan tetapi langsung kelapangan. Teori tidak penting disini, namun datalah yang paling penting disini. [15]

B.     Fungsi Kajian Teori dalam Analisis Data Kualitatif

Teori disini memiliki beberapa fungsi dalam proses penelitian yaitu antara lain sebagai berikut :
1.      Memberikan pola dalam proses interpretasi data. Teori menyediakan berbagai argumentasi yang dapat digunakan untuk menganalisis atau memberikan penafsiran atas hasil penelitian yang telah diolah. Argumentasi akan lebih kuat apabila didukung dengan teori yang ada. Namun teori tidak selalu harus didukung. Adakalanya hasil penelitian kita berbeda dengan teori yang telah ada. Hal ini bukanlah masalah. Bila hasil penelitian kita berbeda dengan teori sebelumnya maka hasil penelitian kita dapat memperkaya dan mengevaluasi keterbatasan teori-teori sebelumnya.[16]
2.      Menghubungkan satu studi dengan studi lainnya. Teori membantu peneliti menemukan suatu kerangka konseptual untuk menjelaskan hubungan antara hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya denan penelitian yang akan dilakukan.[17]
3.      Menyajikan kerangka sehingga konsep dan variable mendapatkan arti penting. Teori memberikan penjelaasan mengenai definisi atau makna sebuah konsep atau variabel. Tanpa mendefinisikan konsep atau variabel tersebut, peneliti tidak akan dapat menggunakan konsep atau variabel tersebut dalam penelitian. Definisi konsep bermanfaat untuk membatasi studi yang dilakukan serta memberikan informasi bagi orang lain yang tertarik dengan hasil penelitian kita., sehingga ia dapat melakukan studi lanjutan yang dapat memperkuat atau bahkan melemahkan hasil penelitian yang telah dilakukan.[18]
4.      Memungkinkan peneliti menginterpretasikan data yang lebih besar dari temuanyang diperoleh dari suatu penelitian. Data yang diperoleh dari lapangan sangat banyak. Untuk dapat memberikan penafsiran atau interpretasi atas berbagai data yang ditemukan dilapangan, kita membutuhkan teori yang dapat memperkaya analisis atas data yang diperoleh[19]
Fungsi teori dalam penelitian kualitatif adalah sebagai bahan pisau analisis guna memahami persoalan yang diteliti sekaligus sebagai gambaran jawaban atas prtanyaan-pertanyaan yang terdapat pada fokus penelitian.[20]
Jika dalam penelitian kuantitatif teori berwujud hipotesis atau definisi, maka dalam penelitian kualitatif teori berbentuk pola ( pattern ) atau generasi naturalistik ( naturaristic generalization ). Oleh karena itu uraian dalam kajian teori trsebut dapat memuat beberaapa hal pokok sebagai berikut:
1.      Konsep ( pengertian, landasan, tujuan, dsb )
2.      Teori-teori pokok yang dapat membantu peneliti untuk menjawab fokus penilitian yang dijabarkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan  penelitian.
3.      Teori-teori pendukung yang sejalan dengan teori-teori pokok dan
4.      Pemaknaan peneliti terhadap teori-teori yang telah dikutip, yakni dengan membuat penjelasan atau kesimpulan yang sesuai dengan pemahaman peneliti.[21]
            Berdasarkan keempat aspek ini, kajian teori dapaat menjadi bahan pisau analisis untuk menjawab permasalahan dan fokus ( pertanyaan ) penelitian. Hal ini berarti bahwa teori yang dibangun pada bagian ( Bab ) kajian teori akan dibahas, dibandingkan, serta disentesiskan dengan temuuan penelitian yang diuraikan pada bagian ( Bab ) pembahasan, setelah data dipaparkan dan di abstrak menjadi temuan penelitian.[22]
            Dengan adanya kajian teori peneliti akan memperoleh wawasan secara lebih mendalam tentang permasalahan penelitian. Kajian teori juga dapat memudahkan peneliti dalam proses penyusunan instrumen penelitian yang akan digunakan dalam kegiatan pengumpulan data. Instrumen penelitian yang dimaksud meliputi : kisi-kisi penelitian, pedoman wawancara ( studi lapangan ), pedoman observasi ( studi lapangan ), dan lain sebagainya.[23]






Konsep dasar penelitian kualitatif:

Konsep
Pengertian
Relevansi
Teori
Serangkaian konsep penjelas
Sesuai kegunaan
Hypotesis
Pernyataan/proposisi yang diuji
Validitas
Metodelogi
Pendekatan umum ubntuk mengkaji topik penelitian
Sesuai kegunaan
Metode
Suatu teknik penelitian tertentu
Harus sebangun dengan teori, hypotesis dan metodelogi.
Tabel:1
Sebagaimana pada tabel di atas, teori menyediakan serangkaian konsep penjelas (explanatory concepts). Tanpa sebuah teori, tidak akan terlaksana penelitian. Didalam penelitian sosial, contoh teori adalahn fungsionalisme (yang mengkaji fungsi-fungsi pranata sosial), behaviorisme (yang melihat semua perilaku dalam kerangka stimulus dan respon), dan interaksi simbolik (yang memusatkan bagaimana kita mengkaitkan makna-makna simbolis dengan relasirelasi interpersonal. Dengan demikian teori merupakan sumber tenaga bagi penelitian, dimana seiring perkembangan zaman, teori dikembangkan dan dimodifikasi oleh berbagai penelitian.[24]



Contoh kajian teori dalam penelitian kualitatif:
Judul
Strategi Guru Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Terhadap Pembelajaran Fiqih Kelas VI Di MIN Pamekasan. (Studi kasus pada siswa kelas VI MIN PAMKEKASAN di jln Raya Konang kec.Galis kab.pamekasan)
Kajian Pustaka:
1.      Kajian Teoritik
  1. Definisi Strategi Guru
Kemp (1995) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan kegitan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat di capai secara efektif dan efisien.
Adapun pengertian strategi pembelajaran secara etimologi (bahasa) dimana strategi pembelajaran merupakan rangkaian dua kata yakni kata strategi dan kata pembelajaran. Kata “strategi” berasal dari bahasa Inggris yaitu kata strategy yang berarti “siasat atau taktik”.1 Kemudian mengenai pengertian kata “pembelajaran” yang juga dikenal dengan “pengajaran” dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti “cara, proses, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.[25]
Dari beberapa uraian pandangan (pendapat) para ahli tersebut, dapat dipahami bahwasannya strategi pembelajaran merupakan pola-pola tindakan yang digunakan pendidik pada berbagai ragam event pengajaran dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan instruksional (tujuan pengajaran yang telah ditentukan).
  1. Macam macam strategi pembelajaran.
Pembagian strategi pembelajaran sangat tergantung pada: a) strategi pengorganisasian pembelajaran, b) strategi penyampaian pembelajaran, dan c) strategi pengelolaan pembelajaran. Selain itu, pembagiannya juga harus mempertimbangkan hal-hal berikut: a) pertimbangan proses pengolahan pesan, b) pertimbangan pengaturan guru, c) pertimbangan jumlah siswa, d) pertimbangan interaksi guru dan siswa, dan e) pertimbangan berdasarkan taksonomi hasil belajar. Berdasarkan pertimbangan di atas, maka strategi pembelajaran dapat dibagi menjadi dua, yaitu: Exposition-discovery learning dan Groupindividual learning.9 Selain itu, ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan menjadi: a) strategi pembelajaran induktif, b) strategi pembelajaran deduktif. Menurut Oemar Hamalik, pendidik dapat memilih satu atau beberapa strategi sekaligus serta menggunakannya secara bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, materi (bahan) yang disampaikan, motivasi anak didik, media serta kemampuan pendidik dalam menerapkannya.[26]
  1. Teknik dasar strategi pembelajaran
Adapun langkah-langkah dasar dalam strategi pembelajaran yang dimaksud diantaranya adalah sebagai berikut:
a)      Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik yang diharapkan .
b)      Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan anak didik .
c)      Memilih dan menetapkan prosedur metode teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif, sehingga dapat dijadikan pegangan oleh pendidik (guru) dalam menunaikan kegiatan belajar mengajarnya.
Menetapkan norma-norma batas minimal keberhasilan, sehingga dapat dijadikan pedoman oleh pendidik (guru) dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan mengajarnya yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.[27]
  1. Definisi minat belajar siswa
Secara Bahasa minat merupakan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat merupakan sifat relative terhadap pada diri seseorang.minat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan seseorang sebab dengan minat ia akan melakukan sesuatu yang di amatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu.
Sadirman A.M berpendapat bahwa minat di artikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri ciri atau arti sementara situasi yang di hubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan kebutuhannya sendiri.[28]
  1. Fungsi Minat belajar
Elizabeth B. Hurlock menulis tentang funsi minat bagi peserta didik dalam proses pembelajaran sebagai berikut:
1.      Minat empengaruhi intensitas cita cita. Minat yang dimiliki seorang akan mengarahkan seorang peserta didik untuk memiliki cita cita yang sejalan dengan minatnya terhadap suatu bidang ilmu atau mata pelajaran.
2.      Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat dalam menguasai suatu bidang ilmu atau mata pelajaran tertentu.misalnya seorang anak yang berminat untuk mempelajar matematika, ia akan dengan senang hati terdorong untuk mepelajari/ mendalami ilmu tersebut.
3.      Prestasi di pengaruhi oleh jenis dan intensitas minat. Dengan minat yang di miliki anak didik, ia akan lebih terdorong utnuk belajar, maka anak tersebut akan mendapatkan tenaga ekstra untuk mencapai prestasi belajar.
4.      Minat yang terbentuk sejak kecil/masa kanak-kanak akan secara terus menerus memberikan inspirsi ketika memasuki masa dewasa dan akan menghasilkan tenaga pendorong untuk mewujudkannya.
  1. Ciri siswa yang memiliki minat belajar.
1.      Mempunyai kecenderungan yag tetap untuk memperhatikan sesuatu yang di pelajari secara terus menerus.
2.      Ada rasa ska dan senang pada sesuatu yang di minati
3.      Memperoleh sesuatu kebanggan dan kepuasan pada sesuatu yang di minati. Ada rasa keterkaitan pada sesuatu sesuatu atifitas yang diminati.
4.      Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya dari pada yang lainnya.
5.      Dimanifestasikan melalui pasrisipasi pada aktivitas dan kegiatan[29]
  1. Definisi pembelajaran Fiqih
Menurut Taj al-Din al-Subki, fikih adalah ilmu tentang hukumhukum shara’ yang bersifat amali yang digali dari dalil-dalilnya yang bersifat tafsili (rinci). Senada dengan al-Subki, Abd al-Wahab Khalaf mengemukakan definisi fikih adalah: “kumpulan hukum-hukum Shara’ yang bersifat amali (praktis) yang digali dari dalil-dalilnya yang tafsili.
Secara lebih definitif, Saifuddin Zuhri18 menjelaskan batasan fikih sebagai berikut: (a) Fikih adalah ilmu garapan manusia (al-muktasab), berbeda dengan ilmu malaikat yang tidak muktasab. Lantaran fikih ilmu almuktasab, maka peran akal (ra’yu) mendapat tempat dan diakui dalam batasbatas tertentu; (b) Obyek ilmu fikih adalah al-ahkam al-‘amaliah. Ia terkait dengan aturan dan penataan kegiatan manusia yang bersifat positif dan real dan tidak bersifat teoritis (nazari) sebagaimana garapan ilmu kalam; (c) Sumber pokok ilmu fikih itu adalah wahyu dalam bentuk yang rinci, baik termuat dalam al-Kitab maupun al-Sunnah.
  1. Fungsi dan tujuan pembelajaran Fiqih
Fungsi pembelajaran fiqih Secara umum, fungsi mata pelajaran Fiqih yang diajarkan di sekolah-sekolah atau madrasah-madrasah adalah sebagai berikut:
1.      Menyiapkan pengetahuan tentang ajaran Islam dalam aspek hukum, baik berupa ajaran ibadah maupun muamalah sebagai pedoman kehidupan untuk mencapai hidup di dunia dan akhirat.
2.      Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mengamalkan ajaran Islam yang diperoleh pada jenjang pendidikan dasar untuk dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
3.      Menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dalam rangka mensyukuri nikmat Allah dengan cara mengelola dan memanfaatkan lingkungan untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.
4.      Menanamkan sikap dan nilai keteladanan terhadap perkembangan syariat Islam.
5.      Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa kepada Allah SWT yang telah ditanamkan sejak pendidikan dasar dan pendidikan di tingkat keluarga agar dapat memperbaiki kesalahan, kelemahan dan
kekurangan serta mampu menangkal hal-hal negatif dari tingkat siswa atau budaya lain yang dapat membahayakan perkembangan dirinya menuju manusia Indonesia seutuhnya
Tujuan Pembelajaran Fiqih Tujuan pengajaran ini adalah agar siswa mengetahui dan mengerti tentang hukum-hukum Islam dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Zakiah Daradjat berpendapat dalam bukunya Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam bahwa: “Sebagai sebuah bidang studi di sekolah, pengajaran agama Islam mempunyai tiga fungsi, yaitu: pertama, menanam-tumbuhkan rasa keimanan yang kuat, kedua, menanamkembangkan kebiasaan (habit vorming) dalam melakukan amal ibadah, amal saleh dan akhlak yang mulia, dan ketiga, menumbuh kembangkan semangat untuk mengolah alam sekitar sebagai anugerah Allah SWT kepada manusia.” Dengan demikian, maka tujuan pengajaran Fiqih adalah untuk memberikan bekal pengetahuan dan kemampuan mengamalkan ajaran Islam dalam aspek hukum baik berupa ajaran ibadah maupun ajaran muamalah dalam rangka membentuk manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan
pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta untuk melanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi.[30]


  1. Kajian Penelitian Terdahulu
            Penelitian Strategi guru dalam meningkatkan minat belajar siswa pernah dilakukan oleh Andi Ainun Najib yang meneliti tentang pembelajaran perawata jenazah melalui metode group investigationpada siswa kelas XI IPS 2 SMA PIRI Yogyakarta. Dalam penelitian ini peneliti lebih menfokuskan pada penggunaan Metode group investigation dalam pembelajaran perawata jenazah, perkembangan siswa pada setiap siklus, dan apakah ada peningkatan hasil belajar pada siswa kelas XI IPS 2 SMA PIRI Yogyakarta dalam menguasai perawatan jenazah setelah menggunakan merode group investigation.
            Beda halnya dengan penelitian yang penulis ajukan, fokus penelitiannya menekankan pada Strategi guru dalam meningkatkan minat beajar siswa hususnya pada pembelajaran fiqih tentang cara perawat jenazah pada kelas VI MIN Pamekasan dengan menggunakan metode game, karna pada dasarnya anak anak masih senang belajar dengan menggnakan media tersebut.
Namun selain perbedaan yang ada dalam penelitian di atas, juga terdapat persaman yaitu sama meneliti tentang cara perawatan jenazah dan sama menggunakan pendekatan kualitatif di lembaga pendidikan.






BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Teori  merupakan  bahan dasar yang digunakan untuk  meramalkan atau memprediksi  jawaban atas permasalahan penelitian. Teori  menjelaskan mengenai hubungan antar konsep antar variabel serta berbagai penjelasan mengenai  gejala sosial  yang ada. Kajian teori untuk rancangan penelitian ,terutama penelitian kualitatif tidak dimaksudkan meltakkan suatu teori untuk diuji ataupun menjadi jawaban poko masalah yang  diajukan, melainkan teori diposisikan sebagai perspektif yang diharapkan  dapat membantu memahami pokok persoalan yang diteliti. Jadi, lebih pasif sifatnya dibandingkan dengan penelitian kuantitatif.
Teori disini memiliki beberapa fungsi dalam proses penelitian yaitu antara lain sebagai berikut :Memberikan pola dalam proses interpretasi data, Menghubungkan satu studi dengan studi lainnya, Menyajikan kerangka sehingga konsep dan variable mendapatkan arti penting, Memungkinkan peneliti menginterpretasikan data yang lebih besar dari temuanyang diperoleh dari suatu penelitian
Fungsi teori dalam penelitian kualitatif adalah sebagai bahan pisau analisis guna memahami persoalan yang diteliti sekaligus sebagai gambaran jawaban atas prtanyaan-pertanyaan yang terdapat pada fokus penelitian.

B.     Saran

Menurut saya, masih banyak hal hal yang perlu di perbaiki pada makalah ini berupa saran pada  pembaca. Semoga makalah ini bisa di pelajari serta di pahami dan menjadi suatu acuan pada mahasiswa/i untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang materi Pengerian dan Fungsi kajian Teori analisis data kualitatif. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.


DAFTAR RUJUKAN


Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.1998.
Bahri, Syaiful dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996.
Daradjad, Zakiah . Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta : Bumi Aksara, 1995.
Dosen Program Studi Bahasa Inggris FKIP Universitas Islam Lamongan, Posisi Dan Fungsi Teori Dalam Penelitian Kualitatif Madekha.
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III,.Jakarta: Balai Pustaka, 2000.
Hamalik, Oemar. Kurikulum & Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2003..
Rosdakarya, 2014.
J. Moleong, Lexy M.A. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014.
Kasiam, Moh . metodologi penelitian kuantitatif-kualitatif. Malang : UIN Maliki Press,2010.
Martono, Nanang . metode penelitian kualitatif analisis isi dan analisis data skunder. jakart: rajawali pres, 2012.

Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.1997.
bungin, Burhan . penelitian kualitatif komunikasi, ekonomi, kebijakan publik dan ilmu sosial lainnya. jakarta : kencana, 2007.
Nasir, Moch.  Metode Penelitian. Jakarta : PT.Ghalia Indonesia.1990.
Tim penyusun Kamus Pengembangan dan pembinaan Bahasa, Kamus Besa Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1990.






[1] Nanang martono, metode penelitian kualitatif analisis isi dan analisis data skunder, (jakart: rajawali pres,2012) ,hal 42.
[2] Moh Kasiam, metodologi penelitian kuantitatif-kualitatif, (Malang : UIN Maliki Press,2010), hal 236
[3] Lexy J. Moleong, M.A, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), hlm 57
[4] Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta : Rineka Cipta.1997) hal 4
[5] Burhan bungin, penelitian kualitatif komunikasi, ekonomi, kebijakan publik dan ilmu sosial lainnya, (jakarta : kencana, 2007), hal 23
[6] Moch. Nasir, Metode Penelitian, (Jakarta : PT.Ghalia Indonesia.1990) hal 10
[7] Nanang martono, metode penelitian kualitatif analisis isi dan analisis data skunder, (jakarta : rajawali pres,2012) ,hal 42.
[8] Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta : Rineka Cipta.1997) hal 4
[9] ibid
[10] ibid
[11] Burhan bungin, penelitian kualitatif komunikasi, ekonomi, kebijakan publik dan ilmu sosial lainnya, (jakarta : kencana, 2007), hal 23
[12] ibid
[13] Burhan bungin, penelitian kualitatif komunikasi, ekonomi, kebijakan publik dan ilmu sosial lainnya, (jakarta : kencana, 2007), hal 24
[14] Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta : Rineka Cipta.1997) hal 7
[15] Burhan bungin, penelitian kualitatif komunikasi, ekonomi, kebijakan publik dan ilmu sosial lainnya, (jakarta : kencana, 2007), hal 24
[16] Nanang martono, metode penelitian kualitatif analisis isi dan analisis data skunder, (jakarta : rajawali pres,2012) ,hal 42
[17] Ibid, hal 43
[18] ibid
[19] ibid
[20] Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian. (Jakarta : Rineka Cipta.1998), hal 78
[21] Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian. (Jakarta : Rineka Cipta.1998), hal 78
[22] ibid
[23] ibid
[24] Dosen Program Studi Bahasa Inggris FKIP Universitas Islam Lamongan, Posisi Dan Fungsi Teori Dalam Penelitian Kualitatif Madekha.
[25] Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III, (Jakarta: Balai Pustaka, 2000), hlm.17.
[26] Oemar Hamalik, Kurikulum & Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 81.
[27] Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996), hlm.5.
[28] Tim penyusun Kamus Pengembangan dan pembinaan Bahasa, Kamus Besa Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), hlm. 583.
[29] M. Muchlis Solichin, Psikologi Belajar Dengan  Pendekatan aru, (Surabaya: Pena Salsabila, 2017), hlm. 133.
[30] Zakiah Daradjad, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995), hlm. 172.