RESUME
TEORI AKUNTANSI KEUANGAN
PERTEMUAN KE 14
Ø DEFINISI
AKUNTANSI INTERNASIONAL
Akuntansi
Internasional adalah akuntansi untuk transaksi internasional, perbandingan prinsip
akuntansi antarnegara yang berbeda dan harmonisasi berbagai standar akuntansi
dalam bidang kewenangan pajak, auditing dan bidang akuntansi lainnya. Akuntansi
harus berkembang agar mampu memberikan informasi yang diperlukan dalam
pengambilan keputusan di perusahaan pada setiap perubahan lingkungan bisnis.
Berikut ini
karakteristik era ekonomi global:
1.Bisnis internasional
2.Hilangnya batasan-batasan antar Negara era ekonomi global
sering sulit untuk mengindentifikasi
Negara asal suatu produk atau perusahaan, hal ini terjadi pada perusahaan
multinasional
3.Ketergantungan pada perdagangan internasional.
3.Ketergantungan pada perdagangan internasional.
Tujuan
Akuntansi Internasional
- Mengidentifikasi sejarah perkembangan akuntansi internasional
- Memperkenalkan berbagai perbedaan nasional dalam sistem akuntansi di dunia
- Meringkas evolusi bisnis sampai zaman modern
- Membahas pentingnya dimensi akuntansi dalam bisnis global dan topik-topik penting yang membentuk akuntansi internasional.
Akuntansi internasional meliputi dua aspek bahasan utama
yaitu deskripsi, pembandingan akuntansi, dan dimensi akuntansi atas transaksi
internasional. Pada aspek yang pertama, akuntansi internasional membahas
gambaran standar akuntansi dan praktek akuntansi pada berbagai negara serta
membandingkan standar dan praktek tersebut pada masing-masing negara yang
dibahas. Selain itu, aspek akuntansi internasional juga membahas mengenai
pelaporan keuangan, valuta asing, perpajakan, audit internasional serta
manajemen untuk bisnis internasional.
Akuntansi Internasional juga termasuk akuntansi yang bertujuan
umum yang berorientasi nasional, dalam arti luas untuk
1. Analisa komparatif internasional
2. Pengukuran dari isu-isu pelaporan akuntansinya yang unik bagi transaksi-transaksi bisnis mulitnasional
3. Kebutuhan akuntansi bagi pasar-pasar keuangan internasional
4. Harmonisasi keragaman pelaporan keuangan melalui aktivitas-aktivitas politik, organisasi, profesi dan pembuatan standar
Akuntansi Internasional pada khususnya mencakup bidang akuntansi keuangan dan pelaporan, akuntansi manajemen, auditing, perpajakan dan upaya-upaya harmonisasi akuntansi yang sedang dilakukan.
1. Analisa komparatif internasional
2. Pengukuran dari isu-isu pelaporan akuntansinya yang unik bagi transaksi-transaksi bisnis mulitnasional
3. Kebutuhan akuntansi bagi pasar-pasar keuangan internasional
4. Harmonisasi keragaman pelaporan keuangan melalui aktivitas-aktivitas politik, organisasi, profesi dan pembuatan standar
Akuntansi Internasional pada khususnya mencakup bidang akuntansi keuangan dan pelaporan, akuntansi manajemen, auditing, perpajakan dan upaya-upaya harmonisasi akuntansi yang sedang dilakukan.
Ø MASALAH-MASALAH
DALAM AKUNTANSI INTERNASIONAL DAN PENENTU PERBEDAAN NASIONALN
Masalah yang dihadapi yang merupakan perbedaan nasional selanjutnya adalah perusahaan harus memilih
kurs nilai tukar yang digunakan untuk mengonversi akun-akun luar negeri ke
dalam satu mata uang pelaporan. Kurs nilai tukar jarang sekali konstan
nilainya, penyajjian kembali akun yang menggunakan kurs nilai tukar yang
berubah-ubah hampir tiap hari menghasilkan keuntungan dan kerugian yang dapat
menimbulkan pengaruh signifikan atas profitabilitas yang dilaporkan dan
persepsi tingkat risiko dari suatu operasi multinasional. Tentu saja perlakuan
akuntansi untuk keuntungan dan kerugian seperti ini tidaklah seragam diseluruh
dunia. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan harus mampu menyediakan
laporan keuangan dengan bahasa, mata uang maupun prinsip-prinsip akuntansi
sesuai dengan Negara pembaca agar stakeholder yang
memiliki kepentingan terhadap perusahaan mampu mengambil keputusan terhadap
keadaan perusahaan yang tertuang pada laporan keuangan perusahaan.
Akuntansi intenasional memiliki peran yang serupa
dengan akuntansi nasional, hanya saja dalam konteks yang lebih luas, dimana
lingkup pelaporannya adalah untuk perusahaan multinasional dengan transaksi dan
operasi lintas batas Negara atau perusahaan dengan kewajiban pelaporan kepada
para pengguna laporan dinegara lain. Oleh sebab itu, terdapat beberapa
perbedaan dari akuntansi iternasional dari akuntansi yang lainnya, antara lain:
1.
Yang dilaporkan adalah perusahaan multinasional (multinasional company –
MNC).
2.
Operasi transaksi melintasi batas – batas negara.
3.
Pelaporan ditujukan kepada pengguna yang berlokasi di negara selain negara
perusahaan.
4.
Berkaitan dengan perpajakan internasional
5.
Terdapat transaksi internasional.
Berbagai perbedaan tersebut telah
membawa sejumlah permasalahan dari sudut pandang analisis keuangan, yaitu:
- Sebagai
usaha untuk menilai perusahaan asing, ada kecenderungan untuk melihat
pendapatan dan data finansial yang lain dari sudut pandang negara asalnya,
dan karena adanya bahaya dari mengabaikan efek dari perbedaan akuntansi.
Kecuali perbedaan signifikan yang diambil ke dalam akun, mungkin dengan
beberapa keterlibatan pernyataan ulang, ini mungkin mempunyai konsekuensi
yang sangat serius.
- Kesadaran
dari perbedaan internasional menyarankan perlunya untuk menjadi familiar
dengan prinsip akuntansi negara asing sebagai tujuan untuk mengenal lebih
baik data pendapatan dalam konteks pengukuran.
- Persoalan
dari sifat yang bisa dibandingkan dan harmonisasi akuntansi yang diulas
dalam konteks dari kesempatan investasi alternatif.
Ø
HARMONISASI STANDAR AKUNTANSI DAN PARA PELAKU YANG
TERLIBAT
Harmonisasi merupakan proses untuk meningkatkan
kompatibilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan
seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat beragam. Standar harmonisasi ini
bebas dari konflik logika dan dapat meningkatkan komparabilitas (daya banding)
informasi keuangan yang berasal dari berbagai negara.
Upaya untuk melakukan harmonisasi standar
akuntansi telah dimulai jauh sebelum pembentukan Komite Standar Akuntansi
Internasional pada tahun 1973. Baru-baru ini, sejumlah perusahaan yang berusaha
memperoleh modal di luar pasar Negara asal dan para investor yang berusaha
untuk melakukan diversifikasi investasi secara internasional menghadapi masalah
yang makin meningkat sebagai akibat dari perbedaan nasional dalam hal
akuntansi, pengungkapan, dan audit.
PERBEDAAN ANTARA HARMONISASI DAN STANDARISASI
HARMONISASI
|
STANDARISASI
|
1. Proses untuk meningkatkan
kompabilitas (kesesuian) praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan
seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat beragam
|
1. Penetapan sekelompok aturan yang kaku dan sempit.
|
2. Tidak menggunakan pendekatan satu
ukuran untuk semua
|
2. Penerapan satu standar
atau aturan tunggal dalam segala situasi
|
3. Mengakomodasi beberapa perjanjian dan
telah mengalami kemajuan yang besar secara internasional dalam tahun-tahun
terakhir
|
3. Standarisasi tidak
mengakomodasi perbedaan-perbedaan antarnegara
|
4. Hamonisasi jauh lebih fleksibel dan
terbuka
|
4. Lebih sukar untuk
diimpelemntasikan secara internasional
|
Keuntungan
Harmonisasi Internasional
Para
pendukung harmonisasi internasional mengatakan bahwa harmonisasi (bahkan
standarisasi) memiliki banyak keuntungan. Beberapa manfaat yang disebutkan
antara lain: (a) Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak
di seluruh dunia tanpa hambatan. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi
yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi
alokasi modal, (b) Investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik;
portofolio akan lebih beragam dan risiko keuangan berkurang, (c)
Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan strategi
dalam bidang merger dan akuisisi, (d) Gagasan terbaik yang timbul dari
aktivitas pembuatan standard pat disebarkan dalam mengembangkan standar global
yang berkualitas tertinggi.
Enam organisasi telah
menjadi pemain utama dalam penentuan standar akuntansi internasional dan dalam
mempromosikan harmonisasi akuntansi internasional :
1.
Badan Standar Akuntansi International (IASB)
2.
Komisi Uni Eropa (EU)
3.
Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
4.
Federasi Internasional Akuntan (IFAC)
5.
Kelompok Kerja Ahli Antarpemerintah Perserikatan
Bangsa-bangsa atas Standar Internasional Akuntansi dan Pelaporan (International
Standars of Accounting and Reporting – ISAR), bagian dari Konferensi
Perserikatan Bangsa-bangsa dalam Perdagangan dan Pembangunan (United Nations
Conference on Trade and Development – UNCTAD)
6.
Kelompok Kerja dalam Standar Akuntansi Organisasi
Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Kelompok Kerja OEDC)
Ø
STRATEGI PENYUSUNAN STANDAR
BAGI NEGARA BERKEMBANG
Karakteristik negara-negara berkembang memiliki sistem akuntansi yang
secara relatif kurang memadai dan kurang dapat diandalkan serta
institut-institut yang umumnya baru dan belum teruji. Proses penetapan standar
di negara-negara berkembang tidak mengikuti suatu strategi yang unik dan tepat
bagi tiap-tiap negara dan konteks. Bahkan, ada empat jenis strategi yang dapat
diidentifikasi:
1.
pendekatan evolusioner
2.
pengembangan melalui transfer teknologi akuntansi
3.
penerapan standar akuntansi internasional
4.
pengembangan standar akuntansi yang didasarkan atas
analisis dari prinsip-prinsip dan praktik-praktik akuntansi di negara-negara
maju terhadap latar belakang dari investasi yang mendasari.
Pendekatan
evolusioner terdiri atas pendekatan isolasionis atas perbuatan standar di mana
negara berkembang mengembangkan standarnya sendiri tanpa gangguan ataupun
pengaruh dari luar. Negara berkembang tersebut menentukan tujuan-tujuan dan
kebutuhan-kebutuhan akuntansi sendiri secara spesifiki dan selanjutnya memenuhi
mereka dengan teknik-teknik, konsep-konsep, institusi, profesi, dan
pendidikannya sendiri dalam kondisi terisolasi.
Pengembangan
melalui transfer teknologi akuntansi dapat diakibatkan dari operasi dan
aktivitas dari kantor akuntan internasional, perusahaan-perusahaan
multinasional, dan para akademisi yang berpraktik di negara-negara berkembang
atau berbagai perjanjian-perjanjian internasional dan kesepakatan kerja sama
yang meminta dilakukannya pertukaran informasi dan teknologi.
Ø KERAGAMAN
KEBIJAKAN DALAM AKUNTANSI INTERNASIONAL
Kebijakan
Akuntansi dari suatu entitas pelaporan adalah prinsip-prinsip akuntansi yang
spesifik dan metode-metode penerapan prinsip-prinsip tersebbut yang dinilai
oleh manajemen dari entitas tersebut sebagai yang paling sesuai dengan kondisi
yang ada untuk menyajikan secara wajar posisi keuangan, perubahan yang terjadi
pada posisi keuangan, dan hasil operasi sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum dan karena itu telah diadopsi untuk pembuatan laporan
keuangan.
Kebijakan
akuntansi meliputi pilihan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi, peraturan
dan prosedur yang digunakan manajemen dalam penyusunan dan penyajian laporan
keuangan. Beberapa jenis kebijakan akuntansi dapat digunakan untuk subjek yang
sama. Pertimbangan dan atau pemilihan perlu disesuaikan dengan kondisi
perusahaan. Sasaran pilihan kebijakan yang paling tepat akan menggambarkan
realitas ekonomi perusahaan secara tepat dalam bentuk keadaan keuangan dan
hasil operasi.
Tujuan Kebijakan
Akuntansi
Kebijakan akuntansi dibuat untuk memastikan
bahwa laporan keuangan menyajikan informasi:
1. relevan terhadap kebutuhan para
pengguna laporan untuk pengambilan keputusan; dan
2. dapat diandalkan, dengan pengertian:
mencerminkan kejujuran penyajian hasil dan posisi keuangan organisasi;
menggambarkan substansi ekonomi dari suatu kejadian atau transaksi dan tidak
semata-mata bentuk hukumnya; netral yaitu bebas dari berpihakan; mencerminkan
kehati-hatian; dan mencakup semua hal yang material.
Sifat Dasar
Informasi Akutansi
Ciri-ciri dasar informasi akuntansi adalah
informasi itu tersedia untuk umum dengan sedikit biaya/tidak sama sekali, biaya
publikasi dan produksinya ditanggung perusahaan. Beberapa teori akuntansi dapat
berfokus pada masalah khusus, seperti preferensi manajemen, akuntan,
perorangan, atau pasar, atau kelompok lain. Tetapi, kebijakan akuntansi
nasional harus mempertimbangkan kesejahteraan sosial yang lebih luas.
Keseragaman Dan
Keterbandingan
Keseragaman (uniformity) sering
dianggap untuk kepentingan sendiri. Tujuan yang sebenarnya haruslah
keterbandingan (komparabilitas). Dalam hal tidak terdapat bukti satu prosedur
lebih baik daripada prosedur lain, perbedaan prosedur yang digunakan oleh
berbagai perusahaan dalam suatu industri diperkenankan hanya bila kondisi dalam
beberapa perusahaan tidak sama. Karena tidak mungkin mengantisipasi semua
konsekuensi ekonomi, ada baiknya perusahaan diperkenankan membuat beberapa
pilihan selama para investor dan kreditor tidak dirugikan dari tindakan itu.
Akibatnya, disarankan kebijakan akuntansi harus berdasarkan pertimbangan teknis
sehingga tidak berat sebelah terhadap pihak-pihak berkepentingan.
Pertimbangan Kebijakan
Akuntansi
Tiga pertimbangan pemilihan untuk penerapan kebijakan akuntansi yang
paling tepat dan penyiapan laporan keuangan oleh manajemen:
1. Pertimbangan Sehat
Ketidakpastian melingkupi banyak
transaksi. Hal tersebut harusnya diakui dalam penyusunan laporan keuangan.
Sikap hati-hati tidak membenarkan penciptaan cadangan rahasia atau
disembunyikan.
2. Substansi Mengungguli Bentuk
Transaksi dan kejadian lain harus
dipertanggungjawabkan dan disajikan sesuai dengan hakekat transaksi dan
realitas kejadian, tidak semata-mata mengacu bentuk hukum transaksi atau
kejadian.
3. Materialitas
Laporan keuangan harus mengungkapkan
semua komponen yang cukup material yang mempengaruhi evaluasi atau
keputusan-keputusan.
Laporan keuangan harus jelas dan dapat
dimengerti, berdasar pada kebijakan akuntansi yang berbeda di antara suatu
perusahaan dengan perusahaan lain, dalam satu negara maupun antar negara.
Pengungkapan kebijakan akuntansi dalam laporan keuangan dimaksudkan agar laporan
keuangan tersebut dapat dimengerti. Pengungkapan kebijakan tersebut merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan. Pengungkapan hal ini
sangat membantu pemakai laporan keuangan, karena kadang-kadang perlakuan yang
tidak tepat atau salah.