Wednesday 13 March 2019

RESUME TEORI AKUNTANSI KEUANGAN PERTEMUAN KE 14


                             RESUME
       TEORI AKUNTANSI KEUANGAN
PERTEMUAN KE 14
Ø  DEFINISI AKUNTANSI INTERNASIONAL
Akuntansi Internasional adalah akuntansi untuk transaksi internasional, perbandingan prinsip akuntansi antarnegara yang berbeda dan harmonisasi berbagai standar akuntansi dalam bidang kewenangan pajak, auditing dan bidang akuntansi lainnya. Akuntansi harus berkembang agar mampu memberikan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan di perusahaan pada setiap perubahan lingkungan bisnis.

  Berikut ini karakteristik era ekonomi global:
 1.Bisnis internasional
2.Hilangnya batasan-batasan antar Negara era ekonomi global sering sulit untuk   mengindentifikasi Negara asal suatu produk atau perusahaan, hal ini terjadi pada perusahaan multinasional
 3.Ketergantungan pada perdagangan internasional.

           Tujuan Akuntansi Internasional

- Mengidentifikasi sejarah perkembangan akuntansi internasional
- Memperkenalkan berbagai perbedaan nasional dalam sistem akuntansi di dunia
- Meringkas evolusi bisnis sampai zaman modern
- Membahas pentingnya dimensi akuntansi dalam bisnis global dan topik-topik penting yang membentuk akuntansi internasional.

Akuntansi internasional meliputi dua aspek bahasan utama yaitu deskripsi, pembandingan akuntansi, dan dimensi akuntansi atas transaksi internasional. Pada aspek yang pertama, akuntansi internasional membahas gambaran standar akuntansi dan praktek akuntansi pada berbagai negara serta membandingkan standar dan praktek tersebut pada masing-masing negara yang dibahas. Selain itu, aspek akuntansi internasional juga membahas mengenai pelaporan keuangan, valuta asing, perpajakan, audit internasional serta manajemen untuk bisnis internasional.
Akuntansi Internasional juga termasuk akuntansi yang bertujuan umum yang berorientasi nasional, dalam arti luas untuk
1.  Analisa komparatif internasional
2.  Pengukuran dari isu-isu pelaporan akuntansinya yang unik bagi transaksi-transaksi bisnis mulitnasional
3. Kebutuhan akuntansi bagi pasar-pasar keuangan internasional
4.  Harmonisasi keragaman pelaporan keuangan melalui aktivitas-aktivitas politik, organisasi, profesi dan pembuatan standar
          Akuntansi Internasional pada khususnya mencakup bidang akuntansi keuangan dan pelaporan, akuntansi manajemen, auditing, perpajakan dan upaya-upaya harmonisasi akuntansi yang sedang dilakukan.

Ø  MASALAH-MASALAH DALAM AKUNTANSI INTERNASIONAL DAN PENENTU PERBEDAAN NASIONALN
Masalah yang dihadapi yang merupakan perbedaan nasional  selanjutnya adalah perusahaan harus memilih kurs nilai tukar yang digunakan untuk mengonversi akun-akun luar negeri ke dalam satu mata uang pelaporan. Kurs nilai tukar jarang sekali konstan nilainya, penyajjian kembali akun yang menggunakan kurs nilai tukar yang berubah-ubah hampir tiap hari menghasilkan keuntungan dan kerugian yang dapat menimbulkan pengaruh signifikan atas profitabilitas yang dilaporkan dan persepsi tingkat risiko dari suatu operasi multinasional. Tentu saja perlakuan akuntansi untuk keuntungan dan kerugian seperti ini tidaklah seragam diseluruh dunia. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan harus mampu menyediakan laporan keuangan dengan bahasa, mata uang maupun prinsip-prinsip akuntansi sesuai dengan Negara pembaca agar stakeholder yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan mampu mengambil keputusan terhadap keadaan perusahaan yang tertuang pada laporan keuangan perusahaan.
Akuntansi intenasional memiliki peran yang serupa dengan akuntansi nasional, hanya saja dalam konteks yang lebih luas, dimana lingkup pelaporannya adalah untuk perusahaan multinasional dengan transaksi dan operasi lintas batas Negara atau perusahaan dengan kewajiban pelaporan kepada para pengguna laporan dinegara lain. Oleh sebab itu, terdapat beberapa perbedaan dari akuntansi iternasional dari akuntansi yang lainnya, antara lain:
1.              Yang dilaporkan adalah perusahaan multinasional (multinasional company – MNC).
2.              Operasi transaksi melintasi batas – batas negara.
3.              Pelaporan ditujukan kepada pengguna yang berlokasi di negara selain negara perusahaan.
4.              Berkaitan dengan perpajakan internasional
5.              Terdapat transaksi internasional.
Berbagai perbedaan tersebut telah membawa sejumlah permasalahan dari sudut pandang analisis keuangan, yaitu:
  1. Sebagai usaha untuk menilai perusahaan asing, ada kecenderungan untuk melihat pendapatan dan data finansial yang lain dari sudut pandang negara asalnya, dan karena adanya bahaya dari mengabaikan efek dari perbedaan akuntansi. Kecuali perbedaan signifikan yang diambil ke dalam akun, mungkin dengan beberapa keterlibatan pernyataan ulang, ini mungkin mempunyai konsekuensi yang sangat serius.
  2. Kesadaran dari perbedaan internasional menyarankan perlunya untuk menjadi familiar dengan prinsip akuntansi negara asing sebagai tujuan untuk mengenal lebih baik data pendapatan dalam konteks pengukuran.
  3. Persoalan dari sifat yang bisa dibandingkan dan harmonisasi akuntansi yang diulas dalam konteks dari kesempatan investasi alternatif.
Ø  HARMONISASI STANDAR AKUNTANSI DAN PARA PELAKU YANG TERLIBAT
Harmonisasi merupakan proses untuk meningkatkan kompatibilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat beragam. Standar harmonisasi ini bebas dari konflik logika dan dapat meningkatkan komparabilitas (daya banding) informasi keuangan yang berasal dari berbagai negara.
Upaya untuk melakukan harmonisasi standar akuntansi telah dimulai jauh sebelum pembentukan Komite Standar Akuntansi Internasional pada tahun 1973. Baru-baru ini, sejumlah perusahaan yang berusaha memperoleh modal di luar pasar Negara asal dan para investor yang berusaha untuk melakukan diversifikasi investasi secara internasional menghadapi masalah yang makin meningkat sebagai akibat dari perbedaan nasional dalam hal akuntansi, pengungkapan, dan audit.
PERBEDAAN ANTARA HARMONISASI DAN STANDARISASI
HARMONISASI
STANDARISASI
1. Proses untuk meningkatkan kompabilitas (kesesuian) praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat beragam
1. Penetapan sekelompok aturan yang kaku dan sempit.
2. Tidak menggunakan pendekatan satu ukuran untuk semua
2. Penerapan satu standar atau aturan tunggal dalam segala situasi
3. Mengakomodasi beberapa perjanjian dan telah mengalami kemajuan yang besar secara internasional dalam tahun-tahun terakhir
3. Standarisasi tidak mengakomodasi perbedaan-perbedaan antarnegara
4. Hamonisasi jauh lebih fleksibel dan terbuka
 4. Lebih sukar untuk diimpelemntasikan secara internasional

      Keuntungan Harmonisasi Internasional
Para pendukung harmonisasi internasional mengatakan bahwa harmonisasi (bahkan standarisasi) memiliki banyak keuntungan. Beberapa manfaat yang disebutkan antara lain: (a) Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambatan. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi modal, (b) Investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik; portofolio akan lebih beragam dan risiko keuangan berkurang, (c) Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan strategi dalam bidang merger dan akuisisi, (d) Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standard pat disebarkan dalam mengembangkan standar global yang berkualitas tertinggi.
Enam organisasi telah menjadi pemain utama dalam penentuan standar akuntansi internasional dan dalam mempromosikan harmonisasi akuntansi internasional :
1.      Badan Standar Akuntansi International (IASB)
2.      Komisi Uni Eropa (EU)
3.      Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
4.      Federasi Internasional Akuntan (IFAC)
5.      Kelompok Kerja Ahli Antarpemerintah Perserikatan Bangsa-bangsa atas Standar Internasional Akuntansi dan Pelaporan (International Standars of Accounting and Reporting – ISAR), bagian dari Konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa dalam Perdagangan dan Pembangunan (United Nations Conference on Trade and Development – UNCTAD)
6.      Kelompok Kerja dalam Standar Akuntansi Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Kelompok Kerja OEDC)

Ø  STRATEGI PENYUSUNAN STANDAR BAGI NEGARA BERKEMBANG
Karakteristik negara-negara berkembang memiliki sistem akuntansi yang secara relatif kurang memadai dan kurang dapat diandalkan serta institut-institut yang umumnya baru dan belum teruji. Proses penetapan standar di negara-negara berkembang tidak mengikuti suatu strategi yang unik dan tepat bagi tiap-tiap negara dan konteks. Bahkan, ada empat jenis strategi yang dapat diidentifikasi:
1.      pendekatan evolusioner
2.      pengembangan melalui transfer teknologi akuntansi
3.      penerapan standar akuntansi internasional
4.      pengembangan standar akuntansi yang didasarkan atas analisis dari prinsip-prinsip dan praktik-praktik akuntansi di negara-negara maju terhadap latar belakang dari investasi yang mendasari.
Pendekatan evolusioner terdiri atas pendekatan isolasionis atas perbuatan standar di mana negara berkembang mengembangkan standarnya sendiri tanpa gangguan ataupun pengaruh dari luar. Negara berkembang tersebut menentukan tujuan-tujuan dan kebutuhan-kebutuhan akuntansi sendiri secara spesifiki dan selanjutnya memenuhi mereka dengan teknik-teknik, konsep-konsep, institusi, profesi, dan pendidikannya sendiri dalam kondisi terisolasi.
Pengembangan melalui transfer teknologi akuntansi dapat diakibatkan dari operasi dan aktivitas dari kantor akuntan internasional, perusahaan-perusahaan multinasional, dan para akademisi yang berpraktik di negara-negara berkembang atau berbagai perjanjian-perjanjian internasional dan kesepakatan kerja sama yang meminta dilakukannya pertukaran informasi dan teknologi.
Ø  KERAGAMAN KEBIJAKAN DALAM AKUNTANSI INTERNASIONAL
Kebijakan Akuntansi dari suatu entitas pelaporan adalah prinsip-prinsip akuntansi yang spesifik dan metode-metode penerapan prinsip-prinsip tersebbut yang dinilai oleh manajemen dari entitas tersebut sebagai yang paling sesuai dengan kondisi yang ada untuk menyajikan secara wajar posisi keuangan, perubahan yang terjadi pada posisi keuangan, dan hasil operasi sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dan karena itu telah diadopsi untuk pembuatan laporan keuangan.
Kebijakan akuntansi meliputi pilihan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi, peraturan dan prosedur yang digunakan manajemen dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Beberapa jenis kebijakan akuntansi dapat digunakan untuk subjek yang sama. Pertimbangan dan atau pemilihan perlu disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Sasaran pilihan kebijakan yang paling tepat akan menggambarkan realitas ekonomi perusahaan secara tepat dalam bentuk keadaan keuangan dan hasil operasi.
Tujuan Kebijakan Akuntansi
     Kebijakan akuntansi dibuat untuk memastikan bahwa laporan keuangan menyajikan informasi:
1. relevan terhadap kebutuhan para pengguna laporan untuk pengambilan keputusan; dan
2. dapat diandalkan, dengan pengertian: mencerminkan kejujuran penyajian hasil dan posisi keuangan organisasi; menggambarkan substansi ekonomi dari suatu kejadian atau transaksi dan tidak semata-mata bentuk hukumnya; netral yaitu bebas dari berpihakan; mencerminkan kehati-hatian; dan mencakup semua hal yang material.


 Sifat Dasar Informasi Akutansi
     Ciri-ciri dasar informasi akuntansi adalah informasi itu tersedia untuk umum dengan sedikit biaya/tidak sama sekali, biaya publikasi dan produksinya ditanggung perusahaan. Beberapa teori akuntansi dapat berfokus pada masalah khusus, seperti preferensi manajemen, akuntan, perorangan, atau pasar, atau kelompok lain. Tetapi, kebijakan akuntansi nasional harus mempertimbangkan kesejahteraan sosial yang lebih luas.
Keseragaman Dan Keterbandingan
      Keseragaman (uniformity) sering dianggap untuk kepentingan sendiri. Tujuan yang sebenarnya haruslah keterbandingan (komparabilitas). Dalam hal tidak terdapat bukti satu prosedur lebih baik daripada prosedur lain, perbedaan prosedur yang digunakan oleh berbagai perusahaan dalam suatu industri diperkenankan hanya bila kondisi dalam beberapa perusahaan tidak sama. Karena tidak mungkin mengantisipasi semua konsekuensi ekonomi, ada baiknya perusahaan diperkenankan membuat beberapa pilihan selama para investor dan kreditor tidak dirugikan dari tindakan itu. Akibatnya, disarankan kebijakan akuntansi harus berdasarkan pertimbangan teknis sehingga tidak berat sebelah terhadap pihak-pihak berkepentingan.
Pertimbangan Kebijakan Akuntansi
    Tiga pertimbangan pemilihan untuk penerapan kebijakan akuntansi yang paling tepat dan penyiapan laporan keuangan oleh manajemen:
1. Pertimbangan Sehat
Ketidakpastian melingkupi banyak transaksi. Hal tersebut harusnya diakui dalam penyusunan laporan keuangan. Sikap hati-hati tidak membenarkan penciptaan cadangan rahasia atau disembunyikan.
2. Substansi Mengungguli Bentuk
Transaksi dan kejadian lain harus dipertanggungjawabkan dan disajikan sesuai dengan hakekat transaksi dan realitas kejadian, tidak semata-mata mengacu bentuk hukum transaksi atau kejadian.
3. Materialitas
Laporan keuangan harus mengungkapkan semua komponen yang cukup material yang mempengaruhi evaluasi atau keputusan-keputusan.
Laporan keuangan harus jelas dan dapat dimengerti, berdasar pada kebijakan akuntansi yang berbeda di antara suatu perusahaan dengan perusahaan lain, dalam satu negara maupun antar negara. Pengungkapan kebijakan akuntansi dalam laporan keuangan dimaksudkan agar laporan keuangan tersebut dapat dimengerti. Pengungkapan kebijakan tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan. Pengungkapan hal ini sangat membantu pemakai laporan keuangan, karena kadang-kadang perlakuan yang tidak tepat atau salah.