Tuesday, 15 March 2022

MAKALAH DAKWAH


 

DAKWAH

 

 

MAKALAH

Di susun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Khitibah Yang Diampu Oleh bpk. Ainul Haq Nawawi

 

Di susun Oleh;

 

ANA ULI FARADISI      19381022021

 

 

 

PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM MADURA

 

 

 

 

 Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan nikmatnya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.Tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Isu-isu Kontemporer Pendidikan Islam yang berjudul Wacana Integrasi Ilmu di Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah berjasa.Untuk itu, penulis ucapkan terimakasih kepada Ibu Halimatus Sa’diyah yang telah memberi arahan dan bimbingan kepada penulis serta orang tua dan teman-teman yang telah memberi motivasi serta bantuan dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun, agar penulisan makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu bagi generasi penerus khususnya tentang Islamisasi Ilmu Pengetahuan.

                 

 

 

                                                                                                                                                                                                                  pamekasan 12 desember 2021

 

                                                                                                     

                                                                                              Penulis

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

HALAMAN SAMPUL………………………………………………………

KATA PENGANTAR……………………………………………………….

DAFTAR ISI…………………………………………………………………

BAB 1 PENDAHULUAN

a.       Latar Belakang……………………………………………………

b.      Rumusan Masalah………………………………………………..

c.       Tujuan Masalah…………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN

a.       pengertian dakwah………………………………………………..

b.      macam-macam dakwah…………………………………………..

c.       unsur-unsur Dakwah……………………………………………...

d.      Tujuan Dakwah…………………………………………………..

BAB III PENUTUP

1.      Kesimpulan…………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….

 

 

                                                             BAB 1

PENDAHULUAN

  1. latar Belakang

Dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil  orang untuk beriman dan taat kepada Allah swt. Sesuai dengan garis aqidah, syariat dan akhlak Islam. Dakwah merupakan perjuangan untuk menerangkan yang ma’ruf atas yang mungkar, perjuangan menegakkan yang hak dan menghapus kebatilan. Maka, dakwah termasuk dalam kategori jihad.

  Pada dasarnya kegiatan dakwah ialah proses komunikasi antara seorang da’i dengan mad’unya karena dengan komunikasi seseorang dapat menyampaikan apa yang ada dalam pikirannya dan apa yang dirasakan orang lain. Dakwah juga merupakan spirit untuk memperjuangkan nilai kebenaran kedalam jiwa manusia.

          Metode dakwah penting digunakan saat proses dakwah berlangsung karena metode dakwah merupakan strategi yang menentukan keberhasilan dakwah seseorang di masyarakat. Dengan demikian sangatlah dibutuhkan segolongan umat yang mampu mengingatkan dan mengajak kembali kepada jalan yang lebih baik.

Upaya yang dilakukan dalam memperbaiki karakter jiwa manusia yang lebih baik tentu tidak dapat terlepas dari kegiatan dakwah. Dimana dakwah adalah upaya yang dilakukan oleh seorang da’i menyampaikan nilai-nilai keislaman kepada masyarakat tanpa memandanag siapa mereka, dari suku mana, ataupun lain sebagainya.Perkembangan masyarakat yang semakin meningkat, tuntunan yang sudah semakin beragam, membuat dakwah tidak bisa lagi dilakukan secara tradisional.

           Dakwah sekarang sudah berkembang menjadi satu profesi, yang menuntut skill, planning dan manajemen yang handal. Untuk itu diperlukan sekelompok orang yang secara terus menerus mengkaji, meneliti dan meningkatkan aktivitas dakwah secara profesional tersebut Dakwah pada hakikatnya adalah segala aktivitas dan kegiatan yang mengajak orang untuk berubah dari satu situasi yang mengandung nilai kehidupan yang bukan Islami kepada nilai kehidupan yang Islami. Aktivitas dan kegiatan tersebut dilakukan dengan mengajak, mendorong, menyeru, tanpa tekanan, paksaan dan provokasi, dan bukan pula dengan bujukan dan rayuan pemberian sembako dan sebagainya.Sejalan dengan pengertian dakwah di atas maka metode atau cara yang dilakukan dalam mengajak tersebut haruslah sesuai pula dengan materi dan tujuan kemana ajakan tersebut ditujukan.

Pemakaian metode atau cara yang benar merupakan sebahagian dari keberhasilan dari dakwah itu sendiri. Sebaliknya, bila metode dan cara yang dipergunakan dalam menyampaikan sesuatu tidak sesuai dan tidak pas, akan mengakibatkan hal yang tidak diharapakan.

 Semua orang Islam yang berorientasi pada farseigh seeing (jauh kedepan) senantiasa dapat memilih skala prioritas dengan mendahulukan yang dianggap mendesak dan lebih penting. Kekuatan dan kemenangan hanyalah dapat diperoleh dengan persatuan dan keutuhan umat. Lemahnya iman dan kurangnya pengetahuan agama akan berpengaruh terhadap kesadaran manusia dalam mejalankan ajaran agama. Norma dan aturan yang sudah ada sulit diterapkan karena kurangnya pemahaman dan pembiasaan sejak kecil. Dengan kata lain, orang tua kurang memperhatikan pendidikan agama terhadap anak atau pengaruh dari lingkungan sekitarnya yang jauh dari nilai-nilai agama sehingga seringkali sikap dan tingkah lakunya kurang sesuai dengan ajaran agama Islam yang berdasarkan al-Qur’an dan as-sunnah. Kondisi demikian, perlu suatu tindakan atau upaya pembenahan penerapan nilai-nilai ajaran Islam dalam kehidupan manusia.

Masuknya iman ke dalam hati manusia adalah atas petunjuk atau hidayah yang datang dari Allah, dan petunjuk itu tidak akan datang dengan sendirinya tanpa usaha untuk mendapatkannya.

 Nilai dan ajaran Islam tidak hanya dikenal dan dimengerti tetapi harus dilembagakan dan dibudayakan agar berlaku dalam kehidupan sehari-hari, karena nilai dan ajaran Islam mampu menjadi kendali dan pedoman dalam kehidupan manusia.

        Perkembangan era globalisasi saat ini, Majelis Taklim tumbuh dan berkembang dikalangan masyarakat Islam yang berkepentingan adalah untuk kemaslahatan umat manusia. Keberadaan Majelis Taklim merupakan suatu komunitas muslim yang secara khusus menyelenggarakan Pembina dan pengajaran tentang agama Islam yang kemudian mampu meningkatkan kesejahteraan khususnya kesejahteraan keluarga dikalangan ibu-ibu anggota Majelis Taklim. Majelis Taklim dikenal diberbagai tempat dengan istilah yag berbeda-beda, seperti pengajian, ceramah, taman pendidikan al-Qur’an dll.

Majelis Taklim adalah suatu lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat dan dibimbing oleh alim ‘ulama yang bertujuan membina dan mengajarkan hubungan antara manusia dengan Allah swt. dan manusia dengan sesamanya serta manusia dengan lingkungannya. Selain itu juga bertujuan untuk membina suatu masyarakat yang bertaqwa dan beriman kepada Allah swt.

 Umumnya Majelis Taklim merupakan lembaga swadaya masyarakat murni, ia dilahirkan, dikelola, dipelihara, dikembangkan dan didukung oleh anggotanya. Oleh karena itu, Majelis Taklim merupakan wadah masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

 

 

 

 

  1. Rumusan Masalah
  1. Apa yang dimaksud dengan dakwah
  2. Apa tujuan dari dakwah itu sendiri
  3. Bagaimana Metode dakwah
  4. Apa macam-macam Dakwah

 

  1. Tujuan

1.      untuk mengetahui pengertian dari Dakwah

2.      untuk mengetahui macam-macam dakwah

3.      untuk mengetahui apa saja yang diharuskan ketika dakwah

4.      untuk mengetahui tujuan dilaksanakannya dakwah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

  1. METODE DAKWAH

Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata yaitu ”meta” (melalui) dan ”hodos” (jalan, acara). Dengan demikian dapat diartikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Dalam bahasa Yunani metode berasal dari kata methodos artinya jalan yang dalam bahasa Arab disebut thariq. Metode berarti cara yang telah diatur dan melalui proses pemikiran untuk mencapai suatu maksud. Sedangkan dakwah adalah mengajak manusia untuk mengerjakan kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyuruh mereka berbuat baik dan melarang mereka dari perbuatan jelek agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dari pendapat di atas dapat diambil pengertian bahwa, metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh seorang da’i (komunikator) kepada mad’u untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang.

            Dakwah sebagai suatu usaha penanaman nilai-nilai ajaran Islam dalam seluruh aspek kehidupan manusia, berarti dakwah memerlukan metode yang memungkinkan tercapainya tujuan yang diinginkan secara tepat. Menurut Salahuddin Sanusi bahwa metode dakwah adalah ”cara-cara menyampaikan ajaran Islam kepada individu, kelompok ataupun masyarakat, agar ajaran itu dengan cepat dimiliki diyakini serta dijalankan”. Gerakan dakwah merupakan kewajiban agama yang memegang peranan penting, karena keberadaan umat Islam dalam kehidupan ini harus dapat menjadi umat yang terbaik yang wajib berperan aktif kreatif dalam usaha perbaikan dan pembangunan masyarakat.[1]

         Islam adalah agama wahyu untuk disampaikan kepada umat manusia agar senantiasa berjalan di atas rel kebenaran atau jalan Allah, hal mana tercantum dalam Firman Allah Q.S. Yusuf/12:108. Pernyataan ayat di atas menunjukkan bahwa salah satu unsur penting bagi setiap manusia yang telah menyatakan dirinya sebagai seorang muslim adalah berdakwah yakni menyampaikan Islam kepada orang lain.

Islam adalah agama dakwah yang berisi tentang petunjuk-petunjuk agar manusia secara individual menjadi manusia yang beradab, berkualitas, dan selalu berbuat baik sehingga mampu membangun sebuah peradaban yang maju untuk menjadi sebuah tatanan kehidupan yang adil. Sebuah tatanan yang manusiawi dalam arti kehidupan yang adil, maju, bebas dari ancaman, penindasan dan berbagai kekhawatiran.17Sarana dakwah sebagai salah satu komponen dakwah banyak macamnya. Salah satu diantaranya adalah Majelis Taklim. Di dalam Majelis Taklim bertujuan untuk memperdalam pengetahuan tentang al-Qur’an dan sunnah Rasul.

  1. MACAM-MACAM METODE DAKWAH

Dalam perkembangannya, kata dakwah sering dirangkaikan dengan kata 'Ilmu' dan 'Islam', sehingga menjadi 'ilmu dakwah' dan 'ilmu Islam' atau ad-dakwah al-Islamiyah.

Tujuan utama dakwah yakni mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridhai Allah SWT. Nabi Muhammad SAW mencontohkan dakwah kepada umatnya dengan berbagai cara melalui lisan, tulisan dan perbuatan.

Dimulai dari istrinya, keluarganya, dan teman-teman karibnya hingga raja-raja yang berkuasa pada saat itu. Di antara raja-raja yang mendapat surat atau risalah Nabi SAW adalah kaisar Heraklius dari Byzantium, Mukaukis dari Mesir, Kisra dari Persia (Iran) dan Raja Najasyi dari Habasyah (Ethiopia).

Adapun dakwah bisa dipelajari, dan ini menyangkut ilmu dakwah. Di dalamnya, mencakup pemahaman terhadap aspek hukum dan tatacara berdakwah, sehingga para mubalig bukan saja paham tentang kebenaran Islam, akan tetapi mereka juga didukung oleh kemampuan yang baik dalam menyampaikan risalah al Islamiyah.

Terdapat beberapa metode dakwah.

  1. dakwah Fardiah merupakan metode dakwah yang dilakukan seseorang kepada orang lain (satu orang) atau kepada beberapa orang dalam jumlah yang kecil dan terbatas
  2. , dakwah Ammah yang dilakukan oleh seseorang dengan media lisan yang ditujukan kepada orang banyak dengan maksud menanamkan pengaruh kepada mereka. Mereka biasanya menyampaikan khotbah (pidato).
  3.  dakwah bil-Lisan, yakni penyampaian informasi atau pesan dakwah melalui lisan (ceramah atau komunikasi langsung antara subyek dan obyek dakwah)
  4.  dakwah bil-Haal, dengan mengedepankan perbuatan nya
  5.  dakwah bit-Tadwin, atau pola dakwah melalui tulisan, baik dengan menerbitkan kitab-kitab, buku, majalah, internet, koran, dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah.
  6. dakwah bil Hikmah, yang berdakwah dengan cara arif bijaksana, semisal melakukan pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak obyek dakwah mampu melaksanakan dakwah atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan maupun konflik.[2]
  1. UNSUR-UNSUR DAKWAH

Dalam buku “Dasar-Dasar Retorika Komunikasi dan Informasi” oleh Latief Rousydiy yang terbit tahun 1995, unsur-unsur dakwah meliputi:

1. Da’i (juru dakwah) yang bertugas sebagai komunikator yang berkewajiban untuk menyampaikan isi dakwah, baik kepada pribadi, kelompok ataupun masyarakat.

2. Materi dakwah, yang merupakan isi pesan atau isi dakwah yang dikombinasikans ecara efektif kepada penerima dakwah.

3. Penerima dakwah (audience, public atau massa) yang menjadi sasaran, kemana dakwah ditujukan.

4. Media dakwah yaitu saluran dakah dengan saluran mana dakwah disampaikan. Apakah melalui lisan, tulisan, visual dan audio visual bahkan saluran uswatun hasanah (teladan yang baik) dan amal usaha.

5. Efek dakwah, yaitu hasil yang dapat dicapai dengan dakwah yang telah disampaikan. Kata lain dari isi dakwah yang disampaikan itu dapat mencapai sasarannya

       D. TUJUAN DAKWAH

:                       Untuk tujuan dakwah Islamiyah diartikan sebagai upaya mengajak, meyakini, dan mengamalkan aqidah dan syariat Islam. Wujud dari tujuan dakwah dalam Islam tak lain agar terwujud kebahagiaan serta kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat. Dari Abu Sa’id Al Khudry -radhiyallahu ‘anhu- berkata, saya mendengar Rasulullahshallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:

“Barang siapa di antara kamu yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia merubah (mengingkari) dengan tangannya, jika tidak mampu hendaklah ia merubah (mengingkari) dengan lisannya, jika tidak mampu hendaklah ia merubah dengan hatinya, dan itulah keimanan yang paling lemah

Tujuan Dakwah dalam Islam dari Objeknya

1. Tujuan dakwah perorangan, yaitu bertujuan untuk membentuk pribadi muslim yang mempunyai iman yang kuat, berperilaku sesuai dengan hukum-hukum yang disyari’atkan Allah SWT dan berakhlaq karimah. Diharapkan agar pribadi-pribadi umat manusia menjadi muslim secara tuntas, dari ujung rambut sampai kedua telapak kakinya,sebagaimana diperintahkan Allah SWT, "Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 208 )

2. Tujuan dakwah untuk keluarga, yaitu bertujuan untuk membentuk keluarga bahagia, penuh ketentraman dan cinta kasih antara anggota keluarga. Allah berfirman:

”Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (Ar-Rum: 21)

3. Tujuan dakwah untuk masyarakat, yaitu bertujuan untuk membentuk masyarakat sejahtera yang penuh dengan suasana ke-islaman. Suatu masyarakat di mana anggotanya mematuhi peraturan-peraturan yang telah disyari’atkan oleh Allah SWT, baik yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan alam sekitarnya, saling bantu membantu, penuh rasa persaudaraan. Nabi Muhammad menggambarkan Islam sebagai berikut:

“Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam saling mencintai, saling berbelas kasih dan saling mempunyai kesamaan rasa (diantara) mereka adalah seperti satu tubuh. Apabila salah satu anggotanya merasa sakit maka seluruh anggota badannya ikut merasakan tidak tidur dan merasa demam panas.” (HR. Bukhari)

4. Tujuan dakwah untuk umat manusia, yaitu bertujuan untuk membentuk masyarakat dunia yang penuh dengan kedamaian dan ketenangan dengan tegaknya dunia tanpa diskriminasi dan ekploitasi, saling tolong-menolong, dan menghormati.

Demikian, keseluruhan umat manusia dapat menikmati islam sebagai rahmat bagi mereka. Allah berfirman dalam Al-Qur’an: “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (Qs. Al-Anbiya: 107)

 

 

 

 

 

 

 

 

                                                                  BAB III

KESIMPULAN

Dakwah sebagai suatu usaha penanaman nilai-nilai ajaran Islam dalam seluruh aspek kehidupan manusia, berarti dakwah memerlukan metode yang memungkinkan tercapainya tujuan yang diinginkan secara tepat. Menurut Salahuddin Sanusi bahwa metode dakwah adalah ”cara-cara menyampaikan ajaran Islam kepada individu, kelompok ataupun masyarakat, agar ajaran itu dengan cepat dimiliki diyakini serta dijalankan”.

Untuk tujuan dakwah Islamiyah diartikan sebagai upaya mengajak, meyakini, dan mengamalkan aqidah dan syariat Islam. Wujud dari tujuan dakwah dalam Islam tak lain agar terwujud kebahagiaan serta kesejahteraan. unsur-unsur yang meliputi metode dakwah ini Da’I, Materi,media Dakwah dan pendengar Dakwah. sedangkan macam-macam metode Dakwah disini ada dakwah Fardiah,  dakwah Ammah, dakwah bil-Lisan, dakwah bit-Tadwin dan dakwah bil Hikmah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



[1] M.Munir,op.cit.,hal 6-7

 

[2] Moh Ali Aziz , ilmu Dakwah,(jakarta: kencana,2004­) hal 1