A.
Judul Penelitian
Analisis Peran Guru
BK dalam Menangani Kedisiplinan Siswa di MA Al Djufri Blumbungan Pamekasan.
B.
Latar Belakang Masalah
Siswa merupakan subyek dan obyek utama dan keseluruhan
sistem dan proses pendidikan, sehingga segala aktifitas pendidikan pada
hakekatnya ditujukan kepada kepentingan siswa agar dapat berkembang secara
optimal. Pada dasarnya pendidikan merupakan usaha atau proses yang dilakukan
secara sadar, terus menerus, berkesinambungan, dan terarah. Dalam proses
pendidikan, siswa tidak akan lepas dari permasalahan pribadi yang silih
berganti menjadi sumber hambatan. Pelaksanaan program layanan bimbingan dan
konseling di sekolah diharapan dapat membantu proses pendidikan di sekolah.
Di sekolah, anak menghabiskan banyak waktu sebagai anggota
dari masyarakat kecil yang sangat mempengaruhi perkembangan sosial dan
emosional mereka. Beberapa masalah biasanya mengganggu aktivitas kelas dan
proses belajar mengajar, dan untuk mengatasi semua masalah tersebut peran BK
sangat diperlukan dalam hal ini dan tindakan yang diambil harusnya tepat,
cepat, dan hati-hati.
Setiap siswa pada dasarnya sering mendapatkan masalah atau
kesulitan yang secara langsung dapat menghambat perkembangannya. Disadari bahwa
tidak semua aspek perkembangan siswa dan masalahnya dapat diselesaikan secara
langsung melalui pengajaran, akan tetapi dibutuhkan aktifitas khusus yang
mempunyai kegiatan dalam pendidikan, aktifitas yang dimaksud adalah program
layanan BK yang terarah, terpadu, dan sistematis. Dengan adanya layanan BK
tersebut maka diharapkan akan dapat membantu mengatasi masalah siswa yang dapat
menghambat perkembanganya. Penelitian
ini dimaksudkan sebagai salah satu usaha untuk melihat layanan BK di sekolah.
Di dalam kurikulum 1994 sekolah digariskan adanya program
layanan BK secara terarah dan terpadu dengan program pendidikan. Kurikulum 1994
menekankan pada pelaksanaan layanan program bimbingan pribadi sosial, bimbingan
belajar, dan bimbingan karier.
Pola pelaksanaan program layanan BK di sekolah menggunakan
pendekatan dengan “pola tujuh belas” dimana diantaranya yaitu : (1) pengumpulan
informasi kebutuhan, (2) penyusunan program layanan, (3) koordinasi
pelaksanaan, (4) penyediyaan fasilitas, (5) layanan orientasi, (6) layanan
informasi, (7) layanan penempatan dan penyaluran, (8) layanan bimbingan dan
belajar, (9) layanan konseling, (10) layanan bimbingan kelompok, (11) layanan
konseling kelompok, (12) kegiatan penunjang,
(13) aplikasi intrumen, (14) himpunan data, (15) konferensi khusus, (16)
kunjungan rumah, (17) alih tangan.
Ada beberapa masalah yang memerlukan perhatian khusus dari
guru BK dan seharusnya bisa segera teratasi, diantaranya adalah: (1) siswa yang
tidak masuk sekolah atau malas belajar, (2) seringnya siswa yang tidak hadir ke
sekolah tanpa memberikan keterangan kepada sekolah, (3) kurangnya disiplin
siswa dalam memenuhi peraturan sekolah seperti terlambat, bermain di warnet
pada jam sekolah, cabut dan sering tidak membuat tugas sekolah, (4) orang tua
yang terlalu sibuk dengan urusan sendiri sehingga tidak memperhatikan anaknya
berprestasi rendah, dan (5) lingkungan sekitar tempat tinggal siswa yang kurang
kondusif dan jarak rumah ke sekolah menjadi kendala sehingga banyak siswa yang
terlambat.
Salah satu kegiatan yang mendukung layanan bimbingan dan
konseling dalam menangani masalah yang dilakukan oleh siswa yaitu dengan “Home
Visit” dimana dalam hal ini guru BK melakukan kunjungan rumah sebagai upaya
untuk mendeteksi kondisi keluarga dalam kaitannya dengan permasalahan yang
dialami siswa. Kerjasama dengan orang tua sangat diperlukan dengan memperoleh
keterangan dan membangun komitmen dari pihak orang tua/keluarga untuk
menentaskan permasalahan siswa. Kunjungan rumah perlu dilaksanakan apabila: 1) jika
permasalahan siswa yang dihadapi ada sangkut pautnya dengan masalah keluarga,
2) keuarga sebagai salah satu sumber
data yang dapat dipercaya tentang keadaan siswa, 3) dalam kegiatan bimbingan
diperlukan kerjasama antara guru BK dengan guru mata pelajaran, 4) faktor
situasi keluarga memegang peran penting terhadap perkembangan dan
kesejahterahaan anak.
MA Al Djufri yang terletak di desa Blumbungan, Pamekasan
merupakan salah satu madrasah aliyah swasta dimana para siswanya memiliki
masalah yang cukup serius dengan keterlambatan. Keterlambatan yang terjadi pada
siswa MA Al Djufri Blumbungan Pamekasan seolah menjadi kebiasaan atau rutinitas
sehari-hari dan bahkan masalah katerlambatan sering terjadi pada siswa yang
sama setiap harinya. Sedangkan siswa yang bermasalah dengan keterlambatan sudah
dikenakan sanksi yang sesuai, namun hal tersebut belum cukup efektif untuk
menanggulangi masalah keterlambatan siswa.
Salah satu usaha yang bisa dilakukan BK untuk mengatasi
masalah keterlambatan selain sanksi yang sudah diberikan oleh guru BK yaitu
mengadakan musyawarah dengan orang tua
atau wali siswa mengenai masalah yang terjadi, karena besar kemungkinan masalah
katerlambatan terjadi disebabkan kurangnya perhatian para orang tua dirumah
dalam menjaga waktu tidur anak dan membiarkannya bergadang sepanjang malam sehingga
pada pagi harinya anak tersebut bangun kesiangan dan terlambat tiba di sekolah.
Dalam hal ini memerlukan kerjasama yang penuh dari orang tua dan siswa, dan
diharapkan bisa mengurangi atau bahkan menghilangkan kebiasaan siswa datang
terlambat.
Oleh karena itu, penelitian ini difokuskan pada keefektifan
guru BK dalam menanggulangi kebiasaan keterlambatan siswa di MA Al Djufri
Blumbungan Pamekasan. Sebagaimana diketahui, keterlambatan siswa merupakan
masalah biasa namun sangat mencuri perhatian apalagi selalu dilakukan oleh
siswa yang sama dan keefektifan guru BK dalam mencegah dan mengatasi masalah
siswa merupakan suatu hal yang berkenaan langsung dengan kinerja atau kemampuan
guru BK itu sendiri. Hubungan kedua hal tersebut menarik untuk dikaji lebih
jauh agar dapat diperoleh jawaban secara teoritis dan dapat
dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, maka
peneliti tertarik untuk mengangkat judul
“Analisis Peran
guru BK dalam Menangani Kedipsilinan Siswa di MA Al Djufri Blumbungan Pamekasan”.