BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Peranan orangtua dan masyarakat dalam manajemen berbasis sekolah/
Madrasah menuntut dukungan tenaga kerja yang terampil dan berkualitas untuk
membangkitkan motivasi kerja yang lebih produktif dan memberdayakan otoritas
daerah setempat, serta mengefisien dan sistem dan menghilangkan birokrasi yang
tumpang tindih. Untuk kepentingan tersebut, diperlukan partisipasi masyarakat,
hal ini merupakan salah satu aspek penting dalam manejemen berbasis sekolah.
Melalui dewan sekolah, orangtua dan masyarakat dapat berpartisipasi dalam
pembuatan berbagai keputusan. Dengan demikian, masyarakat dapat lebih memahami,
serta mengawasi dan membantu sekolah dalam pengelolaan termasuk kegiatan
belajar-mengajar. Besarnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sekolah
tersebut, mungkin dapat menimbulkan racunya kepentingan antara sekolah,
orangtua, dan masyarakat. Dalam hal ini pemerintah perlu merumuskan bentuk
partisipasi (pembagian tugas) setiap unsur secara jelas tegas.[1]
Orangtua
merupakan penanggung jawab utama dalam pendidikan anak-anaknya. Dimanapun anak
tersebut menjalani pendidikan, baik dilembaga formal, informal maupun non
formal orangtua tetap berperan dalam menentukan masa depan pendidikan
anak-anaknya. Pendidikan di luar keluarga, bukan dalam arti melepaskan
tanggungjawab orangtua dalam pendidikan anak, tetapi hal itu dilakukan orangtua
semata-mata karena keterbatasan ilmu yang dimiliki oleh orangtua, karena sifat
ilmu yang terus berkembang mengikuti perkembangan zaman, sementara orangtua
memiliki keterbatasan-keterbatasan. Disamping itu juga, karena kesibukan
orangtua bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga, ikut mendorong orangtua
untuk meminta bantuan pihak lain dalam pendidikan anak-anaknya.[2]
Bentuk
kerjasama sekolah dan orangtua yang dapat dilakukan menurut Epstein (dalam
Coleman), yaitu: parenting, komunikasi, volunteer, keterlibatan orangtua pada
pembelajaran anak di rumah, pengambilan keputusan, dan kolaborasi dengan
kelompok masyarakat. Vaden-Kierman dan McManus menyatakan bahwa keterlibatan
orangtua dalam pendidikan mempunyai berbagai macam tingkatan mulai dari bentuk
sederhana yaitu menanyakan kemajuan anak di sekolah, partisipasi dalam evaluasi
program, dan pembuatan keputusan dalam program.[3]
Hornby menyebutkan
bahwa teori model keterlibatan orangtua merupakan kombinasi dan adaptasi dari
model-model terdahulu. Adapun tingkat kebutuhan dan kontribusi keterlibatan
orangtua, terdiri dari;
1.
Support (dukungan), orangtua juga membutuhkan dukungan, seperti melakukan
pertemuan rutin antara orangtua dan guru untuk membahas perkembangan anak,
2.
Education (pendidikan), orangtua membutuhkan pendidikan orangtua yang
bertujuan untuk meningkatkan kelebihan yang dimiliki oleh anak atau me-manage
tingkah laku anak,
3.
Liaison (kepenghubungan), hubungan antara orangtua dan guru sangat
diperlukan karena kedua belah pihak bisa saling berdiskusi mengenai
perkembangan anak di sekolah sampai apa yang dibutuhkan anak ketika di rumah,
danCommunication (berkomuni kasi), berkomunikasi dengan guru adalah salah satu
cara orangtua untuk mendapatkan informasi mengenai perkembangan anak di
sekolah.[4]
Manajemen
Berbasis Sekolah/ Madrasah merupakan
salah satu istilah dalam ilmu manajemen pendidikan. Istilah Manajemen Berbasis
Sekolah/ Madrasah ini masih
merupakan permasalahan yang masih hangat dibicarakan oleh aktifis dalam bidang
pendidikan, baik itu, guru, orangtua, kepala sekolah, stakeholders, pakar
pendidikan dan lain-lain.
Setiap
warga negara berhak untuk mendapat Pendidikan, demikian diamanahkan dalam
Undang-Undang Dasar 1945, tanpa membedakan latar belakang, status sosial dan
kondisi fisik seseorang. Untuk terselenggaranya pendidikan secara merata dan
berkesinambungan, pemerintah mengusahakan satu sistem pendidikan nasional yang
bertujuan untuk meningkatkan keimanan, ketaqwaan, dan akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk terarahnya pencapaian sasaran pendidikan
baik secara regional maupun secara nasional perlu di dasarkan kepada
prinsip-prinsip manajemen sehingga prioritas pencapaian tujuan dapat dilakukan
secara terencana dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan dan kemampuan
sumber daya manusia yang tersedia.[5]
Manajemen
berbasis sekolah/ Madrasah merupakan
model pengelolaan sekolah yang berdasarkan pada kekhasan, karakteristik,
kebolehan, kebutuhan, dan kemamupan sekolah. Hal ini mengandung makna bahwa
sekolah diberikeluasan yang lebih besar dalam pengelolaan suberdaya pendidikan
di sekolahnya dengan penekanan tetap berada pada koridor kebijakan pendidikan
nasional. Mengingat manajemen berbasis sekolah/ Madrasah memberikan otonomi yang lebih besar kepada sekolah, maka sekolah
harus lebih mandiri. Dengan kemandirian ini, maka sekolah harus melibatkan
warga sekolah dan masyarakat sekitar, untuk mendukung penyelenggaraan
pendidikan disekolahnya karena ketergantungan dari pemerintah mulai berkurang.[6]
Penyerahan otonomi dalam pengelolaan sekolah
bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena itu demikian,
Direktorat Pembinaan Pendidikan menamakan manajemen berbasis sekolah/ Madrasah sebagai
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah/ Madrasah yang bertujuan
untuk mengembangkan prosedur kebijakan sekolah, memecahkan masalah-masalah
umum, memanfaatkan semua potensi individu yang tergabung dalam kelompok kerja
sehingga sekolah dapat mencetak kandidat intelektual yang cerdas serta
emosional tinggi dan mempersiapkan tenaga-tenaga pembangunan yang handal dan
siap pakai. Dengan otonomi yang lebih besar, maka sekolah memiliki kewenangan
yang lebih besar dalam mengelola sekolahnya, sehingga sekolah lebih mandiri.
Dengan kemandiriannya, sekolah lebih berdaya dalam mengembangkan
program-program yang tentu saja lebih sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang
dimilikinya. Dalam pandangan Mulyasa, menyebutkan bahwa manajemen berbasis sekolah/ Madrasah merupakan
salah satu wujud dari reformasi pendidikan yang menawarkan kepada sekolah untuk
menyediakan pendidikan yang lebih baik dan memadai bagi para peserta didik.[7]
Dalam
rangka Manajemen Berbasis Sekolah/ Madrasah,
sekolah sebagai lembaga pendidikan formal hidup dari masyarakat, oleh
masyarakat, dan untuk masyarakat. Sekolah jelas bukan sekolah yang berjalan
terisolasi dari masyarakat, melainkan sekolah yang berorientasi kepada
kenyataan-kenyataan kehidupan dan hidup bersama-sama masyarakatnya.Sebagaimana
disebutkan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional yakni Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 yang menyebutkan bahwa tujuan pendidikan
adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.[8]
Kewenangan
yang bertumpu pada sekolah merupakan inti dari manajemen berbasis sekolah/ Madrasah yang di
pandang memiliki tingkat efektivitas tinggi serta memberikan beberapa
keuntungan sebagai berikut.
1.
Kebijaksanaan
dan kewenangan sekolah membawa pengaruh langsung kepada peserta didik,
orangtua, dan guru.
2.
Bertujuan
bagaimana memanfaatkan sumber daya lokal.
3.
Efektif
dalam melakukan pembinaan peserta didik seperti kehadiran, hasil belajar,
tingkat pengulangan, tingkat putus sekolah, moral guru, dan iklim sekolah.
4.
Adanya
perhatian bersama untuk mengambil keputusan, memberdayakan guru, manajemen
sekolah, rancang ulang sekolah, dan perubahan perencanaan.[9]
Manajemen Berbasis Sekolah/ Madrasah adalah “model manajemen sekolah yang memberikan
otonomi kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan partisipatif yang
melibatkan langsung semua warga sekolah dan masyarakat yang dilayani dengan
tetap selaras dengan kebijakan nasional tentang pendidikan”. Dengan adanya manajemen berbasis sekolah/ Madrasah, sekolah/ Madrasah diberi
kewenangandan tanggung jawab untuk mengambil keputusan sesuai dengan
kebutuhan, kemampuan dengan melibatkan warga sekolah dan masyarakat yang ada.
Dalam penerapan Manajemen Berbasis Sekolah/ Madrasah, tidak ada ketetapan tentang
strategi yang digunakan. Strategi implementasi manajemen berbasis sekolah/ Madrasah akan berbeda antara sekolah yang
satu dengan sekolah lainnya, dan antara daerah yang satu dengan daerah lainnya.
Namun demikian, implementasi manajemen berbasis sekolah/ Madrasah akan berhasil apabila bertolak dari
strategi yang mengacu kepada prinsip dan karakteristik manajemen berbasis
sekolah / Madrasah itu sendiri.[10]
Pelaksanaan manajemen berbasis sekolah/ Madrasah secara efektif dan efisien menuntut
seorang kepala sekolah yang memiliki pandangan luas tentang sekolah dan
pendidikan.[11]
Wibawa kepala sekolah harus ditumbuh kembangkan dengan meningkatkan sikap
kepedulian, semangat belajar, disiplin kerja, keteladanan dan hubungan
manusiawi sebagai modal perwujudan iklim kerja yang kondusif. Kepala sekolah
dituntut untuk melakukan fungsinya sebagai manajer sekolah dalam meningkatkan
proses belajar mengajar, dengan melakukan supervisi kelas, membina, dan
memberikan saran-saran positif kepada guru. Di samping itu, kepala sekolah juga
harus melakukan tukar pikiran, sumbang saran, dan studi banding antarsekolah untuk
menyerap kiat-kiat kepemimpinan dari kepala sekolah lain.Pada sisi lain,
pelaksanaan manajemen berbasis sekolah/ Madrasah yang ideal harus sesuai dengan
karakteristik manajemen berbasis sekolah/ Madrasah dan harus melalui tahap-tahap
pelaksanaan manajemen berbasis sekolah/Madrasah.[12] Perencanaan dan persiapan yang baik
dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah/ Madrasah akan membantu keberhasilan program
tersebut. Hal itu akan menghasilkan mutu pendidikan yang semakinbaik, ada
kepedulian warga sekolah dan tanggung jawab sekolah pun akan semakin meningkat.
Pengelolaan sekolah yang efektif dapat diukur
kinerjanya sesuai dengan beberapa indikator yang ada, antara lain: 1) layanan belajar siswa, 2) pengelolaan dan layanan siswa, 3) sarana dan prasarana sekolah, 4) program dan pembiayaan, 5) partisipasi masyarakat, dan 6) budaya sekolah.[13]
Sekolah atau madrasah yang mampu melaksakan
manajemen berbasis sekolah/ Madrasah diharapkan akan mampu mewujudkan sekolah
efektif dengan indikator-indikator diatas, sehingga Fokus penelitian ini adalah
untuk mengetahui pelaksanaan manajemen berbasis madrasah di MA Matsaratul Huda
Panempan Pamekasan. Adapun yang menjadi fokus penelitian ini ada empat, pertama
Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah atau Madrasah di MA Matsaratul Huda
Panempan Pamekasan. Kedua Efektifitas sekolah atau madrasah di MA
Matsaratul Huda Panempan Pamekasan, Ketiga Faktor pendukung dan
penghambat Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah atau madrasah dalam
mewujudkan sekolah efektif di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan. Lima
Kontribusi Manajemen Berbasis Sekolah atau Madrasah dalam mewujudkan sekolah
efektif di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan.
Pendidikan tidak hanya tanggung jawab
pemerintah, tetapi juga tanggung jawab orangtua dan masyarakat. Dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 1989 Bab I pasal 1
dinyatakan bahwa: “Pendukung dan penunjang pelaksanaan pendidikan yang terwujud
sebagai tenaga, sarana, dan prasarana yang tersedia dan didayagunakan oleh
keluarga, masyarakat, peserta didik dan pemerintah, baik sendiri-sendiri maupun
bersama-sama”. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa peran serta masyarakat dan
orangtua bertujuan mendayagunakan kemampuan yang ada pada orangtua dan
masyarakat bagi pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan, terlebih pada
era otonomi sekolah (Manajemen Berbasis Sekolah/ Madrasah) saat ini peran serta
orangtua dan masyarakat sangat menentukan.
Fenomena (kejadian) berdasarkan yang saya
ketahui dalam lembaga dimana tempat saya neliti tempatnya di MA Matsaratul Huda
Panempan Pamekasan, saya melihat para murid melakukan kesalahan yang mana
kesalahan tersebut cukup besar tapi yang saya lihat guru tersebut kurang bijak
dalam mengatasi permasalah tersebut dan guru kuarang terbuka terhadap orangtua
murid sehingga murid tersebut terus saja melakukan kesalahan tersebut maka dari
itu saya meneliti di tempat tersebut karena ingin melakukan perubahan yang mana
ingin mengubah lembaga tersebut menjadi lebih baik lagi.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka fokus penelitian peneliti adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana bentuk keterlibatan orangtua dalam implementasi manajemen
berbasis sekolah/ Madrasah di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan?
2.
Faktor apa saja yang menjadi hambatan Keterlibatan orangtua dalam implementasi manajemen berbasis sekolah/
Madrasah di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk Mendeskripsikan bentuk keterlibatan orangtua dalam implementasi manajemen
berbasis sekolah/ Madrasah di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan.
2. Untuk Mendeskripsikan faktor apa saja yang menjadi hambatan Keterlibatan orangtua dalam implementasi manajemen berbasis sekolah/ Madrasah
di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini mempunyai dua manfaat bagi peneliti, yaitu secara
teoritis dan secara praktis.
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu
bahan masukan dalam meningkatkan dan pengembangan pendidikan khususnya di
bidang keterlibatan orangtua dalam implementasi manajemen berbasis sekolah/ Madrasah. Sedangkan secara praktis,
hasil penelitian ini memungkinkan untuk memberikan manfaat pada beberapa
kalangan antara lain:
1.
Bagi. Peneliti ini diharapkan
menjadi suatu pengalaman dan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang di peroleh
selama ini, selain itu menjadi bekal dalam pelaksanaan penelitian di bidang
manajemen pendidikan lainnya.
2.
Bagi. IAIN Madura, melalui hasil penelitian ini juga diharapkan
dapat dijadikan referensi dan bahan masukan bagi penelitian sejenis untuk
menyempurnakan penelitian selanjutnya.
3.
Bagi. Madrasah MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan, penelitian ini
mampu memberikan kontribusi yang baik dan sebagai bahan masukan dalam rangka
meningkatkan kualitas pembelajaran.
E. Definisi Istilah
Definisi
istilah ini dimaksudkan untuk menghindari agar tidak terjadi kesalahan dalam
penafsiran istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Oleh sebab itu,
perlu adanya penjelasan dan penegasan pokok-pokok istilah yang ada dalam judul
proposal penelitian ini dengan rincian sebagai berikut:
1.
Keterlibatan adalah terlibat dalam suatu pendidikan yang mana
terlibat dalam suatu proses belajar mengajar.
2.
Orangtua adalah pasangan
suami istri yang terikat dalam suatu perkawinan dan mempunyai keturunan, yang
selanjutnya mempunyai tujuan hidup bagi berlangsungnya keluarga dan anaknya
untuk masa yang akan dating.
3.
Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan
sumber daya manusia secara efektif, denga didukung oleh sumber-sumber lainnya
dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan.[14]
4.
Sekolah merupakan wahana yang mencerdaskan dan memberikan perubahan
kehidupan anak-anak didik.
5.
Manajemen sekolah adalah sebagai bagian tugas manajemen pendidikan,
yang memiliki bidang garap.
6.
MA Matsaratul Huda merupakan lembaga pendidikan Islam yang terletak
di Panempan Pamekasan dan berada di bawah naungan yayasan.
Jadi yang
dimaksud istilah judul di atas adalah intervensi orangtua dalam mendidik anak
sehingga ada kesamaan antara guru di sekolah dan orangtua di rumah, untuk
mewujudkan sekolah yang efektif dan produktif yang berada di Madrasah MA
Matsaratul Huda Panempan Pamekasan.
[1]Mulyasa, Menjadi
Kepala Sekolah Professional. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm.
27-28
[2] Prodi BK FTK
UIN Ar-Raniry Banda Aceh (Jurnal Ilmiah Edukasi Vol 1, Nomor 1, Juni 2015
[3]Coleman, 2013, Empowering Family-Teacher Partnership
Building Connections Whitin Diverse Communitises. Los Angeles: Sage
Publication. (Lectura: Jurnal Pendidikan, Vol 8, No 2, Agustus 2017), hlm.
25-27
[4]G Horby,
2005.Improving Parental Involvement. London: Continuum. (Jurnal Psikologi
Pendidikan dan Perkembangan Volume. 4, No. 1, April 2015)
[5] Perspektif/
Volume 4/ Nomor 2/ Oktober 2011
[6] Agus Wibowo, Manajemen
Pendidikan Karakter Di Sekolah (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2013), hlm.
114
[7]Mulyasa.2011. Manajemen Berbassis Sekolah: Konsep,
Strategi, Dan Implementasi, Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, (Volume 3, No. 2, Mei 2015), hlm. 24
[8]
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan
Nasional, Departemen Pendidikan Nasional. Republik Indonesia (Jurnal EduTech Vol. 3 No. 1 Maret 2017), Jakarta,
hlm.8.
[9]Mulyasa,Manajemen Berbasis Sekolah,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002),
hlm. 24-25
[10]Bedjo Sujanto.
2007. Manajemen Pendidikan Berbasis
Sekolah Model Pengelolaa Sekolah Di Era Otonomi Daerah. Jakarta : Cv. Sagung
Seto. (Volume 3, Nomor 2, Oktober │Bahana
Manajemen Pendidikan │Jurnal Administrasi Pendidikan).hlm. 10
[11]Ahmad Bukhari.2012. Kepemimpinan Transformasional Pendidikan
Berbasis Total QualityManajement (TQM).Dinamika Ilmu, Vol. 12 No. 2,
2012
[12]Magdalena.2012. Revitalisasi Madrasah Diniyah Awaliyah melalui
Pendekatan Manajemen Berbasis Madrasah.Dinamika Ilmu. Vol. 12 No 2, 2012
[13] Santori, Upaya Peningkatan
Mutu Pendidikan Di Sekolah, Naskah Akademik Universitas Pendidikan
Indonesia, Bandung: 1999. Quality, Vol. 4, No. 2, 2016, hlm. 10-11
[14]Anton Athoilah.
Dasar-dasar Manajemen, (Bandung:
Pustaka Setia, 2013), hlm. 14