Tuesday 18 September 2018

BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitian




BAB I
PENDAHULUAN

A.   Konteks Penelitian
Peranan orangtua dan masyarakat dalam manajemen berbasis sekolah/ Madrasah menuntut dukungan tenaga kerja yang terampil dan berkualitas untuk membangkitkan motivasi kerja yang lebih produktif dan memberdayakan otoritas daerah setempat, serta mengefisien dan sistem dan menghilangkan birokrasi yang tumpang tindih. Untuk kepentingan tersebut, diperlukan partisipasi masyarakat, hal ini merupakan salah satu aspek penting dalam manejemen berbasis sekolah. Melalui dewan sekolah, orangtua dan masyarakat dapat berpartisipasi dalam pembuatan berbagai keputusan. Dengan demikian, masyarakat dapat lebih memahami, serta mengawasi dan membantu sekolah dalam pengelolaan termasuk kegiatan belajar-mengajar. Besarnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sekolah tersebut, mungkin dapat menimbulkan racunya kepentingan antara sekolah, orangtua, dan masyarakat. Dalam hal ini pemerintah perlu merumuskan bentuk partisipasi (pembagian tugas) setiap unsur secara jelas tegas.[1]
Orangtua merupakan penanggung jawab utama dalam pendidikan anak-anaknya. Dimanapun anak tersebut menjalani pendidikan, baik dilembaga formal, informal maupun non formal orangtua tetap berperan dalam menentukan masa depan pendidikan anak-anaknya. Pendidikan di luar keluarga, bukan dalam arti melepaskan tanggungjawab orangtua dalam pendidikan anak, tetapi hal itu dilakukan orangtua semata-mata karena keterbatasan ilmu yang dimiliki oleh orangtua, karena sifat ilmu yang terus berkembang mengikuti perkembangan zaman, sementara orangtua memiliki keterbatasan-keterbatasan. Disamping itu juga, karena kesibukan orangtua bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga, ikut mendorong orangtua untuk meminta bantuan pihak lain dalam pendidikan anak-anaknya.[2]
Bentuk kerjasama sekolah dan orangtua yang dapat dilakukan menurut Epstein (dalam Coleman), yaitu: parenting, komunikasi, volunteer, keterlibatan orangtua pada pembelajaran anak di rumah, pengambilan keputusan, dan kolaborasi dengan kelompok masyarakat. Vaden-Kierman dan McManus menyatakan bahwa keterlibatan orangtua dalam pendidikan mempunyai berbagai macam tingkatan mulai dari bentuk sederhana yaitu menanyakan kemajuan anak di sekolah, partisipasi dalam evaluasi program, dan pembuatan keputusan dalam program.[3]
Hornby menyebutkan bahwa teori model keterlibatan orangtua merupakan kombinasi dan adaptasi dari model-model terdahulu. Adapun tingkat kebutuhan dan kontribusi keterlibatan orangtua, terdiri dari;
1.    Support (dukungan), orangtua juga membutuhkan dukungan, seperti melakukan pertemuan rutin antara orangtua dan guru untuk membahas perkembangan anak,
2.    Education (pendidikan), orangtua membutuhkan pendidikan orangtua yang bertujuan untuk meningkatkan kelebihan yang dimiliki oleh anak atau me-manage tingkah laku anak,
3.    Liaison (kepenghubungan), hubungan antara orangtua dan guru sangat diperlukan karena kedua belah pihak bisa saling berdiskusi mengenai perkembangan anak di sekolah sampai apa yang dibutuhkan anak ketika di rumah, danCommunication (berkomuni kasi), berkomunikasi dengan guru adalah salah satu cara orangtua untuk mendapatkan informasi mengenai perkembangan anak di sekolah.[4]
Manajemen Berbasis Sekolah/ Madrasah merupakan salah satu istilah dalam ilmu manajemen pendidikan. Istilah Manajemen Berbasis Sekolah/ Madrasah ini masih merupakan permasalahan yang masih hangat dibicarakan oleh aktifis dalam bidang pendidikan, baik itu, guru, orangtua, kepala sekolah, stakeholders, pakar pendidikan dan lain-lain.
Setiap warga negara berhak untuk mendapat Pendidikan, demikian diamanahkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, tanpa membedakan latar belakang, status sosial dan kondisi fisik seseorang. Untuk terselenggaranya pendidikan secara merata dan berkesinambungan, pemerintah mengusahakan satu sistem pendidikan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan keimanan, ketaqwaan, dan akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk terarahnya pencapaian sasaran pendidikan baik secara regional maupun secara nasional perlu di dasarkan kepada prinsip-prinsip manajemen sehingga prioritas pencapaian tujuan dapat dilakukan secara terencana dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan dan kemampuan sumber daya manusia yang tersedia.[5]
Manajemen berbasis sekolah/ Madrasah merupakan model pengelolaan sekolah yang berdasarkan pada kekhasan, karakteristik, kebolehan, kebutuhan, dan kemamupan sekolah. Hal ini mengandung makna bahwa sekolah diberikeluasan yang lebih besar dalam pengelolaan suberdaya pendidikan di sekolahnya dengan penekanan tetap berada pada koridor kebijakan pendidikan nasional. Mengingat manajemen berbasis sekolah/ Madrasah memberikan otonomi yang lebih besar kepada sekolah, maka sekolah harus lebih mandiri. Dengan kemandirian ini, maka sekolah harus melibatkan warga sekolah dan masyarakat sekitar, untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan disekolahnya karena ketergantungan dari pemerintah mulai berkurang.[6]
Penyerahan otonomi dalam pengelolaan sekolah bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena itu demikian, Direktorat Pembinaan Pendidikan menamakan manajemen berbasis sekolah/ Madrasah sebagai Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah/ Madrasah yang bertujuan untuk mengembangkan prosedur kebijakan sekolah, memecahkan masalah-masalah umum, memanfaatkan semua potensi individu yang tergabung dalam kelompok kerja sehingga sekolah dapat mencetak kandidat intelektual yang cerdas serta emosional tinggi dan mempersiapkan tenaga-tenaga pembangunan yang handal dan siap pakai. Dengan otonomi yang lebih besar, maka sekolah memiliki kewenangan yang lebih besar dalam mengelola sekolahnya, sehingga sekolah lebih mandiri. Dengan kemandiriannya, sekolah lebih berdaya dalam mengembangkan program-program yang tentu saja lebih sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang dimilikinya. Dalam pandangan Mulyasa, menyebutkan bahwa manajemen berbasis sekolah/ Madrasah merupakan salah satu wujud dari reformasi pendidikan yang menawarkan kepada sekolah untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik dan memadai bagi para peserta didik.[7]
Dalam rangka Manajemen Berbasis Sekolah/ Madrasah, sekolah sebagai lembaga pendidikan formal hidup dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat. Sekolah jelas bukan sekolah yang berjalan terisolasi dari masyarakat, melainkan sekolah yang berorientasi kepada kenyataan-kenyataan kehidupan dan hidup bersama-sama masyarakatnya.Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional yakni Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 yang menyebutkan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.[8]
Kewenangan yang bertumpu pada sekolah merupakan inti dari manajemen berbasis sekolah/ Madrasah yang di pandang memiliki tingkat efektivitas tinggi serta memberikan beberapa keuntungan sebagai berikut.
1.    Kebijaksanaan dan kewenangan sekolah membawa pengaruh langsung kepada peserta didik, orangtua, dan guru.
2.    Bertujuan bagaimana memanfaatkan sumber daya lokal.
3.    Efektif dalam melakukan pembinaan peserta didik seperti kehadiran, hasil belajar, tingkat pengulangan, tingkat putus sekolah, moral guru, dan iklim sekolah.
4.    Adanya perhatian bersama untuk mengambil keputusan, memberdayakan guru, manajemen sekolah, rancang ulang sekolah, dan perubahan perencanaan.[9]

Manajemen Berbasis Sekolah/ Madrasah adalah “model manajemen sekolah yang memberikan otonomi kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan partisipatif yang melibatkan langsung semua warga sekolah dan masyarakat yang dilayani dengan tetap selaras dengan kebijakan nasional tentang pendidikan”. Dengan adanya manajemen berbasis sekolah/ Madrasah, sekolah/ Madrasah diberi kewenangandan tanggung jawab untuk mengambil keputusan sesuai dengan kebutuhan, kemampuan dengan melibatkan warga sekolah dan masyarakat yang ada. Dalam penerapan Manajemen Berbasis Sekolah/ Madrasah, tidak ada ketetapan tentang strategi yang digunakan. Strategi implementasi manajemen berbasis sekolah/ Madrasah akan berbeda antara sekolah yang satu dengan sekolah lainnya, dan antara daerah yang satu dengan daerah lainnya. Namun demikian, implementasi manajemen berbasis sekolah/ Madrasah akan berhasil apabila bertolak dari strategi yang mengacu kepada prinsip dan karakteristik manajemen berbasis sekolah / Madrasah itu sendiri.[10]
Pelaksanaan manajemen berbasis sekolah/ Madrasah secara efektif dan efisien menuntut seorang kepala sekolah yang memiliki pandangan luas tentang sekolah dan pendidikan.[11] Wibawa kepala sekolah harus ditumbuh kembangkan dengan meningkatkan sikap kepedulian, semangat belajar, disiplin kerja, keteladanan dan hubungan manusiawi sebagai modal perwujudan iklim kerja yang kondusif. Kepala sekolah dituntut untuk melakukan fungsinya sebagai manajer sekolah dalam meningkatkan proses belajar mengajar, dengan melakukan supervisi kelas, membina, dan memberikan saran-saran positif kepada guru. Di samping itu, kepala sekolah juga harus melakukan tukar pikiran, sumbang saran, dan studi banding antarsekolah untuk menyerap kiat-kiat kepemimpinan dari kepala sekolah lain.Pada sisi lain, pelaksanaan manajemen berbasis sekolah/ Madrasah yang ideal harus sesuai dengan karakteristik manajemen berbasis sekolah/ Madrasah dan harus melalui tahap-tahap pelaksanaan manajemen berbasis sekolah/Madrasah.[12] Perencanaan dan persiapan yang baik dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah/ Madrasah akan membantu keberhasilan program tersebut. Hal itu akan menghasilkan mutu pendidikan yang semakinbaik, ada kepedulian warga sekolah dan tanggung jawab sekolah pun akan semakin meningkat.
Pengelolaan sekolah yang efektif dapat diukur kinerjanya sesuai dengan beberapa indikator yang ada, antara lain: 1) layanan belajar siswa, 2) pengelolaan dan layanan siswa, 3) sarana dan prasarana sekolah, 4) program dan pembiayaan, 5) partisipasi masyarakat, dan 6) budaya sekolah.[13]
Sekolah atau madrasah yang mampu melaksakan manajemen berbasis sekolah/ Madrasah diharapkan akan mampu mewujudkan sekolah efektif dengan indikator-indikator diatas, sehingga Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan manajemen berbasis madrasah di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan. Adapun yang menjadi fokus penelitian ini ada empat, pertama Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah atau Madrasah di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan. Kedua Efektifitas sekolah atau madrasah di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan, Ketiga Faktor pendukung dan penghambat Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah atau madrasah dalam mewujudkan sekolah efektif di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan. Lima Kontribusi Manajemen Berbasis Sekolah atau Madrasah dalam mewujudkan sekolah efektif di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan.
Pendidikan tidak hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab orangtua dan masyarakat. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 1989 Bab I pasal 1 dinyatakan bahwa: “Pendukung dan penunjang pelaksanaan pendidikan yang terwujud sebagai tenaga, sarana, dan prasarana yang tersedia dan didayagunakan oleh keluarga, masyarakat, peserta didik dan pemerintah, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama”. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa peran serta masyarakat dan orangtua bertujuan mendayagunakan kemampuan yang ada pada orangtua dan masyarakat bagi pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan, terlebih pada era otonomi sekolah (Manajemen Berbasis Sekolah/ Madrasah) saat ini peran serta orangtua dan masyarakat sangat menentukan.
Fenomena (kejadian) berdasarkan yang saya ketahui dalam lembaga dimana tempat saya neliti tempatnya di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan, saya melihat para murid melakukan kesalahan yang mana kesalahan tersebut cukup besar tapi yang saya lihat guru tersebut kurang bijak dalam mengatasi permasalah tersebut dan guru kuarang terbuka terhadap orangtua murid sehingga murid tersebut terus saja melakukan kesalahan tersebut maka dari itu saya meneliti di tempat tersebut karena ingin melakukan perubahan yang mana ingin mengubah lembaga tersebut menjadi lebih baik lagi.
B.   Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas, maka fokus penelitian peneliti adalah sebagai berikut :
1.    Bagaimana bentuk keterlibatan orangtua dalam implementasi manajemen berbasis sekolah/ Madrasah di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan?
2.    Faktor apa saja yang menjadi hambatan Keterlibatan orangtua dalam implementasi manajemen berbasis sekolah/ Madrasah di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan?

C.   Tujuan Penelitian
1.    Untuk Mendeskripsikan bentuk keterlibatan orangtua dalam implementasi manajemen berbasis sekolah/ Madrasah di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan.
2.    Untuk Mendeskripsikan faktor apa saja yang menjadi hambatan Keterlibatan orangtua dalam implementasi manajemen berbasis sekolah/ Madrasah di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan.

D.   Kegunaan Penelitian
Penelitian ini mempunyai dua manfaat bagi peneliti, yaitu secara teoritis dan secara praktis.
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan masukan dalam meningkatkan dan pengembangan pendidikan khususnya di bidang keterlibatan orangtua dalam implementasi manajemen berbasis sekolah/ Madrasah. Sedangkan secara praktis, hasil penelitian ini memungkinkan untuk memberikan manfaat pada beberapa kalangan antara lain:
1.    Bagi. Peneliti ini diharapkan menjadi suatu pengalaman dan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang di peroleh selama ini, selain itu menjadi bekal dalam pelaksanaan penelitian di bidang manajemen pendidikan lainnya.
2.    Bagi. IAIN Madura, melalui hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan referensi dan bahan masukan bagi penelitian sejenis untuk menyempurnakan penelitian selanjutnya.
3.    Bagi. Madrasah MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan, penelitian ini mampu memberikan kontribusi yang baik dan sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.

E.   Definisi Istilah
Definisi istilah ini dimaksudkan untuk menghindari agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Oleh sebab itu, perlu adanya penjelasan dan penegasan pokok-pokok istilah yang ada dalam judul proposal penelitian ini dengan rincian sebagai berikut:
1.    Keterlibatan adalah terlibat dalam suatu pendidikan yang mana terlibat dalam suatu proses belajar mengajar.
2.    Orangtua  adalah pasangan suami istri yang terikat dalam suatu perkawinan dan mempunyai keturunan, yang selanjutnya mempunyai tujuan hidup bagi berlangsungnya keluarga dan anaknya untuk masa yang akan dating.
3.    Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, denga didukung oleh sumber-sumber lainnya dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan.[14]
4.    Sekolah merupakan wahana yang mencerdaskan dan memberikan perubahan kehidupan anak-anak didik.
5.    Manajemen sekolah adalah sebagai bagian tugas manajemen pendidikan, yang memiliki bidang garap.
6.    MA Matsaratul Huda merupakan lembaga pendidikan Islam yang terletak di Panempan Pamekasan dan berada di bawah naungan yayasan.
Jadi yang dimaksud istilah judul di atas adalah intervensi orangtua dalam mendidik anak sehingga ada kesamaan antara guru di sekolah dan orangtua di rumah, untuk mewujudkan sekolah yang efektif dan produktif yang berada di Madrasah MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan.



[1]Mulyasa,  Menjadi Kepala Sekolah Professional. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 27-28
[2] Prodi BK FTK UIN Ar-Raniry Banda Aceh (Jurnal Ilmiah Edukasi Vol 1, Nomor 1, Juni 2015
[3]Coleman, 2013, Empowering Family-Teacher Partnership Building Connections Whitin Diverse Communitises. Los Angeles: Sage Publication. (Lectura: Jurnal Pendidikan, Vol 8, No 2, Agustus 2017), hlm. 25-27
[4]G Horby, 2005.Improving Parental Involvement. London: Continuum. (Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Volume. 4, No. 1, April 2015)
[5] Perspektif/ Volume 4/ Nomor 2/ Oktober 2011
[6] Agus Wibowo, Manajemen Pendidikan Karakter Di Sekolah (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2013), hlm. 114
[7]Mulyasa.2011. Manajemen Berbassis Sekolah: Konsep, Strategi, Dan Implementasi, Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, (Volume 3, No. 2, Mei 2015), hlm. 24
[8] Undang-Undang  Republik Indonesia Nomor 20  Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Departemen Pendidikan Nasional. Republik Indonesia (Jurnal EduTech Vol. 3 No. 1 Maret 2017), Jakarta, hlm.8.
[9]Mulyasa,Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung:  PT Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 24-25
[10]Bedjo Sujanto. 2007.  Manajemen  Pendidikan Berbasis Sekolah Model Pengelolaa Sekolah Di Era Otonomi Daerah. Jakarta : Cv. Sagung Seto. (Volume 3, Nomor 2, Oktober │Bahana Manajemen Pendidikan │Jurnal Administrasi Pendidikan).hlm. 10
[11]Ahmad Bukhari.2012. Kepemimpinan Transformasional Pendidikan Berbasis Total QualityManajement (TQM).Dinamika Ilmu, Vol. 12 No. 2, 2012
[12]Magdalena.2012. Revitalisasi Madrasah Diniyah Awaliyah melalui Pendekatan Manajemen Berbasis Madrasah.Dinamika Ilmu. Vol. 12 No 2, 2012
[13] Santori, Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di Sekolah, Naskah Akademik Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung: 1999. Quality, Vol. 4, No. 2, 2016, hlm. 10-11
[14]Anton Athoilah. Dasar-dasar Manajemen, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), hlm. 14