Saturday, 15 September 2018

Irman allah yang telah di turunkan kepada Nabi Muhammad SAW., dan bernilai ibadah bagi yang membacanya.




BAB II
PEMBAHASAN
A.           Pengertian Al-Qur’an 
Dari segi bahasa, Al Qur’an berasal dari bahasa Arab, yakni bentuk jamak dari kata benda atau masdar dari kata kerja qara’a – yaqra’u – qur’anan yang artinya adalah “bacaan” atau “sesuatu yang dibaca berulang-ulang”. Al Qur’an secara istilah berarti kitab suci umat Islam yang di dalamnya berisi firman-firman Allah SWT yang diturunkan kepada Rasulullah SAW sebagai mukjizat. Al Qur’an disampaikan dengan jalan mutawatir dari Allah SWT dengan perantara malaikat jibril kepada nabi Muhammad SAW dan membacanya bernilai ibadah. Menurut manna khalil Al-Qaththan,Al-qur’an secara etemologis,berasal dari kata”qara’a ,yaqra-u, qira-atan ,atau qur-anan”  yang berarti mengumpulkan dan menghimpun huruf serta kata-kata dari suatu bagian kebagian lain secara teratur.di katakana al-quran karena ia berisikan intisari semua kitabullah dan intisari dari ilmu pengetahuan. [1]
Adapun pengertian al-Qur’an dari segi istilah adalah sebagai berikut:
1.             Irman allah yang telah di turunkan kepada Nabi Muhammad SAW., dan bernilai ibadah bagi yang membacanya.
2.             Az-zarqani menyatakan bahwa al-Qur’an adalah lafadz yang di turunkan kepada Nabi Muhammad SAW.,mulai dari surah al-fatihah sampai surat an-nas .
3.             Abdul wahhab kallaf memberikan pengertian al-Qur’an secara lebih lengkap.menurutnya al-Qur’an,adalah firman allah yang di turunkan kepada nabi Muhammad melalui jibril dengan menggunakan lafadz bahasa arab,dijamin kebenarannya dan sebagai hujjah kerosullannya,undang-undang bagi seluruh manusia member petunjuk dan menjadi sarana untuk melakukan pendekatan diri dan ibadah kepada allah.terhimpun dalam mushab dimulai dari surat al-fatihah diakhiri dengan surat an-nas di sampaikan secara mutawwatir dari generasi kegenerasi secara lisan atau tulisan serta terjaga dari perubahan dan pergantian.
Al-qur’an memiliki nama lain menurut Abu Al-Ma’ali Syaizalah al-Qur’an memiliki sekitar 55 nama,dan menurut Abu Hasan Al-Harali ada 90 nama al-Qur’an. Al-Qur’an kemudian di kembangkan oleh para ulama’ baik dari segi kandungan ajaran, kemukjizatan dan keistimewaan dari berbagai aspek mulai dari segi kandungannya, susunan kalimatnya kata-kata yang saling bersamaan artinya atau berlawanan artinya dalam hal itu ada yang menghususkan diri mengkaji petunjuk cara membaca al-Qur’an yang selanjunya menimbulkan ilmu qira’at termasuk pula tajwid.
B.            Isi dan Pesan-Pesan Al-Quran 
Keseluruhan isi al-Quran pada dasarnya mengandung pesan-pesan berikut:
1)             Prinsip-prinsip keimanan kepada allah, malaikat,kitab,rosul,hari akhir,Kodak dan khaddar,dan sebagainya.
2)             Prinsip-prinsip syariat tentang ibadah khas dan ibadah yang umum.
3)             Masalah janji dan ancaman.
4)             Jalan menuju kabahagian dunia akhirat.
5)             Riwayat dan cerita.
6)             Ilmu pengetahuan mengenai ilmu ketuhanan dan agama, hal-hal yang menyangkut manusia, masyarakat, yang berhubungan dengan alam.
Selanjutnya Abdul Wahhab Khalaf memperinci pokok-pokok kandungan al-Quan kedalam 3 teori:
a.              Masalah kepercayaan (I’tiqadiyah) berhubungan dengan rukun iman.
b.             Masalah etika (khuluqiyah) berkaitan dengan hal-hal yang dijadikan perhiasan bagi seseorang untuk berbuat keuutamaan dan meninggalkan kehinaan.
c.              Masalah perbuatan dan ucapan (amaliyah) yang terbagi dalam 2 macam:
d.             Masalah ibadah.
e.              Masalah muammalah.yang berhubungan terkait akad, pembelanjaan, hukuman, jinayat, baik hubungan antar manusia atau kelompok. 
Masalah muamalah ini berkembang menjadi tujuh bagian, yaitu:
1)             Masalah individu (Ahwlusy syahshiyah)
2)             Masalah perdata ( madaniyah)
3)             Masalah pidana (jinayah)
4)             Masalah perundang- undang (dusturiyah)
5)             Masalah hukum acara (mu’rafaat)
6)             Masalah ketata negaraan (duwaliyah)
7)             Masalah ekonomi dan keuangan (iqtishadiyah dan maliyah).
C.            Fungsi Al-Quran
Diantara kemurahan allah terhadap manusia bahwa dia tidak saja memberikan sifat yang bersih yang dapat membingbing dan member petunjuk kepada mereka kearah kebaikan, tetapi juga dari waktu kewaktu dia mangutus seorang rosul kepada umat manusia dengan membawa al-kitab dari allah dan menyuruh mereka beribadah hanya kepada allah saja, menyampaikan kabar gembira dan memberikan peringatan kepada manusia. Allah menurunkan kepada al-Quran kepada Nabi Muhammad SAW untuk dapat memenuhi semua tuntunan kemanusian berdasarkan asas-asas pertama konsep agama samawi dan diantara sifat quran adalah keistimewaannyayang tidak dimiliki oleh kitab-kitab yang terdahulu dengan keistimewaan itu al-quran memecahkan problem-promblem kemanusian dalam berbagai segi kehidupan, baik rohani, jasmani, social, ekonomi maupun politik dengan pemecahan yang bijaksana.[2]
Al-Quran bukan hanya sekedar kitab sejarah yang diturunan di masa Nabi Muhammad. Al-Quran adalah kitab sepanjang zaman yang berlaku hingga akhir zaman nanti. Tentunya Al-Quran adalah petunjuk hidup yang jika manusia meninggalkannya pasti akan tersesat dan terjerumus ke dalam jurang kesengsaraan juga kemaksiatan.
Disadari atau tidak, Al-Quran memiliki fungsi-fungsi tertentu yang sangat memberikan petunjuk kepada kehidupan manusia. Al-Quran jika dipahami dengan benar akan membuat manusia selamat dunia dan akhirat. Allah menurunkan Al-Quran bukan hendak mengekang atau menjermuskan manusia, justru menyelamatkan karena manusia dengan hawa nafsunya mudah sekali untuk berbuat dosa. Berikut adalah 5 Fungsi Al-Quran dalam kehidupan manusia.
Fungsi al-quran dalam kehidupan juga dapat dilihat dari berbagai macam landasan islam pada umumnya. Seperti, Cara Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga Selama RamadhanHukum Khitan Bagi PerempuanFadhilah di Bulan MuharramMendidik Anak Perempuan. Kemudian tidak lupa pula aspek kehidupan lainnya, yakni Amalan Sunnah di Malam JumatAmalan Nisfu Syaban Menurut Islam, bahkan Cara Menghilangkan Rasa Cinta juga merupakan bagian dari fungsi Al Quran dalam kehidupan sehari – hari.


1.             Petunjuk dan Nilai Dasar Kehidupan
Walaupun Al-Quran diturunkan di hampir 14 abad yang silam, namun nilai-nilai dalam Al-Quran tidak akan pernah berubah karena bersifat universal. Nilai-nilai universal tidak akan berubah walaupun zaman sudah berganti. Itulah yang menjadi dasar bagi kehidupan di zaman kapanpun. Untuk itu, petunjuk dan nilai dasar Al-Quran bersifat sepanjang zaman. Hal ini dijelaskan dalam beberapa ayat berikut ini.
a.              Sebagai Dasar Pengetahuan Bagi Orang Beriman
“Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Al Quran) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami; menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS Al A’raf: 52)
b.             Tempat Kembali Suatu Masalah
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS An Nisa : 59)
c.              Jalan Kebenaran dan Keselamatan
“Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” (QS Al Maidah : 16)
2.             Informasi Keakhiratan atau Imaterial
Jika tanpa informasi langsung dari Allah melalui Al-Quran, tentu saja pengetahuan manusia tidak akan bisa menjangkau pengetahuan tentang keakhiratan dan imaterial. Hal ini seperti masalah kiamat, akhir zaman, surga, neraka, adanya jin, malaikat, dan lain sebagainya.
Akal manusia tidak akan menjangkau sesuatu yang tidak pernah ada informasi sebelumnya atau terlihat sebelumnya oleh mereka. Manusia hanya dapat menangkap sebagiannya saja, dan jika tidak diinformasikan langsung Al-Quran hal tersebut menjadi spekulatif. Untuk itu, masalah imaterial Allah sampaikan langsung kepada manusia, walaupun tidak semua manusia bisa memahami nya dan mempercayainya. Untuk itu, Al-Quran hanya untuk orang-orang yang berakal.
a.              Tentang Alam Akhirat \
“Dan Kami cabut segala macam dendam yang berada di dalam dada mereka; mengalir di bawah mereka sungai-sungai dan mereka berkata: “Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk. Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami, membawa kebenaran.” Dan diserukan kepada mereka: “ltulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan.” (QS Al-A’raf :7)
b.             Tentang Makhluk Allah yang Lain
“Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat- malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya” (QS Al An’am : 61)
3.             Informasi Kisah dan Sejarah di Masa Lalu
Al-Quran juga berisi mengenai kisah dan sejarah di masa lalu. Dari sejarah dan kisah di masa lalu tersebut, tentunya manusia harus mampu mengambil pelajaran berharga serta menjadikannya sebagai pedoman kehidupan agar tidak terulang kembali kejadian yang sama di masa lalu. Hal ini bukan hanya sejarah para nabi, namun juga para orang shaleh seperti Imran, Luqman, Umat Nabi Luth yang dilaknat dsb.[3]
a.              Kisah Bagi yang Berakal
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” (QS Yusuf : 111)
b.             Kisah Orang Shaleh
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS Luqman : 31)
D.           BUKTI-BUKTI OTENTISITAS AL-QURAN
Al-quran Al-karim memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri dan sifat, salah satu diantaranya adalah bahwa ia merupakan kitab yang keontetikannya dijamin oleh allah dan ia adalah kitab yang selalu dipelihara untuk menunjukkan bukti-bukti otensititas al-quran dapat digunakan berbagai pendekatan, yaitu dengan melihat aspek kesejarahannya dan melihat ciri dan sifat al-qur’an itu sendiri.
1.             Otentisitas Al-Qur’an dilihat dari aspek kesejarahan
Menurut Muhammad Husen Ath-Thabathaba’iy yang menyatakan bahwa sejarah Al-Qur’an demikian jelas dan terbuka sejak diturunkan sampai masa kini. Ia dibaca oleh kaum muslimin sejak dahulu sampai sekarang sehingga hakikat Al-Qur’an tidak dibutuhkan sejarah untuk membuktikan keontetikannya.
Dr. Mustafa Mahmud mengutip pendapat Rasyad Khalifah juga mengemukakan bahwa dalam Al-Qur’an terdapat bukti-bukti sekaligus jaminan akan keontetikannya menurut Quraish Shihab ada beberapa factor yang mendukung pembuktian otensititas Al-Qur’an dari aspek kesejarahannya :
a.              Masyarakat Arab pada masa turunnya Al-Qur’an tidak mengenal baca tulis satu-satunya andalan yaitu menghafal.
b.             Masyarakat arab dikenal sederhana dan bersahaja menjadikan mereka memiliki waktu luang yang cukup untuk hafalan
c.              Masyarakat arab sangat gandrum dan membanggakan kesusastraan.
d.             Al-Qur’an mencapai tingkat tertinggi dari segi keindahan bahasanya dan sangat mengagumkan.
e.              Al-Qur’an menganjurkan kepada kaum muslim untuk memperbanyak membaca dan mempelajari Al-Qur’an
f.              Ayat-ayat Al-Qur’an turun untuk berdialog, mengomentari, menjawab, keadaan yang mereka alami disamping itu ayat Al-Qur’an turun sedikit demi sedikit hingga mudah untuk menghafal.
g.             Dalam Al-Qur’an dan hadits ditemukan petunjuk untuk hati-hati dalam menyampaikan berita berupa firman atau sabda Allah dan Rasulnya.
2.             Otentitas Al-Qur’an dilihat dari aspek keunikan redaksi Al-Qur’an dan kemukjizatan Al-Qur’an.
a.              Keunikan redaksi Al-Qur’an
Al-Qur’an dipandang sebagai mukjizat Nabi Muhammad terbesar yang berfungsi untuk melegitimasi kerosulan kemuk\jizatannya itu tidak hanya terbatas pada makna objektif tapi juga pada lafadz dan redaksinya merupakan kutipan langsung dari Allah. Sistematika redaksi Al-Qur’an telah ditata Allah sedemikian rupa sehingga ditemukannya (munabah) yaitu keserasian antara satu ayat dengan ayat kalimat, kalimat dengan kalimat, fashilah dengan kandungan , surat dengan surat, moqoddimah satu surah dan akhir surah, akhir satu surah dan awal surah, nama surah dan kandungan surah.
b.             Kemukjizatan Al-Qur’an
Mukjizat menurut islam adalah suatu hal atau peristiwa luar biasa yang terjadi melalui seorang yang mengaku Nabi, sebagai bukti kenabiannya yang ditantangkan kepada yang ragu untuk melakukan hal serupa namun mereka tidak mampu melayani tantangan itu kemukjizatan adalah menetapkan kelemahan yang pengertian umum adalah ketidak mampuan mengerjakan sesuatu sebagai kemampuan mukjizat.
Adapun segi-segi kemukjizatan Al-Qur’an dilihat dari 3 aspek :
1.             Aspek keindahan dan ketelitian redaksi-redaksinya
2.             Isyarat-isyarat ilmiahnya
3.             Aspek pemberitaan gaibnya
Al-Qur’an mendorong manusia untuk memperhatikan dan memikirkan alam, dan tidak mengebiri aktifitas dan kreatifitas akal dalam memikirkan alam semeta disamping itu, di dalam Al-Qur’an terdapat isyarat-isyarat ilmiah yang diungkapkan dalam konteks hidayah maka jelaslah bahwa Al-Qur’an merupakan kitab Allah yang paliung lengkap dan sempurna yang berfungsi menyempurnakan dan mengoreksi kitab-kitab sebelumnya.


BAB III
PENUTUP
A.           Kesimpulkan
Al-Quran secara etimologis berasal dari kata “qara’ah, yaqra’u,qira-atan. Yang berarti mengumpulkan menurut istilah al-Quran adalah kitab suci yang mengandung firman allah turun melalui malaikat jibril pembawanya nabi Muhammad susunanya mulai dari surah al-fatihah dan diakhiri surah an-nas bagi yang membacanya bernilai ibadah, fungsinya antara lain menjadi hujjah atas kerosulan nabi Muhammad sebagai petunjuk, pemisah, obat, nasihat.


DAFTAR PUSTAKA
Anwar Rosihon,Pengantar Studi Islam, (Bandung :Pustaka Setia, 2009)
Al-Qattan, Manna’ Khalil, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, (Bogor:Litera AntarNusa, 2016)


[1] Anwar Rosihon,Pengantar Studi Islam, (Bandung :Pustaka Setia, 2009), hlm. 162.
[2] Al-Qattan, Manna’ Khalil, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, (Bogor:Litera AntarNusa, 2016), hlm. 10-14.
[3] Ibid. 162