Tuesday 18 September 2018

PAPARAN DATA, TEMUAN, DAN PEMBAHASAN (SKRIPSI )


BAB IV
PAPARAN DATA, TEMUAN, DAN PEMBAHASAN

A.   PAPARAN DATA
Dalam bab ini akan mengemukakan tentang paparan data dan temuan penelitian, setelah paparan teoritis yang dikemukakan beb sebelumnya. Paparan data temuan penelitian akan mengkomparasikan dengan temuan di lapangan serta sejarah singkat keadaan lembaga MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan, yang berupa hasil pengamatan, wawancara, dan dokumentasi.
1.    Profil Matsaratul Huda Panempan Pamekasan
a.    Sejarah singkat madrasah
Berdirinya Madrasah Aliyah “ Matsaratul Huda “ Panempan Pamekasan tidak terlepas dengan berdirinya Madrasah Tsanawiyah “ Matsaratul Huda “. Setelah MTs memasuki pertengahan tahun ke-3,pada waktu itu pengasuh (Drs. KH.Kholilurrahman, SH) yang juga Ketua Yayasan Pendidikan Pondok Pesantren “ Matsaratul Huda “ (YP3M) mengusulkan untuk dibuka Lembaga Pendidikan Madrasah Aliyah Matsaratul Huda sebagai tindak lanjut dari jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Maka melalui rapat pleno Yayasan menghasilkan keputusan untuk mendirikan Madrasah Aliyah “ Matsaratul Huda “ dengan mengangkat Drs. Ruston Nawawi sebagai Kepala dan Drs. Syuhada’ Ibrahim sebagai Wakil Kepala Madrasah Aliyah “ Matsaratul Huda “ tepatnya tanggal 01 Juli 1992.
Kemudian pengelola Madrasah Aliyah “ Matsaratul Huda “ mengajukan ijin pendirian Madrasah Ke KANWIL DEPAG JAWA TIMUR dengan Nomor : 10-A/YP3M/VI/92. Maka terbitlah Surat Keputusan Nomor : D/Wm/MA/101/93 tentang Pemberian Ijin Pendirian Madrasah dengan NSM : 3 1 2 3 5 2 8 8 5 1 0 3
Selama tiga tahun Madrasah Aliyah “ Matsaratul Huda “ mengalami kemajuan yang pesat,baik secara kuantitas maupun kualitas. Sehingga dalam jangka tiga tahun Madrasah Aliyah “ Matsaratul Huda “ sudah berubah status akreditasinya dari TERCATAT langsung DIAKUI dengan SK Nomor : B/E.IV/MA/0593/96 tanggal 05 Agustus 1996. Ditahun itu juga ada regenerasi pengelola yaitu mengangkat Drs. Syuhada’ Ibrahim sebagai Kepala Madrasah Aliyah mulai tahun 1996 s/d 1998.
Kemudian mulai tahun 1998 s/d 2003 terjadi penggantian Kepala Madrasah mengangkat Drs. A. Zayyaduz Zabidi, M.Ag dan pada tahun 2003 sampai sekarang Kepala Madrasah Aliyah Matsaratul Huda dijabat oleh  Muhammad Mahalli, S.PdI
Untuk memenuhi kebutuhan dan tantangn kedepan maka, pada tahun ajaran 2002/2003 MA.Matsaratul Huda memiliki konsep Madrasah Terpadu dan Life Skill Education dengan menitikberatkan pada program pengembangan Akademik Skill dan Vocasional Skill dengan program pilihan Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Keterampilan tata Busana, Keterampilan Tata Boga, Komputer,Keterampilan Eloktro dan Desain Grafis.
Selama 4 tahun Madrasah Aliyah “ Matsaratul Huda “ mengalami kemajuan yang pesat,baik secara kuantitas maupun kualitas. Sehingga dalam jangka 4 tahun Madrasah Aliyah “ Matsaratul Huda “ sudah berubah status DIAKUI menjadi TERAKREDITASI B dengan SK Nomor : 008119 Pada tanggal 30 Oktober 2010 Pada tahun 2016 tahun Madrasah Aliyah “ Matsaratul Huda “ mengalami kemajuan yang pesat,baik secara kuantitas maupun kualitas. Sehingga Madrasah Aliyah “ Matsaratul Huda “ sudah berubah status menjadi TERAKREDITASI B dengan SK Nomor : 008119 Pada tanggal 30 Oktober 2010 menjadi Menjadi AKREDITASI A

b.   Kondisi obyektif madrasah
Tanah dan Bangunan
Luas tanah                               : 4020 m2
Luas Bangunan                       : P = 15, 12 m2 , L = 20, 214 m2
Status tanah                            : Sertifikat

c.    Visi, misi, dan tujuan
Untuk mengembangkan pendidikan Islam diperlukan visi yang jelas. Karena visi ini akan berfungsi sebagai arah dan motivasi yang memberikan daya gerak bagi seluruh unsur, disamping itu visi sangat urgen dalam menyatukan persepsi, pandangan, cita-cita dan harapan untuk menjadi sebuah kenyataan yang dinikmati. Sedangkan indikator dari visi ini adalah banyaknya lulusan yang hanya mengandalkan kemampuan akal semata tanpa dibekali akhlakul karimah.
1)   Visi Madrasah Aliyah Matsaratul Huda Panempan adalah “ Prestasi unggul dan berakhlaqul karimah .”
Adapun rumusan detail tentang visi pendidikan Madrasah Aliyah Matsaratul Huda Panempan adalah sebagai berikut:
(a) Mengintegrasikan akhlaq dalam seluruh sistem dan pola kerjanya yang diaktualisasikan secara konsisten oleh semua komponen madrasah.
(b) Menjadi pusat penanaman aqidah, pembinaan spiritual dan pembentukan akhlakul karimah serta amal sholeh.
(c) Menjadi pusat kajian dan informasi ilmu pengetahuan dan agama.
(d)Dibangun dan dikelola atas dasar kebersamaan dan komitmen yang utuh dan kokoh dalam ikhtiar membina kehidupan yang bersumber dari ajaran al-Qur’an dan hadist nabi.
2)   Misi
Secara operasional misi pendidikan Islam di Madrasah Aliyah Matsaratul Huda Panempan Pamekasan dapat dirumuskan dalam kalimat, “Menyelenggarakan pendidikan yang beorientasi mutu (Exellence School) baik secara moral dan sosial maupun mutu, sehingga mampu menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas di bidang IMTAQ dan IPTEK”. Atau dijabarkan dalam point berikut:
(a) Membina anak didik agar memiliki dasar-dasar aqidah, syariah, keluhuran akhlak, kemampuan akademik, pengalaman dan ketrampilan menuju kemandirian hidup.
(b) Mengembangkan IPTEK dan seni bernafaskan Islam melalui kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler.
(c) Memberikan kasih sayang dan pelayanan kepada anak didik dalam menggali ilmu pengetahuan dan teknologi serta nilai-nilai Islam yang dapat menuntun perkembangan individual dalam menjalani hidup yang mandiri, sejahtera dan diridloi Allah.
(d)Membangun ketauladanan, nasehat, hikmah dan kearifan, menjunjung tinggi nilai Qur’ani.
(e) Mendidik generasi berpikir dan bersikap mandiri, kreatif, bertanggung jawab dan berakhlak karimah.
(f)  Mengembangkan motivasi, etos kerja dan meningkatkan kualitas kerja dan karya untuk meraih prestasi.
3)   Tujuan
Dengan berpedoman pada visi dan misi yang telah dirumuskan serta kondisi di madrasah, maka tujuan madrasah yang ingin dicapai pada tahun pelajaran 2017/2018 adalah sebagai berikut:
1.    Mempersiapkan peserta didik yang bertaqwa kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.
2.    Menyiapkan peserta didik agar lulus ujian Nasional dan Madrasah.
3.    Mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia yang berkepribadian, cerdas, berkualitas dan berprestasi dalam bidang olahraga dan seni.
4.    Membekali peserta didik agar memiliki keterampilan teknologi informasi dan komunikasi serta mapu mengembangkan diri secara mandiri.
5.    Menanamkan peserta didik sikap ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi dengan lingkungan dan mengembangkan sikap sportifitas.
6.    Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahun dan teknologi agar mampu bersaing dan melanjutkan ke jenjang pendidik yang lebih tinggi.

2.    Bagaimana bentuk keterlibatan orangtua dalam implementasi manajemen berbasis sekolah/ Madrasah di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan
Untuk mengetahui bentuk keterlibatan orangtua dalam implementasi manajemen berbasis sekolah/ Madrasah maka dapat diketahui dengan wawancara sebagai berikut:
Berikut ini wawancara dengan Bapak. Muhammad Mahalli, S.P.dI selaku kepala sekolah di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan.
“saya selaku kepala sekolah di lembaga ini yang memegang peran penting selaku tugas saya terkait dengan bentuk keterlibatan orangtua dalam implementasi manajemen berbasis sekolah,  orangtua itu juga merupakan anggota komite sekolah artinya setiap kebijakan yang melibatkan siswa pastinya sekolah akan mengadakan pertemuan dengan orangtua siswa dan juga anggota komite madrasah agar orangtua siswa mengetauhui program-program yang ada di sekolah dan orangtua itu juga berperan sangat besar dalam sekolah untuk proses belajar siswa tersebut, terus dari pihak sekolah akan menyerahkan itu semua kepada komite madrasah untuk ditindak lanjuti perkembangan belajar siswa dan dikasih tahu perkembangan siswa tersebut kepada orangtua siswa tersebut dengan cara: pertama, mengadakan pertemuan dengan orangtua siswa untuk memberi tahu perkembanagan anaknya dalam proses belajar. kedua, memberikan surat kepada orangtua siswa dalam rangka pengambilan rapot. Ketiga, dalam suatu pertemuan antar orangtua siswa dengan sekolah untuk memberitahukan kepada orangtua siswa dalam prestasi belajar siswa. Keempat, berhubung dengan lembaga ini dibawah naungan yayasan maka sekolah membuat buku akhlak untuk siswa. Kelima, untuk menjalin hubungan yang sangat erat antara sekolah dan orangtua siswa maka sekolah melakukan kunjungan kerumah orangtua siswa yang sedang terkena musibah. Keenam, sekolah mengundang orangtua siswa ke sekolah dalam acara keagamaan yang pesertanya adalah siswa tersebut. Ketujuh, membentuk perkumpulan orangtua karena orangtua juga merupakan komite sekolah  seperti yang dijelaskan diatas setiap kebijakan pastinya sekolah akan melibatkan orangtua siswa”.[1]
Hal itu juga tidak jauh berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Ibu. Suherninasri, SE selaku waka kurikulum di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan.
“Menurut beliau sama dengan apa yang dikatakan oleh kepala sekolah Bapak. Muhammad Mahalli, bawa bentuk keterlibatan orangtua dalam implementasi manajemen berbasis sekolah jugak harus melibatkan orangtua, para guru, wali kelas siswa, dan juga komite madrasah. Karena orangtua itu harus mengetahui perkembang anaknya dalam proses bembelajaran di sekolah dan orangtua juga harus mengetahui program-program yang ada di sekolah”.[2]

Pernyataan ini juga dibenarkan oleh Bapak. Akh. Basyir, S. S. Pd. I selaku guru sekaligus humas di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan.
“saya sebagai guru di lembaga ini sekaligus humas akan terus mendukung dengan kebijakan yang ditetapkan oleh kepala sekolah. Keterlibatan manajemen berbasis sekolah tersebut: yaitu dengan pemberitshuan program-program yang ada di sekolah ini mana yang harus di tonjolkan dan mana yang tidak ditonjolkan atau disesuaikan dengan kemampuan siswa, sehingga diperlukan hubungan yang baik antara anak dengan orangtua bagaimana terutama tentang penjurusan nantik di sekolah ini, nantik ketika sudah lulus dari sekolah ini terus penjurusan selanjutnya di arahkan kepada orangtua dan dimusyawarahkan supaya anak tersebut tidak salah memilih pendidikan selanjutnya tapi harus dimusyawarahkan kepada orangtua siswa agar tidak terjadi singkronisasi antara tujuan orangtua dengan anak dalam memilih pendidika selanjutnya”.[3]


Hal ini juga sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh Bapak Akh. Muttaqin, S. Pd selaku guru di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan.
“saya  salah satu guru dilembaga ini merasa memiliki tugas untuk mencerdaskan siswa dan dalam bentuk keterlibatan orangtua dalam manajemen berbasis sekolah ini yaitu diantaranya diadakan peguyuban atau pengawasan kaerna siswa itu perlu diawasi dari jam 00:07 sampai jam 13:00 itu diawasi oleh pihak sekolah selanjutnya dari jam 13:00 itu sudah menjadi tanggujawab keluarga maka dari itu diadakan pertemuan antara orangtua siswa dengan sekolah agar orangtua tau anak tersebut masuk sekolah atau tidak terkadang siswa itu membuat surat sendiri tanpa sepengetahuan dari orangtua maka dari itu harus ada komunikasi antara orangtua dengan pihak sekolah”.[4]

Hal ini juga didukung oleh hasil observasi peneliti yang menemukan beberapa pengungkapan yang diungkapkan oleh guru, berikut hasil observasinya:
“jum’at pagi tepatnya pada tanggal 27 April 2018 sekitar jam 08:00 WIB saya tiba di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan dan saya melihat seorang guru sedang mengajar dikelas dan ketika itu guru sedang berdiri memberikan materi kepada siswanya tidak sengaja saya mendengar bahwa ada siswa yang dipangil ke ruang guru terus saya tanyak kepada guru tersebut kenapa siswa itu dipanggil keruang guru pak? Ooh itu, itu dikarenakan kemaren tidak masuk sekolah tanpa keterangan maka dari itu dipanggil keruang guru untuk dimintai keterangan karena tidak masuk sekolah. Terus sanksi apa yang di dapat oleh siswa tersebut pak? Biasanya kalau tidak masuk sekolah tanpa keterangan itu akan dikasih surat panggilan orangtua jika siswa tersebut bukan anak pondok, jika siswa yang dari pondok makan pihak sekolah melaporkan kepada pengurus pondok.[5]

Berdasarkan wawancara dengan Ustad Halipi, M. Pd, selaku orangtua siswa di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan.
“Beliau mengatakan bahwa proram-program yang ada di sekolah MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan. Sudah cukup bagus karena pihak sekolah mendidik siswa tersebut bener-bener mendidik dan mencetak siswa siswinya menjadi siswa siswi yang berprestasi dan dari pihak sekolah selalu mengadakan pertemuan antara orangtua siswa dangan komite madrasah, guru-guru untuk memberi tahu perkembangan siswa tersebut”.[6]


Berdasarkn hasil wawancara di atas maka dapat diketahui bahwa bentuk keterlibatan orangtua dalam implementasi manajemen berbasis sekolah/ Madrasah sebagai berikut:
a.    Mengadakan pertemuan dengan orangtua di awal tahun pelajaran, khususnya di hari penerimaan anak didik baru.
b.    Mengadakan surat-menyurat antara sekolah dan keluarga.
c.    Menyampaikan prestasi belajar anak didik dalam bentuk buku rapot.
d.   Mengadakan buku penghubung akhlak anak didik.
e.    Mengunjungi orangtua peserta didik.
f.     Mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan dan yang dihadiri oleh para orangtua.
g.    Membentuk perkumpulan orangtua, seperti komite sekolah.

3.    Faktor apa saja yang menjadi hambatan Keterlibatan orangtua dalam implementasi manajemen berbasis sekolah/ Madrasah di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan
Berikut ini wawancara dengan Bapak. Muhammad Mahalli, S.P.dI selaku kepala sekolah di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan.
“Saya selaku kepala sekolah dilembaga ini bahwa faktor yang menjadi penghambat keterlibatan orangtua dalam implementasi manajemen berbasis sekolah. Pertama, fisiologis adalah kesibukan dari orangtua karna ketika ada pertemuan antara orangtua siswa dengan sekolah tidak semua orangtua siswa hadir dalam pertemuan tersebut karna mungkin ada kesibukan, padahal dalam pertemuan itu sangat penting dikarenakan membahas tentang perkembangan siswa yang dikarenakan fisik siswa berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa dan psikologis, berkaitan dengan kejiwaan sehingga siswa tersebut sangan berpengaruh dalam prestasi belajar siswa dan dengan kesibukan orangtua siswa seolah-olah pertemuan antara orangtua siswa dengan sekolah dianggap tidak penting. Itulah yang menjadi faktor penghabat dalam keterlibatan orangtua dalam implementasi manajemen berbasis sekolah”.[7]

Menurut Ibu. Suherninasri, SE selaku waka kurikulum di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan tidak jauh berbeda dengan apa yang telah disampaikan oleh Bapak. Muhammad Mahalli, S.P.dI selaku kepala sekolah.
“Beliau mengatakan bahwa orangtua itu sangatlah berperan penting dalam sekolah karna apa dalam proses belajar siswa, orangtua harus mengetahui perkembangan anaknya di sekolah, maka dari itu setiap sekolah mengadakan pertemuan orangtua siswa wajib hadir dalam pertemuan tersebut karena dengan adanya pertemuan antara orangtua siswa dengan sekolah maka orangtua siswa tahu perkembangan anaknya di sekolah”.[8]


Bapak. Akh. Basyir, S. S. Pd. I mengenai faktor yang menjadi hambatan dalam implementasi manajemen berbasis sekolah/ Madrasah, berikut ini kutipan hasil wawancara:
“Untuk hal tersebut mungkin masih sedikit diantaranya adalah jarak orangtua dengan sekolah karena disini 80% siswa dari pondok pesantren dan siswa yang dari luar pondok hanya sebagian saja sehingga kadang-kadang harus menggunakan media handphon bagi siswa yang dari pondok pesantren apabila jika ada permasalahan terkait dengan anak didik tersebut, dan untuk siswa yang bukan dari pondok pesantren hanya cukup dengan memberikan surat panggilan orangtua”.[9]

Hal tersebut tidak jauh berbeda dengan apa yang telah disampaikan oleh Bapak Akh. Muttaqin, S. Pd selaku guru di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan.
“Bahwa yang menjadi faktor penghambat itu adalah dari orangtua siswa tersebut karena sekolah mengadakan pertemuan antara orangtua siswa dengan sekolah untuk memberi tahu perkembangan siswa tersebut kepada orangtua siswa, agar para orangtua siswa bisa tahu perkembangan anaknya di sekolah menurun atau sebaliknya meningkat. Tapi orangtua siswa tersebut malah tidak hadir dalam pertuan orongtua siswa dengan sekolah, jdi itulah yang menjadi faktor penghambat dalam keterlibatan orangtua dengan implementasi manajemen berbasis sekolah”.[10]

Berdasarkan wawancara dengan Ustad Halipi, M. Pd, selaku orangtua siswa di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan.
“Beliau mengatakan bahwa faktor yang menjadi penghambat dalam keterlibatan orangtua dengan implementasi manajemen berbasis sekolah memang terletak pada orangtua tetapi dari pihak sekolah juga harus memaklumi jika para orangtua siswa tidak hadir dalam pertemuan tersebut bukan karena tidak peduli dengan pendidikan anaknya dikarenakan memiliki kesibukan yang tidak basa ditinggalkan. Tapi, jika sekolah mengadakan pertemuan selanjutnya  insyaallah para orangtua siswa pasti akan menghadiri pertemuan tersebut jika tidak ada kepentingan lain”.[11]

Berdasarkan hasil wawancara, dan observasi dapat dipahami bahwa faktor yang menjadi hambatan keterlibatan orangtua dalam implentasi manajemen berbasis sekolah/ Madrasah di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan.
a.    Faktor Internal
Faktor internal menyangkut dengan faktor yang muncul dari dalam diri anak sendiri. Faktor internal ada dua, yaitu faktor fisiologis dan faktor psikologis.
1)   Faktor Fisiologis, berkaitan dengan keadaan fisik dan panca indera. Keadaan fisik anak berpengaruh terhadap aktivitas belajar anak.
2)   Faktor psikologis, berkaitan dengan kejiwaan, yaitu intelegensi, motivasi, bakat, minat, dan kesiapan.
b.    Faktor Eksternal
1)   Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat anak dilahirkan.
2)   Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan suatu institusi pendidikan formal di lingkungan sekolah terjadi interaksi pembelajaran.
3)   Lingkungan Masyarakat
Di lingkungan masyarakat, pendidikan yang diterima anak lebih komplek. Di lingkungan masyarakat berkumpul berbagai unsur masyarakat dengan berbagai latar belakang pendidikan.

B.   Pembahasan
1.    Bagaimana bentuk keterlibatan orangtua dalam implementasi manajemen berbasis sekolah/ Madrasah di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan
Keterlibatan orangtua dalam kegiatan pendidikan merupakan keikutsertaan orangtua dalam memberikan gagasan, kritik membangun, dukungan dan pelaksanaan pendidikan. Dalam pengembangan manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah, partisipasi orangtua sangat diperlukan, karena sekolah sangat memerlukan patner orangtua dalam mengantarkan cita-cita dan membentuk pribadi peserta didik. Karakteristik orangtua, misalnya pengusaha, petani, nelayan, pedagang, pegawai, kaya, miskin akan mewarnai kondisi dan kualitas sekolah. Perbedaan karakteristik orangtua tersebut membuat harapannya terhadap sekolah terutama lulusannya berbeda pula. Orangtua memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan dan kemajuan sekolah. Oleh karena itu, penting mengkaji dan memahami cara-cara yang dapat ditempuh untuk menggalang partisipasi orangtua terhadap kegiatan pendidika sekolah.[12]
Temuan peneliti menunjukkan bahwa bentuk keterlibatan orangtua dalam implementasi manajemen berbasis sekolah/ Madrasah di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan adalah sebagai berikut:
a.    Mengadakan pertemuan dengan orangtua di awal tahun pelajaran, khususnya di hari penerimaan anak didik baru. Pertemuan tersebut diadakan untuk:
1)   Mempromosikan sekolah.
2)   Mendeskripsikan tentang visi, misi, dan tujuan sekolah.
3)   Mendapatkan informasi tentang harapan-harapan orangtua terhadap anaknya yang dididik di sekolah tersebut.
4)   Mendapatkan informasi tentang karakter anak didik yang baru.
5)   Menyampaikan informasi tentang program sekolah.
b.    Mengadakan surat-menyurat antara sekolah dan keluarga. Surat-menyurat itu perlu diadakan sebagai media komunikasi untuk menyampaikan program-program sekolah serta berbagai hal yang terkait dengan proses pendidikan di sekolah.
c.    Menyampaikan prestasi belajar anak didik dalam bentuk buku rapot. Prestasi belajar anak didik dalam buku rapot ini selain sebagai laporan pertanggungjawaban terhadap pendidikan yang dilakukan oleh guru terhadap anak didik juga berfungsi untuk mengkomunikasikan perkembangan anak didik terhadap orangtua mereka.
d.   Mengadakan buku penghubung akhlak anak didik. Buku penghubung tersebut dipegang oleh orangtua untuk mencatat perkembangan akhlak anak didik selama berada di rumah kemudian hasilnya disampaikan kepada guru di sekolah untuk mendapatkan bimbingan dan pendidikan terhadap anak lebih lanjut.
e.    Mengunjungi orangtua peserta didik. Tentu saja sangat sulit bagi suatu sekolah untuk mengunjungi setiap orangtua. Untuk efektifitas dan efisiensi, sekolah bisa mengunjungi orangtua yang sedang melaksanakan hajatan, sedang terkena musibah, serta orangtua yang anaknya sedang mengalami kesulitan dalam proses pendidikannya di sekolah. Mengunjungi orang yang sedang hajatan atau sedang terkena musibah ini sangat dianjurkan dalam islam.
f.     Mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan dan yang dihadiri oleh para orangtua. Kegiatan tersebut bisa digunakan oleh pihak sekolah untuk beramah tamah dengan orangtua peserta didik.
g.    Membentuk perkumpulan orangtua, seperti komite sekolah. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional disebutkan bahwa komite sekolah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orangtua, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan.
Maka bentuk keterlibatan orangtua dalam implementasi manajemen sekolah ini adalah hubungan yang harmonis antara keluarga dan sekolah ini, selain diharapkan dapat memaksimalkan keberhasilan pendidikan juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk memperrerat tali silaturahmi antara keluarga dengan sekolah.[13]
2.    Faktor apa saja yang menjadi hambatan Keterlibatan orangtua dalam implementasi manajemen berbasis sekolah/ Madrasah di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan
Belajar merupakan kegiatan untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Macam-macam cara belajar yang dapat dilakukan, baik dengan membaca, mendengar, melihat dan merasa. Semua aktivitas ini dilakukan manusia dalam rangka belajar, baik secara formal, informal, maupun non formal. Khusus untuk pendidikan formal, yaitu pendidikan yang dilaksanakan di lembaga sekolah/ madrasah, maka semua aktivitas belajar tersebut pada prinsipnya untuk satu tujuan, pencapaian prestasi belajar, baik dalam bidang kognitif, efektif, maupun psikomotor.
Prestasi belajar adalah tingkah laku anak dalam mempelajari pelajaran di sekolah yang dinyatakan dengan skor, yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran. Jadi, prestasi belajar yang dicapai anak dapat diketahui dengan pencapaian nilai ujian yang diperoleh anak, baik ujian yang berbentuk tes maupun non tes, baik yang bersifat formatif maupun sumatif.
Sementara itu, WS. Winkel berpendapat lebih luas lagi, bukan hanya berkenaan dengan angka-angka, tetapi juga mengangkut dengan prilaku anak berdasarkan hasil belajarnya. Menurutnya, prestasi belajar adalah suatu proses mental yang mengarah pada penguasaan, pengetahuan, atau sikap yang kesemuanya diperoleh, disimpan dan dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah laku progresif. Jadi prestasi belajar bukan hanya menyangkut angka-angka yang diperoleh anak berkenaan dengan hasil belajarnya, tetapi juga menyangkut dengan prilaku yang ditampilkan anak sebagai hasil belajar. Bukan hanya menyangkut dengan kognitif psikomotor, tetapi juga berkenaan dengan aspek efektif anak.
Merujuk pada pendapat diatas, maka prestasi belajar diperoleh anak melalui serangkaian penilaian yang diberikan guru, baik yang berbentuk tes  maupun non tes yang diwujutkan dengan nilai-nilai yang diperoleh anak dalam bentuk angka maupun huruf, juga prilaku belajar yang ditampilkan anak berdasarkan hasil pembelajaran yang dia ikuti. Nilai ini diperoleh anak dalam bentuk tulisan nilai, baik angka atau huruf pada buku ulangan anak, lembar kerja anak (LKS), rapor anak, dan ijazah. Sehingga dengan angka-angka tersebut, anak dapat memperoleh gambaran tentang prestasi belajarnya, apakah meningkat, menurun ataupn tetap.
Pencapaian prestasi belajar anak dipengaruhi oleh banyak faktor. Karena secara individu, anak terdiri dari dua substansi yaitu fisiologis (fisik) dan psikologis (kejiwaan). Kemudian secara sosial, anak hidup dilingkungannya, baik keluarga, masyarakat, dan sekolah/ madrasah. Kesemua faktor ini, saling berkaitan dan saling berpengaruh satu sama lainnya, dalam peningkatan prestasi belajar anak. Sebagai pendapat Ngalim Purwanto yang menyatakan bahwa, fakktor-faktor yang menjadi penghambat keterlibatan orangtua dalam implementasi manajemen berbasis sekolah/ Madrasah dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu faktor internal (faktor dalam diri anak), yakni keadaan jasmani dan rohani anak, dan faktor eksternal (faktor dari luar anak), yakni kondisi lingkungan sekitar anak.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa faktor yang menjadi penghambat keterlibatan orangtua dalam implementasi manajemen berbasis sekolah/ Madrasah di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan adalah sebagai berikut:
a.    Faktor Internal
Faktor internal menyangkut dengan faktor yang muncul dari dalam diri anak sendiri. Faktor internal ada dua, yaitu faktor fisiologis dan faktor psikologis.
1.    Faktor Fisiologis, berkaitan dengan keadaan fisik dan panca indera. Keadaan fisik anak berpengaruh terhadap aktivitas belajar anak. Bila aktivitas belajar anak terganggu, maka akan berpengaruh terhadap prestasi belajar anak. Slameto: prestasi belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga akan cepat lemah, kurang semangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguan-gangguan atau kelainan-kelainan fungsi alat indera. Begitu juga kesehatan panca indera anak berpengaruh terhadap aktivitas belajar anak. Bila aktivitas belajar anak terganggu, maka akan berpengaruh terhadap prestasi belajar anak. Berkaitan kesehatan panca indera ini dalam kaitannya dengan prestasi belajar anak, Sumadi Suryabarata menegaskan, dalam sistem persekolahan dewasa ini, diantara panca indera itu yang paling memegang peranan penting dalam belajar adalah mata dan telinga.
2.    Faktor psikologis, berkaitan dengan kejiwaan, yaitu intelegensi, motivasi, bakat, minat, dan kesiapan. Faktor psikologis ini, sangat mempengaruhi prestasi belajar anak. Karena dengan faktor psikologis ini, berpengaruh pula terhadap semua aspek fisik peserta didik. Muhibbin Syah menegaskan, tingkat kecerdasan atau intelegensi anak, sangat menentukan tingkat keberhasilan anak, ini bermakna semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang anak maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi seorang anak maka semakin kecil peluangnya untuk memperoleh sukses. Pengaruh utama dari faktor psikologis ini adalah terhadap motivasi belajar anak. Motivasi belajar anak sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar anak. Balmadi Sutadipura menyatakan, motivasi merupakan suatu proses yang dapat (1) membimbing anak didik ke arah pengalaman-pengalaman dimana kegiatan belajar itu dapat berlangsung; (2) memberikan kepada anak didik kekuatan dan aktivitas serta memberikan kepadanya kewaspadaan yang memadai; dan (3) mengarahkan perhatian mereka terhadap suatu tujuan. Faktor internal lain yang tidak kalah pentingnya dalam mempengaruhi prestasi belajar adalah bakat menurut Ngalim Purwanto, bakat lebih dekat pengertiannya dengan  amplitude yang berarti kecakapan bawaan yaitu yang berkenaan dengan potensi-potensi tertentu. Sedangkan kata bawaan mengandung arti yang lebih luas yaitu suatu sifat, ciri, dan kesanggupan yang dibawa sejak lahir. Jadi, bakat ini lebih cenderung kepada potensi yang telah ada pada masing-masing anak, sehingga dengan bakat yang telah dimilikinya anak cenderung cakap dan termotivasi untuk mengikuti bakat yang dimilikinya. Faktor lainnya yang merupakan  perwujudan dari bakat dan motivasi yang dimiliki anak adalah minat. Menurut Muhibbin Syah, minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat anak dapat dipegaruhi oleh berbagai faktor, seperti bakat bawaan yang dimiliki peserta didik, kesehatan, ketenangan jiwa, dorongan orangtua, fasilitas, dan lain-lain. Minat belajar yang dimiliki anak, berimbas kepada kesungguhan belajar anak dapat berimbas kepada prestasi belajar anak. Oleh karena itu, minat belajar anak sangat perlu senantiasa distimulus, agar prestasi belajar anak lebih dapat tercapai secara optimal.
b.   Faktor Eksternal
1.    Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat anak dilahirkan. Keluarga merupakan tempat pertama dan utama anak tumbuh dan berkembang. Dalam keluarga anak berinteraksi dengan ayag dan ibunya, kakak dan adiknya, mungkin juga dengan kakek dan nenekna, sepupunya, paman dan bibinya. Bagaimana prilaku orang di sekitarnya di dalam keluarganya, maka demikianlah yang mudah mempengaruhi perilakunya. Bila lingkungan keluarganya, adalah keluarga yang belajar, maka dia juga cenderung belajar. oleh karena itu, orangtua memegang peranan penting untuk mengorganisir kondisi belajar di keluarga, untuk menunjang prestasi belajar anak.
2.    Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan suatu institusi pendidikan formal di lingkungan sekolah terjadi interaksi pembelajaran. Muatan materi pelajaran dan cara guru membelajarkannya, akan berpengaruh bagi minat untuk belajar anak, yang akhirnya akan berimbas kepada prestasi belajar anak. Disamping faktor lainnya, seperti teman sekelasnya, fasilitas pembelajaran, keamanan, kenyamanan, dan lain-lain.
3.    Lingkungan Masyarakat
Di lingkungan masyarakat, pendidikan yang diterima anak lebih komplek. Di lingkungan masyarakat berkumpul berbagai unsur masyarakat dengan berbagai latar belakang pendidikan. Dan yang jelas di lingkungan masyarakat, bukan hannya terdapat teman sebayanya, tetapi juga orang dewasa, jadi bagaimana karaktristik orang-orang yang ada di lingkungan masyarakatnya, maka demikianlah prilaku yang akan mempengaruhi anak. Maka bagaimana anak berteman dan siapa temannya, juga dapat mempengaruhi minat belajarnya, yang akhirnya ikut mempengaruhi prestasi belajar anak tersebut.[14]


[1] Wawancara dengan kepala sekolah  Bapak. Muhammad Mahalli, S.P.dI, diruang kepala sekolah, pada hari senin tanggal 30 April 2018
[2] Wawancara dengan waka kurikulum Ibu. Suherninasri, SE, diruang kepala sekolah, pada hari senin tanggal 30 April 2018
[3] Wawancara dengan humas sekolah, Bapak. Akh. Basyir, S. S. Pd. I, diruang guru, pada tanggal 27 April 2018
[4] Wawancara dengan  salah  satu guru, Bapak. Akh. Muttaqin, S. Pd, diruang guru, pada tanggal 27 April 2018
[5] Observasi di ruang kelas pada tanggal 27 April 2018
[6] Wawancara dengan orangtua siswa, Ustad Halipi, M. Pd, diruang guru, pada tanggal 30 April 2018
[7] Wawancara dengan kepala sekolah  Bapak. Muhammad Mahalli, S.P.dI, diruang kepala sekolah, pada hari senin tanggal 30 April 2018
[8] Wawancara dengan waka kurikulum Ibu. Suherninasri, SE, diruang kepala sekolah, pada hari senin tanggal 30 April 2018
[9] Wawancara dengan humas sekolah, Bapak. Akh. Basyir, S. S. Pd. I, diruang guru, pada tanggal 27 April 2018
[10] Wawancara dengan  salah  satu guru, Bapak. Akh. Muttaqin, S. Pd, diruang guru, pada tanggal 27 April 2018
[11] Wawancara dengan orangtua siswa, Ustad Halipi, M. Pd, diruang guru, pada tanggal 30 April 2018
[12] Mulyasa, Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2015), hlm. 146
[13] Novan Ardy Wiyani, Pendidikan Karakter Berbasis Iman Dan Taqwa. (Yogyakarta: Perum Polri Gowok, 2012),  hlm. 191-192
[14] Jurnal Ilmiah Edukasi Vol 1, Nomor 1, Juni 2015