BAB
IV
PAPARAN
DATA, TEMUAN, DAN PEMBAHASAN
A.
PAPARAN DATA
Dalam bab ini
akan mengemukakan tentang paparan data dan temuan penelitian, setelah paparan
teoritis yang dikemukakan beb sebelumnya. Paparan data temuan penelitian akan
mengkomparasikan dengan temuan di lapangan serta sejarah singkat keadaan
lembaga MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan, yang berupa hasil pengamatan,
wawancara, dan dokumentasi.
1.
Profil Matsaratul Huda Panempan Pamekasan
a.
Sejarah singkat madrasah
Berdirinya
Madrasah Aliyah “ Matsaratul Huda “ Panempan Pamekasan tidak terlepas dengan
berdirinya Madrasah Tsanawiyah “ Matsaratul Huda “. Setelah MTs memasuki
pertengahan tahun ke-3,pada waktu itu pengasuh (Drs. KH.Kholilurrahman, SH)
yang juga Ketua Yayasan Pendidikan Pondok Pesantren “ Matsaratul Huda “ (YP3M)
mengusulkan untuk dibuka Lembaga Pendidikan Madrasah Aliyah Matsaratul Huda
sebagai tindak lanjut dari jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Maka
melalui rapat pleno Yayasan menghasilkan keputusan untuk mendirikan Madrasah
Aliyah “ Matsaratul Huda “ dengan mengangkat Drs. Ruston Nawawi sebagai Kepala
dan Drs. Syuhada’ Ibrahim sebagai Wakil Kepala Madrasah Aliyah “ Matsaratul
Huda “ tepatnya tanggal 01 Juli 1992.
Kemudian
pengelola Madrasah Aliyah “ Matsaratul Huda “ mengajukan ijin pendirian
Madrasah Ke KANWIL DEPAG JAWA TIMUR dengan Nomor : 10-A/YP3M/VI/92. Maka
terbitlah Surat Keputusan Nomor : D/Wm/MA/101/93 tentang Pemberian Ijin
Pendirian Madrasah dengan NSM : 3 1 2 3 5 2 8 8 5 1 0 3
Selama
tiga tahun Madrasah Aliyah “ Matsaratul Huda “ mengalami kemajuan yang
pesat,baik secara kuantitas maupun kualitas. Sehingga dalam jangka tiga tahun
Madrasah Aliyah “ Matsaratul Huda “ sudah berubah status akreditasinya dari
TERCATAT langsung DIAKUI dengan SK Nomor : B/E.IV/MA/0593/96 tanggal 05 Agustus
1996. Ditahun itu juga ada regenerasi pengelola yaitu mengangkat Drs. Syuhada’
Ibrahim sebagai Kepala Madrasah Aliyah mulai tahun 1996 s/d 1998.
Kemudian
mulai tahun 1998 s/d 2003 terjadi penggantian Kepala Madrasah mengangkat Drs.
A. Zayyaduz Zabidi, M.Ag dan pada tahun 2003 sampai sekarang Kepala Madrasah
Aliyah Matsaratul Huda dijabat oleh
Muhammad Mahalli, S.PdI
Untuk
memenuhi kebutuhan dan tantangn kedepan maka, pada tahun ajaran 2002/2003
MA.Matsaratul Huda memiliki konsep Madrasah Terpadu dan Life Skill Education
dengan menitikberatkan pada program pengembangan Akademik Skill dan Vocasional
Skill dengan program pilihan Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Keterampilan tata
Busana, Keterampilan Tata Boga, Komputer,Keterampilan Eloktro dan Desain Grafis.
Selama
4 tahun Madrasah Aliyah “ Matsaratul Huda “ mengalami kemajuan yang pesat,baik
secara kuantitas maupun kualitas. Sehingga dalam jangka 4 tahun Madrasah Aliyah
“ Matsaratul Huda “ sudah berubah status DIAKUI menjadi TERAKREDITASI B dengan
SK Nomor : 008119 Pada tanggal 30 Oktober 2010 Pada tahun 2016 tahun Madrasah
Aliyah “ Matsaratul Huda “ mengalami kemajuan yang pesat,baik secara kuantitas
maupun kualitas. Sehingga Madrasah Aliyah “ Matsaratul Huda “ sudah berubah
status menjadi TERAKREDITASI B dengan SK Nomor : 008119 Pada tanggal 30 Oktober
2010 menjadi Menjadi AKREDITASI A
b.
Kondisi obyektif madrasah
Tanah dan
Bangunan
Luas tanah : 4020 m2
Luas Bangunan : P = 15, 12 m2
, L = 20, 214 m2
Status tanah : Sertifikat
c.
Visi, misi, dan tujuan
Untuk
mengembangkan pendidikan Islam diperlukan visi yang jelas. Karena visi ini akan
berfungsi sebagai arah dan motivasi yang memberikan daya gerak bagi seluruh
unsur, disamping itu visi sangat urgen dalam menyatukan persepsi, pandangan, cita-cita
dan harapan untuk menjadi sebuah kenyataan yang dinikmati. Sedangkan indikator
dari visi ini adalah banyaknya lulusan yang hanya mengandalkan kemampuan akal
semata tanpa dibekali akhlakul karimah.
1)
Visi Madrasah Aliyah Matsaratul Huda Panempan adalah “ Prestasi
unggul dan berakhlaqul karimah .”
Adapun rumusan
detail tentang visi pendidikan Madrasah Aliyah Matsaratul Huda Panempan adalah
sebagai berikut:
(a)
Mengintegrasikan akhlaq dalam seluruh sistem dan pola kerjanya yang
diaktualisasikan secara konsisten oleh semua komponen madrasah.
(b)
Menjadi pusat penanaman aqidah, pembinaan spiritual dan pembentukan
akhlakul karimah serta amal sholeh.
(c)
Menjadi pusat kajian dan informasi ilmu pengetahuan dan agama.
(d)Dibangun dan
dikelola atas dasar kebersamaan dan komitmen yang utuh dan kokoh dalam ikhtiar
membina kehidupan yang bersumber dari ajaran al-Qur’an dan hadist nabi.
2)
Misi
Secara operasional misi pendidikan Islam di Madrasah Aliyah
Matsaratul Huda Panempan Pamekasan dapat dirumuskan dalam kalimat, “Menyelenggarakan
pendidikan yang beorientasi mutu (Exellence School) baik secara moral dan
sosial maupun mutu, sehingga mampu menyiapkan dan mengembangkan sumber daya
manusia yang berkualitas di bidang IMTAQ dan IPTEK”. Atau dijabarkan dalam
point berikut:
(a) Membina anak didik agar
memiliki dasar-dasar aqidah, syariah, keluhuran akhlak, kemampuan akademik,
pengalaman dan ketrampilan menuju kemandirian hidup.
(b) Mengembangkan IPTEK dan
seni bernafaskan Islam melalui kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler.
(c) Memberikan kasih sayang
dan pelayanan kepada anak didik dalam menggali ilmu pengetahuan dan teknologi
serta nilai-nilai Islam yang dapat menuntun perkembangan individual dalam
menjalani hidup yang mandiri, sejahtera dan diridloi Allah.
(d)Membangun ketauladanan,
nasehat, hikmah dan kearifan, menjunjung tinggi nilai Qur’ani.
(e) Mendidik generasi berpikir
dan bersikap mandiri, kreatif, bertanggung jawab dan berakhlak karimah.
(f) Mengembangkan motivasi,
etos kerja dan meningkatkan kualitas kerja dan karya untuk meraih prestasi.
3)
Tujuan
Dengan
berpedoman pada visi dan misi yang telah dirumuskan serta kondisi di madrasah,
maka tujuan madrasah yang ingin dicapai pada tahun pelajaran 2017/2018 adalah
sebagai berikut:
1.
Mempersiapkan peserta didik yang bertaqwa kepada Allah Tuhan Yang Maha
Esa dan berakhlak mulia.
2.
Menyiapkan peserta didik agar lulus ujian Nasional dan Madrasah.
3.
Mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia yang
berkepribadian, cerdas, berkualitas dan berprestasi dalam bidang olahraga dan
seni.
4.
Membekali peserta didik agar memiliki keterampilan teknologi
informasi dan komunikasi serta mapu mengembangkan diri secara mandiri.
5.
Menanamkan peserta didik sikap ulet dan gigih dalam berkompetisi,
beradaptasi dengan lingkungan dan mengembangkan sikap sportifitas.
6.
Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahun dan teknologi agar
mampu bersaing dan melanjutkan ke jenjang pendidik yang lebih tinggi.
2.
Bagaimana bentuk keterlibatan orangtua dalam implementasi manajemen berbasis sekolah/
Madrasah di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan
Untuk mengetahui bentuk keterlibatan orangtua dalam implementasi manajemen
berbasis sekolah/ Madrasah maka dapat diketahui dengan wawancara sebagai
berikut:
Berikut ini wawancara dengan Bapak. Muhammad Mahalli, S.P.dI
selaku kepala sekolah di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan.
“saya selaku kepala
sekolah di lembaga ini yang memegang peran penting selaku tugas saya terkait
dengan bentuk keterlibatan orangtua dalam implementasi manajemen berbasis
sekolah, orangtua itu juga merupakan
anggota komite sekolah artinya setiap kebijakan yang melibatkan siswa pastinya
sekolah akan mengadakan pertemuan dengan orangtua siswa dan juga anggota komite
madrasah agar orangtua siswa mengetauhui program-program yang ada di sekolah
dan orangtua itu juga berperan sangat besar dalam sekolah untuk proses belajar
siswa tersebut, terus dari pihak sekolah akan menyerahkan itu semua kepada
komite madrasah untuk ditindak lanjuti perkembangan belajar siswa dan dikasih
tahu perkembangan siswa tersebut kepada orangtua siswa tersebut dengan cara: pertama,
mengadakan pertemuan dengan orangtua siswa untuk memberi tahu perkembanagan
anaknya dalam proses belajar. kedua, memberikan surat kepada orangtua
siswa dalam rangka pengambilan rapot. Ketiga, dalam suatu pertemuan
antar orangtua siswa dengan sekolah untuk memberitahukan kepada orangtua siswa
dalam prestasi belajar siswa. Keempat, berhubung dengan lembaga ini
dibawah naungan yayasan maka sekolah membuat buku akhlak untuk siswa. Kelima,
untuk menjalin hubungan yang sangat erat antara sekolah dan orangtua siswa maka
sekolah melakukan kunjungan kerumah orangtua siswa yang sedang terkena musibah.
Keenam, sekolah mengundang orangtua siswa ke sekolah dalam acara
keagamaan yang pesertanya adalah siswa tersebut. Ketujuh, membentuk
perkumpulan orangtua karena orangtua juga merupakan komite sekolah seperti yang dijelaskan diatas setiap
kebijakan pastinya sekolah akan melibatkan orangtua siswa”.[1]
Hal itu juga tidak jauh berbeda dengan apa yang disampaikan oleh
Ibu. Suherninasri, SE selaku waka
kurikulum di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan.
“Menurut beliau sama dengan apa yang dikatakan oleh
kepala sekolah Bapak. Muhammad Mahalli, bawa bentuk keterlibatan orangtua dalam
implementasi manajemen berbasis sekolah jugak harus melibatkan orangtua, para
guru, wali kelas siswa, dan juga komite madrasah. Karena orangtua itu harus
mengetahui perkembang anaknya dalam proses bembelajaran di sekolah dan orangtua
juga harus mengetahui program-program yang ada di sekolah”.[2]
Pernyataan ini juga dibenarkan oleh Bapak. Akh. Basyir, S. S. Pd.
I selaku guru sekaligus humas di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan.
“saya
sebagai guru di lembaga ini sekaligus humas akan terus mendukung dengan
kebijakan yang ditetapkan oleh kepala sekolah. Keterlibatan manajemen berbasis
sekolah tersebut: yaitu dengan pemberitshuan program-program yang ada di
sekolah ini mana yang harus di tonjolkan dan mana yang tidak ditonjolkan atau
disesuaikan dengan kemampuan siswa, sehingga diperlukan hubungan yang baik
antara anak dengan orangtua bagaimana terutama tentang penjurusan nantik di
sekolah ini, nantik ketika sudah lulus dari sekolah ini terus penjurusan
selanjutnya di arahkan kepada orangtua dan dimusyawarahkan supaya anak tersebut
tidak salah memilih pendidikan selanjutnya tapi harus dimusyawarahkan kepada
orangtua siswa agar tidak terjadi singkronisasi antara tujuan orangtua dengan
anak dalam memilih pendidika selanjutnya”.[3]
Hal
ini juga sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh Bapak Akh. Muttaqin, S.
Pd selaku guru di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan.
“saya salah satu guru dilembaga ini merasa memiliki
tugas untuk mencerdaskan siswa dan dalam bentuk keterlibatan orangtua dalam
manajemen berbasis sekolah ini yaitu diantaranya diadakan peguyuban atau
pengawasan kaerna siswa itu perlu diawasi dari jam 00:07 sampai jam 13:00 itu
diawasi oleh pihak sekolah selanjutnya dari jam 13:00 itu sudah menjadi
tanggujawab keluarga maka dari itu diadakan pertemuan antara orangtua siswa
dengan sekolah agar orangtua tau anak tersebut masuk sekolah atau tidak
terkadang siswa itu membuat surat sendiri tanpa sepengetahuan dari orangtua
maka dari itu harus ada komunikasi antara orangtua dengan pihak sekolah”.[4]
Hal
ini juga didukung oleh hasil observasi peneliti yang menemukan beberapa pengungkapan
yang diungkapkan oleh guru, berikut hasil observasinya:
“jum’at pagi tepatnya pada tanggal 27 April 2018 sekitar jam 08:00
WIB saya tiba di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan dan saya melihat seorang
guru sedang mengajar dikelas dan ketika itu guru sedang berdiri memberikan
materi kepada siswanya tidak sengaja saya mendengar bahwa ada siswa yang
dipangil ke ruang guru terus saya tanyak kepada guru tersebut kenapa siswa itu
dipanggil keruang guru pak? Ooh itu, itu dikarenakan kemaren tidak masuk
sekolah tanpa keterangan maka dari itu dipanggil keruang guru untuk dimintai
keterangan karena tidak masuk sekolah. Terus sanksi apa yang di dapat oleh
siswa tersebut pak? Biasanya kalau tidak masuk sekolah tanpa keterangan itu
akan dikasih surat panggilan orangtua jika siswa tersebut bukan anak pondok,
jika siswa yang dari pondok makan pihak sekolah melaporkan kepada pengurus
pondok.[5]
Berdasarkan
wawancara dengan Ustad Halipi, M. Pd, selaku orangtua siswa di MA Matsaratul
Huda Panempan Pamekasan.
“Beliau mengatakan bahwa proram-program yang ada di sekolah MA
Matsaratul Huda Panempan Pamekasan. Sudah cukup bagus karena pihak sekolah
mendidik siswa tersebut bener-bener mendidik dan mencetak siswa siswinya
menjadi siswa siswi yang berprestasi dan dari pihak sekolah selalu mengadakan
pertemuan antara orangtua siswa dangan komite madrasah, guru-guru untuk memberi
tahu perkembangan siswa tersebut”.[6]
Berdasarkn
hasil wawancara di atas maka dapat diketahui bahwa bentuk keterlibatan orangtua
dalam implementasi manajemen berbasis sekolah/ Madrasah sebagai berikut:
a.
Mengadakan pertemuan dengan orangtua di awal tahun pelajaran,
khususnya di hari penerimaan anak didik baru.
b.
Mengadakan surat-menyurat antara sekolah dan keluarga.
c.
Menyampaikan prestasi belajar anak didik dalam bentuk buku rapot.
d.
Mengadakan buku penghubung akhlak anak didik.
e.
Mengunjungi orangtua peserta didik.
f.
Mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan dan yang dihadiri oleh para
orangtua.
g.
Membentuk perkumpulan orangtua, seperti komite sekolah.
3.
Faktor apa saja yang menjadi hambatan Keterlibatan orangtua dalam
implementasi manajemen berbasis sekolah/ Madrasah di MA Matsaratul Huda
Panempan Pamekasan
Berikut ini wawancara dengan Bapak. Muhammad Mahalli, S.P.dI
selaku kepala sekolah di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan.
“Saya selaku kepala sekolah dilembaga ini bahwa faktor
yang menjadi penghambat keterlibatan orangtua dalam implementasi manajemen
berbasis sekolah. Pertama, fisiologis adalah kesibukan dari orangtua
karna ketika ada pertemuan antara orangtua siswa dengan sekolah tidak semua
orangtua siswa hadir dalam pertemuan tersebut karna mungkin ada kesibukan,
padahal dalam pertemuan itu sangat penting dikarenakan membahas tentang
perkembangan siswa yang dikarenakan fisik siswa berpengaruh terhadap aktivitas
belajar siswa dan psikologis, berkaitan dengan kejiwaan sehingga siswa tersebut
sangan berpengaruh dalam prestasi belajar siswa dan dengan kesibukan orangtua
siswa seolah-olah pertemuan antara orangtua siswa dengan sekolah dianggap tidak
penting. Itulah yang menjadi faktor penghabat dalam keterlibatan orangtua dalam
implementasi manajemen berbasis sekolah”.[7]
Menurut
Ibu. Suherninasri, SE selaku waka kurikulum di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan tidak jauh berbeda
dengan apa yang telah disampaikan oleh Bapak. Muhammad Mahalli, S.P.dI selaku
kepala sekolah.
“Beliau mengatakan bahwa orangtua itu sangatlah berperan penting
dalam sekolah karna apa dalam proses belajar siswa, orangtua harus mengetahui
perkembangan anaknya di sekolah, maka dari itu setiap sekolah mengadakan
pertemuan orangtua siswa wajib hadir dalam pertemuan tersebut karena dengan
adanya pertemuan antara orangtua siswa dengan sekolah maka orangtua siswa tahu
perkembangan anaknya di sekolah”.[8]
Bapak. Akh. Basyir, S. S. Pd. I mengenai faktor yang menjadi
hambatan dalam implementasi manajemen berbasis sekolah/ Madrasah, berikut ini
kutipan hasil wawancara:
“Untuk hal tersebut mungkin masih sedikit diantaranya
adalah jarak orangtua dengan sekolah karena disini 80% siswa dari pondok
pesantren dan siswa yang dari luar pondok hanya sebagian saja sehingga
kadang-kadang harus menggunakan media handphon bagi siswa yang dari pondok
pesantren apabila jika ada permasalahan terkait dengan anak didik tersebut, dan
untuk siswa yang bukan dari pondok pesantren hanya cukup dengan memberikan
surat panggilan orangtua”.[9]
Hal tersebut tidak jauh berbeda dengan apa yang telah disampaikan
oleh Bapak Akh. Muttaqin, S. Pd selaku
guru di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan.
“Bahwa yang menjadi faktor penghambat itu adalah dari orangtua
siswa tersebut karena sekolah mengadakan pertemuan antara orangtua siswa dengan
sekolah untuk memberi tahu perkembangan siswa tersebut kepada orangtua siswa,
agar para orangtua siswa bisa tahu perkembangan anaknya di sekolah menurun atau
sebaliknya meningkat. Tapi orangtua siswa tersebut malah tidak hadir dalam
pertuan orongtua siswa dengan sekolah, jdi itulah yang menjadi faktor penghambat
dalam keterlibatan orangtua dengan implementasi manajemen berbasis sekolah”.[10]
Berdasarkan
wawancara dengan Ustad Halipi, M. Pd, selaku orangtua siswa di MA Matsaratul
Huda Panempan Pamekasan.
“Beliau mengatakan bahwa faktor yang menjadi penghambat dalam keterlibatan
orangtua dengan implementasi manajemen berbasis sekolah memang terletak pada
orangtua tetapi dari pihak sekolah juga harus memaklumi jika para orangtua
siswa tidak hadir dalam pertemuan tersebut bukan karena tidak peduli dengan
pendidikan anaknya dikarenakan memiliki kesibukan yang tidak basa ditinggalkan.
Tapi, jika sekolah mengadakan pertemuan selanjutnya insyaallah para orangtua siswa pasti akan
menghadiri pertemuan tersebut jika tidak ada kepentingan lain”.[11]
Berdasarkan
hasil wawancara, dan observasi dapat dipahami bahwa faktor yang menjadi
hambatan keterlibatan orangtua dalam implentasi manajemen berbasis sekolah/
Madrasah di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan.
a.
Faktor Internal
Faktor internal menyangkut dengan faktor yang muncul dari dalam diri anak sendiri.
Faktor internal ada dua, yaitu faktor fisiologis
dan faktor psikologis.
1)
Faktor
Fisiologis, berkaitan dengan keadaan fisik dan panca indera. Keadaan fisik
anak berpengaruh terhadap aktivitas belajar anak.
2)
Faktor psikologis, berkaitan dengan kejiwaan, yaitu intelegensi,
motivasi, bakat, minat,
dan
kesiapan.
b.
Faktor Eksternal
1) Lingkungan
Keluarga
Keluarga
merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat anak dilahirkan.
2) Lingkungan
Sekolah
Sekolah merupakan suatu institusi pendidikan formal di lingkungan sekolah
terjadi interaksi pembelajaran.
3) Lingkungan
Masyarakat
Di lingkungan masyarakat, pendidikan yang diterima anak lebih
komplek. Di lingkungan
masyarakat berkumpul berbagai unsur
masyarakat dengan berbagai latar belakang pendidikan.
B.
Pembahasan
1.
Bagaimana bentuk keterlibatan orangtua dalam implementasi manajemen berbasis sekolah/
Madrasah di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan
Keterlibatan orangtua dalam kegiatan pendidikan merupakan
keikutsertaan orangtua dalam memberikan gagasan, kritik membangun, dukungan dan
pelaksanaan pendidikan. Dalam pengembangan manajemen dan kepemimpinan kepala
sekolah, partisipasi orangtua sangat diperlukan, karena sekolah sangat
memerlukan patner orangtua dalam mengantarkan cita-cita dan membentuk pribadi
peserta didik. Karakteristik orangtua, misalnya pengusaha, petani, nelayan,
pedagang, pegawai, kaya, miskin akan mewarnai kondisi dan kualitas sekolah.
Perbedaan karakteristik orangtua tersebut membuat harapannya terhadap sekolah
terutama lulusannya berbeda pula. Orangtua memiliki peran yang sangat penting
dalam pendidikan dan kemajuan sekolah. Oleh karena itu, penting mengkaji dan
memahami cara-cara yang dapat ditempuh untuk menggalang partisipasi orangtua
terhadap kegiatan pendidika sekolah.[12]
Temuan peneliti menunjukkan bahwa bentuk keterlibatan orangtua
dalam implementasi manajemen berbasis sekolah/ Madrasah di MA Matsaratul Huda Panempan Pamekasan
adalah sebagai berikut:
a.
Mengadakan pertemuan dengan orangtua di awal tahun pelajaran,
khususnya di hari penerimaan anak didik baru. Pertemuan tersebut diadakan
untuk:
1)
Mempromosikan sekolah.
2)
Mendeskripsikan tentang visi, misi, dan tujuan sekolah.
3)
Mendapatkan informasi tentang harapan-harapan orangtua terhadap
anaknya yang dididik di sekolah tersebut.
4)
Mendapatkan informasi tentang karakter anak didik yang baru.
5)
Menyampaikan informasi tentang program sekolah.
b.
Mengadakan surat-menyurat antara sekolah dan keluarga.
Surat-menyurat itu perlu diadakan sebagai media komunikasi untuk menyampaikan
program-program sekolah serta berbagai hal yang terkait dengan proses
pendidikan di sekolah.
c.
Menyampaikan prestasi belajar anak didik dalam bentuk buku rapot.
Prestasi belajar anak didik dalam buku rapot ini selain sebagai laporan
pertanggungjawaban terhadap pendidikan yang dilakukan oleh guru terhadap anak
didik juga berfungsi untuk mengkomunikasikan perkembangan anak didik terhadap orangtua
mereka.
d.
Mengadakan buku penghubung akhlak anak didik. Buku penghubung
tersebut dipegang oleh orangtua untuk mencatat perkembangan akhlak anak didik
selama berada di rumah kemudian hasilnya disampaikan kepada guru di sekolah
untuk mendapatkan bimbingan dan pendidikan terhadap anak lebih lanjut.
e.
Mengunjungi orangtua peserta didik. Tentu saja sangat sulit bagi
suatu sekolah untuk mengunjungi setiap orangtua. Untuk efektifitas dan
efisiensi, sekolah bisa mengunjungi orangtua yang sedang melaksanakan hajatan,
sedang terkena musibah, serta orangtua yang anaknya sedang mengalami kesulitan
dalam proses pendidikannya di sekolah. Mengunjungi orang yang sedang hajatan
atau sedang terkena musibah ini sangat dianjurkan dalam islam.
f.
Mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan dan yang dihadiri oleh para
orangtua. Kegiatan tersebut bisa digunakan oleh pihak sekolah untuk beramah
tamah dengan orangtua peserta didik.
g.
Membentuk perkumpulan orangtua, seperti komite sekolah. Dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
Nasional disebutkan bahwa komite sekolah adalah lembaga mandiri yang
beranggotakan orangtua, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli
pendidikan.
Maka
bentuk keterlibatan orangtua dalam implementasi manajemen sekolah ini adalah
hubungan yang harmonis antara keluarga dan sekolah ini, selain diharapkan dapat
memaksimalkan keberhasilan pendidikan juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk
memperrerat tali silaturahmi antara keluarga dengan sekolah.[13]
2.
Faktor apa saja yang menjadi hambatan Keterlibatan orangtua dalam
implementasi manajemen berbasis sekolah/ Madrasah di MA Matsaratul Huda
Panempan Pamekasan
Belajar
merupakan kegiatan untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Macam-macam cara belajar
yang dapat dilakukan, baik dengan membaca, mendengar, melihat dan merasa. Semua
aktivitas ini dilakukan manusia dalam rangka belajar, baik secara formal,
informal, maupun non formal. Khusus untuk pendidikan formal, yaitu pendidikan
yang dilaksanakan di lembaga sekolah/ madrasah, maka semua aktivitas belajar
tersebut pada prinsipnya untuk satu tujuan, pencapaian prestasi belajar, baik
dalam bidang kognitif, efektif, maupun psikomotor.
Prestasi
belajar adalah tingkah laku anak dalam mempelajari pelajaran di sekolah yang
dinyatakan dengan skor, yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi
pelajaran. Jadi, prestasi belajar yang dicapai anak dapat diketahui dengan
pencapaian nilai ujian yang diperoleh anak, baik ujian yang berbentuk tes
maupun non tes, baik yang bersifat formatif maupun sumatif.
Sementara
itu, WS. Winkel berpendapat lebih luas lagi, bukan hanya berkenaan dengan
angka-angka, tetapi juga mengangkut dengan prilaku anak berdasarkan hasil
belajarnya. Menurutnya, prestasi belajar adalah suatu proses mental yang
mengarah pada penguasaan, pengetahuan, atau sikap yang kesemuanya diperoleh,
disimpan dan dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah laku progresif. Jadi
prestasi belajar bukan hanya menyangkut angka-angka yang diperoleh anak
berkenaan dengan hasil belajarnya, tetapi juga menyangkut dengan prilaku yang
ditampilkan anak sebagai hasil belajar. Bukan hanya menyangkut dengan kognitif
psikomotor, tetapi juga berkenaan dengan aspek efektif anak.
Merujuk
pada pendapat diatas, maka prestasi belajar diperoleh anak melalui serangkaian
penilaian yang diberikan guru, baik yang berbentuk tes maupun non tes yang diwujutkan dengan
nilai-nilai yang diperoleh anak dalam bentuk angka maupun huruf, juga prilaku
belajar yang ditampilkan anak berdasarkan hasil pembelajaran yang dia ikuti.
Nilai ini diperoleh anak dalam bentuk tulisan nilai, baik angka atau huruf pada
buku ulangan anak, lembar kerja anak (LKS), rapor anak, dan ijazah. Sehingga
dengan angka-angka tersebut, anak dapat memperoleh gambaran tentang prestasi
belajarnya, apakah meningkat, menurun ataupn tetap.
Pencapaian
prestasi belajar anak dipengaruhi oleh banyak faktor. Karena secara individu,
anak terdiri dari dua substansi yaitu fisiologis (fisik) dan psikologis
(kejiwaan). Kemudian secara sosial, anak hidup dilingkungannya, baik keluarga,
masyarakat, dan sekolah/ madrasah. Kesemua faktor ini, saling berkaitan dan
saling berpengaruh satu sama lainnya, dalam peningkatan prestasi belajar anak.
Sebagai pendapat Ngalim Purwanto yang menyatakan bahwa, fakktor-faktor yang
menjadi penghambat keterlibatan orangtua dalam implementasi manajemen berbasis
sekolah/ Madrasah dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu faktor internal (faktor
dalam diri anak), yakni keadaan jasmani dan rohani anak, dan faktor eksternal
(faktor dari luar anak), yakni kondisi lingkungan sekitar anak.
Temuan
penelitian menunjukkan bahwa faktor yang menjadi penghambat keterlibatan
orangtua dalam implementasi manajemen berbasis sekolah/ Madrasah di MA
Matsaratul Huda Panempan Pamekasan adalah sebagai berikut:
a.
Faktor Internal
Faktor internal menyangkut dengan faktor yang muncul dari dalam diri anak sendiri.
Faktor internal ada dua, yaitu faktor fisiologis
dan faktor psikologis.
1.
Faktor
Fisiologis, berkaitan dengan keadaan fisik dan panca indera. Keadaan fisik
anak berpengaruh terhadap aktivitas belajar anak. Bila aktivitas belajar
anak terganggu, maka akan berpengaruh terhadap prestasi belajar anak.
Slameto: prestasi belajar
seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang
terganggu, selain itu juga akan cepat lemah,
kurang
semangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang
darah ataupun ada gangguan-gangguan atau kelainan-kelainan fungsi alat indera. Begitu juga kesehatan panca indera anak berpengaruh terhadap
aktivitas belajar anak. Bila aktivitas belajar anak terganggu, maka
akan
berpengaruh
terhadap prestasi belajar anak. Berkaitan kesehatan panca indera
ini dalam kaitannya dengan prestasi belajar
anak, Sumadi
Suryabarata
menegaskan, dalam sistem persekolahan dewasa
ini, diantara panca indera itu yang paling
memegang peranan penting
dalam
belajar adalah
mata dan telinga.
2.
Faktor psikologis, berkaitan dengan kejiwaan, yaitu intelegensi,
motivasi, bakat, minat,
dan
kesiapan. Faktor psikologis ini, sangat
mempengaruhi prestasi belajar anak. Karena dengan faktor psikologis ini,
berpengaruh pula terhadap
semua aspek fisik peserta didik. Muhibbin Syah menegaskan,
tingkat kecerdasan atau
intelegensi anak, sangat menentukan tingkat keberhasilan anak, ini bermakna
semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang anak maka semakin besar peluangnya
untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin
rendah kemampuan intelegensi seorang anak maka semakin kecil peluangnya untuk
memperoleh sukses. Pengaruh utama
dari faktor psikologis ini adalah
terhadap motivasi belajar anak. Motivasi belajar anak sangat berpengaruh
terhadap prestasi belajar anak. Balmadi Sutadipura
menyatakan,
motivasi merupakan suatu proses yang
dapat (1) membimbing
anak didik ke arah pengalaman-pengalaman dimana
kegiatan belajar itu
dapat berlangsung; (2) memberikan kepada anak
didik kekuatan dan aktivitas serta memberikan kepadanya
kewaspadaan
yang memadai; dan (3) mengarahkan
perhatian mereka terhadap
suatu
tujuan.
Faktor internal lain yang
tidak kalah pentingnya dalam
mempengaruhi prestasi belajar adalah bakat menurut Ngalim Purwanto, bakat lebih dekat pengertiannya dengan amplitude yang berarti
kecakapan bawaan yaitu yang berkenaan dengan potensi-potensi
tertentu. Sedangkan kata bawaan mengandung arti yang lebih luas yaitu suatu
sifat, ciri, dan kesanggupan yang dibawa sejak lahir. Jadi,
bakat ini lebih cenderung
kepada potensi yang telah ada pada masing-masing anak, sehingga dengan bakat yang telah dimilikinya anak cenderung cakap dan termotivasi untuk mengikuti bakat yang dimilikinya. Faktor lainnya yang merupakan
perwujudan dari bakat dan motivasi yang dimiliki anak
adalah
minat. Menurut Muhibbin
Syah, minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
Minat anak dapat dipegaruhi oleh berbagai faktor, seperti bakat bawaan yang
dimiliki peserta didik, kesehatan, ketenangan jiwa, dorongan orangtua, fasilitas, dan lain-lain. Minat belajar yang dimiliki anak, berimbas kepada kesungguhan belajar anak dapat berimbas kepada prestasi belajar anak. Oleh karena
itu,
minat belajar anak sangat perlu senantiasa
distimulus, agar
prestasi
belajar anak lebih
dapat tercapai secara optimal.
b.
Faktor Eksternal
1.
Lingkungan Keluarga
Keluarga
merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat anak dilahirkan. Keluarga
merupakan tempat pertama dan utama anak tumbuh dan berkembang. Dalam keluarga
anak berinteraksi dengan ayag dan ibunya, kakak dan adiknya, mungkin juga
dengan kakek dan nenekna, sepupunya, paman dan bibinya. Bagaimana prilaku orang
di sekitarnya di dalam keluarganya, maka demikianlah yang mudah mempengaruhi
perilakunya. Bila lingkungan keluarganya, adalah keluarga yang belajar, maka
dia juga cenderung belajar. oleh karena itu, orangtua memegang peranan penting
untuk mengorganisir kondisi belajar di keluarga, untuk menunjang prestasi
belajar anak.
2.
Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan suatu institusi pendidikan formal di lingkungan sekolah
terjadi interaksi pembelajaran.
Muatan materi pelajaran dan
cara guru membelajarkannya, akan berpengaruh bagi minat untuk belajar anak, yang akhirnya akan berimbas kepada prestasi
belajar anak. Disamping faktor lainnya, seperti teman sekelasnya, fasilitas pembelajaran, keamanan, kenyamanan, dan lain-lain.
3.
Lingkungan Masyarakat
Di lingkungan masyarakat, pendidikan yang diterima anak lebih
komplek. Di lingkungan
masyarakat berkumpul berbagai unsur
masyarakat dengan berbagai latar belakang pendidikan. Dan yang
jelas di lingkungan masyarakat, bukan hannya terdapat
teman sebayanya, tetapi juga orang
dewasa, jadi bagaimana karaktristik orang-orang yang
ada
di lingkungan masyarakatnya, maka demikianlah prilaku yang akan mempengaruhi anak. Maka
bagaimana anak berteman dan siapa temannya, juga dapat
mempengaruhi minat belajarnya, yang
akhirnya ikut mempengaruhi prestasi
belajar anak tersebut.[14]
[1] Wawancara
dengan kepala sekolah Bapak. Muhammad Mahalli, S.P.dI, diruang kepala sekolah,
pada hari senin tanggal 30 April 2018
[2] Wawancara
dengan waka kurikulum Ibu. Suherninasri, SE, diruang kepala sekolah, pada hari senin tanggal 30 April
2018
[3] Wawancara
dengan humas sekolah, Bapak. Akh. Basyir, S. S. Pd.
I, diruang guru, pada tanggal 27 April 2018
[4] Wawancara
dengan salah satu guru, Bapak.
Akh. Muttaqin, S. Pd, diruang guru, pada tanggal 27 April 2018
[6] Wawancara
dengan orangtua siswa, Ustad Halipi, M. Pd, diruang guru, pada tanggal 30 April
2018
[7] Wawancara
dengan kepala sekolah Bapak. Muhammad Mahalli, S.P.dI, diruang kepala sekolah,
pada hari senin tanggal 30 April 2018
[8] Wawancara
dengan waka kurikulum Ibu. Suherninasri, SE, diruang kepala sekolah, pada hari senin tanggal 30 April
2018
[9] Wawancara
dengan humas sekolah, Bapak. Akh. Basyir, S. S. Pd.
I, diruang guru, pada tanggal 27 April 2018
[10] Wawancara
dengan salah satu guru, Bapak.
Akh. Muttaqin, S. Pd, diruang guru, pada tanggal 27 April 2018
[11] Wawancara
dengan orangtua siswa, Ustad Halipi, M. Pd, diruang guru, pada tanggal 30 April
2018
[13] Novan Ardy
Wiyani, Pendidikan Karakter Berbasis Iman
Dan Taqwa. (Yogyakarta: Perum Polri Gowok, 2012), hlm. 191-192
[14] Jurnal Ilmiah
Edukasi Vol 1, Nomor 1, Juni 2015