Tuesday 18 September 2018

pengertian penelitian sejarah




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Penelitian sejarah adalah menetapkan fakta dan mencapai simpulanm engenai hal-hal yang telah lalu, yang dilakukan secara sistematis dan objektif oleh ahli sejarah dalam mencari, mengevaluasi dan menafsirkan bukti-bukti untukmempelajari masalah baru tersebut.
Penelitian ini mencoba merekonstruksi apa yang terjadi pada masa yang lalu selengkap dan seakurat mungkin, dan biasanya menjelaskan mengapa hal itu terjadi. Dalam mencari data dilakukan secara sistematis agar mampu menggambarkan, menjelaskan, dan memahami kegiatan atau peristiwa yang terjadi beberapa waktu lalu.
Penelitian sejarah harus dilandasi atau berpedoman pada kaidah-kaidah metode sejarah. Jika tidak, penelitian itu hanya akan menghasilkan tulisan sejarah semi ilmiah atau bahkan sejarah populer. Oleh karena itu calon peneliti sejarah harus memahami kaidah-kaidah metode sejarah dan mampu mengimplementasikannya, agar penelitian itu menghasilkan karya sejarah ilmiah.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian penelitian sejarah?
2.      Apa karakteristik penelitian sejarah?
3.      Apa sumber data dalam penelitian sejarah?
4.      Apa fungsi penelitian sejarah?
5.      Apa langkah-langkah penelitian sejarah?
6.      Apa evaluasi dalam penelitian sejarah?

C.    Tujuan
1.      Menjelaskan pengertian penelitian sejarah.
2.      Menjelaskan karakteristik penelitian sejarah.
3.      Menjelaskan sumber data dalam penelitian sejarah.
4.      Menjelaskan fungsi penelitian sejarah.
5.      Menjelaskan langkah-langkah penelitian sejarah.
6.      Menjelaskan evaluasi dalam penelitian sejarah.




















BAB II
ISI
A.    Pengertian
Metode penelitian sejarah adalah suatu tahapan penelitian yang dilakukan untuk mencapai hakikat sejarah guna disampaikan kepada pembaca secara umum. Tahapan-tahapan tersebut diawali dengan menyeleksi tema penelitian, menghimpun berbagai data, menetapkan keabsahannya, menentukan penyusunnya,menetapkan waktu dan tempat pembukuannya, meneliti naskah data, menetapkan hubungan satu sama lain,melakukan kritik internal baik positif maupun negatif, menetapkan fakta-fakta sejarah, menyusun dan merangkainya, menyusun rangkuman model sejarah, kemudian memaparkan dengan ungkapan historis yang rasional.[1]
Pnelitian sejarah juga dapat diartikan sebagai kegiatan penelitian yang menggambarkan (mendeskripsikan) berbagi hubungan yang benar-benar utuh antara manusia, peristiwa, waktu dan tempat secara kronologis dengan tidak memandang sepotong-sepotong objek-objek yang diobservasi.[2]
Pada dasarnya penelitian sejarah adalah penelitian terhadap semua realitas sejarah yang berupa kejadian-kejadian yang terjadi di masa lampau untuk digali lebih dalam oleh para peneliti yang dalam hal ini adalah manusia. Penelitian sejarah berusaha menjelaskan dan memahami kejadian-kejadian pada masa lalu melalui pengumpulan, verifikasi dan evaluasi data secara sistematis. Problematika yang dikaji dalam penelitian sejarah bisa berupa sejarah suatu bangsa, sistem pendidikan atau orang- orang yang berpengaruh baik dalam bidang politik, sastra, ilmu pengetahuan dan sebagainya. Penggunaan penelitian sejarah bisa diterapkan dalam beberapa bidang keilmuan yang berbeda, seperti penelitian dalam bidang karakter, kemanusiaan, pendidikan  dan perekonomian. [3]
Secara umum, penelitian sejarah dapat dilakukan dengan berbagai jenis studi, diantaranya studi komparatif historis, studi legal atau yuridis, studi bibliografi, studi biografi, dan studi kronologis.
Studi komparatif historis bertujuan menggambarkan hubungan perbandingan lebih dari satu fakta (fenomena) dalam rentang waktu dan tempat tertentu. Analisis historis diperlukan untuk menggambarkan kronologi perkembangan, sedangkan analisis komparatif diperlukan untuk menggambarkan nilai perbandingan fakta tersebut. Contoh penelitian denagn menggunakan studi ini adalah penelitian tentang  Pertumbuhan dan Perkembangan Madrasah dan Sekolah di Indonesia tahun 1900-1950.
Studi legal atau yuridis penelitian dengan cara menyelidiki hal-hal yang berkaitan dengan hukum, baik tertulis maupun tidak  tertulis yang berlaku pada masa lampau.[4] Contoh penelitian yang menggunakan studi legal adalah penelitian tentang Produk Perundang-undangan Sistem Pendidikan Nasional Tahun 1950-2000, Kumpulan Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Pendidikan Agama di Indonesia.
Studi bibliografis ditujukan untuk mengumpulkan hasil-hasil pemikiran dalam bentuk dokumen pada bidang ilmu tertentu, sebagai upaya dalam memahami dokumen dari sisi situasi dan waktu dokumen tersebut muncul. Termasuk dalam studi ini, penyusunan kembali karya tertentu dari seorang pemikir atau menerbitkan kembali dokumen-dokumen tua yang lam hilang. Contoh penelitian yang menggunakan studi jenis ini adalah Pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang Pendidikan Nasional dalam majalah Taman Siswa. [5]
Studi biografis ditujukan untuk menggali informasi tentang subjek tertentu (orang) dan berusaha menjelaskan dengan teliti kehidupan nyatanya, pengaruh yang diterimanya, serta sifat dan watak subjek yang dislidiki. Studi dapat dilakukan pada surat-surat yang pernah ditulisnya, buku hari an, hasil karyanya, karangan mengenai dirinya ataupun peristiwa yang digali dari orang-orang yang pernah dekat dengannya. Contoh penelitan yang menggunakan studi ini adalah penelitian tentang Perjuangan Ki Hajar Dewantara.  
Studi Kronologis bermaksud mengungkapkan kejadian-kejadian atau keadaan-keadaan dan peristiwa-peristiwa menurut urutan waktunya dari masa yang paling tua dapat dicapai sampai masa-masa mendekati masa sekarang.[6]
Dalam penelitian sejarah, peneliti mencari data melalui pencarian sumber-sumber sejarah seperti buku harian, dokumen-dokumen dan peninggalan-peninggalan sejarah; sedangakan dalam penelitian secara umum, data diperoleh dari catatan-catatan observasi dan administrasi untuk menejelaskan kejadian-kejadian masa sekarang. Dengan demikian ada dua hal yang menjadi keunikan dalam peneliatian sejarah, pertama, yang menjadi objek penelitian sejarah adalah kejadian-kejadian dimasa lalu dan kedua, datayang dikumpulkan memiliki peran penting untuk menjelaskan kejadian-kejadian tersebut.

B.     Karakteristik Penelitian Sejarah
Dalam proses maupun tujuannya penelitian sejarah memiliki perbedaan yang mendasar dibandingkan dengan metode penelitian yang lain. Berikut ini disajikan beberapa karakteristik metode penelitian sejarah :
1.      Tujuan yang hendak dicapai oleh penelitian sejarah adalah mengkonstruksi atau menggambarkan suatu peristiwa atau kejadian tertentu.
2.      Data-data yang terkumpul baik dari sumber data pertama (Primary Sources) maupun dari sumber kedua (Secondary Sources) merupakan sumber utama dalam menggambarkan kejadian atau peristiwa tersebut.
3.      Penelitian sejarah bukan hanya sekedar penelaahan bahan-bahan pustaka,namun lebih dari itu. Pengumpulan data harus dilakukan secara tuntas. Informasi yang dicari bukan hanya catatan-catatan yang tertulis atau bahas pustaka saja, namun juga menggali bahan-bahan lain sebagai bukti sejarah, misalnya melakukan wawancara dengan pelaku sejarah, menganalisis berbagai peninggalan sejarah dan lain sebagainya.
4.      Penelitian sejarah dilaksanakan secara sistematis dan tepat seperti metode penelitian yang lain. Keketatan tersebut ditandai dengan kecermatan mengkritik sumber data yang digunakan dalam penelitian ini.[7]
5.      Penelitian historis lebih tergantung kepada data yang diobservasi orang lain daripada yang di observasi oleh peneliti sendiri.  Data yang baik akan dihasilkan oleh kerja yang Cermat yang menganalisis keotentikan, ketepatan dan pentingnya sumber sumbernya.
6.       Untuk menentukan bobot data, biasa dilakukan dua macam kritik, yaitu kritik eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal menanyakan apakah dokumen relik itu otentik”, sedang kritik internal menanyakan “Apabila data itu otentik, apakah data tersebut akurat dan relevan?”. Kritik internal harus menguji motif keberat-sebelahan, dan keterbatasan si penulis yang mungkin melebih-lebihkan atau mengabaikan sesuatu dan memberikan informasi yang terpalsu. Evaluasi kritis inilah yang menyebabkanpenelitian historis itu sangat tertib-ketat, yang dalam banyak hal lebih demanding daripada studi eksperimental.
7.      Walaupun penelitian historis mirip dengan penelaahan kepustakaan yang mendahului lain-lain bentuk rancangan penelitian, namun cara pendekatan historis adalah lebih tuntas, mencari informasi dari sumber yang lebih luas. “Penelitian historis” juga menggali informasi-informasi yang lebih tua daripada yang umum dituntut dalam penelaahan kepustakaan, dan banyak juga menggali bahan-bahan tak diterbitkan yang tak dikutip dari bahan acuan yang standard.[8]
8.      Penelitian sejarah mencari data secara lebih tuntas serta menggali informasi yang lebih tua yang tidak diterbitkan ataupun yang tidak dikutip dalam bahan acuan yang standar.
9.      Data yang digunakan lebih banyak bergantung pada data primer dari pada data sekunder.
10.  Sumber data harus dinyatakan secara definitif, baik nama pengarang, tempat, dan waktu. Sumber tersebut harus diuji kebenaran dan keasliannya. Fakta harus dibenarkan oleh sekurang-kurangnya dua orang saksi yang tidak pernah berhubungan. [9] 
C.    Sumber Data Dalam Penelitian Sejarah
Sumber data dalam penelitian sejarah adalah data yang digunakan dalam penelitian dengan metode sejarah. Menurut Nazir (1988: 57), sumber data penelitian sejarah dapat diklasifikasikan menjadi berbagai jenis, seperti (1) remain dan dokmen; dan (2) sumber primer dan sumber sekunder.
1.      Remain dan Dokumen
Sumber data ini didasarkan dari sengaja atau tidak disengajanya bahan atau sumber data tersebut ditinggalkan.
a.    Remain atau Relics, yaitu bahan-bahan fisis atau tulisan yamg mempunyai nilai-nilai  sejarah yang keberadaannya didasari tanpa suatu kesadaran yang dihasilkan untuk suatu keperluan pembuktian sejarah. Contohnya: alat perkakas, perhiasan-perhiasan kuno, dan bangunan (piramida, candi, senjata-senjata, sendok, keramik, benda budaya, dan sebagainya) .
b.    Dokumen, yaitu laporan dari kejadian-kejadian yang berisi pandangan serta pemikiran-pemikiran manusia di masa lalu. Dokumen tersebut secara sadar ditulis untuk tujuan komunikasi dan transmisi keterangan. Contohnya: buku harian, batu tertulis, daun-daun lontar, relief-relief candi, surat-surat kabar, dan sebagainya.[10]  
2.      Sumber Primer dan Sekunder   
Selain pembagian sumber seperti di atas, sumber penelitian metode sejarah  dapat juga dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sumber primer dan sumber sekunder.
1.      Sumber Primer, yaitu data yang diperoleh dari cerita para pelaku peristiwa itu sendiri, dan atau saksi mata yang mengalami atau mengetahui peristiwa tersebut. Contoh sumber-sumber primer lainnya yang sering menjadi perhatian para peneliti dilapangan atau situs diantaranya seperti dokumen asli, relief, dan benda-benda peninggalan masyarakat zaman lampau.
2.      Sumber Informasi Sekunder, yaitu informasi yang diperoleh dari sumber lain yang mungkin tidak berhubungan langsung dengan peristiwa tersebut. Sumber sekunder ini dapat berupa para ahli yang mendalami atau mengetahui peristiwa yang dibahas dari buku atau catatan yang berkaitan dengan peristiwa, buku sejarah, artikel dalam ensiklopedia, dan review penelitian.
Dari adanya sumber primer dan sekunder ini sebaiknya peneliti mendahulukan sumber-sumber data primer terlebih dahulu baru kemudian data sekunder, data tersier, dan seterusnya.[11]
D.    Fungsi Penelitian Sejarah
Menurut Bogdan and biklen (1983), Penelitian sejarah termasuk dalam bidang pendidikan, mempunyai fungsi sebagai berikut :
1.       Sejarah mempunyai fungsi pembebasan, dalam hal ini tujuan seorang sejarawan adalah melakukan sesuatu sebagaimana yang dilakukan oleh psikoterapis, yakni membebaskan kita dari beban masa lalu dengan cara membantu kita memahami masa lalu itu. Hal ini dapat diterapkan dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang pendidikan. Misalnya, sejarah tentang berbagai kegagalan suatu kebijakan pendidikan dimasa lalu akan dapat dijadikan pelajaran untuk tidak terulang sehingga hal itu tidak terjadi lagi pada masa kini dan masa yang akan datang apabila hal-hal itu dapat direkonstruksi.
2.       Berfungsi sebagai reformasi sosial, yang merupakan ciri pekerjaan para pelaku revisi sejarah. Para sejarawan berusaha menjadikan para pelaku riset sensitif terhadap perlakuan yang tak adil dan praktik praktik yang tidak terpandu pada masa lalu yang mungkin terus terjadi hingga kini dan mungkin memerlukan reformasi. Oleh karena itu masa lalu menyediakan prespektif yang lebih lepas dan memudahkan para pakar terkait untuk mendeteksi dan memahami praktek ketidakadilan.
3.       Dalam batas-batas tertentu penelitian sejarah berfungsi sebagai upaya melakukan prakiraan tentang kecenderungan pada masa yang akan datang. Apabila kita mengetahui tentang bagaimana seseorang atau sekelompok orang berbuat pada masa lalu maka kita dapat memprediksi bagaimana mereka berbuat pada masa yang akan datang. Meskipun demikian, perlu dipahami bahwa prakiraan itu tidak selamanya tepat atau berhasil sempurna. Misalnya, suatu kondisi sosial, politik atau ekonomi dapat saja menciptakan suatu perubahan fundamental dalam kehidupan masyarakan suatu negara, namun ini tidak bisa langsung diprediksi berdasarkan keadaan masa lalu.[12]
E.     Langkah-langkah penelitian sejarah
sebagaimana dalam melaksanakan riset pada umumnya, dalam melaksanakan penelitian sejarah ada langkah-langkah yang harus ditempuh. Langkah-langkah itu merupakan:  


1.      Perumusan masalah
Pelaksanaan penelitian dimulai dengan mengidentifikasi dan merumuskan masalah atau topik yang akan diselidiki. Untuk itu, terdapat beberapa hal yang harus dipilih dalam melakukan penelitian sejarah, yakni berupa tempat, waktu, biografi  yang diteliti dan peristiwa-peristiwa masa lalu yang menjadi sumber riset sejarah.[13] 
2.      Pengumpulan data
Pada langkah kedua ini, peneliti melakukan pengumpulan berbagai informasi kesjarahan dari berbagai sumber. Baik berasal dari sumber primer ataupun sumber sekunder. Diantara beberapa sumber penelitian sejarah adalah berupa: catatan atau buku harian, memoar, rekaman legal, rekaman wawancara, gedung, desain arsitek dll.[14]
Secara umum sumber informasi sejarah dapat dikategorikan kedalam empat macam, yaitu : dokumen, rekaman kuantitatif, rekaman suara dan relics
a.       Dokumen, merupakan sumber informasi sejarah yang paling umum baik berupa bahan tertulis ataupun bahan cetak yang redipengadilan,koran, periodik, rekaman bisnis,buku catatan, buku tahunan, diplomasi, memo, dan hasil tes.
b.      Rekaman kuantitatif. Bentuk rekaman kuantitatif yang dijadikan sumber informasi kesejarahan itu bermacam-macam diantaranya, hasil sensus penduduk, atau hasil sensus lainnya, anggaran belanja,dan bentuk kompilasi dalam bentuk angka yang lain.
c.       Rekaman suara (lisan), bentuk rekaman suara juga bermacam-macam misalnya rekaman wawancara, rekaman percakapan, rekaman kesaksian, rekaman lagu, dan rekaman-rekaman sejenisnya.
d.      Relics jenis sumber informasi ini berbentuk benda yang menjadi bukti sejarah, seperti gedung, perabot, design arsitek, buku, gambar, foto. Dan sejenisnya.[15]       
3.      Evaluasi informasi sejarah
     Mengumpulkan informasi sejarah merupakan langkah yang berat dalam penelitian sejarah. Hal ini disebabkan adanya kemungkinan sumber-sumber informasi yang diperlukan itu tidak tersedia atau tidak dapat diakses. Itu sebabnya dalam pengumpulan data ini peneliti pertama-tama perlu mengidentifikasi bentuk-bentuk informasi dan sumbernya, memilah-milah sumbernya apakah primer ataukah sekunder, menelusuri dimana sumber-sumber informasi itu berada, kemudian dilakukan upaya mengumpulkannya. Dalam pengumpulan informasi ini perlu dipersiapkan berbagai persyaratan, seperti permohonan mengakses informasi, persiapan dokumen perjalanan dan berbagai perlengkapan yang dibutuhkan. Selanjutnya dikumpulkan dibuat rekaman.
      Setelah dilakukan rekaman informasi perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi itu memiliki dua tahapan, yaitu analisis kritik eksternal dan analisis kritik internal.  Analisis kritik adalah suatu teknik yang digunakan  untuk memecahkan masalah dalam riset kesejarahan, dengan cara melakukan kritik terhadap apakah sumber yang memberikan informasi itu dapat dipercaya atau tidak, dan apakah informasi yang diperoleh dari sumber-sumber itu dapat dipertanggungjawabkan keaslian atau tidak.
      Tahap Analisis Kritik Eksternal. Tahap analisis ini dilakukan terhadap sumber data sumber informasi. Dalam hal ini, dilakukan analisis terhadap keaslian suatu sumber dan kebenarannya. Sumber informasi yamg digunakan harus benar-benar autentik, bukan palsu. Suatu dokumen yang ditemukan dan memuat informasi yang dibutuhkan tidak selamanya antentik. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis secara kritis.
      Tahap Analisis Kritik Internal. Analisis kritik yang dilakukan pada tahap ini adalah mengkritisi informasi atau data itu sendiri, yakni kritik terhadap ketepatan, serta nilai dari informasi yang diberikan oleh sunber tersebut. Pada tahap ini, dalam melakukan evaluasi terhadap isi informasi, pelaku riset perlu bertanya kepada diri sendiri. Misalnya, apakah mungkin pada masa itu, orang melakukan sesuatu sebagaimana terungkap dalam informasi yang diperoleh.[16]
4.      Penyajian fakta sejarah
Fakta sejarah bukanlah sejarah itu sendiri, melainkan dalam sejarah itu di dalamnya ada sejumlah fakta sejarah. Dalam penyusunan sejarah, berbagai fakta sejarah dihubungkan satu sama lain, sehingga bisa mengungkapkan suatu peristiwa yang terjadi di masa lampau.

5.      Penulisan hasil riset
Penulisan hasil riset dalam penelitian sejarah bisa dibentuk berdasarkan laporan eksekutif (Laporan pelaksanaan projek penelitian sejarah), karya akademik (disertasi) atau artikel ilmiah yang dapat dipublikasikan dalam berbagai jurnal ilmiah terkait.
Sistem penulisan dalam penelitian sejarah mengikuti tata cara penulisan secara umum atau dapat pula peneliti membuat sistematika penulisan sendiri tanpa mengikuti laporan yang biasa dibuat sesuai dengan topik  dan permasalahannya.[17]
F.     Evaluasi penelitian sejarah
Pada dasarnya, evalusi terhadap hasil riset kesejarahan adalah melakukan analisis kritis terhadap metodologi yang digunakan, prosedur yang ditempuh, dan hasil yang diperoleh. Fokus evalusi adalah pada:
1.      Bagaimana pelaku riset melaksanakan risetnya,mulai dari perumusan masalah sampai dengan mendapatkan sejumlah temuan dari hasil riset kesejarahan yang dilakukan.
2.      Bagaimana pemilihan dan penggunaan sumber informasi dilakukan, terutama apakah mengikuti kaidah-kaidah dan prosedur yang seharusnya dilakukan oleh pelaku riset kesejarahan. Penggunaan sumber informasi ini merupakan salah satu faktor utama yang menentukan berhasil atau tidaknya riset kesejarahan. Oleh karena itu, dalam melakukan penilaian, faktor ini harus menjadi salah satu sasaran pertama yang dinilai.
3.      Penggunaan metode ilmiah. Metode ilmiah yang dimaksudkan dalam hal ini adalah:
a.       Menilai bagaimana pelaku riset melakukan analisis kritik, baik eksternal maupun internal, terhadap informasi yang diperoleh dari berbagai sumber.
b.      Melakukan penilaian terhadap perumusan hipotesis.
4.      Bagaimana pelaku riset membuat interpretasi dan menghasilkan berbagai fakta sejarah yang diperoleh, terutama apakah kaidah kaidah ilmiah dalam pembuatan interpretasi itu digunakan atau tidak.
Perlu disadari bahwa dalam melakukan riset kesejarahan ada sejumlah kekeliruan yang potensial diperbuat oleh pelaku riset. Berbagai kekeliruan potensial ini perlu dihindari, dan agar dapat menghindarinya perlu diketahui terlebih dahulu berbagai kekeliruan potensial tersebut.
            Berikut ini berbagai kekeliruannya,
1.      Pelaku riset memilih permasalahan atau topik yang sumber-sumber informasi yang dibutuhkannya tidak tersedia atau tidak dapat diakses olehnya.
2.      Pelaku riset menggunakan sumber data sekunder secara eksesif.
3.      Pelaku riset tidak berhasil melakukan analisis kritis, baik eksternal maupun internal.
4.      Pelaku riset tidak menyadari bahwa dalam memilih dan membuat interpretasi terpengaruh oleh faktor subjektif, bias, terpengaruh oleh nilai-nilai pribadi atau terpengaruh oleh kepentingan pribadi.
5.      Pelaku riset dalam menjelaskan peristiwa masa lampau mengginakan konsep yang diambil dari disiplin ilmu lain secara tidak tepat.
6.      Pelaku riset membuat generelisasi kesimpulan tentang tokoh, peristiwa, lembaga, atau tempat kejadian terhadap lingkup yang lebih dari yang dijastifikasi oleh informasi yang tersedia.
7.      Pelaku riset mendaftar berbagai fakta sejarah tanpa melakukan sintesis terhadap berbagai fakta itu ke dalam pola-pola kronologi atau tema.[18] 




















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Metode penelitian sejarah adalah suatu tahapan penelitian yang dilakukan untuk mencapai hakikat sejarah guna disampaikan kepada pembaca secara umum. Tahapan-tahapan tersebut diawali dengan menyeleksi tema penelitian, menghimpun berbagai data, menetapkan keabsahannya, menentukan penyusunnya,menetapkan waktu dan tempat pembukuannya, meneliti naskah data, menetapkan hubungan satu sama lain,melakukan kritik internal baik positif maupun negatif, menetapkan fakta-fakta sejarah, menyusun dan merangkainya, menyusun rangkuman model sejarah, kemudian memaparkan dengan ungkapan historis yang rasional.













DAFTAR PUSTAKA
.
·         Hikmat, Mahi.  Metode Penelitian Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra. 2014. Yogyakarta: Graha Ilmu.
·         Prastowo, Andi. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan Penilitian. 2014. Jogjakarta: Arruz Media.
·         Muhammad Ali dan Mohammad Asrori.  Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan. 2014. Jakarta:Bumi  Aksara.
·         Subana. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah.  2005. Bandung: Pustaka Setia.
·         Sukardi. Metodologi penelitian pendidikan. 2008. Jakarta: bumi aksara.
·         Mahmud.  Metode Penelitian Pendidikan. 2011. Bandung: Pustaka Setia.
·         Suryabrata. Metodologi Penelitian. 2012.  Jakarta: Rajawali Pers.
·         Sanjaya, Wina. Penelitian Pendidikan.  2013. Jakarta: Kencana.
·         Prastowo, Andi. Memahami Metode-metode Penelitian.  2014. Yogyakarta: Arruz Media.
·         Amiruddin.  Metode Penelitian Sosial. 2016. Yogyakarta: Parama Ilmu.
·         فاطمة عوض صابر, ميرفت علي خفاجة, أسس ومبادئ بحث العلمي ,إسكندرية: الأشعاع الفنية , 2002
·         سامي عارف, حسين مصلح, في مناهج بحث العلمي و أساليبه. عمان: دار مجدلاوي, 1998
·         ربحي مصطفى عليان, عثمان غنيم, مناهج وأساليب بحث العلمي النظرية والتطبيق, عمان: دار الصفاء للنشر والتوزيع, 2000
·         حسن عثمان, منهج البحث التارخي, القاهرة: دار المعارف, 1986




[1]   حسن عثمان, منهج البحث التارخي, (القاهرة: دار المعارف, 1986), ص. 16.
[2] Subana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hlm. 88.
[3]  فاطمة عوض صابر, ميرفت علي خفاجة, أسس ومبادئ بحث العلمي,(إسكندرية: الأشعاع الفنية , 2002 ) ص. 44.   
[4][4] Mahi Hikmat, Metode Penelitian Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), hlm. 49.
[5] Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hlm. 99-100.
[6] Amiruddin, Metode Penelitian Sosial, (Yogyakarta: Parama Ilmu, 2016), hlm. 128.
[7] Wina sanjaya,Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2013), hlm 114.
[8] Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hlm. 73-74. 
[9]Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan Penilitian, (Jogjakarta: Arruz Media, 2014), hlm. 186.
[10] Andi prastowo, Memahami Metode-metode Penelitian, (Yogyakarta: Arruz Media, 2014), hlm. 111-112.
[11] Sukardi, Metodologi penelitian pendidikan, (Jakarta: bumi aksara, 2008), hlm. 205-206
[12] Muhammad ali dan Mohammad Asrori, Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan, (Jakarta:Bumi  Aksara, 2014), hlm. 142-143.
[13]   سامي عارف, حسين مصلح, في مناهج بحث العلمي و أساليبه, (عمان: دار مجدلاوي, 1998 ), ص. 122.

[15] Muhammad ali dan Mohammad Asrori, Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan, hlm. 145.
                                           
[16] Ibid, hlm149-150.
[17]  ربحي مصطفى عليان, عثمان غنيم, مناهج وأساليب بحث العلمي النظرية والتطبيق, (عمان: دار الصفاء للنشر والتوزيع, 2000), ص.41-42.
[18]  رجاء وحيد دويدري, البحث العلمي أساسيته النظرية وممارسته العملية, (دمشق: دار الفكر,2000 ), ص. 177-178.