BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Penelitian sejarah adalah menetapkan fakta dan mencapai simpulanm engenai
hal-hal yang telah lalu, yang dilakukan secara sistematis dan objektif oleh
ahli sejarah dalam mencari, mengevaluasi dan menafsirkan bukti-bukti untukmempelajari
masalah baru tersebut.
Penelitian ini mencoba merekonstruksi apa yang terjadi pada masa
yang lalu selengkap dan seakurat mungkin, dan biasanya menjelaskan mengapa hal
itu terjadi. Dalam mencari data dilakukan secara sistematis agar mampu menggambarkan,
menjelaskan, dan memahami kegiatan atau peristiwa yang terjadi beberapa waktu
lalu.
Penelitian sejarah harus dilandasi atau berpedoman pada
kaidah-kaidah metode sejarah. Jika tidak, penelitian itu hanya akan
menghasilkan tulisan sejarah semi ilmiah atau bahkan sejarah populer. Oleh
karena itu calon peneliti sejarah harus memahami kaidah-kaidah metode sejarah
dan mampu mengimplementasikannya, agar penelitian itu menghasilkan karya
sejarah ilmiah.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian penelitian sejarah?
2.
Apa karakteristik penelitian sejarah?
3.
Apa sumber data dalam penelitian sejarah?
4.
Apa fungsi penelitian sejarah?
5.
Apa langkah-langkah penelitian sejarah?
6.
Apa evaluasi dalam penelitian sejarah?
C.
Tujuan
1. Menjelaskan
pengertian penelitian sejarah.
2. Menjelaskan
karakteristik penelitian sejarah.
3. Menjelaskan
sumber data dalam penelitian sejarah.
4. Menjelaskan
fungsi penelitian sejarah.
5. Menjelaskan
langkah-langkah penelitian sejarah.
6. Menjelaskan
evaluasi dalam penelitian sejarah.
BAB II
ISI
A.
Pengertian
Metode
penelitian sejarah adalah suatu tahapan penelitian yang dilakukan untuk
mencapai hakikat sejarah guna disampaikan kepada pembaca secara umum.
Tahapan-tahapan tersebut diawali dengan menyeleksi tema penelitian, menghimpun
berbagai data, menetapkan keabsahannya, menentukan penyusunnya,menetapkan waktu
dan tempat pembukuannya, meneliti naskah data, menetapkan hubungan satu sama
lain,melakukan kritik internal baik positif maupun negatif, menetapkan
fakta-fakta sejarah, menyusun dan merangkainya, menyusun rangkuman model
sejarah, kemudian memaparkan dengan ungkapan historis yang rasional.[1]
Pnelitian
sejarah juga dapat diartikan sebagai kegiatan penelitian yang menggambarkan
(mendeskripsikan) berbagi hubungan yang benar-benar utuh antara manusia,
peristiwa, waktu dan tempat secara kronologis dengan tidak memandang
sepotong-sepotong objek-objek yang diobservasi.[2]
Pada dasarnya
penelitian sejarah adalah penelitian terhadap semua realitas sejarah yang
berupa kejadian-kejadian yang terjadi di masa lampau untuk digali lebih dalam
oleh para peneliti yang dalam hal ini adalah manusia. Penelitian sejarah
berusaha menjelaskan dan memahami kejadian-kejadian pada masa lalu melalui
pengumpulan, verifikasi dan evaluasi data secara sistematis. Problematika yang
dikaji dalam penelitian sejarah bisa berupa sejarah suatu bangsa, sistem
pendidikan atau orang- orang yang berpengaruh baik dalam bidang politik,
sastra, ilmu pengetahuan dan sebagainya. Penggunaan penelitian sejarah bisa
diterapkan dalam beberapa bidang keilmuan yang berbeda, seperti penelitian
dalam bidang karakter, kemanusiaan, pendidikan
dan perekonomian. [3]
Secara umum, penelitian
sejarah dapat dilakukan dengan berbagai jenis studi, diantaranya studi
komparatif historis, studi legal atau yuridis, studi bibliografi, studi
biografi, dan studi kronologis.
Studi
komparatif historis bertujuan
menggambarkan hubungan perbandingan lebih dari satu fakta (fenomena) dalam
rentang waktu dan tempat tertentu. Analisis historis diperlukan untuk
menggambarkan kronologi perkembangan, sedangkan analisis komparatif diperlukan
untuk menggambarkan nilai perbandingan fakta tersebut. Contoh penelitian denagn
menggunakan studi ini adalah penelitian tentang
Pertumbuhan dan Perkembangan Madrasah dan Sekolah di Indonesia tahun
1900-1950.
Studi legal
atau yuridis penelitian
dengan cara menyelidiki hal-hal yang berkaitan dengan hukum, baik tertulis
maupun tidak tertulis yang berlaku pada
masa lampau.[4]
Contoh penelitian yang menggunakan studi legal adalah penelitian tentang Produk
Perundang-undangan Sistem Pendidikan Nasional Tahun 1950-2000, Kumpulan
Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Pendidikan Agama di Indonesia.
Studi
bibliografis ditujukan
untuk mengumpulkan hasil-hasil pemikiran dalam bentuk dokumen pada bidang ilmu
tertentu, sebagai upaya dalam memahami dokumen dari sisi situasi dan waktu
dokumen tersebut muncul. Termasuk dalam studi ini, penyusunan kembali karya
tertentu dari seorang pemikir atau menerbitkan kembali dokumen-dokumen tua yang
lam hilang. Contoh penelitian yang menggunakan studi jenis ini adalah Pemikiran-pemikiran
Ki Hajar Dewantara tentang Pendidikan Nasional dalam majalah Taman Siswa. [5]
Studi biografis
ditujukan untuk menggali informasi
tentang subjek tertentu (orang) dan berusaha menjelaskan dengan teliti
kehidupan nyatanya, pengaruh yang diterimanya, serta sifat dan watak subjek
yang dislidiki. Studi dapat dilakukan pada surat-surat yang pernah ditulisnya,
buku hari an, hasil karyanya, karangan mengenai dirinya ataupun peristiwa yang
digali dari orang-orang yang pernah dekat dengannya. Contoh penelitan yang
menggunakan studi ini adalah penelitian tentang Perjuangan Ki Hajar
Dewantara.
Studi
Kronologis bermaksud mengungkapkan
kejadian-kejadian atau keadaan-keadaan dan peristiwa-peristiwa menurut urutan
waktunya dari masa yang paling tua dapat dicapai sampai masa-masa mendekati
masa sekarang.[6]
Dalam
penelitian sejarah, peneliti mencari data melalui pencarian sumber-sumber
sejarah seperti buku harian, dokumen-dokumen dan peninggalan-peninggalan
sejarah; sedangakan dalam penelitian secara umum, data diperoleh dari
catatan-catatan observasi dan administrasi untuk menejelaskan kejadian-kejadian
masa sekarang. Dengan demikian ada dua hal yang menjadi keunikan dalam
peneliatian sejarah, pertama, yang menjadi objek penelitian sejarah
adalah kejadian-kejadian dimasa lalu dan kedua, datayang dikumpulkan
memiliki peran penting untuk menjelaskan kejadian-kejadian tersebut.
B.
Karakteristik Penelitian Sejarah
Dalam proses maupun tujuannya penelitian sejarah memiliki perbedaan
yang mendasar dibandingkan dengan metode penelitian yang lain. Berikut ini
disajikan beberapa karakteristik metode penelitian sejarah :
1.
Tujuan yang hendak dicapai oleh penelitian sejarah adalah
mengkonstruksi atau menggambarkan suatu peristiwa atau kejadian tertentu.
2.
Data-data yang terkumpul baik dari sumber data pertama (Primary
Sources) maupun dari sumber kedua (Secondary Sources) merupakan
sumber utama dalam menggambarkan kejadian atau peristiwa tersebut.
3.
Penelitian sejarah bukan hanya sekedar penelaahan bahan-bahan
pustaka,namun lebih dari itu. Pengumpulan data harus dilakukan secara tuntas.
Informasi yang dicari bukan hanya catatan-catatan yang tertulis atau bahas
pustaka saja, namun juga menggali bahan-bahan lain sebagai bukti sejarah, misalnya
melakukan wawancara dengan pelaku sejarah, menganalisis berbagai peninggalan
sejarah dan lain sebagainya.
4.
Penelitian sejarah dilaksanakan secara sistematis dan tepat seperti
metode penelitian yang lain. Keketatan tersebut ditandai dengan kecermatan mengkritik
sumber data yang digunakan dalam penelitian ini.[7]
5. Penelitian historis lebih tergantung kepada
data yang diobservasi orang lain daripada yang di observasi oleh peneliti
sendiri. Data yang baik akan dihasilkan oleh kerja yang Cermat
yang menganalisis keotentikan, ketepatan dan pentingnya sumber sumbernya.
6. Untuk menentukan bobot data, biasa
dilakukan dua macam kritik, yaitu kritik eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal menanyakan “apakah dokumen relik itu otentik”, sedang
kritik internal menanyakan “Apabila
data itu otentik, apakah data tersebut akurat dan relevan?”. Kritik internal harus menguji motif keberat-sebelahan, dan keterbatasan si penulis yang mungkin
melebih-lebihkan atau mengabaikan sesuatu dan memberikan informasi yang terpalsu. Evaluasi kritis inilah yang menyebabkan “penelitian
historis” itu sangat tertib-ketat, yang dalam banyak hal lebih demanding
daripada studi eksperimental.
7.
Walaupun
penelitian historis mirip dengan penelaahan kepustakaan yang mendahului
lain-lain bentuk rancangan penelitian, namun cara pendekatan historis adalah
lebih tuntas, mencari informasi dari sumber yang lebih luas. “Penelitian historis” juga menggali informasi-informasi yang lebih tua daripada yang umum dituntut
dalam penelaahan kepustakaan, dan banyak juga menggali bahan-bahan tak
diterbitkan yang tak dikutip dari bahan acuan yang standard.[8]
8.
Penelitian sejarah mencari data secara lebih tuntas serta menggali
informasi yang lebih tua yang tidak diterbitkan ataupun yang tidak dikutip
dalam bahan acuan yang standar.
9.
Data yang digunakan lebih banyak bergantung pada data primer dari
pada data sekunder.
10.
Sumber data harus dinyatakan secara definitif, baik nama pengarang,
tempat, dan waktu. Sumber tersebut harus diuji kebenaran dan keasliannya. Fakta
harus dibenarkan oleh sekurang-kurangnya dua orang saksi yang tidak pernah
berhubungan. [9]
C.
Sumber Data Dalam Penelitian Sejarah
Sumber data
dalam penelitian sejarah adalah data yang digunakan dalam penelitian dengan
metode sejarah. Menurut Nazir (1988: 57), sumber data penelitian sejarah dapat
diklasifikasikan menjadi berbagai jenis, seperti (1) remain dan dokmen;
dan (2) sumber primer dan sumber sekunder.
1.
Remain dan Dokumen
Sumber data ini
didasarkan dari sengaja atau tidak disengajanya bahan atau sumber data tersebut
ditinggalkan.
a.
Remain atau Relics,
yaitu bahan-bahan fisis atau tulisan yamg mempunyai nilai-nilai sejarah yang keberadaannya didasari tanpa
suatu kesadaran yang dihasilkan untuk suatu keperluan pembuktian sejarah.
Contohnya: alat perkakas, perhiasan-perhiasan kuno, dan bangunan (piramida,
candi, senjata-senjata, sendok, keramik, benda budaya, dan sebagainya) .
b.
Dokumen, yaitu laporan dari kejadian-kejadian yang berisi pandangan
serta pemikiran-pemikiran manusia di masa lalu. Dokumen tersebut secara sadar
ditulis untuk tujuan komunikasi dan transmisi keterangan. Contohnya: buku
harian, batu tertulis, daun-daun lontar, relief-relief candi, surat-surat
kabar, dan sebagainya.[10]
2.
Sumber Primer dan Sekunder
Selain
pembagian sumber seperti di atas, sumber penelitian metode sejarah dapat juga dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
sumber primer dan sumber sekunder.
1.
Sumber Primer, yaitu data yang diperoleh dari cerita para pelaku
peristiwa itu sendiri, dan atau saksi mata yang mengalami atau mengetahui
peristiwa tersebut. Contoh sumber-sumber primer lainnya yang sering menjadi
perhatian para peneliti dilapangan atau situs diantaranya seperti dokumen asli,
relief, dan benda-benda peninggalan masyarakat zaman lampau.
2.
Sumber Informasi Sekunder, yaitu informasi yang diperoleh dari
sumber lain yang mungkin tidak berhubungan langsung dengan peristiwa tersebut.
Sumber sekunder ini dapat berupa para ahli yang mendalami atau mengetahui
peristiwa yang dibahas dari buku atau catatan yang berkaitan dengan peristiwa,
buku sejarah, artikel dalam ensiklopedia, dan review penelitian.
Dari adanya sumber primer dan sekunder ini sebaiknya peneliti mendahulukan
sumber-sumber data primer terlebih dahulu baru kemudian data sekunder, data tersier,
dan seterusnya.[11]
D.
Fungsi Penelitian Sejarah
Menurut Bogdan and biklen (1983), Penelitian sejarah termasuk dalam
bidang pendidikan, mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Sejarah
mempunyai fungsi pembebasan, dalam hal ini tujuan seorang sejarawan adalah
melakukan sesuatu sebagaimana yang dilakukan oleh psikoterapis, yakni
membebaskan kita dari beban masa lalu dengan cara membantu kita memahami masa
lalu itu. Hal ini dapat diterapkan dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang
pendidikan. Misalnya, sejarah tentang berbagai kegagalan suatu kebijakan
pendidikan dimasa lalu akan dapat dijadikan pelajaran untuk tidak terulang
sehingga hal itu tidak terjadi lagi pada masa kini dan masa yang akan datang
apabila hal-hal itu dapat direkonstruksi.
2. Berfungsi
sebagai reformasi sosial, yang merupakan ciri pekerjaan para pelaku revisi
sejarah. Para sejarawan berusaha menjadikan para pelaku riset sensitif terhadap
perlakuan yang tak adil dan praktik praktik yang tidak terpandu pada masa lalu
yang mungkin terus terjadi hingga kini dan mungkin memerlukan reformasi. Oleh
karena itu masa lalu menyediakan prespektif yang lebih lepas dan memudahkan
para pakar terkait untuk mendeteksi dan memahami praktek ketidakadilan.
3. Dalam
batas-batas tertentu penelitian sejarah berfungsi sebagai upaya melakukan
prakiraan tentang kecenderungan pada masa yang akan datang. Apabila kita
mengetahui tentang bagaimana seseorang atau sekelompok orang berbuat pada masa
lalu maka kita dapat memprediksi bagaimana mereka berbuat pada masa yang akan
datang. Meskipun demikian, perlu dipahami bahwa prakiraan itu tidak selamanya
tepat atau berhasil sempurna. Misalnya, suatu kondisi sosial, politik atau
ekonomi dapat saja menciptakan suatu perubahan fundamental dalam kehidupan
masyarakan suatu negara, namun ini tidak bisa langsung diprediksi berdasarkan
keadaan masa lalu.[12]
E.
Langkah-langkah penelitian sejarah
sebagaimana
dalam melaksanakan riset pada umumnya, dalam melaksanakan penelitian sejarah
ada langkah-langkah yang harus ditempuh. Langkah-langkah itu merupakan:
1.
Perumusan masalah
Pelaksanaan
penelitian dimulai dengan mengidentifikasi dan merumuskan masalah atau topik
yang akan diselidiki. Untuk itu, terdapat beberapa hal yang harus dipilih dalam
melakukan penelitian sejarah, yakni berupa tempat, waktu, biografi yang diteliti dan peristiwa-peristiwa masa
lalu yang menjadi sumber riset sejarah.[13]
2.
Pengumpulan data
Pada
langkah kedua ini, peneliti melakukan pengumpulan berbagai informasi kesjarahan
dari berbagai sumber. Baik berasal dari sumber primer ataupun sumber sekunder.
Diantara beberapa sumber penelitian sejarah adalah berupa: catatan atau buku
harian, memoar, rekaman legal, rekaman wawancara, gedung, desain arsitek dll.[14]
Secara
umum sumber informasi sejarah dapat dikategorikan kedalam empat macam, yaitu :
dokumen, rekaman kuantitatif, rekaman suara dan relics
a.
Dokumen, merupakan sumber informasi sejarah yang paling umum baik
berupa bahan tertulis ataupun bahan cetak yang redipengadilan,koran, periodik,
rekaman bisnis,buku catatan, buku tahunan, diplomasi, memo, dan hasil tes.
b.
Rekaman kuantitatif. Bentuk rekaman kuantitatif yang dijadikan
sumber informasi kesejarahan itu bermacam-macam diantaranya, hasil sensus
penduduk, atau hasil sensus lainnya, anggaran belanja,dan bentuk kompilasi
dalam bentuk angka yang lain.
c.
Rekaman suara (lisan), bentuk rekaman suara juga bermacam-macam
misalnya rekaman wawancara, rekaman percakapan, rekaman kesaksian, rekaman
lagu, dan rekaman-rekaman sejenisnya.
d.
Relics jenis sumber
informasi ini berbentuk benda yang menjadi bukti sejarah, seperti gedung,
perabot, design arsitek, buku, gambar, foto. Dan sejenisnya.[15]
3.
Evaluasi informasi sejarah
Mengumpulkan informasi sejarah merupakan
langkah yang berat dalam penelitian sejarah. Hal ini disebabkan adanya
kemungkinan sumber-sumber informasi yang diperlukan itu tidak tersedia atau
tidak dapat diakses. Itu sebabnya dalam pengumpulan data ini peneliti
pertama-tama perlu mengidentifikasi bentuk-bentuk informasi dan sumbernya,
memilah-milah sumbernya apakah primer ataukah sekunder, menelusuri dimana
sumber-sumber informasi itu berada, kemudian dilakukan upaya mengumpulkannya.
Dalam pengumpulan informasi ini perlu dipersiapkan berbagai persyaratan,
seperti permohonan mengakses informasi, persiapan dokumen perjalanan dan
berbagai perlengkapan yang dibutuhkan. Selanjutnya dikumpulkan dibuat rekaman.
Setelah dilakukan rekaman informasi perlu
dilakukan evaluasi. Evaluasi itu memiliki dua tahapan, yaitu analisis kritik
eksternal dan analisis kritik internal. Analisis
kritik adalah suatu teknik yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam riset kesejarahan,
dengan cara melakukan kritik terhadap apakah sumber yang memberikan informasi
itu dapat dipercaya atau tidak, dan apakah informasi yang diperoleh dari
sumber-sumber itu dapat dipertanggungjawabkan keaslian atau tidak.
Tahap Analisis Kritik Eksternal.
Tahap analisis ini dilakukan terhadap sumber data sumber informasi. Dalam hal
ini, dilakukan analisis terhadap keaslian suatu sumber dan kebenarannya. Sumber
informasi yamg digunakan harus benar-benar autentik, bukan palsu. Suatu dokumen
yang ditemukan dan memuat informasi yang dibutuhkan tidak selamanya antentik.
Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis secara kritis.
Tahap Analisis Kritik Internal. Analisis kritik yang dilakukan pada tahap ini adalah mengkritisi
informasi atau data itu sendiri, yakni kritik terhadap ketepatan, serta nilai
dari informasi yang diberikan oleh sunber tersebut. Pada tahap ini, dalam
melakukan evaluasi terhadap isi informasi, pelaku riset perlu bertanya kepada
diri sendiri. Misalnya, apakah mungkin pada masa itu, orang melakukan sesuatu
sebagaimana terungkap dalam informasi yang diperoleh.[16]
4.
Penyajian fakta sejarah
Fakta
sejarah bukanlah sejarah itu sendiri, melainkan dalam sejarah itu di dalamnya
ada sejumlah fakta sejarah. Dalam penyusunan sejarah, berbagai fakta sejarah
dihubungkan satu sama lain, sehingga bisa mengungkapkan suatu peristiwa yang
terjadi di masa lampau.
5.
Penulisan hasil riset
Penulisan hasil riset dalam penelitian sejarah bisa dibentuk
berdasarkan laporan eksekutif (Laporan pelaksanaan projek penelitian sejarah),
karya akademik (disertasi) atau artikel ilmiah yang dapat dipublikasikan dalam
berbagai jurnal ilmiah terkait.
Sistem penulisan dalam penelitian sejarah mengikuti tata cara
penulisan secara umum atau dapat pula peneliti membuat sistematika penulisan
sendiri tanpa mengikuti laporan yang biasa dibuat sesuai dengan topik dan permasalahannya.[17]
F.
Evaluasi penelitian sejarah
Pada dasarnya, evalusi terhadap hasil riset kesejarahan adalah
melakukan analisis kritis terhadap metodologi yang digunakan, prosedur yang
ditempuh, dan hasil yang diperoleh. Fokus evalusi adalah pada:
1.
Bagaimana pelaku riset melaksanakan risetnya,mulai dari perumusan
masalah sampai dengan mendapatkan sejumlah temuan dari hasil riset kesejarahan
yang dilakukan.
2.
Bagaimana pemilihan dan penggunaan sumber informasi dilakukan,
terutama apakah mengikuti kaidah-kaidah dan prosedur yang seharusnya dilakukan
oleh pelaku riset kesejarahan. Penggunaan sumber informasi ini merupakan salah
satu faktor utama yang menentukan berhasil atau tidaknya riset kesejarahan.
Oleh karena itu, dalam melakukan penilaian, faktor ini harus menjadi salah satu
sasaran pertama yang dinilai.
3.
Penggunaan metode ilmiah. Metode ilmiah yang dimaksudkan dalam hal
ini adalah:
a.
Menilai bagaimana pelaku riset melakukan analisis kritik, baik
eksternal maupun internal, terhadap informasi yang diperoleh dari berbagai
sumber.
b.
Melakukan penilaian terhadap perumusan hipotesis.
4.
Bagaimana pelaku riset membuat interpretasi dan menghasilkan
berbagai fakta sejarah yang diperoleh, terutama apakah kaidah kaidah ilmiah
dalam pembuatan interpretasi itu digunakan atau tidak.
Perlu disadari bahwa dalam melakukan riset kesejarahan ada sejumlah
kekeliruan yang potensial diperbuat oleh pelaku riset. Berbagai kekeliruan
potensial ini perlu dihindari, dan agar dapat menghindarinya perlu diketahui
terlebih dahulu berbagai kekeliruan potensial tersebut.
Berikut ini
berbagai kekeliruannya,
1.
Pelaku riset memilih permasalahan atau topik yang sumber-sumber
informasi yang dibutuhkannya tidak tersedia atau tidak dapat diakses olehnya.
2.
Pelaku riset menggunakan sumber data sekunder secara eksesif.
3.
Pelaku riset tidak berhasil melakukan analisis kritis, baik
eksternal maupun internal.
4.
Pelaku riset tidak menyadari bahwa dalam memilih dan membuat
interpretasi terpengaruh oleh faktor subjektif, bias, terpengaruh oleh
nilai-nilai pribadi atau terpengaruh oleh kepentingan pribadi.
5.
Pelaku riset dalam menjelaskan peristiwa masa lampau mengginakan
konsep yang diambil dari disiplin ilmu lain secara tidak tepat.
6.
Pelaku riset membuat generelisasi kesimpulan tentang tokoh,
peristiwa, lembaga, atau tempat kejadian terhadap lingkup yang lebih dari yang
dijastifikasi oleh informasi yang tersedia.
7.
Pelaku riset mendaftar berbagai fakta sejarah tanpa melakukan
sintesis terhadap berbagai fakta itu ke dalam pola-pola kronologi atau tema.[18]
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Metode
penelitian sejarah adalah suatu tahapan penelitian yang dilakukan untuk
mencapai hakikat sejarah guna disampaikan kepada pembaca secara umum.
Tahapan-tahapan tersebut diawali dengan menyeleksi tema penelitian, menghimpun
berbagai data, menetapkan keabsahannya, menentukan penyusunnya,menetapkan waktu
dan tempat pembukuannya, meneliti naskah data, menetapkan hubungan satu sama
lain,melakukan kritik internal baik positif maupun negatif, menetapkan
fakta-fakta sejarah, menyusun dan merangkainya, menyusun rangkuman model
sejarah, kemudian memaparkan dengan ungkapan historis yang rasional.
DAFTAR
PUSTAKA
.
·
Hikmat, Mahi. Metode Penelitian
Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra. 2014. Yogyakarta: Graha Ilmu.
·
Prastowo, Andi. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif
Rancangan Penilitian. 2014. Jogjakarta: Arruz Media.
·
Muhammad Ali dan Mohammad Asrori.
Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan. 2014. Jakarta:Bumi Aksara.
·
Subana. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. 2005. Bandung: Pustaka Setia.
·
Sukardi. Metodologi penelitian pendidikan. 2008. Jakarta:
bumi aksara.
·
Mahmud. Metode Penelitian
Pendidikan. 2011. Bandung: Pustaka Setia.
·
Suryabrata. Metodologi Penelitian. 2012. Jakarta: Rajawali Pers.
·
Sanjaya, Wina. Penelitian Pendidikan. 2013. Jakarta: Kencana.
·
Prastowo, Andi. Memahami Metode-metode Penelitian. 2014. Yogyakarta: Arruz Media.
·
Amiruddin. Metode Penelitian
Sosial. 2016. Yogyakarta: Parama Ilmu.
·
فاطمة عوض صابر, ميرفت علي خفاجة, أسس ومبادئ بحث العلمي ,إسكندرية:
الأشعاع الفنية , 2002
·
سامي عارف, حسين مصلح, في مناهج بحث العلمي و أساليبه. عمان: دار
مجدلاوي, 1998
·
ربحي مصطفى عليان, عثمان غنيم, مناهج وأساليب بحث العلمي النظرية
والتطبيق, عمان: دار الصفاء للنشر والتوزيع, 2000
·
حسن عثمان, منهج البحث التارخي, القاهرة: دار المعارف, 1986
[2] Subana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia,
2005), hlm. 88.
[3] فاطمة عوض صابر, ميرفت علي خفاجة, أسس ومبادئ
بحث العلمي,(إسكندرية: الأشعاع الفنية , 2002 ) ص. 44.
[4][4] Mahi Hikmat, Metode Penelitian Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan
Sastra, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), hlm. 49.
[5] Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia,
2011), hlm. 99-100.
[6] Amiruddin, Metode Penelitian Sosial, (Yogyakarta: Parama Ilmu,
2016), hlm. 128.
[7] Wina sanjaya,Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2013),
hlm 114.
[8] Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers,
2012), hlm. 73-74.
[9]Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif
Rancangan Penilitian, (Jogjakarta: Arruz Media, 2014), hlm. 186.
[10] Andi prastowo, Memahami Metode-metode Penelitian, (Yogyakarta:
Arruz Media, 2014), hlm. 111-112.
[11] Sukardi, Metodologi penelitian pendidikan, (Jakarta: bumi
aksara, 2008), hlm. 205-206
[12] Muhammad ali dan Mohammad Asrori, Metodologi dan Aplikasi Riset
Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara,
2014), hlm. 142-143.
[15] Muhammad ali dan Mohammad Asrori, Metodologi dan Aplikasi Riset
Pendidikan, hlm. 145.
[16] Ibid, hlm149-150.
[17] ربحي مصطفى عليان, عثمان غنيم, مناهج وأساليب
بحث العلمي النظرية والتطبيق, (عمان: دار الصفاء للنشر والتوزيع, 2000),
ص.41-42.
[18] رجاء
وحيد دويدري, البحث العلمي أساسيته النظرية وممارسته العملية, (دمشق: دار
الفكر,2000 ), ص. 177-178.