Sifat dan
Fungsi Sastra
MAKALAH
Disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori
Sastra
yang
diampu oleh Bapak Suhairi, M.PD.
oleh:
KELOMPOK
2 :
PROGRAM
STUDI TADRIS BAHASA INDONESIA
JURUSAN
TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
2018
KATA PENGANTAR
Puji
syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufiq dan hidayah-Nya
kepada kami semua sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“Sifat dan Fungsi Sastra”
dapat kami selesaikan dengan tepat waktu.
Penulisan
makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam di
Institut Agama Islam Negeri Madura.
Sebelumnya
kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan semangat
dan dukungan. Serta semua pihak yang terlibat dalam penulisan makalah ini. Dan
tidak lupa juga kami ucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Suhairi, M.PD selaku dosen
pengampu yang telah membimbing kami.
Kami
menyadari bahwa di dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian kami telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki sehingga
dapat selesai dengan baik, dan oleh karena itu dengan rendah hati, kami
mengharap kepada pembaca yang budiman untuk memberikan masukan, saran dan
kritik yang sifatnya membangun guna penyempurnaan makalah ini. Kami berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Pamekasan,
12 September 2018
Penyusun
Kelompok
2
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................. ......................
i
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang .................................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
C.
Tujuan Penulisan .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sastra.................................................................................................. 3
B.
Sifat-sifat
Sastra................................................................................................... 4
C. Fungsi
Sastra......................................................................................................... 5
D. Manfaat
Sastra dalam Pendidikan dan Pembelajaran ......................................... 7
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan.......................................................................................................... 10
B.
Saran.................................................................................................................... 10
DAFTAR
PUSTAKA .................................................................................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.
Hampir seluruh
masyarakat Indonesia mengenal yang namanya sastra. Tapi banyak diantara kita
yang belum mengenal sastra secara menyeluruh ataupun lebih
mendalam. Karena sebagian orang menganggap bahwa pembelajaran
ataupun materi pembahasan tentang sastra tidaklah terlalu penting
untuk dipelajari. Mereka beranggapan bahwa materi itu hanyalah pembahasan yang
tidak enak dan tidak menyenangkan. Padahal sastra ini adalah salah satu jenis
karya sastra yang begitu populer dikalangan masyarakat indonesia, tidak heran
sudah berjuta-juta orang membuat karya sastra yang beraneka ragam, unik, dan
menarik.
Maka dari itu
penulis tertarik dan merasa terpanggil untuk membahas secara singkat, jelas,
dan padat mengenai sifat, fungsi, dan manfaat sastra. Karena ini sebagai bekal
bagi mahasiswa yang masih tahap belajar dan juga sebagai sumber ilmu bagi
mahasiswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, dapat kami susun rumusan masalah, sebagai berikut:
1.
Apa yang dimaksud dengan sastra ?
2.
Apa saja sifat-sifat Sastra ?
3.
Apa saja fungsi sastra secara umum dan fungsi sastra untuk anak ?
4.
Apa saja manfaat sastra dalam pendidikan dan pengajaran ?
C..
Tujuan Pembahasan.
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, kami susun tujuan dari rumusan masalah tersebut,
yaitu:
1.
Mengetahui pengertian Sastra.
2.
Mengetahui sifat-sifat yang terdapat pada Sastra.
3.
Mengetahui fungsi Sastra secara umum maupun fungsi sastra untuk anak.
4.
Mengetahui manfaat sastra dalam pendidikan dan pengajaran.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sastra.
Dalam kamus kamus bahasa
(KKBI) (1988:1786-787), kata sastra dituliskan sebagai (1. bahasa, kata-kata, gaya bahasa)
yang dipakai didalam kitab-kitab (bukan bahasa sehari-hari). (2. kesustraan, karya tulis
yang jika dibandingkan dengan tulisan lainnya memiliki ciri keunggulan seperti
keaslian, keartistikan, keindahan di dalam isi dan ungkapannya; ragam sastra
yang dikenal umum ialah roman atau novel, ceruta pendek, drama, epic dan lirik.
(3. kitab suci ( hindu); kitab (ilmu pengetahuan). (4. pustaka; kitab primbon
(berisi ramalan). (5. tulisan atau huruf.
Dalam pengantar ilmu
sastra, gramedia, jakarta, 1984: 1 Jan Fan Luxenburg, Mieke, William G.
Weststeinjn (terjemahan Dic Hartoko), menuliskan ciri tentang sastra. ciri-ciri
itu :
1.
Sastra merupakan sebuah ciptaan, sbuah
kreasi, bukan semata-mata sebuah imitasi. sastra terutama merupakan suatu
luapan emosi yang spontan.
2.
Sastra bersifat otonom tidak mengacu
kepada suatu yang lain. sastra tidak bersifat komunikatif. sang penyair hanya
mencari keselarasan didalam karyanya sendiri.
3.
Karya sastra yang otonom, itu bercirikan
koherensi.
4.
Sastra menghidangkan sebuah anti tesis
antara hal-hal yang bertentangan.
5.
Sastra
mengungkapkan yang tak terungkapkan. oleh puisi dan bentuk-bentuk sastra
lainnya ditimbulkan aneka macam asosiasi dan konotasi.[1]
B.
Sifat-Sifat Sastra.
Sastra (Sanskerta: shastra)
merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta ‘Sastra’, yang berarti “teks
yang mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar ‘Sas’ yang
berarti “instruksi” atau “ajaran” dan ‘Tra’ yang berarti “alat” atau “sarana”.
Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada
“kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan
tertentu.
Yang agak bias
adalah pemakaian istilah sastra dan sastrawi. Segmentasi sastra lebih mengacu
sesuai defenisinya sebagai sekedar teks. Sedang sastrawi lebih mengarah pada
sastra yang kental nuansa puitis atau abstraknya. Istilah sastrawan adalah
salah satu contohnya, diartikan sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan
sastra.
Selain itu dalam
arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra
lisan (sastra oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan,
tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan
pengalaman atau pemikiran tertentu
Sastra dibagi
menjadi 2 yaitu Prosa dan Puisi, Prosa adalah karya sastra yang tidak terikat
sedangkan Puisi adalah karya sastra yang terikat dengan kaidah dan aturan
tertentu. Contoh karya Sastra Puisi yaitu Puisi, Pantun, dan Syair
sedangkan contoh karya sastra Prosa yaitu Novel, Cerita/Cerpen, dan Drama
Salah satu
batasan “sastra” adalah segala sesuatu yang tertulis stsu tercetak. Ilmuan
sastra “tidak terbatas pada belles letters atau manuskrip cetakan atau tulisan
dalam mempelajari sebuah periode atau kebudayaan”, dan kerja ilmuan sastra
harus dilihat “dari sumbangnnya pada sejarah kebudayaan”.
Menurut teori
Greenlaw dan praktek banyak ilmuan lain, studi sastra bukan hanya berkaitan
erat, tapi identik dengan sejarah kebudayaan. Studi yang berkaitan dengan
sejarah kebudayaan cendenrung menggeser studi sastra yang murni. Menyamakan
sastra dengan sejarah kebudayaan berarti menolak studi sastra sebagai bidang
ilmu dengan metode-metodenya sendiri.
Cara lain untuk
memberi definisi pada sastra adalah membatasinya pada “mahakarya” (great
books), yaitu buku-buku yang dianggap “menonjol karena bentuk dan ekspresi sastranya”.
Dalam hal ini, kriteria yang dipakai adalah segi estetis, atau nilai estetis
dikombinasikan dengan nilai ilmiah.
Untuk
tujuan-tujuan pendidikan, studi mahakarya memang sangat dianjurkan. Dalam ilmu
sejarah, filsafat, dan ilmu-ilmu lain, pendekatan mahakarya ini memberi
penekanan berlebihan pada segi “estetis”. Nampaknya istilah “sastra” paling
tepat diterapkan pada seni sastra, yaitu sebagai karya imajinatif. Sedangkan
istilah “sastra imajinatif” (imaginative literature) dan belles letters
(“tulisan yang indah dan sopan”, berasal dari bahasa Prancis. Istilah
Inggris literature (yang berasal dari kata Latin litera)
mengacu pada karya tulis atau cetak. Dalam hal ini, istilah Jerman Wortkunst
atau istilah Rusia slovesnost lebih luas jangkauannya dan
lebih cocok.[2]
C.
Fungsi Sastra.
Hingga saat ini,
belum bisa dibedakan fungsi sastra dan sifat sastra. Seperti kejadian di masa
lampau dimana sastra, filsafat, dan agama tidak bisa dibedakan secara
gamblang. Penyair dan cerpenis, Edgar Allan Poe mengatakan bahwa sastra
berfungsi untuk menghibur, sekaligus memberikan, dan mengajarkan sesuatu.
Fungsi sastra
harus sesuai dengan sifatnya yakni menyenangkan dan bermanfaat. Kesenengan yang
tentunya berbeda dengan kesenangan yang disuguhkan oleh karya seni lainnya.
Kesenangan yang lebih tinggi, yang tidak mencari keuntungan dan juga memberikan
manfaat keseriusan. Keseriusan yang menyenangkan, maksudnya karya sastra tidak
hanya memberikan hiburan kepada pembaca tetapi juga tidak melupakan keseriusan
penulisnya.
Selain
menampilkan unsur keindahan, hiburan, dan keseriusan, karya sastra juga
cenderung memiliki unsur pengetahuan, contohnya puisi; keseriusan puisi
terletak pada segi pengetahuan yang disampaikannya. Jadi, puisi dianggap
sebagai pengetahuan, seperti yang dikatakan oleh filosof terkenal. Aristoteles,
bahwa puisi lebih filosofis dari sejarah karena sejarah berkaitan dengan
hal-hal yang terjadi, sedangkan puisi berkaitan dengan hal-hal yang bisa
terjadi, yaitu hal-hal yang umum dan mungkin. Lain lagi dengan novel, para
novelis dapat mengajarkan lebih banyak tentang sifat-sifat manusia daripada
psikolog. Sehingga ada yang berpendapat bahwa novel bisa dijadikan inspirasi,
pencarian solusi, penyegaran otak, atau menjadi kasus sejarah yang dapat
memberikan ilustrasi dan contoh Fungsi sastra, menurut sejumlah teoretikus,
adalah untuk membebaskan pembaca dan penulisnya dari tekanan emosi. Mengekspesikan
emosi berarti melepaskan diri dari emosi itu. Contohnya ketika penonton drama
dan pembaca novel yang bisa mengalami perasaan lega dalam artian bisa
melepaskan emosinya. Namun hal ini masih dipertanyakan karena banyak novel yang
ditulis atas dasar curahan emosi penulisnya sehingga pembaca pun bisa merasakan
emosi yang menekan penulisnya.
Jadi,
pertanyaan mengenai apa fungsi sastra sebenarnya belum dapat dijelaskan dengan
tepat karena yang bisa merasakan fungsi sastra adalah si pembaca itu sendiri.
Apakah ia mendapatkan pengetahuan, hiburan, nilai kebenaran, nilai psikologis
dan lain sebagainya.
Namun demikian, sastra
sebagai unsur kebahasaan tentunya memiliki fungsi dan karakter khusus.
Dalam kaitannya dengan kehidupan sosial-kemasyarakatan, sastra memiliki
fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Fungsi rekreatif Sastra berfungsi
sebagai sarana hiburan bagi masyarakat karena mengandung unsur keindahan.
2. Fungsi didaktis Sastra memiliki fungsi
pengajaran karena bersifat mendidik dan mengandung unsur kebaikan dan
kebenaran.
3. Fungsi estetis Sastra memiliki unsur dan
nilai-nilai keindahan bagi para pembacanya.
4. Fungsi moralitas Sastra mengandung
nilai-nilai moral yang menjelaskan tentang yang baik dan yang buruk serta yang
benar dan yang salah.
Dan
ada dua fungsi yang harus dipelajari bagi anak yaitu Fungsi Pendidikan dan
Fungsi Hiburan, dimana maksud dan pengertiannya akan dijelaskan sebagai berikut
:
1. Fungsi Pendidikan
Fungsi
pendidikan pada sastra anak memberi banyak informasi tentang sesuatu hal, yakni
memebri banyak pengetahuan, memberi kreatifitas atau keterampilan anak, dan
juga memberi pendidikan moral pada anak.
2. Fungsi Hiburan.
Fungsi
hiburan sastra anak jelas memberi kesenangan, kenikmatan, dan kepuasan pada
diri anak ketika membaca dan menghayati sastra anak. Anak memeperoleh hibuan
yang menyenangkan dari bacaan itu. Hati si anak akan terhiburdengan perilaku
tokoh cerita. Hiburan itu akan terasa pula jia karya sastra itu akan dibacakan
secara nyaring oleh seorang siswa di depan kelas.
Selanjutnya,
Suwardi Endraswara (2002) mengungkapkan bahwa sastra anak juga berfungsi untuk
(1) membentuk kepribadian, dan (2) menuntun kecerdasan emosi anak. Perkembangan
emosi anak akan di bentuk melalui karya sastra yang dibacanya.[4]
D. Manfaat
Sastra dalam Pendidikan dan Pengajaran.
1. Sastra Menunjukkan Kebenaran Hidup
Didalam
karya sastra, jika menuturkan pengalaman yang dapat menyesatkan kehidupan
menusia (misalnya menuturkan kecabulan/ kekejaman) maka arya ini tidak dapat
digolongkan sebagai karya sastra. Sastra dihargai, karena ia berguna bagi hidup
manusia satra mengungkapkan pengalaman manusia, agar manusia laindapat
mengambil pelajaran itu dan hidupp manusia akan lebih baik. Dari kaya sastra,
orang akan belajar banyak, tentang pengalaman hudup, persoalan dengan aneka
ragamnya dan bagaiman menghadapinya. Misalnya, bila mmbaca buku “Siti Nurbaya”,
pembaca akan tahu bagaimana percintaan pada zamannya(1920-1930), kaum muda yang
lemah tak berdaya. Orang tua akan tertekan menerima nasib, bagaimana sikap
orang kaya yang dengan gampang memperdaya orang yang lemah, kaum pribumi dengan
penjajah dan masih banyak lagi hal lain yang memberi pelajaran, yang tidak
ditemui dalam buku ilmiyah atau sejarah sekalipun. Semua jalinan cerita itu,
sebenarnya menggambarkan persoalan hidup yang terjadi dalam masyarakat itu.
2. Sastra untuk Memperkaya
Rohani.
Melalui
sastra seorang pembaca dapat memperoleh hiburan dan kesenangan. jika seorang
pembaca hanya untuk mencari hiburan saja, bukanlah pembaca yang baik. Dalam
membaca sastra, disamping hiburan dapat menikmati jalan cerita, pelukisan watak
yang mengesankan, juga membaca harus mempertimbangkan, pembaca sastra juga
seharusnya ikut aktif mencari makna yang terkandung dalam cerita. Dengan
demikian pembaca memperoleh kekayaan rohani yang dapat memperkuat jiwanya. Jiwa
akan kuat jika diisi dengan kekayaan rohani, antara lain dapat diperoleh
melalui karya sastra.
3. Sastra Melampui Batas
Bangsa dan Zaman.
Karya
sastra Mahabarata dan Ramayana menceritakan kejadian kejadian
beberapa ratus tahun yang lalu. Cerita tersebut masih tetap hidup dalam abad ke
duapuluh dan sampai saat ini, berarti melampaui batas Zaman. Cerita ini di
gemari manusia karena berisi pengalaman hidupyang mendasar yang masih terjadi
sampai saat ini; seperti esetiann dan penghianatan, perang antar saudar, orang
tua kehilangan anak, anak tidak diakui bapak, dan lainnya.
4. Degan Sastra, dapat Memiliki Santun Berbahasa.
Dalam
karya sastra, begitu kaya dengan kata-kata yang tersusun secara tepat dan
mempesona. Seseorang dapat belajar tata krama/ santun berbahasa dari
pengungkapan kata-kata para sastrawan. Banyak petinggi negara yang mencari
kata-kata ungkapan dari sastrawab ternama. Ini tak lain untuk menarik perhatian
para pendengar dan lebih memberi bobot dalam makna pembicaraannya, baik dalam pidato
maupun percakapan sehari-hari. Sebagai seseorang yang terpelajar lebih-lebih
pendidik sudah semestinya mampu untuk berbicara, menulis dengan menggunakan
bahasa yang baik dan berterima, syukur bisa menarik(Burton:1977). Jadi bahasa
sastra dapat digunakan sebagai alat untuk menarik hati para pendengar sesuai
keperluan.
5. Sastra dapat Menjadikan
Manusia Berbudaya.
Manusia
yang berbudaya adalah mansia yang cepat tanggap terhadap segala hal yang luhur
dan indah dalam hidup ini. Seseorang akan dapat menggemari musik dengan baik,
menggunakan bahasa yang teratur dan sopan dalam percakapan. Dikatakan demikian,
karna dalam karya seni dan budaya, terkandung gagasan tentang kebenaran,
kebaikan, dan keindahan.[5]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Sastra dibagi menjadi 2 yaitu Prosa dan Puisi, Prosa
adalah karya sastra yang tidak terikat sedangkan Puisi adalah karya sastra yang
terikat dengan kaidah dan aturan tertentu. Contoh karya Sastra Puisi yaitu
Puisi, Pantun, dan Syair
sedangkan
contoh karya sastra Prosa yaitu Novel, Cerita/Cerpen, dan Drama.
Fungsi sastra
harus sesuai dengan sifatnya yakni menyenangkan dan bermanfaat. Kesenengan yang
tentunya berbeda dengan kesenangan yang disuguhkan oleh karya seni lainnya.
Kesenangan yang lebih tinggi, yang tidak mencari keuntungan dan juga memberikan
manfaat keseriusan.
Manfaat sastra yaitu:
1.
Sastra
menunjukan kebenaran hidup
2.
Sastra
menunjukan kekayaan rohani
3.
Sastra
melampaui batas bangsa dan zaman
4.
Dengan
sastra dapat memiliki santun berbahasa
5.
Sastra
dapan menjadikan manusia santun berbahasa
B. Saran dan kritik
Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Masih
banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik yang kami
sengaja maupun yang tidak kami sengaja. Maka dari itu sangat kami harapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga dengan berbagai kekurangan yang ada ini tidak mengurangi nilai-nilai dan
manfaat dari mempelajari Teori Sastra.
DAFTAR PUSTAKA
Purba,
Antilan. Sastra Indonesia
Kontemporer, Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2010.
Winarni,
Retno,
Kajian sastra anak, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014.
Zulela, Pembelajaran
Bahasa Indonesia, Bandung:
PT Remaja Rosda karya, 2012.
[2] Rudiyanto, “Sifat, Fungsi, dan Manfaat Sastra”, Artikel
Lengkap, diakses dari http://rudijunti20.blogspot.com/2016/12/sifat-fungsi-dan-manfaat-sastra.html, pada tanggal 16 September 2018 pukul 20.30.