Saturday 22 September 2018

yang dimaksud dengan petik laut


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kebudayaan yang muncul dalam masyarakat merupakan suatu bentuk cipta, rasa dan karsa dari setiap individu masyarakat yang ada di daerah tertentu. Oleh karena itu dalam mayarakat, kita akan menemukan berbagai kebudayaan serta perilaku kebudayaan yang berbeda antara yang satu dengan yang lain, namun tidak semua orang memiliki pandangan yang sama dan pemaknaan yang sama juga tentang kebudayaan tersebut.
Pada dasarnya, setiap kebudayaan yang muncul dapat bertahan dan berkembang. Hal ini disebabkan karena masyarakat menganggap bahwa kebudayaan tersebut masih mempunyai nilai yang baik dan sakral. Sehingga untuk merubah suatu kebudayaan yang sudah melekat dalam dalam jiwa masyarakat bukanlah suatu hal yang mudah.
Di daerah pesisir Madura, terdapat komunitas masyarakat yang selalu melakukan ritual atau tradisi sebagai suatu keharusan yang wajib untuk dilakukan, yaitu biasa disebut dengan rokat tase’ (petik laut).
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan petik laut?
2.      Bagaimana sejarah petik laut?
3.      Kapan pelaksanaan petik laut?
C.    Tujuan
1.      Memahami petik laut
2.      Memahami sejarah petik laut
3.      Memahami pelaksanaan petik laut




BAB II
METODE PENELITIAN

A.    TEMPAT
Kelompok kami melakukan penelitian rokat tase’ di daerah-daerah pesisir yang ada di madura. Khususnya, kami datang ke Desa Kaduara Timur kecamatan Pragaan kabupaten Sumenep.
B.     SUBJEK
Yang menjadi narasumber dari penelitian kelompok kami adalah masyarakat yang tinggal di daerah pesisir tempat penelitian yaitu Bapak Elliyanto. Dalam pelaksanaan rokat tase’ beliau seringkali ikut berpartisipasi dalam rangkaian acaranya, terutama dalam sesi hiburan, seperti karawitan maupun ketoprak.
C.    DAFTAR PERTANYAAN
1.      Apa yang dimaksud rokat tase’?
2.      Bagaimana sejarah rokat tase’?
3.      Kapan pelaksaan tradisi rokat tase’ dilakukan?
4.      Bagaimana rangkaian pelaksaan rokat tase’?
5.      Apa saja yang ada di dalam kapal yang akan di larungkan di tengah laut ketika pelaksaan rokat tase’?
6.      Siapa saja yang menyumbang dalam pelaksaan rokat tase’?









BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Di Desa Kaduara Timur Kecamatan Pragaan Kabupaten Sumenep, mayoritas penduduknya bekerja sebagai nelayan yang memiliki tradisi di tiap tahunnya untuk  melakukan ritual. Karena berada di pesisir pantai maka ritual tersebut dinamakan “Petik Laut” (Rokat Tase’). Rokat Tase’ merupakan ritual yang dilakukan oleh para nelayan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah karena nikmat dari hasil laut yang didapatkan.
Masyarakat setempat menganggap bahwa tradisi rokat ini adalah sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah. Selain itu, rokat juga dianggap sebagai salah satu cara untuk tola’ bala’ (mencegah bencana) serta sebagai ritual untuk meningkatkan rezeki yang didapat oleh masyarakat tersebut. Bahkan rokat juga dianggap sebagai ritual yang harus dan wajib dilakukan oleh masyarakat yang ada di desa tersebut.
Tradisi rokat sebenarnya tidak hanya terjadi di daerah pesisir Madura saja, namun juga seringkali terjadi di daerah pesisir jawa dan bali. Tapi tradisi tersebut muncul dengan model-model dan modifikasi yang berbeda. Meski demikian, tidak diketahui secara jelas kapan tradisi rokat tersebut muncul. Sepanjang yang diketahui dan diyakini oleh masyarakat di desa tersebut, menganggap bahwa tradisi tersebut sudah lama berlangsung dan harus di lestarikan.
Tradisi rokat dilakukan ketika para nelayan pada masyarakat tersebut mendapatkan sebuah keuntungan yang sangat besar, misalnya mendapatkan hasil ikan yang banyak atau besar. Sehingga untuk mensyukuri karunia tersebut, dilaksanakanlah ritual rokat. Tetapi biasanya acara rokat tase’ tersebut dilaksanakan setiap satu tahun sekali.
Dalam melaksanakan rokat tase’ hal-hal yang harus dipersiapkan cukup banyak. Ritual atau tradisi tersebut, biasanya dimulai dengan acara pembacaan istighotsah dan tahlil ( shalawat, al fatihah, yasin, dan al-waqiah) bersama dengan masyarakat yang dipimpin oleh pemuka agama di desa kaduara timur. Tidak luput juga untuk menghias perahu. Setelah itu, masyarakat melepaskan sesaji ke laut sebagai rasa ungkapan syukur, serta ada beberapa pentas seni seperti karawitan dan ketoprak.
Adapun isi dari sesaji itu adalah ketan-ketan yang berwarna-warni, menurut penjelasan lanjutnya bubur macam 5 yang dianggap sebagai simbolis yaitu bahwa manusia ini wujudnya 5 yaitu totok, temonih, reoreh, dan tontonan. Kemudian tumpeng, ikan-ikan, dan kepala kambing, emas, dan baju. Namun, setelah sampai di tengah laut sesaji tidak dibuang begitu saja, namun akan menjadi rebutan oleh para nelayan.
Yang ikut andil dalam pembiayaan tradisi ini yaitu para nelayan dan juga masyarakat yang tinggal di pesisir tersebut. Dalam acara ini, tiap kapal itu akan ditarik sumbangan, kemudian nanti akan dibagi kelompok kepengurusan dalam pelaksaaan rokat tase’ ini, mulai dari ketuanya, sekretaris, bendahara, hingga sesi kebersihan. Bagusnya, sesi yang menjadi sesi kebersihan adalah seluruh warga desa kaduara timur.
Bagi penduduk yang menetap di daerah pesisir Madura, mereka menilai bahwa kebudayaan rokat merupakan budaya warisan nenek moyang mereka secara turun temurun, sehingga mereka wajib dan mempunyai keharusan untuk mempertahankan dan melestarikan budaya tersebut. Selain itu, penduduk yang menetap di daerah tersebut juga menganggap bahwa tradisi rokat merupakan suatu bentuk ketaatan masyarakat terhadap Allah, mereka menganggap bahwa orang yang mengikuti tradisi tersebut, merupakan orang-orang yang mempunyai tingkat ketaqwaan yang tinggi. Dari sinilah kemudian masyarakat di daerah tersebut merasa terpanggil untuk ikut serta dalam ritual tersebut. Kemudian, ada juga yang menganggap jika dalam masyarakat tersebut tidak melakukan ritual rokat, maka masyarakat tersebut akan mendapatkan bencana dan rezeki yang didapat tidak sesuai dengan yang diinginkan.





BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Rokat Tase’ merupakan ritual yang dilakukan oleh para nelayan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah karena nikmat dari hasil laut yang didapatkan. Tradisi rokat sebenarnya tidak hanya terjadi di daerah pesisir Madura saja, namun juga seringkali terjadi di daerah pesisir jawa dan bali. Tapi tradisi tersebut muncul dengan model-model dan modifikasi yang berbeda. Meski demikian, tidak diketahui secara jelas kapan tradisi rokat tersebut muncul. Sepanjang yang diketahui dan diyakini oleh masyarakat di desa tersebut, menganggap bahwa tradisi tersebut sudah lama berlangsung dan harus di lestarikan.
Tradisi rokat dilakukan ketika para nelayan pada masyarakat tersebut mendapatkan sebuah keuntungan yang sangat besar, misalnya mendapatkan hasil ikan yang banyak atau besar. Dalam melaksanakan rokat tase’ hal-hal yang harus dipersiapkan cukup banyak. Ritual atau tradisi tersebut, biasanya dimulai dengan acara pembacaan istighotsah dan tahlil ( shalawat, al fatihah, yasin, dan al-waqiah). Tidak luput juga untuk menghias perahu. Setelah itu, masyarakat melepaskan sesaji ke laut sebagai rasa ungkapan syukur, serta juga ada beberapa pentas seni seperti karawitan dan ketoprak.
Adapun isi dari sesaji itu adalah ketan-ketan yang berwarna-warni, kemudian tumpeng, ikan-ikan, dan kepala kambing, emas, dan baju. Dan yang ikut andil dalam pembiayaan tradisi ini yaitu para nelayan dan juga masyarakat yang tinggal di pesisir tersebut.
B.     Saran
Dalam makalah kami masih terdapat banyak kekurangan tentang penjelasan mengenai bagaimana proses pelaksaan rokat tase’, karena pada saat kami penelitian, kami tidak bisa melihat secara langsung bagaimana prosesnya. Jadi, kami berharap akan ada yang membahas hal ini lebih detail lagi.