BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kebudayaan yang
muncul dalam masyarakat merupakan suatu bentuk cipta, rasa dan karsa dari
setiap individu masyarakat yang ada di daerah tertentu. Oleh karena itu dalam
mayarakat, kita akan menemukan berbagai kebudayaan serta perilaku kebudayaan
yang berbeda antara yang satu dengan yang lain, namun tidak semua orang
memiliki pandangan yang sama dan pemaknaan yang sama juga tentang kebudayaan
tersebut.
Pada dasarnya,
setiap kebudayaan yang muncul dapat bertahan dan berkembang. Hal ini disebabkan
karena masyarakat menganggap bahwa kebudayaan tersebut masih mempunyai nilai
yang baik dan sakral. Sehingga untuk merubah suatu kebudayaan yang sudah
melekat dalam dalam jiwa masyarakat bukanlah suatu hal yang mudah.
Di daerah pesisir
Madura, terdapat komunitas masyarakat yang selalu melakukan ritual atau tradisi
sebagai suatu keharusan yang wajib untuk dilakukan, yaitu biasa disebut dengan
rokat tase’ (petik laut).
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan petik laut?
2.
Bagaimana sejarah petik laut?
3.
Kapan pelaksanaan petik laut?
C.
Tujuan
1.
Memahami petik laut
2.
Memahami sejarah petik laut
3.
Memahami pelaksanaan petik laut
BAB II
METODE PENELITIAN
A.
TEMPAT
Kelompok kami
melakukan penelitian rokat tase’ di daerah-daerah pesisir yang ada di madura.
Khususnya, kami datang ke Desa Kaduara Timur kecamatan Pragaan kabupaten
Sumenep.
B.
SUBJEK
Yang menjadi
narasumber dari penelitian kelompok kami adalah masyarakat yang tinggal di
daerah pesisir tempat penelitian yaitu Bapak Elliyanto. Dalam pelaksanaan rokat
tase’ beliau seringkali ikut berpartisipasi dalam rangkaian acaranya, terutama
dalam sesi hiburan, seperti karawitan maupun ketoprak.
C.
DAFTAR PERTANYAAN
1.
Apa yang dimaksud rokat tase’?
2.
Bagaimana sejarah rokat tase’?
3.
Kapan pelaksaan tradisi rokat tase’ dilakukan?
4.
Bagaimana rangkaian pelaksaan rokat tase’?
5.
Apa saja yang ada di dalam kapal yang akan di larungkan di tengah
laut ketika pelaksaan rokat tase’?
6.
Siapa saja yang menyumbang dalam pelaksaan rokat tase’?
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Di Desa Kaduara
Timur Kecamatan Pragaan Kabupaten Sumenep, mayoritas penduduknya bekerja
sebagai nelayan yang memiliki tradisi di tiap tahunnya untuk melakukan ritual. Karena berada di pesisir
pantai maka ritual tersebut dinamakan “Petik Laut” (Rokat Tase’). Rokat Tase’
merupakan ritual yang dilakukan oleh para nelayan sebagai ungkapan rasa syukur
kepada Allah karena nikmat dari hasil laut yang didapatkan.
Masyarakat setempat menganggap bahwa tradisi rokat ini
adalah sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah. Selain itu, rokat juga dianggap
sebagai salah satu cara untuk tola’ bala’ (mencegah bencana) serta sebagai
ritual untuk meningkatkan rezeki yang didapat oleh masyarakat tersebut. Bahkan
rokat juga dianggap sebagai ritual yang harus dan wajib dilakukan oleh
masyarakat yang ada di desa tersebut.
Tradisi rokat sebenarnya tidak hanya terjadi di daerah
pesisir Madura saja, namun juga seringkali terjadi di daerah pesisir jawa dan
bali. Tapi tradisi tersebut muncul dengan model-model dan modifikasi yang
berbeda. Meski demikian, tidak diketahui secara jelas kapan tradisi rokat
tersebut muncul. Sepanjang yang diketahui dan diyakini oleh masyarakat di desa
tersebut, menganggap bahwa tradisi tersebut sudah lama berlangsung dan harus di
lestarikan.
Tradisi rokat dilakukan ketika para nelayan pada masyarakat
tersebut mendapatkan sebuah keuntungan yang sangat besar, misalnya mendapatkan
hasil ikan yang banyak atau besar. Sehingga untuk mensyukuri karunia tersebut,
dilaksanakanlah ritual rokat. Tetapi biasanya acara rokat tase’ tersebut
dilaksanakan setiap satu tahun sekali.
Dalam melaksanakan rokat tase’ hal-hal yang harus
dipersiapkan cukup banyak. Ritual atau tradisi tersebut, biasanya dimulai
dengan acara pembacaan istighotsah dan tahlil ( shalawat, al fatihah, yasin, dan
al-waqiah) bersama dengan masyarakat yang dipimpin oleh pemuka agama di desa
kaduara timur. Tidak luput juga untuk menghias perahu. Setelah itu, masyarakat
melepaskan sesaji ke laut sebagai rasa ungkapan syukur, serta ada beberapa
pentas seni seperti karawitan dan ketoprak.
Adapun isi dari sesaji itu adalah ketan-ketan yang
berwarna-warni, menurut penjelasan lanjutnya bubur macam 5 yang dianggap
sebagai simbolis yaitu bahwa manusia ini wujudnya 5 yaitu totok, temonih,
reoreh, dan tontonan. Kemudian tumpeng, ikan-ikan, dan kepala kambing, emas,
dan baju. Namun, setelah sampai di tengah laut sesaji tidak dibuang begitu
saja, namun akan menjadi rebutan oleh para nelayan.
Yang ikut andil dalam pembiayaan tradisi ini yaitu para
nelayan dan juga masyarakat yang tinggal di pesisir tersebut. Dalam acara ini,
tiap kapal itu akan ditarik sumbangan, kemudian nanti akan dibagi kelompok
kepengurusan dalam pelaksaaan rokat tase’ ini, mulai dari ketuanya, sekretaris,
bendahara, hingga sesi kebersihan. Bagusnya, sesi yang menjadi sesi kebersihan
adalah seluruh warga desa kaduara timur.
Bagi penduduk yang menetap di daerah pesisir Madura, mereka
menilai bahwa kebudayaan rokat merupakan budaya warisan nenek moyang mereka
secara turun temurun, sehingga mereka wajib dan mempunyai keharusan untuk
mempertahankan dan melestarikan budaya tersebut. Selain itu, penduduk yang
menetap di daerah tersebut juga menganggap bahwa tradisi rokat merupakan suatu
bentuk ketaatan masyarakat terhadap Allah, mereka menganggap bahwa orang yang
mengikuti tradisi tersebut, merupakan orang-orang yang mempunyai tingkat
ketaqwaan yang tinggi. Dari sinilah kemudian masyarakat di daerah tersebut
merasa terpanggil untuk ikut serta dalam ritual tersebut. Kemudian, ada juga
yang menganggap jika dalam masyarakat tersebut tidak melakukan ritual rokat,
maka masyarakat tersebut akan mendapatkan bencana dan rezeki yang didapat tidak
sesuai dengan yang diinginkan.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Rokat
Tase’ merupakan ritual yang dilakukan oleh para nelayan sebagai ungkapan rasa
syukur kepada Allah karena nikmat dari hasil laut yang didapatkan. Tradisi rokat sebenarnya tidak hanya terjadi di daerah pesisir Madura
saja, namun juga seringkali terjadi di daerah pesisir jawa dan bali. Tapi
tradisi tersebut muncul dengan model-model dan modifikasi yang berbeda. Meski
demikian, tidak diketahui secara jelas kapan tradisi rokat tersebut muncul.
Sepanjang yang diketahui dan diyakini oleh masyarakat di desa tersebut,
menganggap bahwa tradisi tersebut sudah lama berlangsung dan harus di
lestarikan.
Tradisi rokat dilakukan ketika para nelayan pada masyarakat
tersebut mendapatkan sebuah keuntungan yang sangat besar, misalnya mendapatkan
hasil ikan yang banyak atau besar. Dalam melaksanakan rokat tase’ hal-hal yang
harus dipersiapkan cukup banyak. Ritual atau tradisi tersebut, biasanya dimulai
dengan acara pembacaan istighotsah dan tahlil ( shalawat, al fatihah, yasin,
dan al-waqiah). Tidak luput juga untuk menghias perahu. Setelah itu, masyarakat
melepaskan sesaji ke laut sebagai rasa ungkapan syukur, serta juga ada beberapa
pentas seni seperti karawitan dan ketoprak.
Adapun isi dari sesaji itu adalah ketan-ketan yang
berwarna-warni, kemudian tumpeng, ikan-ikan, dan kepala kambing, emas, dan
baju. Dan yang ikut andil dalam pembiayaan tradisi ini yaitu para nelayan dan
juga masyarakat yang tinggal di pesisir tersebut.
B.
Saran
Dalam makalah kami masih terdapat banyak kekurangan tentang
penjelasan mengenai bagaimana proses pelaksaan rokat tase’, karena pada saat
kami penelitian, kami tidak bisa melihat secara langsung bagaimana prosesnya.
Jadi, kami berharap akan ada yang membahas hal ini lebih detail lagi.