BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hakekat Kelompok
1.
Pengertian
kelompok
Menurut Charles Cooley: kelompok
merupakan Pertemuan face to face antara beberapa individu yang
melibatkan kerjasama yang mendalam
Menurut Gladding: 2 orang/lebih yang
mempunyai ketergantungan satu sama lain, dan mempunyai kesadaran bahwa
masing-masing mempunyai niat untuk mencapai tujuan yang sama
Pengertian Konseling kelompok
Konseling kelompok adalah pengalaman-pengalaman perkembangan dan penyesuaian rutin
yang disediakan dalam lingkup kelompok. Konseling kelompok berfokus pada untuk
mambantu konseli mengatasi penyesuaian diri sehari-hari mereka, dan menjaga
perkembangan dan bertumbuhan pribadi tetap di koridor yang benar dan sehat.
Contoh-contohnya seperti fokus kepada modifikasi prilaku, pengembangan keahlian
menjalin hubungan pribadi, fokus kepada aspek seksualitas, fokus kepada nilai
atau sikap yang dianut, atau pengambilan keputusan karir. [1]
Jadi dari beberapa pengertian di
atas dapat di tarik kesimpulan bahwa konseling kelompok meupakan suatu kegiatan
yang melibatkan banyak orang atau segerumunan orang dalam rangka meningkatkan
keahlian menjalin hubungan pribadi dengan orang lain dengan nilai atau sikap
yang di anut maupun pengambilan keputusan karir.
2.
Proses
kelompok (group process) dan dimanika kelompok (group dinamics)
Dua istilah yang umum digunakan
untuk menggambarkan aktivitas suatu kelompok adalah proses dan dinamika,
walaupun sering digunakan bergantian, sebenarnya makna keduanya berbeda jika
digunakan untuk mendeksprisikan aktivitas konseling kelompok. Diawal konseling
siswa harus di catat kalau proses kelompok merupakan gerakan kelompok dari satu
titik awal menuju satu titik akhir, serangkaian cara mengedentifikasi atau
mendeskripsikan tahapan-tahapan yang melalui kelompok berjalan.
Dinamika kelompok di sisi lain,
megacu pada kekuatan-kekuatan sosial dan pengoprasian yang bermain di dalam
kelompok di waktu tertentu. Ia mendeskripsikan interaksi kelompok,
mengedentifikasikan pengaruh kepemimpinan, peran kelompok dan partisipasi
anggota di dalam kelompok; sebuah penganalisisan interaksi antar individu-individu
di dalam kelompok. Dinamika kelompok seringkali di gunakan juga untuk mengacu
kepada teknik-teknik kelompok tertentu seperti permainan peran, pengambilan
keputusan, sesi sesi kritikan dan observasi.[2]
3.
Perbedaan
konseling kelompok dengan konseling individual
Istilah konseling merujuk kepada
penyesuaian rutin atau pengalaman perkembangan dalam lingkup kelompok.
Konseling kelompok difokuskan untu membantu konseli mengatasi problem mereka
lewat penyesuaian-diri dan perkembangan kepribadian hari ke-hari. Contohnya,
fokus kepada modifikasi prilaku, pngembangan keahlian hubungan pribadi, problem
seksualitas manusia, nilai atau sikap, atau pengambilan keputusan karier.[3]
Pengertian konseling individual
mampunyai makna spesifik dalam arti pertemuan konselor dengan klien secara
individual, dimana terjadi hubungan konseling yang bernuansa raport, dan
konselor berupaya memberikan bantuan untuk mengangembangkan pribadi klien serta
klien dapat mengantisipasi masalah-masalah yang dihadapinya[4]. Konseling
individual adalah kunci semua kegiatan bimbingan dan konseling. Dengan
menguasai teknik-teknik konsling individual berarti akan mudah menjelaskan
proses bimbingan dan konseling
Dari pendapat di atas maka
disimpulkan bahwa konseling kelompok penuh potensi untuk penyembuhan, sebab di
dalam konseling kelompok setiap klien harus belajar membantu yang lain. Setiap
anggota harus menghargai pendapat yang lain dalam membuka masalah dengan
memberi kesempatan yang lain untuk memecahkan maslahnya sendiri sedangkan dalam
konseling individual tujuannya lebih jelas karena konselor cuma fokus pada satu
klien saja, dan itu sangat mempermudah konselor maupun klien dalam melakukan
kegiatan konseling.
B.
Macam-Macam Kelompok
1.
Kelompok
primer dan kelompok sekunder
·
Kelompok
primer adalah kelompok yang anggota-anggotanya bertemu secara langsung.
Ciri-ciri kelompok primer adalah:
a)
Jumlah
anggotanya sedikit
b)
Anggota-anggotanya
mampunyai latar belakang yang sama
c)
Anggota-anggotanya
mampunyai kepentingan pribadi yang terbatas
d)
Anggota-anggotanya
berbagi kepentingan dengan intensif
e)
Tidak
ada formalitas kepemimpinan dan keanggotaan
f)
Pembagian
tugas terjadi atas kesukarelaan
·
Kelompok
sekunder adalah kelompok yang hubungan anggota-anggotanya tidak langsung, lebih
bersifat formal dan perteman antara anggota-anggotanya berlangsung pada
saat-saat terrentusaja (shertzer dan stone, 1981). Didalam kelompok sekunder
terdapat pimpinan dan anggotanya formal, ada peraturan yang mengatur kegiatan
pemimpin, dan hubungan dengan luar kelompok.
2.
Kelompok
psikologis dan kelompok sosial (psyche and sosial groups)
·
Kelompok
psikologis (psyche group) adalah kelompom yang mampunyai ciri-ciri:
a)
Bersifat
informal dalam arti tidak mampunyai peraturan-peraturandan andaikata ada
peraturan maka aturan itu sifatnya sementara
b)
Keanggotaanya
bersifat sukarela dan biasanya sangat homogin
c)
Jumlah
anggotanya kecil, pada umumnya dua, tiga, atau empat orang.
d)
Tujuannya
untuk memuaskan kebutuhan emosioanalanggotanya, tetapi tujuan ini biasnya tidak
dirumuskan secara tegas namun muncul karena adanyaperasaan senasib
e)
Ada
hubungan pribadi yang mendalam diantara anggota-anggotanya.
·
Kelompok
sosial (sisio group). Kelompok sosial dapat dikatakan kebalikan dari psyche
group. Kelompok ini mampunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a)
Anggotanya
dapat bersifat sukarela maupun tidak suka rela dalam arti seseorang dapat
menjadi seseorang dapat menjadi anggota kelompok bukan karena keinginan sendiri
tetapi karenan ditunjuk untuk mewakili organisasi tertentu.
b)
Anggotanya
heterogen baik dalam gal umumr, kedudukan, maupun pekerjaan.
c)
Mampunyai
tujuan tertentu yang ditetapkan oleh anggota-anggotanya, baik biasnya bersifat
sosial
d)
Kegiatannya
berorientasi pada tugas (task oriented group) atau pada pemecahan
masalah (problem-solving oriented group).
Perbedaan antara psyche group dan socio group
kadang-kadang tidak jelas. Suatu psyche group dapat berubah menjadi socio
group. dan sebaliknya
3.
In-group
dan out-group
·
In-group
adalah kelompok dimana individu-individu anggotanya dengan sadar
mengedentifikasikan dirinya, melibatkan dirinya, dan diikutsertakan dalam
kegiatan-kegiatan kelompoknya. Keberadaan dan keterlibatan individu dalam kegiatan
ditentukan oleh sikap-sikapnya seperti, sikap membantu, memikirkan dan sikap
kerasama khususnya dalam situasi-situasi sosial tertentu.
·
Out-group
merupakan kebalikan dari In-group yaitu individu dianggap sebagai out-group
karena tidak melibatkan diri dengan kegiatan-kegiatan kelompok dan tidak
diikutsertakan oleh kelompoknya. Biasnya individu-individu tersebut dinyatakan
dengan sebutan “mereka”, “orang lain”, dan bukan dengan “kita”. Sikap
menganggap Out-group tersebut dinyatakan dengan ungkapan-ungkapan yang
menunjukkan perbedaan, dan kadang dengan sikap perbedaan, dan kadang dengan
sikap permusuhan, penuh prasangka, kebencian dan sikap apatis atau tidak
peduli.
4.
Kelompok
tertutup dan kelompok berkesinambungan (closed and continuous groups)
·
Kelompok
tertutup adalah kelompok yang jumlah anggotanya tetap yaitu individu-individu
yang dari awal smpai akhir menjadi anggota kelompok tersebut. Individu lain
tidak boleh masuk ikut kegiatan kelompok selama proses kelompok berlangsung.
·
Kelompok
berkesinambungan juga sering disebut dengan nama kelompok terbuka, adalah
kelompok yang anggotanya dapat bertambah selama proses kelompok berlangsung. masuknya anggota baru
ini bisa menimbulkan masalah komonikasi penerimaan dari anggota lama pada
anggota barudan kseulitan dari anggota baru untuk beradaptasi secara penuh
bersama anggota–anggota lain, hal ini dapat terjadi karenan hubungan yang sudah
terbina dengan baik dalam kelompok perlu dikembangkan lagi dengan masuknya
anggota-anggota baru.
·
Kelompok
latihan kepekaan (sensitivity groups). Kelompok latihan kepekaan
merupakan salah satu kelompok latihan pertama dan umum dibidang pembinaan
pribadi. Kelompok latihan kepekaan
menekankan pada keterampilan-keterampilan hubungan antara manusia (human
relations skills), agar individu dapat berhasil berfungsi dalam kehidupan
masyarakat terutama dalam lingkungan pekerjaan, latihan-latihan dalam kelompok
ini dilakukan melalui pengalama-pengalaman dalam lingkungan dimana individu
dapat mengadakan pencobaan-pencobaan yang hasilnya dapat dianalisis, dapat
mengemukakkan ide-ide baru, belajar mengambil keputusan dan memecahkan masalah.
Anggot-anggot kelompok latihan kepekaan diajarkan dapat mengamati proses
bagaimana mereka belajar, lebih responsive terhadap apa yang terjadi
dilingkungannya, dan belajar mengambangkan peranan kepemimpinan dan dapat
meneruskan menggunakan keterampilan-keterampila tersebut srtelah latihan
dilaboratorium selesai
·
Kelompok
latihan (T-Groups). Kelompok latihan atau kelompok (T = Training)
didalam kelompok T para per=serta berada dalam lingkungan yang tidak
berstruktur dan bertanggung jawabuntuk membangun interaksi kelompok yang dapat
membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka, misalnya kebutuhan untuk mendapat
dukungan, mendapat balikan, dan kebutuhan belajar. Prilaku para peserta
disesuaikan dengan peranan-eranan yang dimainkannya, dengan demikinan para
peserta kelompok T mampunyai kesempatan untuk belajar tentang cara-cara belajar
dimana prilaku mereka diamati oleh anggota lain dalam kelompok, belajar
berbagai macam peran, belajar cara-cara untuk menjadi lebih peka
terhadapperasaan-perasaan dan prilaku anggota kelompok yang lain, belajar
metode –metode untuk memahami dinamika prilaku kelompok.
Tujuan kelompok T adalah untuk mempelajari dan meningkatkan
keterampilan-keteraampilan hubungan antar pribad, dan diharapkan apa yang
dipelajari para peserta dalam kelompok tersebut dapat diterapkan dalam
lingkungan hidup dan kerja mereka. Golembiewski dan Blumberg (1977)
menggambarkan tiga ciri pokok dari kelompok T,
yaitu:
1.
Merupakan
laboratorium untuk belajar terutama belajar keterampilan-keterampilan hubungan
antapribadi
2.
Menyediakan
kesempatan-kesempatan untuk belajar bagaimana belajar.
3.
Menekankan
pada hal-hal yang terjadi pada saat sekarangdan disini (here-and-now)
dan bukan pada hal-hal yang akan terjadi pada waktu yang akan datang (here
and-now)
·
Kelompok
pertemuan (Encounter groups).kelempok pertemuan adalah kelompok yang
memberikan pengalaman-pengalaman secara intensif di dalam kelompok kecil, dan
menekankan pada pertumbuhan pribadi para anggotanya. Pertumbuhan pribadi ini
dapat dicapai dengn memperluas kesadaran individu tentang dirinya sendiri,
mengadakan exsplorasi masalah-masalah hubungan antar prbadi dan kejiwaan
individu yang bersangkutan, dan menghilangkan hambatan-hambatan yang
mengganggu. Kelompok pertemuan kadang-kadang disebut sebagai kelompok
pengembangn prbadi.
Corey
(1985:11) meringkaskan tujuan kelompok pertemuan tersebut adalah agar individu:
a)
Menjadi
lebih sadar terhadap potensi-potensinya yang tersembunyi Memanfaatkan kekuatan-kekuatannya
yang belum digunakan dan mengenmbangakan kreativitas serta spontanitas:
b)
Menjadi
lebih terbuka dan jujur dengan orang-otrang tertentu
c)
Mengurangi
sikap pura-pura yang mencegah keakraban
d)
Menjadi
lebih bebas terhadap hal-hal yang bersifat “sepatutnya” “sebaiknya dan
“seharusnya”, dan dapat mengembangkan nilai-nilai pribadi,
e)
Dapat
mengurangi perasaan-perasaan terasing dan takut bergaul akrab dengan orang lain
f)
Belajar
bagaimanan mengemukakkan dengan langsung apa yang diinginkannya
g)
Belajar
membedakan antara merasakan dan melakukakn sesuatu tindakan pada orang laim
h)
Lebih
memperdulikan orang lain
i)
Belajr
bagaimana memberi sesuatu kepada orang lain: dan,
j)
Belajar
mengurangi keragu-raguan dan membuat pilihan-pilihan.
·
Kelompok
pengembangan organisasi (organizational development group) kelompok
pengembangan organisasi berasal dari kelompok latihan laboratorium, dan
mampunyai tujuan untuk dengan sadar mengubah sistem sosial, misalnya
norma-norma dan nilai-nilai sosial. Perubahan norma-norma dan nilai-nilai
sosial merupakan pendorong utam untuk
perubahan organisasi dan perubahan itu terjadikarena pengaruh prilaku para
anggota
·
Kelompok
latihan keterampilan hidup (lif-skills training group kelompok latihan
keterampilan hidup adalah kelompok yang melatihkan keterampilan-keterampilan
dalam berhubungan dengan orang lain. Kelompok latihan keterampilan ini dikembangkan
berdasarkan teori bahwa banyak orang yang mampunyai masalah-masalah emosional
atau kesulitan dalam mengadakan penyesuaikan penyesuaian disebabkan karenan
tidak berhasil mempelajari keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk
mempelajari hal tersebut, Karen contoh yang ditiru kurang baik atau karena
lingkungan yang tidak mendukung atau kedua duanya. Gazda (1989) secara rinci
mengemukakan asumsi-asumsi dasar mengenai latihan keterampilan hidup yang
mampunyai fungsi pencegahan sebagai berikut:
1.
Efektifitas
fungi pribadi bergantung pada tingkat penguasan individu dalam tujuh bidang
perkembangan manusia, yaitu perkembangan: jamsmani, psikologis dan sosial,
moral, perasaan, ego, kognetif, dan pekerjaan.
2.
Individu-individu
yang berfungsi secara efektif mengalami kemajuan melalui tahap-tahap
perkembangan tertentu.
3.
Keterampilan-keterampilan
untuk mengatasi masalah dan berhubungan dengan orang lain dapat dipelajari
dengan baik pada umur-umur tertentu.
4.
Meskipun
kapasitas belajar itu merupakan pembawaan, tetapi tingkat pencapaian mengenai
apa yang dipelajari berkaitan erat dengan lingkungan dan pengalaman hidup
seseorang.
5.
Keterampilan-keterampilan
hidup itu akan dipelajari dan di praktikan diluar kelompok apa bila keseluruhan
kurikulum keterampila-keterapilan hidup tersebut diajarkan sesuai dengan
tingkat perkembangan dan kesiapan individu yang belajar.[5]
[1] Robert L.
Gibson dan Marianne H. Mitchell, Bimbingan dan Konseling (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2016), hlm. 52
[2] Ibid, Hlm. 278
[3] Ibid,, Hlm.
275
[4] Sofyan s.
willis, Konseling individual; teori dan praktek (bandung: alfabeta,
2017), hlm 159
[5] Tatiek Romlah,
Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok (Malang: Universitas Negeri Malang,
2006), hlm. 30