Sunday 1 January 2017

Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling





ABSTRAK: prinsip bimbingan dan konseling merupakan dasar dari kegiatan penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling[1]prinsip merupakan hasil panduan antara kajianteoritik dan tela’ahlapangan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan suatu yang dimaksudkan. Jadi, kalau kita berbicara tentang prinsip-prinsip bimbingan dan konseling,  makakita berbicara tentang dasar pemikiran yang dijadikan pedoman dalam program pelaksanaan atau aturan main yang harus diikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan.[2]
KATA KUNCI : prinsip, bimbingan dan konseling.
PENDAHULUAN :
manusia adalah makhluk filosofis, artinnya manusia mempunyai pengetahuan dan berfikir, manusia juga memiliki sifat yang unik, berbeda dengan makhluk lain dalam perkembangannya. Implikasi dan keragaman ini ialah individu memiliki kebebasan dan kemerdekaan untuk memilih dan mengembangkan diri sesuai dengan keunikan atas tiap-tiap potensi tanpa menimbulkan konflikdengan lingkungannya. Dari sisi keunikan dan keragaman individu, diperlukan bimbingan untuk membantu setiap individu mencapai perkembangan yang sehat di dalam lingkungannya.
            Pada dasarnya bimbingan dan konseling juga merupakan upaya bantuan untuk nenunjukkan perkembangan manusia secara optimal baik secara kelompok maupun individu sesuai dengan hakekat kemanusiaannya dengan berbagai potensi, kelebihan dan kekurangan, kelemahan serta permasalahannya.[3]
Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan pekerjaan profesional, oleh sebab itu prakteknya harus mengikuti prinsip-prinsip, asas-asas, dan landasan-landasan tertentu.[4]
            Dalam dunia pendidikan, bimbingan dan konseling juga sangat diperlukan karena dapat mengantarkan siswa pada pencapaian standar dan kemampuan profesional dan akademis, serta perkembangan diri yang sehat dan produktif. Dalam bimbingan dan konseling, selain ada pelayanan, ada pula prinsip-prinsip berikut.[5]

PEMBAHASAN :
   A.    Pengertian prinsip-prinsip bimbingan dan konseling.
Prinsip berasal dari kata “PRINSIPRA” yang artinya permulaan dengan cara tertantu yang melahirkan hal-hal lain, yang keberadaanya bergantung pada permulaan itu. Prinsip ini merupaka hasil perpaduan antara kajian teoritis dan teori lapangan yang terarah dan digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan.
Prinsip bimbingan dan konseling menguraikan pokok-pokok dasar pemikiran yang dijadikan pedoman program pelaksanaan atau aturan main yang harus diikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
            Prayitno mengatakan,”prinsip merupakan hasil kajian teoritis dan telaah lapangan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan.” Dari pendapat ini dapat dinyatakan banwa prinsip-prinsip bimbingan dan konseling merupakan pemanduan hasil-hasil teori dan praktik yang dirumuskan dan dijadiksn pedoman, sekaligus dasar penyelenggaraan pelayanan.[6]
  
   B.     Macam- macam  prinsip bimbingan dan konseling.
1.      Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan layanan.
a)      Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku, agama, dan status sosial ekonomi.
b)      Bimbingan konseling berhubungan denga tingkah laku individu yang unik dan dinamis.
c)      Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap-tahap dan berbagai aspek perkembangan individu.
d)     Bimbingan dan konseling memberikan perhatian utama kepada perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanannya.[7]
2.      Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan permasalahan individu.
a)      Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi mental/fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, di sekolah, serta dalam kaitannya dalam kontak sosial dan pekerjaan dan sebaliknya pengaruh lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik individu.
b)      Kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya masalah pada individu yang kesemuannya menjadi perhatian utama pelayanan bimbingan konseling.[8]
3.      Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program pelayanan.
a)      Bimbingn dan Konselingmerupakan bagian integral dari pendidikan dan pengembangan individu, oleh karena itu bimbingan harus disesuaikan dan dipadukan dengan program pendidikan serta pengembangan peserta didik.
b)      Program Bimbingan dan Konseling harus fleksibel, disesuaikan dengan kebutuhan individu,masyarakat dan kondisi lembaga.
c)      Program Bimbingan dan Konseling disusun secara berkelanjutan dan jenjang pendidikan yang terendah sampai yang tinggi.
d)     Isi dan pelaksanaan program bimbingan perlu penilaian yang teratur dan terarah.[9]
4.      Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan.
a)      Bimbingan dan Konselingharus diarahkan untuk pengembangan individu agar mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapai masalahnya.
b)      Dalam proses Bimbingan dan Konseling keputusan yang diambil dan handak dilakukan oleh individu hendaknya itu atas kehendak individu itu sendiri, bukan karena kemauan dan desakan dari pembimbing atau pihak lain.
c)      Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan denga  masalah yang dihadapai.
d)     Kerjasama antara pembimbing, guru, dan orag tua amat menentukan hasil pelayanan bimbingan dan konseling.
e)      Pengembangan program pelayanan BK ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan dengan program BK itu sendiri.[10]

Adapun pendapat Arifin dan eti kartikawati (1994) menjabarkan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling kedalam empat bagian, yaitu:
     1.      Prinsip-prinsip umum.
a)      Bimbingan harus berpusat pada individu yang dibimbingnya.
b)      Bimbingan diarahkan kepada memberikan bantuan agar individu yang dibimbing mampu mangarahandirinyadan menghadapikesulitan-kesulitan dalam hidupnya.
c)      Pemberian bantuan disesuaikan dengan kebutuhan individu (siswa) yang dibimbing.
d)     Bimbingan berkenaan dengan sikap dan tingkah laku individu.
e)      Pelaksanaan bimbingan dankonseling dimualai dengan mengidentifikasi kebutuhan yang dirasakan individu yang dibimbing.
f)       Upaya pemberian bantuan (pelayanan bimbingan dan konseling) harus dilakukan secara fleksibel (tidak kaku).
g)      Program bimbingan dan konseling  harus dirumuskan sesuai dengan program pendidikan dan pembelajaran di sekolah atau madrasah yang bersangkutan.
h)      Implementasi program bimbingan dan konseling harus dipimpin oleh orang yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan dan konseling dan pelaksanaannya harus bekerja sama dengan berbagai pihak yang terkait seperti dokter, psikiater, dan pihak-pihak yang terkait lainnya.
i)        Untuk mengetahui hasil-hasil yang diperoleh dariupaya pelayananbimbingan dan konseling, harus diadakanpenilaian atau evaluasi secara teratur dan berkesinambungan.
      2.      Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan individu (siswa).
a)      Pelayanan bimbingan dan konseling harus diberikan kepada semua siswa.
b)      Harus ada kriteria untuk mengatur prioritas pelayanan bimbingan dan konseling kepada individu atau siswa.
c)      Program pemberian bimbingan dan konseling harus berpusat pada siswa.
d)     Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah harus dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhanindividu (siswa) yang bersangkutan beragam dan luas.
e)      Keputusan akhir dalam proses bimbingan dan konselingdibentuk oleh individu atausiswa yang sendiri.
f)       Individu atau siswa yang telah memperoleh bimbingan, harus secara berangsur-angsur dapat menolong dirinya sendiri.
       3.      Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan pembimbing.
a)      Pembimbing atau konselor harus melakukan tugas sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
b)      Pembimbing atau konselor di madrasah atau di sekolah dipilih atas dasarkualifikasi kepribadian, pendidikan, pengalaman, dan kemampuannya.
c)      Sebagai tuntutan profesi,pembimbing atau konselor harus senantiasa berusaha mengembangkan diri dan keahliannyamelalui berbagai kegiatan, seperti latihan.penataran dan lain sebagainnya.
d)     Pembimbing atau konselor harus menghormati dan menjaga kerahasiaan informasi tentang individu atau siswa yang dibimbingnya.
e)      Pembimbingatau konselor dalammelaksanakan tugasnya hendaknya mempergunakan berbagai metode atau teknik.
       4.      Prinsip yang berhubungan dengan organisasi dan administrasi bimbingan dan konseling.
a)      Bimbingan dan konseling harus digunakan secara sistematis dan berkelanjutan.
b)      Pelaksanaanbimbingan dan konselingharus ada kartu pribadi (commulative record) bagi setiap siswa.
c)      Bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam situasi individu atau kelompok sesuai dengan masalah yang dipecahkan dan metode yang dipergunakan dalam memecahkan masalah yang terkait.[11]

KESIMPULAN :
prinsip merupakan hasil kajian teoritis dan telaah lapangan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan.” Dari pendapat ini dapat dinyatakan banwa prinsip-prinsip bimbingan dan konseling merupakan pemanduan hasil-hasil teori dan praktik yang dirumuskan dan dijadiksn pedoman, sekaligus dasar penyelenggaraan pelayanan.
Macam- macam  prinsip bimbingan dan konseling.
    1.      Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan layanan.
    2.      Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program pelayanan.
    3.      Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan.
Adapun pendapat Arifin dan eti kartikawati (1994) menjabarkan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling kedalam empat bagian, yaitu:
    1.      Prinsip-prinsip umum.
    2.      Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan individu (siswa).
    3.      Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan pembimbing.
    4.      Prinsip yang berhubungan dengan organisasi dan administrasi bimbingan dan konseling.

DAFTAR PUSTAKA :
Firmansyah Farid, Bimbingan Dan Konseling. Pamekasan, STAIN Pamekasan Press, 2009.
Ngurah Adhiputra Anak Agung, Bimbingan Dan Konseling Aplikasi Di Sekolah Dasar Dan TamanKanak-Kanak. Yogyakarta, Graha ilmu, 2013.
Salahuddin Anas, Bmbingan Dan Konseling. Bandung, Pustaka Setia, 2010.
Santoadi Fajar, Menejemen Bimbingan Dan Konseling Komprehensif. Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma, 2010.
Tohirin, Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah. Jakarta, Raja Gravindo Persada, 2013.




[1] Anak Agung Ngurah Adhiputra, Bimbingan Dan Konseling Aplikasi Di Sekolah Dasar Dan Taman Kanak-Kanak. (Yogyakarta, Graha ilmu, 2013.)hlm: 17
[2]Fajar Santoadi, Menejemen Bimbingan Dan Konseling Komprehensif. Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma, 2010.
[3]Anas Salahuddin, Bmbingan Dan Konseling. (Bandung, Pustaka Setia, 2010.) hlm: 43
[4]Tohirin, Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah. (Jakarta, Raja Gravindo Persada, 2013.)
hlm: 63
[5]Ibid, Anas Sahuddin, hlm: 43
[6]Ibid,, hlm: 45
[7]Farid Firmansyah, Bimbingan Dan Konseling. (Pamekasan, STAIN Pamekasan Press, 2009.) hlm: 2
[8]Ibid, Farid Firmansyah.hlm: 23
[9]Ibid, Anak Agung Ngurah Adhiputra hlm: 18

[10]Ibid, Ngurah Adhiputra Anak Agung,hlm :18
[11] Tohirin, Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah. (Jakarta, Raja Gravindo Persada, 2013).hlm: 64