Thursday, 26 May 2016

contoh MAKALAH KLASIFIKASI DAN SISTEM KLASIFIKASI-MAKALAH KLASIFIKASI DAN SISTEM KLASIFIKASI




MAKALAH
KLASIFIKASI
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Logika
Dosen Pengampu: Bapak Busahwi



Disusun Oleh kelompok 1:
Syifa Pujiyanti
Ach.Marzuki
Abd. Muni
Ach. Tanzul Karomi
Abd. Rahman

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
JURUSAN EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
2016


KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami haturkan kahadirat Allah SWT. Karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya, makalah ini dapat terselasaikan walaupun di dalamnya masih terdapat banyak kekurangan, yang disebabkan karena minim dan terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang kami kuasai.
Sholawat beserta salam semoga senantiasa mengalir deras keharibaan Nabi Muhammad Saw, karena berkat perjuangan dan kesabaran beliau kita dapat tereleminasi dari jurang kebodohan menuju dataran keilmuan seperti apa yang kita rasakan seperti sekarang ini.
Kami juga ucapkan terima kasih kepada dosen kami khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah  Ilmu Logika,  yang telah banyak memberikan ilmunya dan bimbingan kepada kami. Sehingga dalam proses penulisan makalah ini dapat terselesaikan.
Dan tak lupa pula kepada para pembaca bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna. Karena itu, apabila dalam penulisan makalah ini ada kekurangan atau sesuatu yang harus diperbaiki. Maka kami sebagai penulis mengharap sebuah kritik yang sifatnya membangun dan akan menjadi penulisan ini selanjutnya menjadi lebih baik.


Pamekasan,06 April 2016

                                                                                                Penulis


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A.    Latar belakang......................................................................................... 1
B.     Rumusan masalah.................................................................................... 1
C.     Tujuan pembahasan................................................................................. 1      
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Klasifikasi............................................................................. 2
B.     Pembagian Klasifikasi............................................................................. 2
C.     Penggolongan Klasifikasi........................................................................ 4
D.    Cara Melakukan Klasifikasi.................................................................... 5
E.     Model Klasifikasi Dikotomi.................................................................... 5
F.      Klasifikasi Silogisme Kategoris ............................................................. 6
G.    Fungsi term dalam proposisi atau silogisme ........................................... 7
BAB III PENUTUP
A.    KESIMPULAN ..................................................................................... 8
B.     SARAN.................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 10









BAB  I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Berpikir merupakan aktivitas manusia untuk menemukan pengetahuan yang benar, sedang kebenaran itu tidaklah persis sama pada setiap individu. Maka setiap jalan pikiran manusia mempunyai kriteria kebenaran yang berfungsi sebagai landasan proses penemuan kebenaran tersebut, dan setiap penalaran mempunyai kriteria kebenarannya masing-masing.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat mengambil rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1.        Apa pengertian klasifikasi?
2.        Bagaimana pembagian klasifikasi?
3.        Bagaimana penggolongan klasifikasi?
4.        Bagaimana cara melakukan klasifikasi?
5.        Bagaimana model klasifikasi dikotomi?
6.        Bagaimana klasifikasi silogisme kategoris?
7.        Bagaimana fungsi term dalam proposisi atau silogisme?

C.      Tujuan Pembahasan
1.        Untuk mengetahui pengertian klasifikasi       
2.        Untuk mengetahui pembagian klasifikasi
3.        Untuk mengetahui penggolongan klasifikasi
4.        Untuk mengetahui cara melakukan klasifikasi
5.        Untuk mengertahui model klasifikasi dikotomi
6.        Untuk mengetahui klasifikasi silogisme kategoris
7.        Untuk mengetahui fungsi term dalam proposisi atau silogisme



BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Klasifikasi
Klasifikasi adalah pengelompokan barang yang sama dan memisahkan dari yang berbeda menurut spesianya. Dalam kehidupan sehari-hari pekerjaan mengelompokan semacam itu sangata sering kita lakukan. Para penjual buah-buahan menyusun degangannya dengan beberapa cara, berdasarkan harganya, dan mungkin pula berdasarkan besar kecilnya buah-buahan itu.
Manusia primitif mengelompokan binatang menjadi binatang berbisa dan tidak berbisa, membedakan antara tumbuh-tumbuhan menjadi tumbuhan yang bisa dimakan dan tidak bisa dimakan.
Pengelompokan barang-barang ini tidak lain agar kita mudah dalam berhubungan dengan benda-benda itu. Bisa dibayangkan sulitnya mencari satu judul buku bila buku-buku dalam perpustakaan ditumpuk begitu saja tanpa dibuat klasifikasinya.
Ada dua macam cara membuat klasifikasi, pertama dengan pembagian dan kedua dengan pengelompokan.

B.       Pembagian Klasifikasi
Pembagian (logical division) adalah membagi suatu jenis kepada spesia yang dicakupnya. Definisi yang telah kita pelajari membahas pengertian kata sedangkan pembagian membicarakan denotasinya. Jika definisi merupakan analisis konotasi maka pembagian merupakan analisis denotasi. Jadi pembagian merupakan penjelasan yang lebih lengkap mengenai suatu genera kepada spesianya.
Kita telah mengetahui tentang jenis (genera) dan spesia (kelas,nau) sekedarnya. Telah disebut bahwa manusia adalah spesia, jenisnya adalah binatang. Perlu kita pahami bahwa pembagian logika atas jenis dan spesia suatu benda adalah tidak mutlak. Manusia adalah spesia bila dilihat dari jurusan binatang, tetapi bila dilihat dari ras bangsa-bangsa, maka ia menjadi jenis. Ras adalah spesia, tetapi bila dilihat dari bangsa-bangsa yang tercakup di dalamnya, maka ia menjadi jenis. Demikian juga bangsa, ia adalah spesia, tetapi bila dilihat dari suku-suku bangsa yang dicakupnya maka ia menjadi jenis. Jadi spesia yang kita kehendaki tergantung daripada  keluasan klasifikasi yang hendak kita buat. Bila kita datang diperpustakaan  akan terlihat disana klasifikasi buku-buku menjadi: karya umum, filsafat, agama, ilmu sosial, bahasa, ilmu murni, teknologi, seni, sastra dan sejarah. Di sini subyek-subyek tersebut diperlukan sebagai jenis. Tetapi apabila kita menanyakan kepada seorang pustakawan apa saja jenis koleksinya, ia akan menjawab, buku, surat kabar, selebaran, jurnal, peta, film, mikrofilm, maka buku di sini diperlukan sebagai spesia.
Agar didapat spesia yang benar, maka dalam pembagian perlu diperhatikan patokan berikut:
a.       Pembagian harus didasari atas sifat persamaan yang ada pada genera secara menyeluruh. Misalnya kita hendak membagi bidang datar, maka kita harus membagikan berdasarkan perubahan tertentu dari sifat generanya, yakni jumlah sisi yang membentuknya. Kita akan mendapatkan pembagian berikut:
Segi tiga, segi empat, segi lima, segi ennam, segi lebih dari  ennam, (tiga sisi), (empat sisi), (lima sisi), (ennam sisi).
Jika kita membagi “bidang datar” misalnya dengan: belah ketupat, bujur sanggar, jajaran genjang, maka kita tidak membagikan berdasarkan sifat yang  ada pada genera secara menyeluruh dari bidang datar, melainkan perubahan tertentu dari segi empat.
b.      Setiap pembagian harus berlandasan satu dasar saja. Pembagian yang berlandasan lebih dari satu dasar akan menghasilkan spesia yang simpang siur (overlap, cross divition, terslip tidak karuan). Contoh dari pembagian overlap membagi manusia menjadi; manusia berkulit putih, manusia aria, manusia asia, manusia penyabar. Disini terdapat empat macam dasar pembagian yaitu: warna kulit, ras, ragional, dan sifat dari manusia.
c.       Pembagian harus lengkap, yakni harus menyebut keseluruhan spesia yang dicakup oleh suatu genera. Membagi manusia atas dasar warna kulit menjadi manusia berkulit putih dan manusia berkulit hitam tidak benar karena ada spesia yang masih tertinggal, Pembagian dikotomi. Suatu ketika, kita tidak bisamembagi dengn model diatas, karena terbatasnya pengetahuan kita akan kelompok barang-barang dan juga seringkita dapati pembagin tersebut tidak bisa kita laksanakan, maka kita menggunakan model pembagian logika jenis lain, yaitu pembagian dikotomi. Pembagian dikotomi adalah pembagian dari satu genera kepada spesia yang di cakupnya dengan cara mengelompokkan menjadi dua golongan yang di bedakan “ada” dan “tidak adanya” kualitas tertentu. Dikotomi diambil dari bahasa latin dichotomia, artinya pembagian secara dua-dua, berpasangan, dalam bahsa arab disebut sunaiyyah.

C.      PENGGOLONGAN
Jika dalam pembagian kita menguraikan denotasi suatu genera maka dalam kelompok spesia. Jadi antara pembagian dan penggolongan mempunyai arah bertentangan. Pembagian bergerak dari atas kebawah, yakni dari genera kepada spesia, sedangkan penggolongan bergerak dari bawah ke atas, dari individu-individu menuju spesianya. Ada dua macam penggolongan, penggolongan alam dan penggolongan buatan. Penggolongan alam adalah penggolongan yang disusun atas kecerdasan kita, seperti penggolongan melati, mawar,  kedalam golongan bunga. Pengolongan buatan adalah penggolongan yang didasarkan atas satu sifat. Dikatakan buatan karena penggolongan itu dimaksudkan untuk mengabdi tujuan tertentu. Contoh: dari penggolongan ini misalnya penyusunan kata dalam kamus, penyusunan buku dalam perpustakaan. Penggolongan ini tujuannya untuk mendapatkan kemudahan sejauh mungkin.[1]


D.      CARA MELAKUKAN KLASIFIKASI
Dalam melakukan klarifikasi aturan yang harus dilakukan berupa pemisahan yang tegas. Misalnya ketika terdapat kelereng berwarna merah dan kelereng berwarna putih, maka dasar pemisahan yang habis adalah menyediakan kotak untuk kelereng berwarna merahdan kotak umtuk kelereng berwarna putih. Patokan lain yang harus diperhatikan menyangkut soal konsistensi. Dengan demikian patokan yang digunakan harus digunakan selama proses pemisahan tersebut.
Berikut ini disajikan bapak Taksonomi Carl linnaeus, salah satu penggemar berat buku aristoteles Historia Animalium. Ia telah menggunakan cara klasifikasi untuk tumbuhan dan hewan. Ia juga membuat klasifikasi untuk manusia yang kemudian diberi nama Homo Sapiens. Klasifikasinya tentang manusia menjadi pionir konsep ras yang berkembang pada abad berikutnya. Sebagai Homo Sapiens manusia terbagi menjadi empat kategori yaitu :
a.       Amiricanus
b.      Asiaticus
c.       Africanus
d.      Europanus

E.       MODEL KLASIFIKASI DIKOTOMI
Prinsip pokok dalam melakukan klasifikasi dengan cara konsisten menggunakan cara untuk mengklasifikasi itu sendiri. Artinya pada saat mengklasifikasi harus menggunakan  hanya satu cara (maksudnya konsiten) hingga proses pengklasifikasian tersebut selesai.hal demikian dilakukan untuk menghindari terjadinya proses pembagian yang tidak habis.
Namun demikian terdapat model mengklasifikasikan dengan cara membagi dua habis. Artinya proses pembagian tersebut dilakukan dengan membuat negasinya. Hal demikian dilakukan dengan cara membagi satu kelompok menjadi dua bagian, bagian pertama berposisi dengan kualitas positif dengan sedangkan term lainnya berposisi sebaliknya (menggunakan kualitas negatif). Pola pembagian dua habis ini diasumsikan tidak memiliki atau tidak mungkin menggunakan prinsip yang lain. Alhasil, pola ini lebih lengkap,. Namun  demikian tidak dipungkiri jika melihat isinya (maksudnya isinya yang dibaginya) tidak dengan pasti diketahui.[2]

F.       KLASIFIKASI SILOGISME KATEGORIS
Silogisme dapat dibagi menjadi dua kelas, yaitu:
a.       Silogisme kategoris standar
b.      Silogisme kategoris menyimpang

1.      Silogisme kategoris standar
Adalah sebuah argumen yang terdiri dar tiga proposisi kategoris standar, yang susunan ketiga proposisi itu sedemikian rupa sehingga hanya ada tiga term (tidak boleh lebih) yang terdapat dalam rangkaian proposisi itu. Term-term itu adalah : 1. Term Mayor 2. Term Minor 3. Term Menengah (term M)
2.      Silogisme kategoris menyimpang
Adalah silogisme ini terdiri dari proposisi-proposisi yang tidak standar. Ada beberapa penyebabnya antara lain:
a)        Term predikat dalam salah satu primis berupa kata sifat atau kata kerja dan bkan kata benda.
b)        Salah satu proposisi dalam silogisme tidak dinyatakan secara ekslisit. Bentuk silogisme seperti ini dalam logika disebut entimema (suatu bentuk silogisme dimana salah satu dari premisnya ataukesimpulannya, tidak dinyatakan). Ada empat  bentuk  entimema yaitu:
1.  Entimema tanpa premis mayor
2.  Entimema tanpa premis minor
3.  Entimema tanpa premis kesimpulan
4. Entimema hanya dengan satu prosisi. Entah hanya premis mayor, atau premis minor atau hanya kesimpulan saja[3].

G.      FUNGSI TERM DALAM PROPOSISI (SILOGISME)
a.       Term subjek, yakni term yang mendapatkan pengakuan atau afirmasi atau pengingkaran atau negasi dari term predikat. Contoh mahasiswa adalah orang yang terpelajar, mahasiswa adalah term subjek.
b.      Term predikat, adalah term yang mendapatkan pengakuan atau afirmasi atau pengingkaran atau negasi dari term subjek. Contoh mahasiswa adalah orang yang terpelajar, orang yang terpelajar menjadi predikat.
c.       Term menengah atau terminos medius adalah term yang dalam silogisme berfungsi sebagai penghubung dari term minor dan term mayor. Contoh:
Semua negarawan adalah orang bijaksana
            (premis mayor)
Nelson Mandela adalah negarawan
            (premis minor)
Jadi Nelson Mandela adalah orang bijaksana
            (konklusi)[4]


BAB III
PENUTUP
A.      KESIMPULAN
Klasifikasi adalah pengelompokan barang yang sama dan memisahkan dari yang berbeda menurut spesianya. Dalam kehidupan sehari-hari pekerjaan mengelompokan semacam itu sangata sering kita lakukan.
Manusia primitif mengelompokan binatang menjadi binatang berbisa dan tidak berbisa, membedakan antara tumbuh-tumbuhan menjadi tumbuhan yang bisa dimakan dan tidak bisa dimakan.
Pembagian (logical division) adalah membagi suatu jenis kepada spesia yang dicakupnya. Definisi yang telah kita pelajari membahas pengertian kata sedangkan pembagian membicarakan denotasinya. Jika definisi merupakan analisis konotasi maka pembagian merupakan analisis denotasi.
Ada dua macam cara membuat klasifikasi, pertama dengan pembagian dan kedua dengan pengelompokan. Pembagian harus didasari atas sifat persamaan yang ada pada genera secara menyeluruh. Misalnya kita hendak membagi bidang datar,.
Setiap pembagian harus berlandasan satu dasar saja. Pembagian yang berlandasan lebih dari satu dasar akan menghasilkan spesia yang simpang siur (overlap, cross divition, terslip tidak karuan).
Pembagian harus lenggap, yakni harus menyebut keseluruhan spesia yang dicakup oleh suatu genera. Jika dalam pembagian kita menguraikan denotasi suatu genera maka dalam kelompok spesia. Jadi antara pembagian dan penggolongan mempunyai arah bertentangan.
Dalam melakukan klarifikasi aturan yang harus dilakukan berupa pemisahan yang tegas. Misalnya ketika terdapat kelereng berwarna merah dan kelereng berwarna putih,
Klasifikasinya tentang manusia menjadi pionir konsep ras yang berkembang pada abad berikutnya. Sebagai Homo Sapiens manusia terbagi menjadi empat kategori yaitu :
a.       Amiricanus
b.      Asiaticus
c.       Africanus
d.      Europanus
Prinsip pokok dalam melakukan klasifikasi dengan cara konsisten menggunakan cara untuk mengklasifikasi itu sendiri.
Silogisme dapat dibagi menjadi dua kelas, yaitu:
a.       Silogisme kategoris standar
b.      Silogisme kategoris menyimpang

B.       SARAN
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan-kesalahan. Oleh karna itu, kami harap agar pembaca dapat menyampaikan kritik dan juga sarannya supaya kedepannya menjadi lebih baik, dan semoga makalah yang kami tulis ini dapat membantu pembaca untuk mengetahui bagaimana  dan apa itu Klasifikasi



DAFTAR PUSTAKA

Mundiri. logika, Jakarta: Rajawali Pers. 2014
Wagiman. Pengantar Studi Logika. Yokyakarta: Pustaka Book Publisher. 2009
Djoko, F. Warsito. Logika, Jakarta. 2011.
Molan, Beryamin. Logika, Ilmu Dan Seni Berfikir Kritis. Jakarta: Indeks. 2014


[1] Mundiri, Logika, (Jakarta: Rajawali Pers,2014), hlm, 45-51
[2] Wagiman, Pengantar Studi Logika (Yokyakarta: Pustaka Book Publisher, 2009), hlm 82-84
[3] F. Warsito Djoko, Logika (Jakarta, 2011) hlm,46-48
[4] Beryamin Molan, Logika, Ilmu Dan Seni Berfikir Kritis, (Jakarta: Indeks,2014),hlm, 70-71






MAKALAH
KLASIFIKASI
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Logika
Dosen Pengampu: Bapak Busahwi



Disusun Oleh kelompok 1:
Syifa Pujiyanti
Ach.Marzuki
Abd. Muni
Ach. Tanzul Karomi
Abd. Rahman

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
JURUSAN EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
2016


KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami haturkan kahadirat Allah SWT. Karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya, makalah ini dapat terselasaikan walaupun di dalamnya masih terdapat banyak kekurangan, yang disebabkan karena minim dan terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang kami kuasai.
Sholawat beserta salam semoga senantiasa mengalir deras keharibaan Nabi Muhammad Saw, karena berkat perjuangan dan kesabaran beliau kita dapat tereleminasi dari jurang kebodohan menuju dataran keilmuan seperti apa yang kita rasakan seperti sekarang ini.
Kami juga ucapkan terima kasih kepada dosen kami khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah  Ilmu Logika,  yang telah banyak memberikan ilmunya dan bimbingan kepada kami. Sehingga dalam proses penulisan makalah ini dapat terselesaikan.
Dan tak lupa pula kepada para pembaca bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna. Karena itu, apabila dalam penulisan makalah ini ada kekurangan atau sesuatu yang harus diperbaiki. Maka kami sebagai penulis mengharap sebuah kritik yang sifatnya membangun dan akan menjadi penulisan ini selanjutnya menjadi lebih baik.


Pamekasan,06 April 2016

                                                                                                Penulis


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A.    Latar belakang......................................................................................... 1
B.     Rumusan masalah.................................................................................... 1
C.     Tujuan pembahasan................................................................................. 1      
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Klasifikasi............................................................................. 2
B.     Pembagian Klasifikasi............................................................................. 2
C.     Penggolongan Klasifikasi........................................................................ 4
D.    Cara Melakukan Klasifikasi.................................................................... 5
E.     Model Klasifikasi Dikotomi.................................................................... 5
F.      Klasifikasi Silogisme Kategoris ............................................................. 6
G.    Fungsi term dalam proposisi atau silogisme ........................................... 7
BAB III PENUTUP
A.    KESIMPULAN ..................................................................................... 8
B.     SARAN.................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 10









BAB  I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Berpikir merupakan aktivitas manusia untuk menemukan pengetahuan yang benar, sedang kebenaran itu tidaklah persis sama pada setiap individu. Maka setiap jalan pikiran manusia mempunyai kriteria kebenaran yang berfungsi sebagai landasan proses penemuan kebenaran tersebut, dan setiap penalaran mempunyai kriteria kebenarannya masing-masing.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat mengambil rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1.        Apa pengertian klasifikasi?
2.        Bagaimana pembagian klasifikasi?
3.        Bagaimana penggolongan klasifikasi?
4.        Bagaimana cara melakukan klasifikasi?
5.        Bagaimana model klasifikasi dikotomi?
6.        Bagaimana klasifikasi silogisme kategoris?
7.        Bagaimana fungsi term dalam proposisi atau silogisme?

C.      Tujuan Pembahasan
1.        Untuk mengetahui pengertian klasifikasi       
2.        Untuk mengetahui pembagian klasifikasi
3.        Untuk mengetahui penggolongan klasifikasi
4.        Untuk mengetahui cara melakukan klasifikasi
5.        Untuk mengertahui model klasifikasi dikotomi
6.        Untuk mengetahui klasifikasi silogisme kategoris
7.        Untuk mengetahui fungsi term dalam proposisi atau silogisme



BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Klasifikasi
Klasifikasi adalah pengelompokan barang yang sama dan memisahkan dari yang berbeda menurut spesianya. Dalam kehidupan sehari-hari pekerjaan mengelompokan semacam itu sangata sering kita lakukan. Para penjual buah-buahan menyusun degangannya dengan beberapa cara, berdasarkan harganya, dan mungkin pula berdasarkan besar kecilnya buah-buahan itu.
Manusia primitif mengelompokan binatang menjadi binatang berbisa dan tidak berbisa, membedakan antara tumbuh-tumbuhan menjadi tumbuhan yang bisa dimakan dan tidak bisa dimakan.
Pengelompokan barang-barang ini tidak lain agar kita mudah dalam berhubungan dengan benda-benda itu. Bisa dibayangkan sulitnya mencari satu judul buku bila buku-buku dalam perpustakaan ditumpuk begitu saja tanpa dibuat klasifikasinya.
Ada dua macam cara membuat klasifikasi, pertama dengan pembagian dan kedua dengan pengelompokan.

B.       Pembagian Klasifikasi
Pembagian (logical division) adalah membagi suatu jenis kepada spesia yang dicakupnya. Definisi yang telah kita pelajari membahas pengertian kata sedangkan pembagian membicarakan denotasinya. Jika definisi merupakan analisis konotasi maka pembagian merupakan analisis denotasi. Jadi pembagian merupakan penjelasan yang lebih lengkap mengenai suatu genera kepada spesianya.
Kita telah mengetahui tentang jenis (genera) dan spesia (kelas,nau) sekedarnya. Telah disebut bahwa manusia adalah spesia, jenisnya adalah binatang. Perlu kita pahami bahwa pembagian logika atas jenis dan spesia suatu benda adalah tidak mutlak. Manusia adalah spesia bila dilihat dari jurusan binatang, tetapi bila dilihat dari ras bangsa-bangsa, maka ia menjadi jenis. Ras adalah spesia, tetapi bila dilihat dari bangsa-bangsa yang tercakup di dalamnya, maka ia menjadi jenis. Demikian juga bangsa, ia adalah spesia, tetapi bila dilihat dari suku-suku bangsa yang dicakupnya maka ia menjadi jenis. Jadi spesia yang kita kehendaki tergantung daripada  keluasan klasifikasi yang hendak kita buat. Bila kita datang diperpustakaan  akan terlihat disana klasifikasi buku-buku menjadi: karya umum, filsafat, agama, ilmu sosial, bahasa, ilmu murni, teknologi, seni, sastra dan sejarah. Di sini subyek-subyek tersebut diperlukan sebagai jenis. Tetapi apabila kita menanyakan kepada seorang pustakawan apa saja jenis koleksinya, ia akan menjawab, buku, surat kabar, selebaran, jurnal, peta, film, mikrofilm, maka buku di sini diperlukan sebagai spesia.
Agar didapat spesia yang benar, maka dalam pembagian perlu diperhatikan patokan berikut:
a.       Pembagian harus didasari atas sifat persamaan yang ada pada genera secara menyeluruh. Misalnya kita hendak membagi bidang datar, maka kita harus membagikan berdasarkan perubahan tertentu dari sifat generanya, yakni jumlah sisi yang membentuknya. Kita akan mendapatkan pembagian berikut:
Segi tiga, segi empat, segi lima, segi ennam, segi lebih dari  ennam, (tiga sisi), (empat sisi), (lima sisi), (ennam sisi).
Jika kita membagi “bidang datar” misalnya dengan: belah ketupat, bujur sanggar, jajaran genjang, maka kita tidak membagikan berdasarkan sifat yang  ada pada genera secara menyeluruh dari bidang datar, melainkan perubahan tertentu dari segi empat.
b.      Setiap pembagian harus berlandasan satu dasar saja. Pembagian yang berlandasan lebih dari satu dasar akan menghasilkan spesia yang simpang siur (overlap, cross divition, terslip tidak karuan). Contoh dari pembagian overlap membagi manusia menjadi; manusia berkulit putih, manusia aria, manusia asia, manusia penyabar. Disini terdapat empat macam dasar pembagian yaitu: warna kulit, ras, ragional, dan sifat dari manusia.
c.       Pembagian harus lengkap, yakni harus menyebut keseluruhan spesia yang dicakup oleh suatu genera. Membagi manusia atas dasar warna kulit menjadi manusia berkulit putih dan manusia berkulit hitam tidak benar karena ada spesia yang masih tertinggal, Pembagian dikotomi. Suatu ketika, kita tidak bisamembagi dengn model diatas, karena terbatasnya pengetahuan kita akan kelompok barang-barang dan juga seringkita dapati pembagin tersebut tidak bisa kita laksanakan, maka kita menggunakan model pembagian logika jenis lain, yaitu pembagian dikotomi. Pembagian dikotomi adalah pembagian dari satu genera kepada spesia yang di cakupnya dengan cara mengelompokkan menjadi dua golongan yang di bedakan “ada” dan “tidak adanya” kualitas tertentu. Dikotomi diambil dari bahasa latin dichotomia, artinya pembagian secara dua-dua, berpasangan, dalam bahsa arab disebut sunaiyyah.

C.      PENGGOLONGAN
Jika dalam pembagian kita menguraikan denotasi suatu genera maka dalam kelompok spesia. Jadi antara pembagian dan penggolongan mempunyai arah bertentangan. Pembagian bergerak dari atas kebawah, yakni dari genera kepada spesia, sedangkan penggolongan bergerak dari bawah ke atas, dari individu-individu menuju spesianya. Ada dua macam penggolongan, penggolongan alam dan penggolongan buatan. Penggolongan alam adalah penggolongan yang disusun atas kecerdasan kita, seperti penggolongan melati, mawar,  kedalam golongan bunga. Pengolongan buatan adalah penggolongan yang didasarkan atas satu sifat. Dikatakan buatan karena penggolongan itu dimaksudkan untuk mengabdi tujuan tertentu. Contoh: dari penggolongan ini misalnya penyusunan kata dalam kamus, penyusunan buku dalam perpustakaan. Penggolongan ini tujuannya untuk mendapatkan kemudahan sejauh mungkin.[1]


D.      CARA MELAKUKAN KLASIFIKASI
Dalam melakukan klarifikasi aturan yang harus dilakukan berupa pemisahan yang tegas. Misalnya ketika terdapat kelereng berwarna merah dan kelereng berwarna putih, maka dasar pemisahan yang habis adalah menyediakan kotak untuk kelereng berwarna merahdan kotak umtuk kelereng berwarna putih. Patokan lain yang harus diperhatikan menyangkut soal konsistensi. Dengan demikian patokan yang digunakan harus digunakan selama proses pemisahan tersebut.
Berikut ini disajikan bapak Taksonomi Carl linnaeus, salah satu penggemar berat buku aristoteles Historia Animalium. Ia telah menggunakan cara klasifikasi untuk tumbuhan dan hewan. Ia juga membuat klasifikasi untuk manusia yang kemudian diberi nama Homo Sapiens. Klasifikasinya tentang manusia menjadi pionir konsep ras yang berkembang pada abad berikutnya. Sebagai Homo Sapiens manusia terbagi menjadi empat kategori yaitu :
a.       Amiricanus
b.      Asiaticus
c.       Africanus
d.      Europanus

E.       MODEL KLASIFIKASI DIKOTOMI
Prinsip pokok dalam melakukan klasifikasi dengan cara konsisten menggunakan cara untuk mengklasifikasi itu sendiri. Artinya pada saat mengklasifikasi harus menggunakan  hanya satu cara (maksudnya konsiten) hingga proses pengklasifikasian tersebut selesai.hal demikian dilakukan untuk menghindari terjadinya proses pembagian yang tidak habis.
Namun demikian terdapat model mengklasifikasikan dengan cara membagi dua habis. Artinya proses pembagian tersebut dilakukan dengan membuat negasinya. Hal demikian dilakukan dengan cara membagi satu kelompok menjadi dua bagian, bagian pertama berposisi dengan kualitas positif dengan sedangkan term lainnya berposisi sebaliknya (menggunakan kualitas negatif). Pola pembagian dua habis ini diasumsikan tidak memiliki atau tidak mungkin menggunakan prinsip yang lain. Alhasil, pola ini lebih lengkap,. Namun  demikian tidak dipungkiri jika melihat isinya (maksudnya isinya yang dibaginya) tidak dengan pasti diketahui.[2]

F.       KLASIFIKASI SILOGISME KATEGORIS
Silogisme dapat dibagi menjadi dua kelas, yaitu:
a.       Silogisme kategoris standar
b.      Silogisme kategoris menyimpang

1.      Silogisme kategoris standar
Adalah sebuah argumen yang terdiri dar tiga proposisi kategoris standar, yang susunan ketiga proposisi itu sedemikian rupa sehingga hanya ada tiga term (tidak boleh lebih) yang terdapat dalam rangkaian proposisi itu. Term-term itu adalah : 1. Term Mayor 2. Term Minor 3. Term Menengah (term M)
2.      Silogisme kategoris menyimpang
Adalah silogisme ini terdiri dari proposisi-proposisi yang tidak standar. Ada beberapa penyebabnya antara lain:
a)        Term predikat dalam salah satu primis berupa kata sifat atau kata kerja dan bkan kata benda.
b)        Salah satu proposisi dalam silogisme tidak dinyatakan secara ekslisit. Bentuk silogisme seperti ini dalam logika disebut entimema (suatu bentuk silogisme dimana salah satu dari premisnya ataukesimpulannya, tidak dinyatakan). Ada empat  bentuk  entimema yaitu:
1.  Entimema tanpa premis mayor
2.  Entimema tanpa premis minor
3.  Entimema tanpa premis kesimpulan
4. Entimema hanya dengan satu prosisi. Entah hanya premis mayor, atau premis minor atau hanya kesimpulan saja[3].

G.      FUNGSI TERM DALAM PROPOSISI (SILOGISME)
a.       Term subjek, yakni term yang mendapatkan pengakuan atau afirmasi atau pengingkaran atau negasi dari term predikat. Contoh mahasiswa adalah orang yang terpelajar, mahasiswa adalah term subjek.
b.      Term predikat, adalah term yang mendapatkan pengakuan atau afirmasi atau pengingkaran atau negasi dari term subjek. Contoh mahasiswa adalah orang yang terpelajar, orang yang terpelajar menjadi predikat.
c.       Term menengah atau terminos medius adalah term yang dalam silogisme berfungsi sebagai penghubung dari term minor dan term mayor. Contoh:
Semua negarawan adalah orang bijaksana
            (premis mayor)
Nelson Mandela adalah negarawan
            (premis minor)
Jadi Nelson Mandela adalah orang bijaksana
            (konklusi)[4]


BAB III
PENUTUP
A.      KESIMPULAN
Klasifikasi adalah pengelompokan barang yang sama dan memisahkan dari yang berbeda menurut spesianya. Dalam kehidupan sehari-hari pekerjaan mengelompokan semacam itu sangata sering kita lakukan.
Manusia primitif mengelompokan binatang menjadi binatang berbisa dan tidak berbisa, membedakan antara tumbuh-tumbuhan menjadi tumbuhan yang bisa dimakan dan tidak bisa dimakan.
Pembagian (logical division) adalah membagi suatu jenis kepada spesia yang dicakupnya. Definisi yang telah kita pelajari membahas pengertian kata sedangkan pembagian membicarakan denotasinya. Jika definisi merupakan analisis konotasi maka pembagian merupakan analisis denotasi.
Ada dua macam cara membuat klasifikasi, pertama dengan pembagian dan kedua dengan pengelompokan. Pembagian harus didasari atas sifat persamaan yang ada pada genera secara menyeluruh. Misalnya kita hendak membagi bidang datar,.
Setiap pembagian harus berlandasan satu dasar saja. Pembagian yang berlandasan lebih dari satu dasar akan menghasilkan spesia yang simpang siur (overlap, cross divition, terslip tidak karuan).
Pembagian harus lenggap, yakni harus menyebut keseluruhan spesia yang dicakup oleh suatu genera. Jika dalam pembagian kita menguraikan denotasi suatu genera maka dalam kelompok spesia. Jadi antara pembagian dan penggolongan mempunyai arah bertentangan.
Dalam melakukan klarifikasi aturan yang harus dilakukan berupa pemisahan yang tegas. Misalnya ketika terdapat kelereng berwarna merah dan kelereng berwarna putih,
Klasifikasinya tentang manusia menjadi pionir konsep ras yang berkembang pada abad berikutnya. Sebagai Homo Sapiens manusia terbagi menjadi empat kategori yaitu :
a.       Amiricanus
b.      Asiaticus
c.       Africanus
d.      Europanus
Prinsip pokok dalam melakukan klasifikasi dengan cara konsisten menggunakan cara untuk mengklasifikasi itu sendiri.
Silogisme dapat dibagi menjadi dua kelas, yaitu:
a.       Silogisme kategoris standar
b.      Silogisme kategoris menyimpang

B.       SARAN
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan-kesalahan. Oleh karna itu, kami harap agar pembaca dapat menyampaikan kritik dan juga sarannya supaya kedepannya menjadi lebih baik, dan semoga makalah yang kami tulis ini dapat membantu pembaca untuk mengetahui bagaimana  dan apa itu Klasifikasi



DAFTAR PUSTAKA

Mundiri. logika, Jakarta: Rajawali Pers. 2014
Wagiman. Pengantar Studi Logika. Yokyakarta: Pustaka Book Publisher. 2009
Djoko, F. Warsito. Logika, Jakarta. 2011.
Molan, Beryamin. Logika, Ilmu Dan Seni Berfikir Kritis. Jakarta: Indeks. 2014


[1] Mundiri, Logika, (Jakarta: Rajawali Pers,2014), hlm, 45-51
[2] Wagiman, Pengantar Studi Logika (Yokyakarta: Pustaka Book Publisher, 2009), hlm 82-84
[3] F. Warsito Djoko, Logika (Jakarta, 2011) hlm,46-48
[4] Beryamin Molan, Logika, Ilmu Dan Seni Berfikir Kritis, (Jakarta: Indeks,2014),hlm, 70-71



 
MAKALAH
KLASIFIKASI
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Logika
Dosen Pengampu: Bapak Busahwi



Disusun Oleh kelompok 1:
Syifa Pujiyanti
Ach.Marzuki
Abd. Muni
Ach. Tanzul Karomi
Abd. Rahman

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
JURUSAN EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
2016


KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami haturkan kahadirat Allah SWT. Karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya, makalah ini dapat terselasaikan walaupun di dalamnya masih terdapat banyak kekurangan, yang disebabkan karena minim dan terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang kami kuasai.
Sholawat beserta salam semoga senantiasa mengalir deras keharibaan Nabi Muhammad Saw, karena berkat perjuangan dan kesabaran beliau kita dapat tereleminasi dari jurang kebodohan menuju dataran keilmuan seperti apa yang kita rasakan seperti sekarang ini.
Kami juga ucapkan terima kasih kepada dosen kami khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah  Ilmu Logika,  yang telah banyak memberikan ilmunya dan bimbingan kepada kami. Sehingga dalam proses penulisan makalah ini dapat terselesaikan.
Dan tak lupa pula kepada para pembaca bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna. Karena itu, apabila dalam penulisan makalah ini ada kekurangan atau sesuatu yang harus diperbaiki. Maka kami sebagai penulis mengharap sebuah kritik yang sifatnya membangun dan akan menjadi penulisan ini selanjutnya menjadi lebih baik.


Pamekasan,06 April 2016

                                                                                                Penulis


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A.    Latar belakang......................................................................................... 1
B.     Rumusan masalah.................................................................................... 1
C.     Tujuan pembahasan................................................................................. 1      
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Klasifikasi............................................................................. 2
B.     Pembagian Klasifikasi............................................................................. 2
C.     Penggolongan Klasifikasi........................................................................ 4
D.    Cara Melakukan Klasifikasi.................................................................... 5
E.     Model Klasifikasi Dikotomi.................................................................... 5
F.      Klasifikasi Silogisme Kategoris ............................................................. 6
G.    Fungsi term dalam proposisi atau silogisme ........................................... 7
BAB III PENUTUP
A.    KESIMPULAN ..................................................................................... 8
B.     SARAN.................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 10









BAB  I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Berpikir merupakan aktivitas manusia untuk menemukan pengetahuan yang benar, sedang kebenaran itu tidaklah persis sama pada setiap individu. Maka setiap jalan pikiran manusia mempunyai kriteria kebenaran yang berfungsi sebagai landasan proses penemuan kebenaran tersebut, dan setiap penalaran mempunyai kriteria kebenarannya masing-masing.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat mengambil rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1.        Apa pengertian klasifikasi?
2.        Bagaimana pembagian klasifikasi?
3.        Bagaimana penggolongan klasifikasi?
4.        Bagaimana cara melakukan klasifikasi?
5.        Bagaimana model klasifikasi dikotomi?
6.        Bagaimana klasifikasi silogisme kategoris?
7.        Bagaimana fungsi term dalam proposisi atau silogisme?

C.      Tujuan Pembahasan
1.        Untuk mengetahui pengertian klasifikasi       
2.        Untuk mengetahui pembagian klasifikasi
3.        Untuk mengetahui penggolongan klasifikasi
4.        Untuk mengetahui cara melakukan klasifikasi
5.        Untuk mengertahui model klasifikasi dikotomi
6.        Untuk mengetahui klasifikasi silogisme kategoris
7.        Untuk mengetahui fungsi term dalam proposisi atau silogisme



BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Klasifikasi
Klasifikasi adalah pengelompokan barang yang sama dan memisahkan dari yang berbeda menurut spesianya. Dalam kehidupan sehari-hari pekerjaan mengelompokan semacam itu sangata sering kita lakukan. Para penjual buah-buahan menyusun degangannya dengan beberapa cara, berdasarkan harganya, dan mungkin pula berdasarkan besar kecilnya buah-buahan itu.
Manusia primitif mengelompokan binatang menjadi binatang berbisa dan tidak berbisa, membedakan antara tumbuh-tumbuhan menjadi tumbuhan yang bisa dimakan dan tidak bisa dimakan.
Pengelompokan barang-barang ini tidak lain agar kita mudah dalam berhubungan dengan benda-benda itu. Bisa dibayangkan sulitnya mencari satu judul buku bila buku-buku dalam perpustakaan ditumpuk begitu saja tanpa dibuat klasifikasinya.
Ada dua macam cara membuat klasifikasi, pertama dengan pembagian dan kedua dengan pengelompokan.

B.       Pembagian Klasifikasi
Pembagian (logical division) adalah membagi suatu jenis kepada spesia yang dicakupnya. Definisi yang telah kita pelajari membahas pengertian kata sedangkan pembagian membicarakan denotasinya. Jika definisi merupakan analisis konotasi maka pembagian merupakan analisis denotasi. Jadi pembagian merupakan penjelasan yang lebih lengkap mengenai suatu genera kepada spesianya.
Kita telah mengetahui tentang jenis (genera) dan spesia (kelas,nau) sekedarnya. Telah disebut bahwa manusia adalah spesia, jenisnya adalah binatang. Perlu kita pahami bahwa pembagian logika atas jenis dan spesia suatu benda adalah tidak mutlak. Manusia adalah spesia bila dilihat dari jurusan binatang, tetapi bila dilihat dari ras bangsa-bangsa, maka ia menjadi jenis. Ras adalah spesia, tetapi bila dilihat dari bangsa-bangsa yang tercakup di dalamnya, maka ia menjadi jenis. Demikian juga bangsa, ia adalah spesia, tetapi bila dilihat dari suku-suku bangsa yang dicakupnya maka ia menjadi jenis. Jadi spesia yang kita kehendaki tergantung daripada  keluasan klasifikasi yang hendak kita buat. Bila kita datang diperpustakaan  akan terlihat disana klasifikasi buku-buku menjadi: karya umum, filsafat, agama, ilmu sosial, bahasa, ilmu murni, teknologi, seni, sastra dan sejarah. Di sini subyek-subyek tersebut diperlukan sebagai jenis. Tetapi apabila kita menanyakan kepada seorang pustakawan apa saja jenis koleksinya, ia akan menjawab, buku, surat kabar, selebaran, jurnal, peta, film, mikrofilm, maka buku di sini diperlukan sebagai spesia.
Agar didapat spesia yang benar, maka dalam pembagian perlu diperhatikan patokan berikut:
a.       Pembagian harus didasari atas sifat persamaan yang ada pada genera secara menyeluruh. Misalnya kita hendak membagi bidang datar, maka kita harus membagikan berdasarkan perubahan tertentu dari sifat generanya, yakni jumlah sisi yang membentuknya. Kita akan mendapatkan pembagian berikut:
Segi tiga, segi empat, segi lima, segi ennam, segi lebih dari  ennam, (tiga sisi), (empat sisi), (lima sisi), (ennam sisi).
Jika kita membagi “bidang datar” misalnya dengan: belah ketupat, bujur sanggar, jajaran genjang, maka kita tidak membagikan berdasarkan sifat yang  ada pada genera secara menyeluruh dari bidang datar, melainkan perubahan tertentu dari segi empat.
b.      Setiap pembagian harus berlandasan satu dasar saja. Pembagian yang berlandasan lebih dari satu dasar akan menghasilkan spesia yang simpang siur (overlap, cross divition, terslip tidak karuan). Contoh dari pembagian overlap membagi manusia menjadi; manusia berkulit putih, manusia aria, manusia asia, manusia penyabar. Disini terdapat empat macam dasar pembagian yaitu: warna kulit, ras, ragional, dan sifat dari manusia.
c.       Pembagian harus lengkap, yakni harus menyebut keseluruhan spesia yang dicakup oleh suatu genera. Membagi manusia atas dasar warna kulit menjadi manusia berkulit putih dan manusia berkulit hitam tidak benar karena ada spesia yang masih tertinggal, Pembagian dikotomi. Suatu ketika, kita tidak bisamembagi dengn model diatas, karena terbatasnya pengetahuan kita akan kelompok barang-barang dan juga seringkita dapati pembagin tersebut tidak bisa kita laksanakan, maka kita menggunakan model pembagian logika jenis lain, yaitu pembagian dikotomi. Pembagian dikotomi adalah pembagian dari satu genera kepada spesia yang di cakupnya dengan cara mengelompokkan menjadi dua golongan yang di bedakan “ada” dan “tidak adanya” kualitas tertentu. Dikotomi diambil dari bahasa latin dichotomia, artinya pembagian secara dua-dua, berpasangan, dalam bahsa arab disebut sunaiyyah.

C.      PENGGOLONGAN
Jika dalam pembagian kita menguraikan denotasi suatu genera maka dalam kelompok spesia. Jadi antara pembagian dan penggolongan mempunyai arah bertentangan. Pembagian bergerak dari atas kebawah, yakni dari genera kepada spesia, sedangkan penggolongan bergerak dari bawah ke atas, dari individu-individu menuju spesianya. Ada dua macam penggolongan, penggolongan alam dan penggolongan buatan. Penggolongan alam adalah penggolongan yang disusun atas kecerdasan kita, seperti penggolongan melati, mawar,  kedalam golongan bunga. Pengolongan buatan adalah penggolongan yang didasarkan atas satu sifat. Dikatakan buatan karena penggolongan itu dimaksudkan untuk mengabdi tujuan tertentu. Contoh: dari penggolongan ini misalnya penyusunan kata dalam kamus, penyusunan buku dalam perpustakaan. Penggolongan ini tujuannya untuk mendapatkan kemudahan sejauh mungkin.[1]


D.      CARA MELAKUKAN KLASIFIKASI
Dalam melakukan klarifikasi aturan yang harus dilakukan berupa pemisahan yang tegas. Misalnya ketika terdapat kelereng berwarna merah dan kelereng berwarna putih, maka dasar pemisahan yang habis adalah menyediakan kotak untuk kelereng berwarna merahdan kotak umtuk kelereng berwarna putih. Patokan lain yang harus diperhatikan menyangkut soal konsistensi. Dengan demikian patokan yang digunakan harus digunakan selama proses pemisahan tersebut.
Berikut ini disajikan bapak Taksonomi Carl linnaeus, salah satu penggemar berat buku aristoteles Historia Animalium. Ia telah menggunakan cara klasifikasi untuk tumbuhan dan hewan. Ia juga membuat klasifikasi untuk manusia yang kemudian diberi nama Homo Sapiens. Klasifikasinya tentang manusia menjadi pionir konsep ras yang berkembang pada abad berikutnya. Sebagai Homo Sapiens manusia terbagi menjadi empat kategori yaitu :
a.       Amiricanus
b.      Asiaticus
c.       Africanus
d.      Europanus

E.       MODEL KLASIFIKASI DIKOTOMI
Prinsip pokok dalam melakukan klasifikasi dengan cara konsisten menggunakan cara untuk mengklasifikasi itu sendiri. Artinya pada saat mengklasifikasi harus menggunakan  hanya satu cara (maksudnya konsiten) hingga proses pengklasifikasian tersebut selesai.hal demikian dilakukan untuk menghindari terjadinya proses pembagian yang tidak habis.
Namun demikian terdapat model mengklasifikasikan dengan cara membagi dua habis. Artinya proses pembagian tersebut dilakukan dengan membuat negasinya. Hal demikian dilakukan dengan cara membagi satu kelompok menjadi dua bagian, bagian pertama berposisi dengan kualitas positif dengan sedangkan term lainnya berposisi sebaliknya (menggunakan kualitas negatif). Pola pembagian dua habis ini diasumsikan tidak memiliki atau tidak mungkin menggunakan prinsip yang lain. Alhasil, pola ini lebih lengkap,. Namun  demikian tidak dipungkiri jika melihat isinya (maksudnya isinya yang dibaginya) tidak dengan pasti diketahui.[2]

F.       KLASIFIKASI SILOGISME KATEGORIS
Silogisme dapat dibagi menjadi dua kelas, yaitu:
a.       Silogisme kategoris standar
b.      Silogisme kategoris menyimpang

1.      Silogisme kategoris standar
Adalah sebuah argumen yang terdiri dar tiga proposisi kategoris standar, yang susunan ketiga proposisi itu sedemikian rupa sehingga hanya ada tiga term (tidak boleh lebih) yang terdapat dalam rangkaian proposisi itu. Term-term itu adalah : 1. Term Mayor 2. Term Minor 3. Term Menengah (term M)
2.      Silogisme kategoris menyimpang
Adalah silogisme ini terdiri dari proposisi-proposisi yang tidak standar. Ada beberapa penyebabnya antara lain:
a)        Term predikat dalam salah satu primis berupa kata sifat atau kata kerja dan bkan kata benda.
b)        Salah satu proposisi dalam silogisme tidak dinyatakan secara ekslisit. Bentuk silogisme seperti ini dalam logika disebut entimema (suatu bentuk silogisme dimana salah satu dari premisnya ataukesimpulannya, tidak dinyatakan). Ada empat  bentuk  entimema yaitu:
1.  Entimema tanpa premis mayor
2.  Entimema tanpa premis minor
3.  Entimema tanpa premis kesimpulan
4. Entimema hanya dengan satu prosisi. Entah hanya premis mayor, atau premis minor atau hanya kesimpulan saja[3].

G.      FUNGSI TERM DALAM PROPOSISI (SILOGISME)
a.       Term subjek, yakni term yang mendapatkan pengakuan atau afirmasi atau pengingkaran atau negasi dari term predikat. Contoh mahasiswa adalah orang yang terpelajar, mahasiswa adalah term subjek.
b.      Term predikat, adalah term yang mendapatkan pengakuan atau afirmasi atau pengingkaran atau negasi dari term subjek. Contoh mahasiswa adalah orang yang terpelajar, orang yang terpelajar menjadi predikat.
c.       Term menengah atau terminos medius adalah term yang dalam silogisme berfungsi sebagai penghubung dari term minor dan term mayor. Contoh:
Semua negarawan adalah orang bijaksana
            (premis mayor)
Nelson Mandela adalah negarawan
            (premis minor)
Jadi Nelson Mandela adalah orang bijaksana
            (konklusi)[4]


BAB III
PENUTUP
A.      KESIMPULAN
Klasifikasi adalah pengelompokan barang yang sama dan memisahkan dari yang berbeda menurut spesianya. Dalam kehidupan sehari-hari pekerjaan mengelompokan semacam itu sangata sering kita lakukan.
Manusia primitif mengelompokan binatang menjadi binatang berbisa dan tidak berbisa, membedakan antara tumbuh-tumbuhan menjadi tumbuhan yang bisa dimakan dan tidak bisa dimakan.
Pembagian (logical division) adalah membagi suatu jenis kepada spesia yang dicakupnya. Definisi yang telah kita pelajari membahas pengertian kata sedangkan pembagian membicarakan denotasinya. Jika definisi merupakan analisis konotasi maka pembagian merupakan analisis denotasi.
Ada dua macam cara membuat klasifikasi, pertama dengan pembagian dan kedua dengan pengelompokan. Pembagian harus didasari atas sifat persamaan yang ada pada genera secara menyeluruh. Misalnya kita hendak membagi bidang datar,.
Setiap pembagian harus berlandasan satu dasar saja. Pembagian yang berlandasan lebih dari satu dasar akan menghasilkan spesia yang simpang siur (overlap, cross divition, terslip tidak karuan).
Pembagian harus lenggap, yakni harus menyebut keseluruhan spesia yang dicakup oleh suatu genera. Jika dalam pembagian kita menguraikan denotasi suatu genera maka dalam kelompok spesia. Jadi antara pembagian dan penggolongan mempunyai arah bertentangan.
Dalam melakukan klarifikasi aturan yang harus dilakukan berupa pemisahan yang tegas. Misalnya ketika terdapat kelereng berwarna merah dan kelereng berwarna putih,
Klasifikasinya tentang manusia menjadi pionir konsep ras yang berkembang pada abad berikutnya. Sebagai Homo Sapiens manusia terbagi menjadi empat kategori yaitu :
a.       Amiricanus
b.      Asiaticus
c.       Africanus
d.      Europanus
Prinsip pokok dalam melakukan klasifikasi dengan cara konsisten menggunakan cara untuk mengklasifikasi itu sendiri.
Silogisme dapat dibagi menjadi dua kelas, yaitu:
a.       Silogisme kategoris standar
b.      Silogisme kategoris menyimpang

B.       SARAN
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan-kesalahan. Oleh karna itu, kami harap agar pembaca dapat menyampaikan kritik dan juga sarannya supaya kedepannya menjadi lebih baik, dan semoga makalah yang kami tulis ini dapat membantu pembaca untuk mengetahui bagaimana  dan apa itu Klasifikasi



DAFTAR PUSTAKA

Mundiri. logika, Jakarta: Rajawali Pers. 2014
Wagiman. Pengantar Studi Logika. Yokyakarta: Pustaka Book Publisher. 2009
Djoko, F. Warsito. Logika, Jakarta. 2011.
Molan, Beryamin. Logika, Ilmu Dan Seni Berfikir Kritis. Jakarta: Indeks. 2014


[1] Mundiri, Logika, (Jakarta: Rajawali Pers,2014), hlm, 45-51
[2] Wagiman, Pengantar Studi Logika (Yokyakarta: Pustaka Book Publisher, 2009), hlm 82-84
[3] F. Warsito Djoko, Logika (Jakarta, 2011) hlm,46-48
[4] Beryamin Molan, Logika, Ilmu Dan Seni Berfikir Kritis, (Jakarta: Indeks,2014),hlm, 70-71