Wednesday, 2 November 2016

MAKALAH KONFLIK SOSIAL dan INTEGRASI MASYARAKAT


                                                        MAKALAH
KONFLIK SOSIAL dan INTEGRASI MASYARAKAT
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas
Mata kuliah: IAD/ISD/IBD Dosen pengampu: Mohammad Hefni, M.Si











Oleh:
                                                                                                               
Imam Hanafi





PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
2016


PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN

2016


KATA PENGANTAR
           
 Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kami hadirkan atas segala kasih saying yang telah kami terima, sehingga ini dapat terselesaikan dengan baik,  tanpa hambatan yang berarti.
Makalah yang berjudul “konflik sosial dan integrasi masyarakat” ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah IAD/IBD/ISD. Atas tersesusunnya makalah ini, tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih yang tiada terhingga kepada Bapak selaku dosen serta pembimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan atas terselesainya makalah ini. Kepada seluruh teman kami yang telah memberikan dukungan kepada kami. Atas jasa tersebut penulis hanya mampu berdo’a, semoga Allah SWT berkenan menerimanya sebagai amal kebaikan.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis telah berupaya semaksimal mungkin untuk menghindari kesalahan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat kami butuhkan, untuk demi kebaikan penulisan lebih lanjut. Semoga tulisan ini bermanfaat.


                                                                                    Pamekasan, 30 Oktober 2016

                                                              Penulis





                                                                                                                         


DAFTAR ISI
            Halaman judul..........................................................................................i
            Kata pengantar.........................................................................................ii
            Daftar isi..................................................................................................iii
                BAB I PENDAHULUAN
              1.1  Latar Belakang..................................................................................1
             1.2  Rumusan Masalah.......................................................................1
             1.3 Tujuan Masalah............................................................................1
            BAB II PEMBAHASAN
      2.1  Perbedaan pertentangan……………………………………………….2
2.2  Prasangka, diskriminasi dan ethnosentrisme…………………………..3
2.3  Pertentangan sosialdan ketegangan dalam masyarakat………………..6
2.4   Perbedaan golongan dan integrasi masyarakat…………………….....9
BAB III PENUTUP
                3.1 Kesimpulan...................................................................................................12
                3.2 Saran..............................................................................................................12






     ABSTRAK
1.      Perasangka adalah sikap negatif atau juga dapat bersifat positif terhadap sesuatu.Prasangaka dibedakan dengan Diskriminasi. Prasangka bersumber dari suatu titik. Diskriminasi menunjukkan pada suatu tindakan.
2.      Prasangka dan Diskriminasi tidak muncul dari  segolongan orang-orang kampungan berpendidikan rendah, tetapi juga dikalangan orang-orang intelek seperti para pemimpin dan negarawan berkaliber nasional maupu internasional. Opini umum berpendapat bahwa lahirnya peluru-peluru kendali ICBM (peluru-peluru kendali antar benua) yang dibuat oleh negara-negara adikuasa (super power) adalah sebagai akibat adanya akumulasi dari prasangka yang berlebihan di antara negara-negar Adikuasa.
3.      Sebab-sebab timbulnya prasangka:
a.       berlatar belakang sejarah.
b.      dilatar belakangi oleh perkembangan sosiokultural dan situasional.
c.       bersumber dari faktor kepribadian.
d.      berlatar belakan dari perbedaan keyakinan, kepercayaan agama
4.      Daya upaya untuk mengurangi/menghilangkan prasanka dan Diskriminasi:
a.       perbaikan kondisi sosial ekonomi.
b.      perluasan kesempatan belajar, dan
c.       adanya sikapterbuka dan lapang.
5.      Bahwa pertentangan sosial dapat terjadi di masyarakat sebagai akibat dari adanya interaksi sosial. Masalah akan lebih menonjol lagi di masyarakat yang bersifat majemuk seperti Indonesia ini. Setaip orang atau keompok dalam menghadapi masalah sosial selalu melihat dari sistem nilai yang berlaku pada kelompoknya.



BAB I
PENDAHULUAN
 A.Latar belakang
            Diberikannya ilmu sosial dasar (ISD), di mulai banyaknya kritik-kritik yang di tujukan pada sistem pendidikan di perguruan tinggi oleh sejumlah cendikiawan   terutama sarjana pendidikan, sosial dan kebudayaan. Mereka menganggap sistem    pendidikan yang tengah berlangsung saat ini,berbau kolonial dan masih merupakan warisan sistem pendidikan pemerintah belanda, yaitu kelanjutan dari `politik balas             budi`(etische politik) yang di anjurkan oleh Conrad Theodore Van Deventer , bertujuan menghasilksn tenaga-tenaga terampil untuk menjadi `tukang-tukang` yang mengisi birokrasi mereka di bidang administrasi, pedagang, teknik, dan keahlian lain             dalam tujuan ekploitasi kekayaan negara.
            Kekayaan sekarang masih dirasakan banyaknya tenaga ahli yang berpengetahuan keahlian secara khusus dan mendalam (spesialisasi), sehingga orientasi dan wawasannya sempit. Padahal sumbangan pemikiran dan adanya komunikasi ilmiah antar disiplin ilmu, diperlukan dalam memecahkan berbagai masalah-masalah sosial masyarakat yang demikian kompleks.
B.Rumusan Masalah
1.      Apa perbedaan pertentangan?
2.      Prasangka, deskriminasi, dan ethnosentrisme?
3.      Apa yang dimaksud pertentangan sosial atau ketegangan dalam masyarakat?
4.      Apa yang dimaksud perbedaan golongan dan integrasi masyarakat?
C. Tujuan Pembahasan
1.      Bagaimana untuk mengetahui perbedaan pertentangan?
2.      Bagaimana untuk mengetahui prasangka, diskriminasi, dan ethnosentrisme?
3.      Bagaimana untuk mengetahui pertentangan sosial atau ketegangan dalam masyarakat?
4.      Bagaimana untuk mengetahui perbedaan golongan dan integrasi masyarakat?

BAB II
PEMBAHASAN
 A.Perbedaan kepentingan
            kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Kepentingan ini sifatnya esensial bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri. Jika individu  rhasl dalam memenuhi kepentingannya, maka memenuhi kepentingan ini akan banyak menimbulkan masalah baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya.
            Dengan berperang kepada prinsip bahwa tingkah laku individu merupakan cara atau alat dalam memenuh kepentingannya, maka kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh  individu di dalam masyarakat pada hakikatnya merupakan manifestasi pemenuhan dari kepentingan tersebut.
            Pada umumnya secar psikologis di kenal ada dua jenis kepentingan dalam diri individu yaitu  kepentingan dalam memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/ psikologis. Oleh karena individu yang sama persis  di dalam aspek-aspek      pribadinya, baik jasmani maupun rohani, maka dengan sendirinya timbul perbedaan individu dalam halkepentingannya. perbedaan tersebut secara garis besar disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor prmbwaan dan faktor sosial sebgai komponen utama bagi          terbentuknya keunikan individu. perbedaan pembawaan akan memungkinkan            perbedaan individu dalam hal kepentingannya meskipun dengan lingkungan yang sama. sebaliknya lingkungan yang berbeda akan memungkinkan timbulnya perbedaan      individu dalam hal kepentingan meskipun pembawaanya sama.
                        perbedaan kepntingan itu antara lain seabgai berikut:
1.      kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang
2.      kepentingan individu untuk memperole harga diri
3.      kepentingan individu untuk memperoleh penghargaan yang sama.
4.      kepentingan individu untuk memperoleh pristasi dan posisi.
5.      kepentingan individu untuk dibutuhkan oleh orang laian.
6.      kepentingan indvidu untuk memperoleh kedudukan didalam kelompoknya.
7.      kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri.
8.      kepentingan individu untuk memperoleh kemerdekaan diri[1]. B.PRASANGKA, DISKRIMASI, DAN ETHNOSENTRIME
Ø  prasangka dan diskrimasi
            prsangka dan diskriminasi merupaka sebuah hal yang ada relevansinya. kedua        tindakan tersebut dapat merugikan pertumbuhan perkembagan dan bahkan intregasi masyarakat. dari peristiwa kecil yang menyangkut dua orang dapat meluas dan          menjalar, melibatkan sepuluh orang, golongan atau wilayah atau wilayah di sertai tindakan-tindakan kekerasan dan desdruktif yang merugikan
            prasangka mempunyai dasar pribadi, dimana setiap orang memilikinya sejak           masih   kunusur sikip bermusuhan sudah namapak melalui proses  dan semakin besarnya, membuat sikap cendrung untuk membeda bedakan perbedaan yang secara sosial dilaksanakan antar lembaga atau kelempok dapat menimbulkan      prasangka. kerugiannya prasangka melalui           hubungan pribadi akan menjalar, bahkan melembaga (turun temurun) sehingga tidak heran kalau prasangka ada apada          mereka yang berfikirnya sederhan dan masyarakat yang tergolong cendikiawan, sarjana, pemimpin atau negarawan. jadi prasangka pada dasarnya pribadi  dan          dimilik bersama. oleh karena itu perlu mendapatkan perhatian dengan seksama          mengingat bangsa indonesia berdiri dari berbgai suku bangsa atau masyarakat, multi- etnik.
            Suatu hal yang saling berkaitan, apa bila seorang individu mempunyai prasangka rasial biasanya bertindak diskriminatif terhadap ras yang diprasangkanya. tetapi dapat pula    yang bertindak diskriminatif dtanpa didasari prasangka, dan sebaliknya yang prasangka  dapat      saja bertndak tidak diskriminati. perbedaan terpokok anatara prasangka dan diskrimatif bahwa prsangka menenjukkan pada aspek sikap, sedangkan diskriminatif pada tindakan. menurut morgan (1966) sikap adalah kecenderungan berespon baik secara positif atau negatif       terhadap orang,obyek atau situasi. Sikap seseorang baru di ketahui bila ia mudah       bertindak atau bertingkah laku. Oleh karena itu bisa saja bahwa sikap bertentangan dengan tngkah laku atau tindakan. jadi prasangka merupakan kecendrunagn yang tidak tampak, dan sebagai tindak lanjutnya timbul tindakan, aksi yang sifatnya realistis.Dengan demikian diskriminatif merupakan tindakan yang realistis, sedangkan prasngka tidak realistis dan hanya diketahui oleh diri individu masing-masing.
b. Perbedaan Prasangka dan Diskriminasi
            Tidak sedikit orang yang berprasangka, namun banyak juga orang-orang yang lebih sukar untuk berprasangka . Mengapa terjadi perbedaan cukup menyolok? Tampaknya kepribadiaan dan intelegensa, juga faktor lingkungan cukup berkaitan dengan munculnya prasangka. Namun demikian belum jelas benar ciri-ciri kepribadin mana yang membuat seseprang mudah berprasangka. Sementara pendapat menyebutkan orang yang berintelegensitinggi, lebih sukar bersikap berprasangka,. Mengapa? karena orang-orang ini bersifat dan bersikap kritis. Tetapi fakta-fakta dalam kehidupan sehari-hari menunjukkan bahwa mereka yang tergolong dalam permaslahan kaum cendikiawan, bahkan juga para pemimpin dan juga isa berprasangka. Bukannya lahirnya senjata-senjata antar benua (Inte rcontinental Balistic Misille ICBM) adalah suatu prasangka yang berlebihan dari para pemimpi, negarawan negara-negara adikuasa (superpower). Bukankah pemasangan rudal-rudal jarak pendek milik Amerika Serikat di daratan Eropa adalah bsuatu manifestasi dari prasangka Amerika serikat terhada rivalnya yaitu Uni Soviet? kondisi lingkungan/wilayah yang tidak mapanpun cukup beralasan untuk bisa menimbulakan prasangka suatu individu atau kelompok sosial tertentu. Dalam kondisi persaingan untuk mencapai akumulasi material tertentu, atau untuk meraih status sosial bagi suatu individu atau kelompok sosial tertentu. pada suatu lingkungan/wilayah dimana norma-norma da tatahukum dalam kondidsi goyah, dapat merangsang munculnya prasangka dan deskriminasi. Antara prasangka dan deskriminasi dapat di bedakan dengan jelas. Prasangka bersumber dari suatu sikap. Diskriminasi menunjuk kepada suatu tindakan. dalam pergaulan sehari -hari sikap berprasngka dan diskriminasi seolah-olah menyatu . Tak dapat dipisahkan. seorang yang mempunyai prasangka rasial, biasanya bertindak diskriminasi terhadap ras yang  prasangkanya. Walaupun begitu, biasa saja seseorang bertindak diskriminatif tanpa berlatar belakang. Pada suatu prasangka.
c. Sebab-sebab timbulnya prasangka dan diskriminatif
            a) Berlatar belakang sejarah
                        Orang-orang kulit putih di Amerika serikat berprasangka negatif terhadap Orang-orang Negro, bahwa orang-orang kulit putih sebagai tuan dan orang-oarng Negro ber status budak. Walaupun reputasi dan prestasi orang-orang Negro dewasa ini cukup dapat di banggakan, terutama dalam bidang olah raga, akan tetapi prasangka terhdap orang-orang Negro sebagai biang keladi kerusakan  
b) dilatar belakangi oleh perkembangan sosio-kultural dan situsional
                        Praasangka muncul dan berkembang dari suatu individi terhadap individu lain, atau terhadap keklompok sosial tertentu manakala terjadi penurunan status atau terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) Oleh pimpinan perusahaan terhadap karyawannya.
                        Pada sisi lain prasangka dapat berkembang lebih jauh sebagai akibat adanya jurang pemisah antara kelompok orang-orang kaya  dengan golongan orang-orang miskin harta kekayaan orang-orng kaya baru,  di prasangkai bahwa harta-harta itu didapat dari usaha-usaha yang tidak halal antara lain usaha korupsi dan penyalah gunaan wewenang sebagai pejabat dan lain sebagainya.
            c) bersumber dari faktor kepribadian Keadaan frustasi dari beberapa orang atau kelaompok sosaial tertentu merupakan kondisi yang cukup untuk menimbulkan tingkah laku agresif.
            d) Belatar belakang dari perbedaan keyakinan, kepercayaan dan agama
Bisa di tambah lagi dengan perbedaan pandangan politik, ekonomi dan ideologi. Prasangka yang berakar dari hal-hal tersebut di atas dapat di katakan sebagai suatu prasangka yang bersifat universal.
d Usaha mengurangi/menghilangkan prasangka dan diskriminasi
            a) Perbaikan kondisi sosial ekonomi
                        Pemerataan pembangunan dan usaha peningkatan pendapatan bagi warga negara Indonesia   yang masih tergolong dibawah garis kemiskina akan mengurangi adanya kesenjangan-kesenjangan antara si kaya dan si miskin
            b) Perluasan kesempatan belajar
                        Adanya usaha-usaha pemerintah dlam perluasan kesempatan belajr bagi selurujh warga negara Indonesia, paling tidak dapat mengurangi prasangka bahwa program pendidikan, trutama pendidikan tinggi hanya dapat di nikamati oleh kalangan masyarakat menenagah dan kalangan atas. Mengapa / untuk mencapai pendidikan tertentu di perguruan tinggi memang mahal. Untuk mencapai jenjanng pendidikan tertentu, seliain harus memiliki kemamapuan otak , juga harus pnya modal.
            c) sikap terbuka dan sikap lapang
                         Harus selalu kita sadari bahwa berbagai tantangan yang datang dari luar maupun yang datang dari dalam negeri semuanya akan dapat merongsong  ke utuhan negara dan bangsa .
            d) Ethnosentrisme
                        Setiap suku bangsa atau ras tertentu akan memiliki ciri khas kebudayaan, yang sekaligus jadi kebanggaan mereka. suku bangsa dan ras tersebut dalam kehidupan sehari-hari bertingkah laku sejalan dengan norma-norma, nilai -nilaiyang terkandung dan bersifat dalam kebudayaan tersebut.

C. Pertentangan sosial/ketegangan dalam masyarakat
            Konflik (pertentangan) mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas dari pada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar dan perang. dasar konflik berbeda-beda. dalam hal ini terdapat tiga elemen dasar yang merupakan ciri-ciri dari situasi knflik yaitu:
1)      terdapatnya dua atau lebih yunit yunit atau bagia-bagian yang terlibat didalam konflik.
2)      yunit yunit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujan, masalah-masalah, nilaia-nilai, sikap-sikap maupun gagasan-gagasan.
3)      terdapatnya nteraksi diantara bagian-bagian yang mempunyai  perbedaan-perbedaan tersebut.
            Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dari emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya,misalnya kebencian atau permusahan, konfilk dapat terjadi pada lingkungan yang paling kencil yaitu individu samapai kepada lingkup yang luas, yaitu masyarakat.
1)      pada tarap didalam diri seseorang, konflik menunjuk kepada adanya pertentangan, ketidak pastian, atau emosi-emosi dan dorongan-dorongan yang antagonistik didalam dri seseorang.
2)      pada tarap kelompok, konflik-konflik ditimbulkan dari konflik-konfik yang terjadi didalam diri individu, dari perbebedaa-perbedaan pada para anggota kelompok, dalam tujuan , nilai-nilai, dan norma-norma motivasi-motivasi mereka untk menjaddi anggota kelompok, serta minta-minat mereka.
3)      pada tarap masyarakat, konflik uga bersumber pada perbedaan dianta nilai-nilai dan norma-norma kelompok yang bersangkutan.
4)      perbedaan dalam tujuan-tujan, nilai, dan norma, serta minat, disebabkan  oleh adanya perbedaan pengalaman hidup dan sumber sumber sosia-ekonomis didalam suatu kebudayaan tertentu dengan yang ada pada kebudayaan kebudayaan lain.
            Adapun cara-cara konflik pemecahan konflik tersbut adalah sebagai berikut  :
1)      Elimenation yaitu, pengunduhan diri dari salah satu pihak yang terlihak didalan konflik, yang diungkapkan :
a.       kami mengalah
b.      kami mendongkol
c.       kami keluar
d.      kami membentuk kelompok kami sendiri
2)      subjugation atau domination, artinya orang atau pihakyang mempuntai kekuatan terbesar dapatmemaksa orang atau pihak lain untuk mentaatinya. tentu saja cara ini bukan suatu cara pemecahan yang memuaskan bagi pihak-pihak yang terlibat
3)      majority rule artinya suara trbanyak yang ditentukan dengan voting , akan menetukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argomintasi. pada hakikatnya majority merupakan salah satu bentuk dari subjugation.
4)      minority consenti, artinya kelompok-kelompok mayoritas yang menang, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan,dan menerima keputusan sera sepakat untuk melakukan kegiatan bersama.
5)      compromise (kompromi) artinya kedua atau semua sub kelompok yang terlibat dalam konflik, berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah(halfway)
6)      integration (intergrasi) artinya pendapat pendapat yang bertentangan didiskusikan dipertimbangkan dan ditala'ah kembali samapai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagoi semua pihak. intergasi merupakan cara pemecahan konflik yang palng dewasa (albreti, bandora, 1969).
            Setelah perang dunia ke 2 selesai, sejumlah asia dinegara mendapat peluang , menyatakan kemerdekaannya, seperti, india, burma, malaysai, dan indonesia.pada umunya negara-negar tersebut dijajah oleh negara-negara barat selama waktu yang lama.
            Dalam masa penjajahan rakyat setempat tidak diberikan kesmpatan yang luas dalam ikut serta dalam bidang pemerintahan. pengetahuan pengalama yang serba sedikit dalam bidang pemreintahan, dan menimbulkan masalah setelah mencapai kemerdekaan. Negara indonesia sebagai bagian dari negar-negara di asia negara menghadap beberapa masalah atau problem setelah mencapai kemerdekaan pada tahu 1945.
            Pada dasarnya problem yang dihadapi oleh negara indonesia meliputi :
1)      problem pemerintahan
2)      problem idiologi bangsa
3)      problem kedaerahan dan minoritas

D. GOLONGAN-GOLONGAN YANG BERBEDA DAN INTEGRASI SOSIAL
a) Masyarakat majemuk dan nasion Indonesia
            Masyarakat Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk, yaitu suatu masyarakat Negara yang terdiri dari beberapa suku bangsa atau golongan sosial yang di persatukan oleh kekuatan Nasional, yaitu berwujud Negara Indonesia.
            Masyarakat yang majemuk tersebut di paersatukan oleh sistem nasional yang mengintegrasikannya melalui jaringan-jaringan administrasi pemerintahan, politik, ekonomi dan sosial yang terpusat di kota-kota. Untuj lebih jelas dikemukakan aspek dari kemasyarakatan tersebut.

            1) Suku bangsa dan kebudayaanya
Indonesia terdiri dari sekitar 13.000 buah pulau besar dan kecil dan sejumlah laut, selat dan samudera mewujudkan satu daerah atau lingkungan alam yang berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Perbedaan lingkungan alam mempengaruhi ciri-ciri jasmaniah penduduk di masing-masing daerah sehingga pnduduk Indonesia mewujudkan ciri-ciri jasmaniah yang berbeda-beda.
            Daerah-daerah di Indonesia yang tersebar luas terdiri dari sejumalah sku bangsa yang dikenal pula dengan masyarakat daerah. Di sumatera dikenal beberapa suku bangsa seperti: Aceh, Batak, Minangkabau, dan sebagainya. Di kalimantan terkaenal suku bangsa Dayak, Banjar.
2) Agama
            Dilibat dari segi historis suku-suku bangsa di Indonesia mempunyai toleransi yang besar terhadap agam yang atau kepercayaan yang lain .Sebelum agama hindu yang berasal di India, orang-orang Indonesai sudah mempnyai kepercayaan sendiri yang biasa disebut denagn istilah animisme dan dinamisme. Agama hindu datang di Indonesia dengan jalan damai. Kontak agama tersebut melalui jalan perdagangan.
3) Bahasa
            Pada suku-suku yang bermacam-macam itu terikat pula oleh satu persamaan yaitu bahasa. Bahasa yang merupakan alat komunikasi yang merupakan alat komunikasi dalam melaksanakan interaksi sosial diantara kelompoknya.
4) Nasion indonesia
            Diluar suku bangsa batak, minang kabau, sunda, jawa, bugis, bali,banjar,sasak dan sebagainya diindonesia masih terdapat satu nasion baru. Yaitu nasion indonesia.
Nasion merupakan kesatuan solidaritas, yang terbentuk berbagai hasil proses setelah kemerdekaan tahun 1945. Nasion indonesia merupakan suatu federasi antara suku bangsa yang masing-masing merupakan kesatuan tersendiri dan federasi ini tetap mempertahankan kesatuan mereka masing-masing.
b.         Integrasi
                        Penduduk indonesia yang menempati wilayah yang luas iini bukan hanya terikat oleh satu sistem kebudayaan, tetapi banyak sistem kebudayaan. Sistem kebudayaan yang berlaku diindonesia:
1.       Sistem kebudayaan daerah.
2.      Sistem kebudayaan agama, seperti islam, kristen, hindu dan budha.
3.      Sistem kebudayaan Nasional.
4.      Sistem kebudayaan Asing seperti:cina, arab.
           Keempat unsur tersebut merupakan unsur dari kebudayaan Nasional.
           Keempat unsur tersebut sekaligus menjadi landasn atau corak masalah dihadapi oleh masyarakat indonesia yang majmuk.Variabel lain yang dapat menjadi penghambat dalam integrasi adalah:
1.      Klaim atau tuntunan penguasaan yang dianggap sebagai miliknya.
2.      Isu asli tidak asli.
3.      Isu Agama.
4.      Perasangka dan ethnosentrisme[2].











BAB III
PENUTUP
 A. Kesimpulan
            Prasangka adalah sikap negatif atau juaga dapat bersifat positif terhadap sesuatu, prasangka dibedakan dengan deskriminasi.prasangka bersumber dari suatu sikap . Diskriminasi menunjuk pada suatu tindakan.
            Prasangka dan Diskriminasi tidak muncul dari segolongan orang-orang kampungan berpendidikan rendah, tetapi juga di kalangan orang-orang intelek seperti para pemimpin dan Negarawan berkaliber nasional maupun internasional.
B. Saran
            Setiap orang atau kelompok dalam menghadapi masalah sosial selalu melihat dari sistem nilai yang berlaku pada kelompoknya. Oleh karena itu masyarakat indonesia merupakan masyarakat majmuk dan dari itu kesadaran kesadaran akan pengertian adanya perbedaan kebudayaan sistem nilai , perbedaan sistem agama yang ada di Indonesia adalah penting bagi bangsa Indonesia.












DAFTAR PUSTAKA
 Ahmadi,Abu, Ilmu sosial dasar,(jakarta):PT RINEKA CIPTA)
Wahyu , Ilmu sosial dasar,(Surabaya-Indonesia),Usaha Nasional)




[1]  Wahyu , Ilmu sosial dasar,(Surabaya-Indonesia),Usaha Nasional)hal 149-150
[2] Abu Ahmadi,Ilmu sosial dasar,(jakarta),PT RINEKA CIPTA), hal 270-29