MAKALAH
KONFLIK SOSIAL
dan INTEGRASI MASYARAKAT
Makalah
ini diajukan untuk memenuhi tugas
Mata
kuliah: IAD/ISD/IBD Dosen pengampu:
Mohammad Hefni, M.Si
Oleh:
Imam
Hanafi
PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
PAMEKASAN
2016
PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
PAMEKASAN
2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa
kami hadirkan atas segala kasih saying yang telah kami terima, sehingga ini
dapat terselesaikan dengan baik, tanpa
hambatan yang berarti.
Makalah yang
berjudul “konflik sosial dan integrasi
masyarakat” ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah IAD/IBD/ISD. Atas tersesusunnya
makalah ini, tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih yang tiada terhingga
kepada Bapak selaku dosen serta pembimbing kami dalam menyelesaikan makalah
ini.
Kepada semua
pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan atas terselesainya makalah
ini. Kepada seluruh teman kami yang telah memberikan dukungan kepada kami. Atas
jasa tersebut penulis hanya mampu berdo’a, semoga Allah SWT berkenan
menerimanya sebagai amal kebaikan.
Dalam
menyelesaikan makalah ini, penulis telah berupaya semaksimal mungkin untuk
menghindari kesalahan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca sangat kami butuhkan, untuk demi kebaikan penulisan
lebih lanjut. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Pamekasan,
30 Oktober 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman judul..........................................................................................i
Kata
pengantar.........................................................................................ii
Daftar
isi..................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang..................................................................................1
1.2 Rumusan
Masalah.......................................................................1
1.3 Tujuan
Masalah............................................................................1
BAB
II PEMBAHASAN
2.1
Perbedaan pertentangan……………………………………………….2
2.2 Prasangka, diskriminasi dan
ethnosentrisme…………………………..3
2.3 Pertentangan sosialdan ketegangan dalam
masyarakat………………..6
2.4 Perbedaan golongan dan integrasi
masyarakat…………………….....9
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan...................................................................................................12
3.2
Saran..............................................................................................................12
ABSTRAK
1.
Perasangka adalah sikap negatif atau juga dapat bersifat positif
terhadap sesuatu.Prasangaka dibedakan dengan Diskriminasi. Prasangka bersumber
dari suatu titik. Diskriminasi menunjukkan pada suatu tindakan.
2.
Prasangka dan Diskriminasi tidak muncul dari segolongan orang-orang kampungan
berpendidikan rendah, tetapi juga dikalangan orang-orang intelek seperti para
pemimpin dan negarawan berkaliber nasional maupu internasional. Opini umum
berpendapat bahwa lahirnya peluru-peluru kendali ICBM (peluru-peluru kendali
antar benua) yang dibuat oleh negara-negara adikuasa (super power) adalah
sebagai akibat adanya akumulasi dari prasangka yang berlebihan di antara
negara-negar Adikuasa.
3.
Sebab-sebab timbulnya prasangka:
a.
berlatar belakang sejarah.
b.
dilatar belakangi oleh perkembangan sosiokultural dan situasional.
c.
bersumber dari faktor kepribadian.
d.
berlatar belakan dari perbedaan keyakinan, kepercayaan agama
4.
Daya upaya untuk mengurangi/menghilangkan prasanka dan
Diskriminasi:
a.
perbaikan kondisi sosial ekonomi.
b.
perluasan kesempatan belajar, dan
c.
adanya sikapterbuka dan lapang.
5.
Bahwa pertentangan sosial dapat terjadi di masyarakat sebagai
akibat dari adanya interaksi sosial. Masalah akan lebih menonjol lagi di
masyarakat yang bersifat majemuk seperti Indonesia ini. Setaip orang atau
keompok dalam menghadapi masalah sosial selalu melihat dari sistem nilai yang
berlaku pada kelompoknya.
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Diberikannya
ilmu sosial dasar (ISD), di mulai banyaknya kritik-kritik yang di tujukan pada
sistem pendidikan di perguruan tinggi oleh sejumlah cendikiawan terutama sarjana pendidikan, sosial dan
kebudayaan. Mereka menganggap sistem pendidikan
yang tengah berlangsung saat ini,berbau kolonial dan masih merupakan warisan
sistem pendidikan pemerintah belanda, yaitu kelanjutan dari `politik balas budi`(etische politik) yang di
anjurkan oleh Conrad Theodore Van Deventer , bertujuan menghasilksn
tenaga-tenaga terampil untuk menjadi `tukang-tukang` yang mengisi birokrasi mereka di bidang
administrasi, pedagang, teknik, dan keahlian lain dalam tujuan ekploitasi kekayaan negara.
Kekayaan
sekarang masih dirasakan banyaknya tenaga ahli yang berpengetahuan keahlian
secara khusus dan mendalam (spesialisasi), sehingga orientasi dan wawasannya
sempit. Padahal sumbangan pemikiran dan adanya komunikasi ilmiah antar disiplin
ilmu, diperlukan dalam memecahkan berbagai masalah-masalah sosial masyarakat
yang demikian kompleks.
B.Rumusan Masalah
1.
Apa perbedaan pertentangan?
2. Prasangka,
deskriminasi, dan ethnosentrisme?
3. Apa yang
dimaksud pertentangan sosial atau ketegangan dalam masyarakat?
4.
Apa yang dimaksud perbedaan golongan dan integrasi masyarakat?
C. Tujuan Pembahasan
1.
Bagaimana untuk mengetahui perbedaan pertentangan?
2.
Bagaimana untuk mengetahui prasangka,
diskriminasi, dan ethnosentrisme?
3. Bagaimana untuk
mengetahui pertentangan sosial atau ketegangan dalam masyarakat?
4. Bagaimana untuk
mengetahui perbedaan golongan dan integrasi masyarakat?
BAB II
PEMBAHASAN
A.Perbedaan kepentingan
kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu.
Individu bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi kepentingannya.
Kepentingan ini sifatnya esensial bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri.
Jika individu rhasl dalam memenuhi
kepentingannya, maka memenuhi kepentingan ini akan banyak menimbulkan masalah
baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya.
Dengan
berperang kepada prinsip bahwa tingkah laku individu merupakan cara atau alat
dalam memenuh kepentingannya, maka kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh individu di dalam masyarakat pada hakikatnya
merupakan manifestasi pemenuhan dari kepentingan tersebut.
Pada umumnya secar psikologis di kenal ada dua jenis kepentingan
dalam diri individu yaitu kepentingan
dalam memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/ psikologis. Oleh karena
individu yang sama persis di dalam
aspek-aspek pribadinya, baik jasmani
maupun rohani, maka dengan sendirinya timbul perbedaan individu dalam
halkepentingannya. perbedaan tersebut secara garis besar disebabkan oleh dua
faktor, yaitu faktor prmbwaan dan faktor sosial sebgai komponen utama bagi terbentuknya keunikan individu.
perbedaan pembawaan akan memungkinkan perbedaan
individu dalam hal kepentingannya meskipun dengan lingkungan yang sama. sebaliknya lingkungan yang berbeda akan
memungkinkan timbulnya perbedaan individu
dalam hal kepentingan meskipun pembawaanya sama.
perbedaan
kepntingan itu antara lain seabgai berikut:
1.
kepentingan
individu untuk memperoleh kasih sayang
2.
kepentingan individu
untuk memperole harga diri
3.
kepentingan
individu untuk memperoleh penghargaan yang sama.
4.
kepentingan
individu untuk memperoleh pristasi dan posisi.
5.
kepentingan
individu untuk dibutuhkan oleh orang laian.
6.
kepentingan
indvidu untuk memperoleh kedudukan didalam kelompoknya.
7.
kepentingan
individu untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri.
8.
kepentingan
individu untuk memperoleh kemerdekaan diri[1].
B.PRASANGKA, DISKRIMASI, DAN ETHNOSENTRIME
Ø prasangka dan diskrimasi
prsangka
dan diskriminasi merupaka sebuah hal yang ada relevansinya. kedua tindakan tersebut dapat merugikan
pertumbuhan perkembagan dan bahkan intregasi masyarakat. dari peristiwa kecil
yang menyangkut dua orang dapat meluas dan menjalar,
melibatkan sepuluh orang, golongan atau wilayah atau wilayah di sertai
tindakan-tindakan kekerasan dan desdruktif yang merugikan
prasangka
mempunyai dasar pribadi, dimana setiap orang memilikinya sejak masih kunusur
sikip bermusuhan sudah namapak melalui proses
dan semakin besarnya, membuat sikap cendrung untuk membeda bedakan
perbedaan yang secara sosial dilaksanakan antar lembaga atau kelempok dapat
menimbulkan prasangka. kerugiannya
prasangka melalui hubungan pribadi akan menjalar, bahkan
melembaga (turun temurun) sehingga tidak heran kalau prasangka ada apada mereka yang berfikirnya sederhan dan
masyarakat yang tergolong cendikiawan, sarjana, pemimpin atau negarawan. jadi
prasangka pada dasarnya pribadi dan dimilik bersama. oleh karena itu perlu
mendapatkan perhatian dengan seksama mengingat
bangsa indonesia berdiri dari berbgai suku bangsa atau masyarakat, multi-
etnik.
Suatu
hal yang saling berkaitan, apa bila seorang individu mempunyai prasangka rasial
biasanya bertindak diskriminatif terhadap ras yang diprasangkanya. tetapi dapat
pula yang bertindak diskriminatif
dtanpa didasari prasangka, dan sebaliknya yang prasangka dapat saja
bertndak tidak diskriminati. perbedaan terpokok anatara prasangka dan
diskrimatif bahwa prsangka menenjukkan pada aspek sikap, sedangkan diskriminatif
pada tindakan. menurut morgan (1966) sikap adalah kecenderungan berespon baik
secara positif atau negatif terhadap
orang,obyek atau situasi. Sikap seseorang baru di ketahui bila ia mudah bertindak atau bertingkah laku. Oleh
karena itu bisa saja bahwa sikap bertentangan dengan tngkah laku atau tindakan.
jadi prasangka merupakan kecendrunagn yang tidak tampak, dan sebagai tindak
lanjutnya timbul tindakan, aksi yang sifatnya realistis.Dengan demikian
diskriminatif merupakan tindakan yang realistis, sedangkan prasngka tidak
realistis dan hanya diketahui oleh diri individu masing-masing.
b. Perbedaan Prasangka dan
Diskriminasi
Tidak
sedikit orang yang berprasangka, namun banyak juga orang-orang yang lebih sukar
untuk berprasangka . Mengapa terjadi perbedaan cukup menyolok? Tampaknya kepribadiaan
dan intelegensa, juga faktor lingkungan cukup berkaitan dengan munculnya
prasangka. Namun demikian belum jelas benar ciri-ciri kepribadin mana yang
membuat seseprang mudah berprasangka. Sementara pendapat menyebutkan orang yang
berintelegensitinggi, lebih sukar bersikap berprasangka,. Mengapa? karena
orang-orang ini bersifat dan bersikap kritis. Tetapi fakta-fakta dalam
kehidupan sehari-hari menunjukkan bahwa mereka yang tergolong dalam permaslahan
kaum cendikiawan, bahkan juga para pemimpin dan juga isa berprasangka. Bukannya
lahirnya senjata-senjata antar benua (Inte rcontinental Balistic Misille ICBM)
adalah suatu prasangka yang berlebihan dari para pemimpi, negarawan
negara-negara adikuasa (superpower). Bukankah pemasangan rudal-rudal jarak
pendek milik Amerika Serikat di daratan Eropa adalah bsuatu manifestasi dari
prasangka Amerika serikat terhada rivalnya yaitu Uni Soviet? kondisi
lingkungan/wilayah yang tidak mapanpun cukup beralasan untuk bisa menimbulakan
prasangka suatu individu atau kelompok sosial tertentu. Dalam kondisi
persaingan untuk mencapai akumulasi material tertentu, atau untuk meraih status
sosial bagi suatu individu atau kelompok sosial tertentu. pada suatu
lingkungan/wilayah dimana norma-norma da tatahukum dalam kondidsi goyah, dapat
merangsang munculnya prasangka dan deskriminasi. Antara prasangka dan deskriminasi dapat di
bedakan dengan jelas. Prasangka bersumber dari suatu sikap. Diskriminasi
menunjuk kepada suatu tindakan. dalam pergaulan sehari -hari sikap berprasngka
dan diskriminasi seolah-olah menyatu . Tak dapat dipisahkan. seorang yang
mempunyai prasangka rasial, biasanya bertindak diskriminasi terhadap ras
yang prasangkanya. Walaupun begitu,
biasa saja seseorang bertindak diskriminatif tanpa berlatar belakang. Pada
suatu prasangka.
c. Sebab-sebab timbulnya prasangka dan diskriminatif
a)
Berlatar belakang sejarah
Orang-orang kulit putih di Amerika serikat berprasangka
negatif terhadap Orang-orang Negro, bahwa orang-orang kulit putih sebagai tuan
dan orang-oarng Negro ber status budak. Walaupun reputasi dan prestasi
orang-orang Negro dewasa ini cukup dapat di banggakan, terutama dalam bidang
olah raga, akan tetapi prasangka terhdap orang-orang Negro sebagai biang keladi
kerusakan
b) dilatar belakangi oleh perkembangan sosio-kultural dan
situsional
Praasangka
muncul dan berkembang dari suatu individi terhadap individu lain, atau terhadap
keklompok sosial tertentu manakala terjadi penurunan status atau terjadi
pemutusan hubungan kerja (PHK) Oleh pimpinan perusahaan terhadap karyawannya.
Pada
sisi lain prasangka dapat berkembang lebih jauh sebagai akibat adanya jurang
pemisah antara kelompok orang-orang kaya
dengan golongan orang-orang miskin harta kekayaan orang-orng kaya
baru, di prasangkai bahwa harta-harta
itu didapat dari usaha-usaha yang tidak halal antara lain usaha korupsi dan
penyalah gunaan wewenang sebagai pejabat dan lain sebagainya.
c)
bersumber dari faktor kepribadian Keadaan frustasi dari beberapa orang atau
kelaompok sosaial tertentu merupakan kondisi yang cukup untuk menimbulkan
tingkah laku agresif.
d)
Belatar belakang dari perbedaan keyakinan, kepercayaan dan agama
Bisa di tambah lagi dengan perbedaan
pandangan politik, ekonomi dan ideologi. Prasangka yang berakar dari hal-hal
tersebut di atas dapat di katakan sebagai suatu prasangka yang bersifat
universal.
d Usaha mengurangi/menghilangkan prasangka dan diskriminasi
a) Perbaikan kondisi
sosial ekonomi
Pemerataan pembangunan dan usaha peningkatan pendapatan
bagi warga negara Indonesia yang masih tergolong dibawah garis kemiskina
akan mengurangi adanya kesenjangan-kesenjangan antara si kaya dan si miskin
b) Perluasan kesempatan
belajar
Adanya usaha-usaha
pemerintah dlam perluasan kesempatan belajr bagi selurujh warga negara
Indonesia, paling tidak dapat mengurangi prasangka bahwa program pendidikan,
trutama pendidikan tinggi hanya dapat di nikamati oleh kalangan masyarakat
menenagah dan kalangan atas. Mengapa / untuk mencapai pendidikan tertentu di
perguruan tinggi memang mahal. Untuk mencapai jenjanng pendidikan tertentu,
seliain harus memiliki kemamapuan otak , juga harus pnya modal.
c) sikap terbuka dan sikap
lapang
Harus selalu kita sadari bahwa berbagai
tantangan yang datang dari luar maupun yang datang dari dalam negeri semuanya
akan dapat merongsong ke utuhan negara
dan bangsa .
d) Ethnosentrisme
Setiap suku bangsa atau ras tertentu
akan memiliki ciri khas kebudayaan, yang sekaligus jadi kebanggaan mereka. suku
bangsa dan ras tersebut dalam kehidupan sehari-hari bertingkah laku sejalan
dengan norma-norma, nilai -nilaiyang terkandung dan bersifat dalam kebudayaan
tersebut.
C. Pertentangan sosial/ketegangan
dalam masyarakat
Konflik
(pertentangan) mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas dari
pada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan
yang kasar dan perang. dasar konflik berbeda-beda. dalam hal ini terdapat tiga
elemen dasar yang merupakan ciri-ciri dari situasi knflik yaitu:
1)
terdapatnya dua
atau lebih yunit yunit atau bagia-bagian yang terlibat didalam konflik.
2)
yunit yunit
tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan-kebutuhan,
tujuan-tujan, masalah-masalah, nilaia-nilai, sikap-sikap maupun
gagasan-gagasan.
3)
terdapatnya
nteraksi diantara bagian-bagian yang mempunyai
perbedaan-perbedaan tersebut.
Konflik
merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dari emosi-emosi tertentu yang
sering dihubungkan dengannya,misalnya kebencian atau permusahan, konfilk dapat
terjadi pada lingkungan yang paling kencil yaitu individu samapai kepada
lingkup yang luas, yaitu masyarakat.
1)
pada tarap
didalam diri seseorang, konflik menunjuk kepada adanya pertentangan, ketidak
pastian, atau emosi-emosi dan dorongan-dorongan yang antagonistik didalam dri
seseorang.
2)
pada tarap
kelompok, konflik-konflik ditimbulkan dari konflik-konfik yang terjadi didalam
diri individu, dari perbebedaa-perbedaan pada para anggota kelompok, dalam
tujuan , nilai-nilai, dan norma-norma motivasi-motivasi mereka untk menjaddi
anggota kelompok, serta minta-minat mereka.
3)
pada tarap
masyarakat, konflik uga bersumber pada perbedaan dianta nilai-nilai dan
norma-norma kelompok yang bersangkutan.
4)
perbedaan dalam
tujuan-tujan, nilai, dan norma, serta minat, disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman hidup dan
sumber sumber sosia-ekonomis didalam suatu kebudayaan tertentu dengan yang ada
pada kebudayaan kebudayaan lain.
Adapun
cara-cara konflik pemecahan konflik tersbut adalah sebagai berikut :
1)
Elimenation
yaitu, pengunduhan diri dari salah satu pihak yang terlihak didalan konflik,
yang diungkapkan :
a.
kami mengalah
b.
kami mendongkol
c.
kami keluar
d.
kami membentuk
kelompok kami sendiri
2)
subjugation
atau domination, artinya orang atau pihakyang mempuntai kekuatan terbesar
dapatmemaksa orang atau pihak lain untuk mentaatinya. tentu saja cara ini bukan
suatu cara pemecahan yang memuaskan bagi pihak-pihak yang terlibat
3)
majority rule
artinya suara trbanyak yang ditentukan dengan voting , akan menetukan
keputusan, tanpa mempertimbangkan argomintasi. pada hakikatnya majority
merupakan salah satu bentuk dari subjugation.
4)
minority
consenti, artinya kelompok-kelompok mayoritas yang menang, namun kelompok
minoritas tidak merasa dikalahkan,dan menerima keputusan sera sepakat untuk
melakukan kegiatan bersama.
5)
compromise
(kompromi) artinya kedua atau semua sub kelompok yang terlibat dalam konflik,
berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah(halfway)
6)
integration
(intergrasi) artinya pendapat pendapat yang bertentangan didiskusikan
dipertimbangkan dan ditala'ah kembali samapai kelompok mencapai suatu keputusan
yang memuaskan bagoi semua pihak. intergasi merupakan cara pemecahan konflik
yang palng dewasa (albreti, bandora, 1969).
Setelah
perang dunia ke 2 selesai, sejumlah asia dinegara mendapat peluang , menyatakan
kemerdekaannya, seperti, india, burma, malaysai, dan indonesia.pada umunya
negara-negar tersebut dijajah oleh negara-negara barat selama waktu yang lama.
Dalam
masa penjajahan rakyat setempat tidak diberikan kesmpatan yang luas dalam ikut
serta dalam bidang pemerintahan. pengetahuan pengalama yang serba sedikit dalam
bidang pemreintahan, dan menimbulkan masalah setelah mencapai kemerdekaan.
Negara indonesia sebagai bagian dari negar-negara di asia negara menghadap
beberapa masalah atau problem setelah mencapai kemerdekaan pada tahu 1945.
Pada
dasarnya problem yang dihadapi oleh negara indonesia meliputi :
1)
problem
pemerintahan
2)
problem
idiologi bangsa
3)
problem
kedaerahan dan minoritas
D. GOLONGAN-GOLONGAN YANG BERBEDA
DAN INTEGRASI SOSIAL
a) Masyarakat
majemuk dan nasion Indonesia
Masyarakat Indonesia digolongkan
sebagai masyarakat majemuk, yaitu suatu masyarakat Negara yang terdiri dari
beberapa suku bangsa atau golongan sosial yang di persatukan oleh kekuatan
Nasional, yaitu berwujud Negara Indonesia.
Masyarakat yang majemuk tersebut di
paersatukan oleh sistem nasional yang mengintegrasikannya melalui
jaringan-jaringan administrasi pemerintahan, politik, ekonomi dan sosial yang
terpusat di kota-kota. Untuj lebih jelas dikemukakan aspek dari kemasyarakatan
tersebut.
1) Suku bangsa dan kebudayaanya
Indonesia
terdiri dari sekitar 13.000 buah pulau besar dan kecil dan sejumlah laut, selat
dan samudera mewujudkan satu daerah atau lingkungan alam yang berbeda-beda
antara satu dengan lainnya. Perbedaan lingkungan alam mempengaruhi ciri-ciri
jasmaniah penduduk di masing-masing daerah sehingga pnduduk Indonesia
mewujudkan ciri-ciri jasmaniah yang berbeda-beda.
Daerah-daerah di Indonesia yang
tersebar luas terdiri dari sejumalah sku bangsa yang dikenal pula dengan
masyarakat daerah. Di sumatera dikenal beberapa suku bangsa seperti: Aceh,
Batak, Minangkabau, dan sebagainya. Di kalimantan terkaenal suku bangsa Dayak,
Banjar.
2) Agama
Dilibat dari segi historis suku-suku
bangsa di Indonesia mempunyai toleransi yang besar terhadap agam yang atau
kepercayaan yang lain .Sebelum agama hindu yang berasal di India, orang-orang
Indonesai sudah mempnyai kepercayaan sendiri yang biasa disebut denagn istilah
animisme dan dinamisme. Agama hindu datang di Indonesia dengan jalan damai.
Kontak agama tersebut melalui jalan perdagangan.
3) Bahasa
Pada suku-suku yang bermacam-macam
itu terikat pula oleh satu persamaan yaitu bahasa. Bahasa yang merupakan alat
komunikasi yang merupakan alat komunikasi dalam melaksanakan interaksi sosial
diantara kelompoknya.
4) Nasion
indonesia
Diluar
suku bangsa batak, minang kabau, sunda, jawa, bugis, bali,banjar,sasak dan
sebagainya diindonesia masih terdapat satu nasion baru. Yaitu nasion indonesia.
Nasion
merupakan kesatuan solidaritas, yang terbentuk berbagai hasil proses setelah
kemerdekaan tahun 1945. Nasion indonesia merupakan suatu federasi antara suku
bangsa yang masing-masing merupakan kesatuan tersendiri dan federasi ini tetap
mempertahankan kesatuan mereka masing-masing.
b. Integrasi
Penduduk indonesia yang
menempati wilayah yang luas iini bukan hanya terikat oleh satu sistem
kebudayaan, tetapi banyak sistem kebudayaan. Sistem kebudayaan yang berlaku
diindonesia:
1.
Sistem kebudayaan daerah.
2.
Sistem
kebudayaan agama, seperti islam, kristen, hindu dan budha.
3.
Sistem
kebudayaan Nasional.
4.
Sistem
kebudayaan Asing seperti:cina, arab.
Keempat unsur
tersebut merupakan unsur dari kebudayaan Nasional.
Keempat unsur
tersebut sekaligus menjadi landasn atau corak masalah dihadapi oleh masyarakat
indonesia yang majmuk.Variabel lain yang dapat menjadi penghambat dalam
integrasi adalah:
1.
Klaim atau
tuntunan penguasaan yang dianggap sebagai miliknya.
2.
Isu asli tidak
asli.
3.
Isu Agama.
4.
Perasangka dan
ethnosentrisme[2].
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Prasangka adalah sikap negatif atau juaga dapat bersifat positif
terhadap sesuatu, prasangka dibedakan dengan deskriminasi.prasangka bersumber
dari suatu sikap . Diskriminasi menunjuk pada suatu tindakan.
Prasangka
dan Diskriminasi tidak muncul dari segolongan orang-orang kampungan
berpendidikan rendah, tetapi juga di kalangan orang-orang intelek seperti para
pemimpin dan Negarawan berkaliber nasional maupun internasional.
B. Saran
Setiap orang atau kelompok dalam menghadapi masalah sosial selalu
melihat dari sistem nilai yang berlaku pada kelompoknya. Oleh karena itu
masyarakat indonesia merupakan masyarakat majmuk dan dari itu kesadaran
kesadaran akan pengertian adanya perbedaan kebudayaan sistem nilai , perbedaan
sistem agama yang ada di Indonesia adalah penting bagi bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi,Abu, Ilmu sosial dasar,(jakarta):PT RINEKA CIPTA)
Wahyu
, Ilmu sosial dasar,(Surabaya-Indonesia),Usaha Nasional)