Wednesday 11 January 2017

Teknik dan instrumen non tes makalah lengkap





BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Teknik tes merupakan suatu kenyataan bahwa manusia dalam hidupnya berbeda antara individu yang satu dengan yang lainnya. Tidak ada dua individu yang sama persis sma, baik dari segi fisik maupun psikisnya.
Adanya perbedaan individual itu sudah barang tentu akan turut serta menentukan berhasil atau tidaknya individu-individu tersebut dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, baik beupa tugas atau kewajiban bekerja maupun tugas atau kewajiban belajar, sehingga dengan demikian akan berakibat pula adanya perbedaan prestasi kerja maupun prestasi belajarnya.
Teknik non tes dan instrumen nontes dapat dipergunakan jika ingin mengetahui kulitas proses dan produk dari suatu pekerjaan serta hal-hal yang berkenaan dengan domain afektif, seperti sikap, minat, bakat, dan motivasi. Setiap dimensi dan aspek yang diukur memerlukan alat atau instrumen yang berbeda. Pada prinsipnya, setiap melakukan evaluasi pembelajaran, dapat menggunkan teknik tes dan nontes. Keterampilan dapat diukur dengan menggunakan tes perbuatan. Adapun perubahan sikap dan pertumbuhan anak dalam psikologi hanya dapat diukur dengan teknik non tes. Dengan kata lain, banyak aspek pembelajaran termasuk jenis hasil belajar yang hanya dapat diukur denganteknik non tes. Jika evaluator hnaya menggunakan teknik tes saja,  tentu data yang dikumpulkan menjadi kurang lengkap dan tidak bermakna, bahkan dapat merugikan pihak-pihak tertentu. Justru teknik non tes igunakan sebagai kritikan sebagai suatu kritikan terhadap kelemahan.

B.            Rumusan Masalah
1.             Apa Pengertian dari Teknik dan Instrumen Non Tes?
2.             Apa  saja macam-macam dari Non Tes?
3.             Apa saja kelebihan dan kekuranga Angket dan Dokumentasi?

C.           Tujuan Masalah
1.             Untuk Mengetahui Pengertian dari Teknik dan Instrumen Non Tes
2.             Untuk Mengetahui Macam-Macam dari Non Tes
3.             Untuk Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Angket dan Dokumentasi


BAB II
PEMBAHASAN

A.           Pengertian Teknik dan Instrumen Non Tes
Teknis Tes adalah suatu teknis dalam evaluasi yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar  dengan menggunakan alat tes. Adapun  yang dimaksud dengan tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau  serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak, sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut, yang dapat dibandingakan dengan nilai yang dicapai anak-anak lain atau dengan nilai standar yang ditetapkan.[1]
Teknik non tes adalah alat penilaian yang dilakukan tanpa melalui tes. Tes ini di gunakan untuk menilai karakteristik lain dari murid, misalnya komitmen ibadah murid.[2]Teknik non tes merupakan cara penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan tanpa menguji peserta didik tetapi dengan melakukan pengamatan secara sistematis.
Alat ukur non tes ini sangat berguna, terutama  pada evaluasi hasil pembelajaran yang berkaitan erat dengan kualitas pribadi, dan keterampilan yang hanya tepat dievaluasi melalui penampilan sebagai efek penguasaan domain keterampilan. Alat ukur non tes ini juga  tepat untuk menilai, bukan saja yang berkaitan erat dengan proses belajar menganjar, tetapi juga banyak dipakai dalam kegiatan diluar kelas, seperti penelitian atau bentuk proyek lain yang dilakukan dalam kaitannya dengan manajeman lembaga pendidikan.[3]

B.            Macam-Macam Non Tes
1.             Angket (Kuesioner)
Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang dipergunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti tentang laporan pribadinya.[4]Angket sebagai alat pengumpul data mempunyai ciri khas yang membedakan dengan alat pengumpul data lainnya. Ciri khas itu terletak pada pengumpulan data melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari sumber data yang berupa orang.[5]
Angket merupakan salah satu instrumen yang sering digunakan dalam kegiatan pengukuran dan penelitian pendidikan. Angket tersebut umunya digunakan untuk mengungkapkan opini atau sikap anak terhadap suatu permasalahan. Namun tidaklah mudah mengonstruk butur angket (berupa peranyaan) sehingga mampu mengukur konstruk yang diinginkan.[6]Untuk itu, bagian yang akan menguraikan teknik penelusuran butir pernyataan angket untuk mengungkapkan sikap anak adalah sebagai berikut:
1.             Konsep sikap
Menurut klausmeler (1985), ada tiga model belajar dalam rangka pembentukan sikap yaitu: mengamati dan meniru, menerima penguatan dan menerima informasi verbal. Ketiga model ini sesuai dengan kepentingan penerapan dalam dunia pendidikan. Pembelajaran model pertama berlangsung melalui pengamatan dan peniruan.[7]
2.             Pernyataan sikap
Skala sikap berupa kumpulan-kumpulan pernyataan-pernyataan sikap yang ditulis, dan dianalisis sedemikian rupa sehingga respons sesesorang terhadap pernyataan tersebut dapat diberi angka (skor) dan kemudian dapat diinterpretaikan. Keberfungsian sikap tergantug pada kelayakan pernyataan-pernyataan sikap dalam skala itu sendiri. Pernyataan sikap (attitide ststements)  adalah rangkaian kalimat yang mengatakan sesuatu mengenai objek sikap yang hendak diungkap.[8]

3.             Perancangan skala sikap
Dalam setiap perencanaan skala psikologis, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan tujuan pengukuran da batasannya. Artinya, ciri-ciri psikologis berupa aspek kepribadian yang hendak diungkap harus diidentifikasi dengan jelas terlebih dahulu, dibatasi oleh konstruk atau konsepsi teoritiknya, selanjutnya didefinisikan secra operasional dalam bentuk indikator-indikator perilaku agar dapat diukur.[9]
4.             Kaidah penulisan pernyataan sikap
Untuk menulis pernyataan sikap, penulis butir dapat memanfaatkan berbgai sumber bacaan dan referensi,gagasan-gagasan,  informasi, hasil pengamatan,  dan kreatifitasnya sendirisepanjang tidak menyimpang dari spesifikasi yang telah dibuat. Sejalan denga itu, untuk menulis pernyataan sikap yang bermutu, penyusun  harus menuruti suatu kaidah atau pedoman penulisan pernyataan agar ciri-ciri penyataan mempunyai kemampuaan membedakan antara kelompok responden yang setuju denga kelompok responden yang tidak setuju terhadap objek sikap.[10]
 Angket terdiri atas beberapa bentuk, yaitu:
1.             Bentuk angket berstruktur, yaitu angket yang menyediakan beberapa kemungkinan jawaban. Bentuk angket berstruktur terdidri atas tiga bentuk, yaitu:
a.    Bentuk jawaban tertutup, yaitu angket yang setiap pertanyaannya sudah tersedia berbagai alternatif jawaban.
b.    Bentuk jawaban tertutup, tetapi pada jawaban terakhir diberikan secara terbuka. Artinya, untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjawab secara terbuka.
c.    Bentuk jawaban bergambar, yaitu angjet yang memberikan jawaban dalam bentuk gambar.
2.             Bentuk angket tak berstruktur yaitu bentuk angket yang memberikan jawaban secara terbuka. Peserta didik secara bebas menjawab pertanyaan tersebut. Hal ini dapat memberikan pemahamannya yang lebih mendalam tentang situasi, tetapi kurang dapat dinilai secara objektif.[11]
Untuk menyusun angket, dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1.             Menyusun kisi-kisi
2.              Menyusun pertanyaan-pertanyaan dan bentuk jawaban yang diinginkan, berstruktur atau tak berstruktur.
3.             Membuat pedoman atau petunjuk cara menjawab pertanyaan, sehingga memudahkan peserta didik untuk menjawab
4.             Jika angket sudah tersusun dengan baik, perlu dilaksanakan uji  coba dilapangan sehingga dapat diketahui kelemahannya
5.             Angket yang sudah diujicobakan dan terdapat kelemahan perlu direvisi
6.             Menggandakan angket sesuai dengan banyaknya jumlah peserta didik.[12]
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun dan menyebarkan angket, yaitu:
1)            Petunjuk harus jelas, singkat dan lengkap sesuai dengan masalah dan tujuan
2)            Pertanyaan harus dirumuskan secara jelas dan singkat dengan bahasa yang sederhana.
3)            Hingga memiliki satu tafsiran
4)            Pertanyaan jangan bersifat memaksa untuk dijawab sehingga membuat responden berpikir yang lebih berat
5)            Menhindari kata-kata yang sugetif (menggiring responden untuk maksud tertentu)
6)            Gunakan kata-kata yang netral dan item-item kuesioner harus dirumuskan dengan tepat.[13]
2.             Dokumentasi
Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk menyediakan dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat dari pencatatan sumber-sumber informasi khusus dari karangan/ tulisan, wasiat, buku.
Evaluasi mengenai kemajuan, perkembangan atau keberhasilan belajar peserta didik tanpa menguji (teknik nontes)juga dapat dilengkapi  atau diperkaya  dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen-dokumen, misalnya dokumen yang memuat informasi mengenai riwayat hidup(auto biografi), seperti kapan dan dimana peserta didik dilahirkan, agama yang dianut, kedududkan anak dilembaga keluarga (anak kandung, angkat,tiri, yatim, yatim piatu, apakah ia pernah mendapat kejuaraan sebagai siswa yang berprestasi di sekolahnya. dll)
Berbagai informasi, baik yang mengenai peserta didik, orang tua dan lingkungannya itu bukan tidak mungkin pada saat-saat tertentu sangat diperlukan sebagai bahan pelengkap bgi pendidik dalam melakukan evaluasi hasil belajar terhadap peserta didiknya. Informasi seperti telah dikemukakan contoh diatas, dapat direkam melalui dokumen yang berbentuk formulir atau blanko isian,  yang harus diisi pada saat peserta didik untuk pertama kali diterima sebagai siswa di sekolah yang bersangkutan.[14]

C.           Kelebihan Dan Kelemahan Dari Angket Dan Dokumentasi
1.             Kelebihan dan kekurangan angket
Angket termasuk alat untuk mengumpulkan dan mencatat data atau informasi, pendapat dan paham dalam hubungan kausal. Angket mempunyai kesamaan dengan wawancara, kecuali dalam implementasinya. Angket dilaksanakan secara tertulis, sedangkan wawancara dilaksanakan secara lisan. Kelebihan-kelebihan angket sebagai berikut:
1)            Responden dapat menjawab dengan bebas tanpa harus dipengaruhi oleh hubungan dengan peneliti atau penilai, waktu reltif lama, sehingga objektivitas dapat terjamin.
2)            Informasi atau data terkumpul lebih mudah karena itemnya homogen.
3)            Dapat digunakan data dari jumlah responden yang besar yang di jadikan sampel.
Kelemahan-kelemahan angket sebagai berikut:
1)            Ada kemungkinan angket diisi oleh orang lain.
2)            Hanya diperuntukkan bagi yang dapat melihat saja
3)            Responden hanya dapat menjawab berdasarkan jawaban yang ada.[15]
2.             Kelebihan Dan Kekurangan Dokumentasi
Metode dokumentasi sebagai metode pengumpulan data yang mempunyai beberapa kelebihan, yaitu:
1)            Metode ini dapat memberikan gambaran berbagai informasi tentang siswa pada waktu yang sudah lampau (direkam atau didokumentasikan).
2)            Berbagai informasi tentang siswa tersebut merupakan bahan kajian yang dapat menghubungkan keadaan siswa dengan masa lainya, apakah keadaan sekarang disebabkan oleh hal yang sudah lalu atau tidak.
3)            Metode ini dapat merekam berbagai jenis data tentang siswa: identitas siswa, identitas orang tua, keadaan dan latar belakang keluarga, lingkungan sosial, data psikis, prestasi belajar, data pendidikan dan data kesehatan jasmani, dan sebagainya.
Selain memiliki kelebihan, metode dokumentasi juga mempunyai kelemahan - kelemahan, yaitu:
1)            Pencatatan dalam dokumen perlu disikapi dengan kritis, apakah pencatatan yang dilakukan terhadap siswa valid atau tidak valid.
2)            Jika ada pencatatan yang tidak lengkap karena sesuatu hal, disengaja atau tidak disengaja, penggunaan dokumen dapat menyesatkan dalam memahami siswa


BAB III
PENUTUP

A.           Kesimpulan
Teknis Tes adalah suatu teknis dalam evaluasi yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar  dengan menggunakan alat tes.
Teknik non tes merupakan cara penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan tanpa menguji peserta didik tetapi dengan melakukan pengamatan secara sistematis.
Macam-Macam Non Tes sebagai berikut:
1.             Angket atau kuesioner
Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang dipergunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti tentang laporan pribadinya
2.             Dokumentasi
Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk menyediakan dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat dari pencatatan sumber-sumber informasi khusus dari karangan/ tulisan, wasiat, buku.
Kelebihan dari angket yaitu Responden dapat menjawab dengan bebas tanpa harus dipengaruhi oleh hubungan dengan peneliti atau penilai, waktu reltif lama, sehingga objektivitas dapat terjamin. Sedangkan Kelemahan-kelemahan angket yaitu Ada kemungkinan angket diisi oleh orang lain.
Metode dokumentasi sebagai metode pengumpulan data yang mempunyai beberapa kelebihan, yaitu: Metode ini dapat memberikan gambaran berbagai informasi tentang siswa pada waktu yang sudah lampau (direkam atau didokumentasikan). Selain memiliki kelebihan, metode dokumentasi juga mempunyai kelemahan - kelemahan, yaitu: Pencatatan dalam dokumen perlu disikapi dengan kritis, apakah pencatatan yang dilakukan terhadap siswa valid atau tidak valid.



DAFTAR PUSTAKA

Arifin,  Zainal Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2013.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Kencana, 2013.
Mulyadi, Evaluasi Pendidikan, Malang: UIN-MALIKI PRESS, 2010.
Sudijono, Anas Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Rajagarafindo Persada,2006.
Sukardi, evaluasi pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
Suprananti, Kuesairi, Pengukuran dan Penilaian Pendidikan, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.


[1]  Mulyadi, Evaluasi Pendidikan,(Malang: UIN-MALIKI PRESS, 2010). Hlm:55
[2]  Ibid. Hlm: 61
[3]   Sukardi, evaluasi pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,2011). Hlm: 169-170
[4]  Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta : Kencana, 2013). Hlm: 194
[5]  Mulyadi, Evaluasi Pendidikan. Hlm: 66
[6]  Kuesairi Suprananti, Pengukuran dan Penilaian Pendidikan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012 ). Hlm: 187
[7]  Ibid. Hlm: 188
[8]  Ibid. Hlm: 193
[9]  Ibid. Hlm: 194
[10]  Ibid. Hlm: 199
[11]  Zainal Arifin,  Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2013). Hlm:167
[12]  Ibid. Hlm: 166-167
[13]  Mulyadi, Evaluasi Pendidikan. Hlm:66
[14]  Anas Sudijono, Evaluasi Pendidikan,(Jakarta: PT Rajagarafindo Persada,2006). Hlm: 90-91
[15]  Zainal Arifin,  Evaluasi Pembelajaran. Hlm: 166